Dosen :
OLEH :
KELOMPOK 1 :
kelas
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu
pengetahuan dalam hal ini kaitannya dengan Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi.
Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami
miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi, terutama
yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang
membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang yang tidak bisa hidup tanpa adanya proses
interaksi dengan manusia di sekitarnya. Asumsi ini bisa dipahami mengingat eksistensi
manusia di muka bumi ini bukanlah berada pada ruang hampa tapi sebaliknya mereka
eksis pada ruang sosial yang diikat oleh ikatan persaudaraan yang kuat yang pada ujung-
sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Termasuk dengan sinergitas dengan alam
semesta.
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini
baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang
seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii
fahman bijahli] “ setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.
Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan
tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan
pikiran pada lapis ketiga ini sangat menentukan apakah kepribadian manusia dapat
tetapi stagnan atau bahkan turun pada lapisan kesadaran yang lebih rendah.
1
Berdasarkan Latar Belakang diatas, Maka Penulis Dapat Merumuskan
3. Apa hakikat kecerdasan dan kesadaran diri yang dimiliki oleh manusia?
system?
spiritual?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah dinyatakan
tingkat eksistensi dunia, yaitu :benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia. Dalam
pengujian kebernaran di dunia alam semesta ini banyak sekali para ilmuan yang
Namun kesimpulannya Hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan, dengan
kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk memulai mengkaji
hal – hal spiritual dengan lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal – hal yang tidak
tampak oleh pancra indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat
keberadaan.
3
2.2 HAKIKAT EKSISTENSI (DUNIA/ALAM SEMESTA)
oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan
diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia
diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah
berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah
Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan
tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan
lain,
Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya memiliki unsur P (Substansi,
materi)
unsur X (Kehidupan)
(Kesadaran)
4
Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang memiliki semua unsur, P,
perubahan – perubahan besar (krisis) dan fluktuasi yang terjadi dalam kehidupan
1. Indriawi, berpandangan bahwa semua nilai etika bersifat relative dan bahwa
kebenaran.
(berada pada alam spiritual) dan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui
pengalaman batin.
1. Domain fisik, domain substansi, materi, dan alam semesta yang dapat
diketahui melalui panca indra, dimana segalanya dibatasi oleh ruang dan
waktu.
5
2.3 HAKIKAT MANUSIA
Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak
hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat
empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia, sebagai berikut:
ditentukan/dibentuk oleh lingkungan. Teori ini juga disebut teori belajar karena
Manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
terhadap lingkungannya.
sebagai pribadi dengan pribadi, bukan sebagai pribadi dengan benda. Dengan
6
kata lain, yang ditekankan adalah hubungan subjek dengan subjek, bukan subjek
dengan benda.
Berikut skema yang dibuat oleh Ardana (2005) tentang hubungan antar lapisan
Tabel 1.1
Manusia adalah bagian dari alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta (makrokosmos) juga ada di alam manusia (mikrokosmos). Oleh karena itu,
alam semesta dan alam manusia sebenarnya sama-sama mempunyai tiga lapisan
keberadaan, yaitu fisik (body), energi pikiran (mind), dan kesadaran murni (roh, soul,
spirit).
Selain itu, ada beberapa pandangan tentang Manusia dari beberapa perspektif,
yaitu:
- Perspektif filsafat :
Menurut filsuf Plato :Manusia adalah makhluk berakal dan akal manusia
7
- Perspektif antropologi :
Manusia tergolong primata yang paling sempurna jasmani dan rohani, sehingga
implikasinya.
Manusia pada dasarnya punya potensi yang baik dan kemampuan yang tak
kualitas insani yang unik yaitu (kemampuan abstraksi, daya analisis dan
memiliki potensi luhur dalam bentuk dimensi spiritual dan fenomena kesadaran
pengalaman spiritual).
- Perspektif Pendidikan :
8
Manusia adalah homo edukatif. Ketidakberdayaan manusia ketika lahir menjadi
- Perspektif Sosiologi :
Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan
thalamus. Neocortex merupakan lapisan otak paling luar yang hanya diimiliki oleh
manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Lapisan ini memungkinkan manusia
penghubung antara belahan kiri neocortex (left cerebral hemisphere) dan belahan kanan
neocortex (right celebral hemisphere). Cerebellum atau sering disebut otak kecil
berfungsi mengatur gerakan dan gerak reflex. Otak reptile terletak dilapisan paling
dalam otak kita dan memiliki fungsi yang berhubungan dengan rasa aman dan rasa takut.
amigdala merupakan funsi mengatur emosi; pituitary gland berfungsi memengaruhi dan
9
mengatur kerja hormone-hormon. Hypothalamus mengontrol hormon-hormon seksual,
agresi, tekanan darah, suhu badan dan rasa haus; sedangkan thalamus berfungsi
mengaktifkan sensor indra yang sedang menerima informasi dari luar. Hippocampus,
amigdala, dan thalamus merupakan bagian dari sistem limbik yang terletak dilapisan/
bagian tengah otak dan fungsi utamanya adalah mengendalikan emosi dan perasaan.
Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Rukky Santoso (2001) pada otak terdapat tiga
puluh miliar sel dan bagian-bagian sel ini membentuk kerja sama yang rumit melalui
bagian-bagian kecil lainnya yang disebut neuron. Ada ratusan miliar jumlah neuron,
suatu jumlah yang melebihi jumlah bintang di galaksi Bimasakti (Maltz, 2004). dilihat
pancaindra, kemudian disalurkan melalui sistem jaringan saraf ke otak untuk diolah dan
Ilmuwan yang pertama kali meneliti tentang belahan otak kiri (left hemisphere)
dan belahan otak kanan (rigthemisphere) adalah roger wolkott Sperry (dalam taugada,
2003). otak kiri menjalankan fungsi berfikir secara kognitif dan rasional dengan
intelektual, objektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan. Sementara itu,
otak kanan mimiliki fungsi berfikir secara efektif dan rasional memiliki karakteristik
yaitu: gelombang alpha, beta, delta dan theta. Getaran/gelombang otak dapat diukur
10
dengan mesin EEG. Gelombang delta mempunyai daerah frekuensi yang paling rendah
sekitar 0.5-4 Hz putaran per detik. Bila dikaitkan dengan kecerdasan (intelligence),
informasi yang dapat diaktifkan dalam suatu latar (setting) kebudayaan untuk
kebudayaan.
mengintegrasikan empat fungsi otak, yaitu fungsi berfikir (kognitif), fungsi efektif,
kognitif merupakan fungsi otak kanan dan otak kiri (neocortex). Fungsi efektif
mengelola emosi dan perasaan yang merupakan fungsi dari system limbik. Fungsi fisik
Fungsi Intuisi adalah pemahaman secara menyeluruh dan sebagian merupakan hasil
sintesis tingkat tinggi dari semua fungsi otak. Konsep kreativitas sudah banyak dikenal
namun, tidak mudah didefenisikan. Clark sediri mengartikan kreativitas sebagai suatu
kondisi dan sikap yang mencerminkan ekspresi tertinggi dari suatu bakat yang dimiliki
seseorang.
Zohar dan MaZrshall (2002) melihat fungsi otak dari tiga cara berpikir atau tiga
ragam kecerdasan, yaitu : proses berpikir seri (Otak Intellectual Quotient-IQ), berpikir
Quotient-SQ). Berpikir seri (otak IQ) menggambarkan cara berpikir linier, logis, dan
tidak melibatkan perasaan. Berpikir asosiatif (otak EQ) menciptakan asosiasi antar hal
misalnya nasi dengan rasa lapar, rumah dengan kenyamanan, salahkan ajing dengan
bahaya, warna merah dengan emosi dan sebagainya berpikir asosiatif Melandasi
11
sebagian besar kecerdasan emosional. berpikir menyatukan (otak SQ) mengintegrasikan
fungsi IQ dan EQ sehingga dapat diperoleh suatu makna atau penyadaran diri. Penelitian
adanya semacam god Spot disekitar Lobus Temoral yang memungkinkan manusia
mengungkapkan bahwa kesadaran intelektual (IQ) merupakan alat yang efektif untuk
mengesplorasi dunia materi serta untuk mengumpulkan modal materil (uang dan segala
sesuatu yang dapat dibeli dengan uang). Kecerdasan hati (EQ) berguna untuk mengasah
dan mengembangkan ketajaman rasa yang diperlukan dalam membangun modal social
modal/kekayaan yang merefleksikan berbagai nilai bersama, visi bersama, dan tujuan
Istilah kecerdasan emosional (EQ) pertama kali dicetuskan oleh (Peter Salovey,
psikolog dari Harvard University dan John Mayer dari Universitas of New Hamsphire
masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan keramahan serta sikap hormat. Istilah
kecerdasan emosional (emotional intelligence) menjadi popular berkat buku best seller
karya Daniel Goleman yang berjudul emotional intelligence yang terbit pada tahun
1995. Golmen (2000) Menjelaskan emosi sebagai suatu perasaan yang disertai pikiran-
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian
12
kecenderungan untuk bertindak. Kecerdasan emosi adalah pengendalian diri dan empati.
Pengendalian diri berkaitan dengan kemampuan memahami diri sendiri sehingga tidak
kehilangan kendali diri yang merugikan diri sendiri, sedangkan empati berkaitan dengan
merugikan orang lain (Patton, 2002). jadi kecerdasan emosional mencakup keterampilan
Istilah kecerdasan spiritual (SQ) pertama kali diperkenalkan oleh Danar Zohar
dan lan Marshall pada tahun 2000 dalam bukunya yang berjudul SQ: Spiritual
defenisi SQ. Zohar dan Marshall sendiri tidak memberikan defenisi, namun hanya
tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit, kualitas hidup yang
dialami oleh visi dan nilai-nilai, keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak
bagaimana ?”, serta memiliki kemudahan untuk selalu bekerja melawan konvensi.
Hawley, 2001 merupakan suatu dimensi alam yang berada diluar jangkauan
indra manusia. untuk lebih menyederhanakan pemahaman pada aspek spiritualitas ini,
“Bila hati kian bersih, pikiranpun selalu jernih, semangat hidup ‘kan gigi,
prestasi mudah diraih. Tapi, bila hati busuk, pikiran jahat membusuk, pikiran jahat
13
merasuk, akhlak kian terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. bila hati kian lapang, hidup
susah senang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang, tetapi bila hati
sempit. Segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir bati terasa sakit.”
illahi, tuhan, roh, jiwa, kebenaran, pengetahuan diri, pengalaman mistis, kedamaian
batin, dan pencerahan. Dalam Bhagavad Gita dijumpai alat (sloka 2.66) sebagai berikut
“Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan yang Maha Kuasa tidak
mungkin memiliki kecerdasan rohani maupun pikiran yang mantap. Tnapa kecerdasan
rohani dan pikiran yang mantap, tidak mungkin ada kedamaian. Tanpa kedamaian,
hubungan langsung antara diri dengan tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni). Dari
a. Pada awalnya para ilmuan hanya mengenal kecerdasan intelektual (IQ). Dengan
Kecerdasan emosional (EQ) berguna untuk mengnal diri dan orang lain serta
14
untuk mencari makna hidup melalui hubungan dengan tuhan (kesadaran tak
c. Ketiga jenis kecerdasan tersebut (IQ, EQ,SQ) merupakan satu kesatuan yang
d. Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang peilaku manusia, mengenai
apa yang baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan manusia dengan
menstimulasi seluruh aktivitas tubuh untuk berinteraksi dengan dunia. Hal ini
dibuktikan bahwa pada waktu mempuyai kesadaran yang penuh ada sesuatu yang
berperan padanya. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan mahluk hidup yang
sadar dengan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan
Descartes, seorang filsuf modern asal Prancis, secara garis besar ia berpendapat
bahwa pikiran manusia merupakan entitas yang lebih tinggi tingkatannya dari pada
tubuh. Pikiran mempunyai prioritas atas tubuh. Fakta bahwa kita dapat berpikir
menunjukkan bahwa manusia merupakan entitas yang memiliki kesadaran. Ada relasi
internal antara kesadaran dan pikiran. Pikiran juga memiliki prioritas atas dunia. Tanpa
pikiran tidak ada realitas eksternal. Dengan demikian pikiran terpisah dari dunia. Pikiran
adalah entitas yang mandiri. Pikiran juga terlepas dari tubuh. Argumen Descartes
15
“Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir. Di dalamnya terletak semua
seharusnya.’
Begitu juga dengan Descartes (dalam Walters, 1996) yang menempatkan pikiran
sedemikian pentingnya sehingga ia mengatakan : “ saya berpikir, karena itu saya ada”
atau mental sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik yang disadari
maupun tidak disadari-yang merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin
Rakhmt (2001) melihat proses berpikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi
: sensasi, presepsi, memori dan berpikir. sensasi merupakan alat pengindraan melalui
sensasi terjadi pada saat alat pengindra merekam informasi lingkungan mengubahnya
menjadi impus-inpus saraf sehingga dipahami oleh otak. Presepsi adalah proses
Dengan kata lain presepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses
memberikan respon.
Hal ini secara jelas disebutkan dalam buku Bhagawad Gita, sloka 6.5 yang
menyebabkan dirinya merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran
juga musuhnya. sifat pikiran adalah liar, tidak ubahnya seperti kuda liar, atau kera,
16
menjadi jinak, tenang. Hanya melalui ketegangan pikiran manusia baru dapat
Alkitab, sebagaimana dikutip oleh Hart, sudah mengatakan bahwa anda adalah
produk pemikiran anda sendiri. Pikiran menentukan siapa dan apa diri sesorang sebagai
individu. Pikiran akan menentukan apakah umat manusia akan menuju sakit atau sehat,
emosi yang bergejolah atau stabil, sikap, dan perilaku negative atau positif, watakyang
baik dan buruk. Serta menuju kesadaran yang lebih tinggi atau menuju kesdaran yang
lebih rendah.
tertinggi yang dimiliki umat manusia. diatas pikiran rasional masih ada kesadaran murni
(sering juga disebut kesadaran transcendental, kesadaran tak tebatas, atau kesadaran
murni bersifat mutlak, lebih mutlak dari kecepatan cahaya yang melambat ketika
memasuki medium fisik seperti atmosfir bumi, serta lebih mutlak dari keberadaan
benda. Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmund freud (dalam Hjelle dan Ziegler,
1992) membedakan tiga lapisan kesadaran, yaiitu 1. Lapisan sadar, 2. lapisan prasadar,
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dalam
berbagai pengalaman yang disadari setiap saat. Lapisan prasadar/sering disebut memori
saat pengalaman tersebut terjadi namun dengan mudah dapat muncul kembali menjadi
kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha. Lapisan prasadar – sering di sebut
sadari pada saat pengalaman tersebut, namun dengan mudah dapat muncul kembali
17
menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha. Lapisan tidak sadar – yang
insting primitif serta emosi dan memori yang mengancam pikiran sadar yang telah
sedemikian ditekan, atau secara tidak disadari atau telah didorong kedalam lapisan yang
paling dalam pada pikiran manusia. Krishna (1999) membagi kesadaran manusia
berikut:
2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan
melalui pernapasan
emosional. Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas kita akan
lebih cepat (ngos-ngosan) sebaiknya, pikiran tenang maka kita juga tenang.
yang dapat dicapai oleh manusia. Pada tahap ini manusia telah melampaui dua
pikiran pada lapis ketiga ini sangat menentukan apakah kepribadian manusia dapat
tetapi stagnan atau bahkan turun pada lapisan kesadaran yang lebih rendah.
18
2.6 TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN
Siapapun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup
(2004) mengatakan bahwa secara agama filsafat dan ilmu pengetahuan, orang harus
memili hidup bahagia. Namun dalam kebahagiaan sehari-hari apalagi dalam era dewasa
ini yang dipengaruhi oleh filsafat materialism, makin banyak orang yang merasa tidak
bahagia.
Untuk memahami tingkat kesadaran ini, ada baiknya dikutip pendapat Sutrisna
(2007) yang membedakan tiga tingkat kesadaran manusia, yaitu 1. kesadaran hewani, 2.
Kesadaran manusia, 3. Kesadaran tuhan. Pada tabel 1.2 dijelaskan secara singkat cirri-
ciri menonjol dari tiga golongan manusia berdasarkan evoluusi tingkat kesadaran.
Tabel 1.2
Atribut/Ciri- Kesadaran
Kesadaran Hewani Kesadaran Tuhan
ciri Manusia
Kenikmatan rohani:
kenikmatan duniawi:
Kekayaan hanya
keayaan, kekuasaan Keseimbangan
Tujuan alat untuk
(jabatan) dan antara kenikmatan
Hidup menyempurnakan
kenikmatan fisik duniawi dan rohani
tingkat kesadaran
sebagai tujuan hidup
rohani
Rendah/tidak ada
Tingkat Ego Tinggi Sedang
ego
Bergerak Selalu berbaik
Buruk
disekitar dua sifat sangka/
Karakter sangka/selalu
ekstrem, berpikir positif
berpikir negative
tergantung Rendah Hati
19
Tinggi tingkat Dermawan
hati/sombong kesadarannya Jujur
kikir Penyabar
munafik Bekerja secara
pemarah tulus dan
bekerja dengan tanpa pamrih
pamrih Selalu Pasrah/
tidak percaya/tidak Menyerahkan
ingatan kepada diri kepada
tuhan tuhan
Sumber : Sutrisno Power of soul 2007 (dimodifikasi oleh penulis).
berdasarkan ukuran objektif atau pendekatan ilmiah yang bias digunakan oleh ilmu
pengetahuan pada umumnya. kematangan diri hanya dapat dirasakan secara subjektif
oleh yang bersangkuatan memalui refleksi dari. sejalan dengan evolusi kesadaran yang
dikemukakan Sutrisno, Ibnu Arabi (dalam Frager, 1991) membagi empat tingkat
berikut :
1. Tingkat pertama: Jalan syari’ah yaitu tahap dimana seseorang secara taat asas
hukum moral ini diikuti untuk menilai sah atau tidaknya apa yang menjadi
2. Tingkat kedua: Jalan thariqah yaitu tahap dimana seseorang mencoba mencari
3. Tingkat ketiga: Jalan haqiqah, yaitu tahapan dimana seseorang telah memahami
20
4. Tingkat keempat: Jalan ma’rifah, yaitu tahap dimana seseorang telah memiliki
kearifan dan pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual. Pada tahap ini,
kesadaran seseorang telah mencapai tahap tertinggi, dimana orang seperti ini
oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan
diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia
diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah
berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah
Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa meneliti alam semesta
karena ada rasa ingin tahu (curiosity) sehingga diwujudkan dalam bentuk bertanya dan
berfikir.
(1976):
a. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja sama untuk melakukan
bahasa.
21
Logiyanto (1988) menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai
a. Mempunyai komponen-komponen
d. Ada penghubung
Inti dari pemamaham konsep sstem adalah bahwa setiap elemen (bagian, unsur,
memengaruhi satu dengan lainnya dalam kerangka mencapai tujuan system secara
keseluruhan. oleh karena itu adanya gangguan pada satu elemen-elemen lainnya.
manusia-PQ, IQ, EQ dan SQ-secara seimbang dan utuh banyak pakar etika yang masih
yang sangat erat dan tidak dapat dipilah-pilah. Menurut mereka, etika adalah adat,
lainnya. Sementara itu, pritualitas berhubungan dengan perilaku manusia yang bersifat
Pemahaman tentang etika yang terpisah dari spritualitas ini sangat keliru. dengan
pemisahan pemahaman seperti ini, biasanya saja seseorang yang telah mempelajari
22
teori-teori etika dan berkali-kali mengikuti pelatihan kode etik, tetapi belum menjamin
bahwa perilakunya bersifat etis selama kecerdasan spiritual (SQ)nya masih rendah.
Sebaliknya orang mempunyai SQ tinggi sudah pasti mempunyai perilaku etis yang
tinggi pula.
kesadaran etis dengan sendirinya tercapai. Namun harus diingat bahwa dalam perjalaan
mendaki puncak kesadaran spiritual ini syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh orang
yang bersangkutan harus menjalani perilaku hidup yang etis dan hidup sesuai dengan
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah dinyatakan
tingkat eksistensi dunia, yaitu :benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia. Dalam
pengujian kebernaran di dunia alam semesta ini banyak sekali para ilmuan yang
Hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat
fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan, dengan kemajuan ilmu fisika dan
adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk memulai mengkaji hal – hal spiritual dengan
lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal – hal yang tidak tampak oleh pancra indra
sangat erat. Alam semesta dan manusia adalah satu. Dalam pemahaman manusia dan
alam tidak jauh berbeda. Sebagaimana manusia, alam semesta terdiri dari lima unsur:
tanah, air, api, angin, ruang. Dalam hal ini adanya alam semesta tidak hanya untuk
24
menunjang kehidupan manusia atau alam semesta ada untuk mengabdi kepada manusia.
Ini karena manusia bukan ada di luar bagian alam semesta, namun ia adalah satu
kesatuan dengan alam semesta. Jadi gambaran tentang alam semesta bisa diderivasikan
dari gambaran tentang manusia atau sebaliknya. Wujud manusia meniru alam semesta
“Bulatnya kepala berbentuk langit, bentuk persegi dari kaki bernbentuk bumi. Ruang
kosong di dalam perut mewujudkan langit, hangatnya perut sesuai dengan musim semi
dan musim panas, kerasnya punggung sesuai dengan musim gugur dan musim dingin.
Empat bagian badan senusi dengan empat waktu, dua belas sendi besar sesuai dengan
dua belas bulan, tiga ratus enam puluh sendi kecil sesuai dengan tiga ratus enam puluh
hari. Keluar masuknya nafas hidung sesuai dengan angin di lembah dan parit. Sepasang
mata sesuai dengan matahari dan bulan, membuka dan menutup sesuai dengan siang
dan malam. Rambut sesuai dengan bintang , alis sesuai dengan bintans tujuh, nadi sesuai
dengan sungai besar, tulang sesuai dengan batu dan permata, kulit dan daging sesuai
25
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno & I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat
Dunn, Paul dan Brooks, Leonard J. Etika Bisnis & Profesi Untuk Direktur, Eksekutif,
dan Akuntan. Jakarta. 2011. Salemba empat
http://www.anekamakalah.com/2012/03/manusia-dan-alam-semesta.html
http://www.danisetiawanku.com/2011/02/manusia-dan-kesadaran-berpikir.html
https://yudistirafrance.files.wordpress.com/2010/12/manusia-dan-alam-semesta-
new.doc
iii
i