Anda di halaman 1dari 22

Tugas Makalah: Akuntansi Internasional

PERBANDINGAN PRAKTEK AKUNTANSI DI BERBAGAI


BELAHAN DUNIA

Disusun Oleh
Kelompok 4
1. Khoirunnisak 7163142022
2. Prilaili Putri Ramadani 7161142027
3. Siti Nurul Husna 7161142031
4. Wilda Hairah TB 7161142039
Kelas: VI B Pendidikan Akuntansi

Dosen Pengampu :
Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA

Jurusan Akuntansi / Prodi Pendidikan Akuntansi


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu, sebagai
bahan untuk memenuhi laporan makalah Mata Kuliah Akuntansi Internasional
dengan judul “Perbandingan Praktek Akuntansi Di Berbagai Belahan Dunia”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Jufri Darma,
SE., M.Si., Ak., CA. dan pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah yang telah
disajikan oleh penulis. Terkhususnya dalam penyusunan makalah dikemudian
hari, baik dengan topik yang sama ataupun mengangkat masalah yang lainnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita
semua.

Medan, 14 Maret 2019


Tim Penulis,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Akuntansi Anglo-Saxon .......................................................................... 3
B. Akuntansi Nordic ..................................................................................... 5
C. Germanic Accounting .............................................................................. 7
D. Latin Accounting ..................................................................................... 9
E. Asian Accounting ................................................................................... 11
F. Penelitian Mengenai Perbandingan praktek akuntansi
di berbagai belahan dunia ....................................................................... 15

BAB III
PENUTUP ......................................................................................................... 18
Kesimpulan .................................................................................................. 18
Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masing-masing Negara ini memiliki badan penyusun standar akuntansi
keuangan nasionalnya sendiri. Masing-masing Negara ini juga merupakan tempat
domisili group perusahaan multinasional yang sangat aktif. Akuntansi komparatif
adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar
Negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang
kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Standar akuntansi
merupakan regulasi atau peraturan yang mengatur pengolahan laporan keuangan.
Susunan standar merupakan proses perumusan standar akuntansi. Jadi, standar
akuntansi merupakan hasil dari susunan standar. Namun, praktik yang sebenarnya bisa
saja menyimpang dari apa yang diharuskan standar. Perusahaan tidak selalu mengikuti
standar-standar yang ada jika tidak dipaksa.
Amerika Serikat merupakan Negara pusat perekonomian terbesar dan rumah
bagi perusahaan-perusahaan besar bertaraf internasional. Jepang menjadi negara dengan
perekonomian tertinggi kedua serta menjadi rumah untuk bisnis-bisnis terbesar dunia.
Kedua Negara tersebut merupakan pendiri Komite Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards committee), sekarang menjadi
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB- International Accounting Standards
Board), dan mereka juga memiliki peraturan utama dalam menjalankan agenda IASB.
Sebagai tambahan, kedua lembaga pengatur standar tersebut memiliki komitmen untuk
memusatkan prinsip akuntansi umum berlaku nasional (GAAP-national generally
accepted accountingprinciples) dengan Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS-
International FinancialReporting Standards).
Hubungan antara standar akuntansi dan praktik akuntansi sangat rumit, dan tidak
selalu bergerak dalam gerakan satu arah. Praktik bisa dipengaruhi dalam oleh tekanan
pasar, seperti tekanan-tekanan yang berhubungan dengan persaingan pendapatan dalam
pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang bersaing bisa begitu saja memberikan
informasi diluar apa yang diharusksan sebagai tanggapan terhadap permintaan informasi
oleh investor dan yang lainnya. Jika permintaan akan informasi tersebut cukup kuat,
standar bisa diubah untuk menutup informasi yang awalnya bersifat sukarela.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu praktek akuntansi Anglo Saxon?
2. Apa itu praktek akuntansi Nordic?
3. Apa itu praktek akuntansi Germanic?
4. Apa itu praktek akuntansi Latin?
5. Apa itu praktek akuntansi Asia?

1
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk memberikan informasi bagi seluruh pembaca khususnya mahasiswa
mengenai perbandingan praktek akuntansi di belahan dunia.
2. Untuk memberikan informasi bagi selurug pembaca khususnya mahasiswa
mengani bagaimana praktek akuntansi Anglo Saxon, akuntansi Nordic, akuntansi
Germanic, akuntansi Latin, dan akuntansi Asia.
3. Untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai perbandingan
praktek akuntansi di berbagai belahan dunia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. AKUNTANSI ANGLO SAXON


Anglo Saxon adalah negara-negara maritim kepulauan yang terletak di Eropa.
Sebutan ini dapat disederhanakan, dimana Anglo Saxon merupakan negara-negara yang
termasuk Inggris Raya dan negara-negara lainnya di kepulauan Inggris. Anglo Saxon
merupakan negara-negara berbudaya khas dan berbeda sejarah sosial budaya dengan
negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut kontinental. Inggris dan
Amerika Serikat adalah negara yang disebut sebagai Anglo Saxon.
Menurut Fisher, Taylor dan Cheng (2000:530), menjelaskan bahwa
Akuntansi Anglo-Saxon paling mudah diidentifikasi dengan Amerika Serikat dan
Inggris. Namun, hal ini juga dapat dengan mudah diterima negara-negara (Bermuda,
Australia, Kanada dan Kenya) yang sangat dipengaruhi atau dijajah oleh negara-negara
Anglo-Saxon utama.
Menurut Dennis (2008:530) menyatakan bahwa Anglo-saxon accounting is
most closely identified with the united states and the united kingdom. However, it is also
easily traceable to countries (Bermuda, Australia, Canada, and Kenya) which were
heavily influenced or colonized by major Anglo-Saxon countries. This category is
characterized by more independent private standard setting rather than goverment
control and is less constrained by tax laws. The reporting environment is less
conservative and less secretive, so there is more disclosure. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa Akuntansi Anglo-saxon paling dekat diidentifikasi dengan negara-
negara bersatu dan kerajaan bersatu. Namun, itu juga mudah dilacak ke negara-negara
(Bermuda, Australia, Kanada, dan Kenya) yang sangat dipengaruhi atau dijajah oleh
negara-negara Anglo-Saxon utama. Kategori ini ditandai dengan penetapan standar
swasta yang lebih independen daripada kontrol pemerintah dan kurang dibatasi oleh
undang-undang pajak. Lingkungan pelaporan kurang konservatif dan kurang rahasia,
sehingga ada lebih banyak pengungkapan.

1. INGGRIS
Choi & Meek, (2010: 97) menjelaskan akuntansi di Inggris berkembang sebagai
sebuah ilmu tunggal, secara pragmatis merespons terhadap kebutuhan dan praktik
bisnis.
a. Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan Inggris merupakan yang paling komprehensif di dunia.
Laporan keuangan biasanya mencakup : (1) Laporan direktur, (2) Akun laba dan
rugi serta neraca, (3) Laporan arus kas, (4) Laporan keseluruhan laba dan rugi, (5)
Laporan kebijakan akuntansi, (6) Catatan yang direferensikan dalam laporan
keuangan, dan (7) Laporan auditor.

3
Choi & Mueller, (1998: 101) menjelaskan akuntansi di Inggris berkembang
sebagai cabang ilmu yang indipenden dan secara pragmatis menyikapi kebutuhan dan
praktek usaha.
a. Pelaporan Keuangan
Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan
umumnya mencakup laporan direksi, laporan laba rugi dan neraca, laporan arus kas,
laporan total keuntungan dan kerugian yang diakui, laporan kebijakan akuntansi,
catatan atas referensi dalam laporan keuangan, dan laporan auditor. Laporan direksi
membahas kegiatan usaha yang utama, pembahasan atas operasi dan kemungkinan
pengembangan, peristiwa-peristiwa penting setelah tanggal neraca, dividen yang
disusulkan, nama-nama anggota dewan direksi, dan besarnya kepemilikan saham,
serta kontibusi politik dan amal yang dilakukan.

Menurut Doupnik & Perera (2007: 211) Peraturan akuntansi dan pelaporan
keuangan di Inggris terutama adalah melalui undang-undang (perusahaan bertindak),
pernyataan profesional, dan persyaratan daftar bursa. Gagasan bahwa penentuan
prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang dapat diterima harus berada di tangan profesi
dan telah menjadi bagian dari tradisi Inggris. Inggris bergabung dengan Uni Eropa pada
tahun 1973. Sejak itu, arahan Uni Eropa telah berdampak kuat pada peraturan akuntansi
Inggris. Amandemen ini bersifat preskriptif ke tingkat yang sebelumnya tidak diketahui
di Inggris.
a. Pelaporan Keuangan
Elemen utama kedua dari sistem pengaturan Inggris adalah pernyataan
profesional. Pembentukan komite pengarah standar akuntansi pada tahun 1970 oleh
ICAEW adalah awal dari pengembangan standar penghitungan formal di Inggris. ASB
adalah salah satu dari beberapa penentu standar nasional yang memiliki hubungan
penghubung formal dengan IASB. Pada Desember 2004, ASB menetapkan enam
standar untuk menyelaraskan tex standar akuntansi Inggris :
• FRS 22 (IAS 33), penghasilan per saham
• FRS 23 (IAS 21), efek dari perubahan nilai tukar mata uang asing
• FRS 24 (IAS 29), pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi
• FRS 25 (IAS 32), instrumen keuangan; penyingkap dan presentasi
• FRS 26 (IAS 39), instrumen keuangan; pengukuran
Elemen berikutnya dari sistem peraturan Inggris adalah persyaratan daftar
pertukaran. London Stock Exchange (LSE) mensyaratkan publikasi laporan interim
setengah tahunan dan pengungkapan informasi tentang tata kelola perusahaan dan
remunerasi direktur. Tidak seperti di Jerman atau Jepang, aturan perpajakan tidak
berpengaruh besar pada pelaporan keuangan di Inggris.

2. AMERIKA SERIKAT
Choi & Meek, (2010: 137) menjelaskan akuntansi di Amerika Serikat diatur
oleh badan sector swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan, atau Fincancial

4
Accounting Standard Board-FASB), tetapi sebuah lembaga pemerintah (Komisi
Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission-SEC) juga memiliki
kekuasaan untuk menetapkan standarnya sendiri.
a. Laporan Keuangan
Laporan keuangan tahunan yang semestinya dibuat oleh sebuah perusahaan
Amerika Serikat yang besar meliputi komponen berikut ini : (1) Laporan manajemen,
(2) Laporan auditor independent, (3) Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,
necara, laporan arus kas, laporan laba komprehensif, dan laporan ekuitas pemegang
saham), (4) Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan,
(5) Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap
laporan keuangan, (6) Catatan atas laporan keuangan, (7) Perbandingan data keuangan
tertentu selama 5 atau 10 tahun dan (8) Data kuartal terpilih.

Menurut Choi & Mueller, (1998: 107) menjelaskan akuntansi di Amerika


Serikat kadang-kadang dikecam sebagai big bully penggertak besar. Ciri prnting dari
sistem Amerika Serikat adalah tidak adanya persyaratan-persyaratan hukum umum yang
mewajibkan publikasi laporan keuangan periodic yang telah dianut. Oleh karena itu,
kewajiban audit dan pelaporan keuangan tahunan secara realistic hanya ada pada tingkat
federal. Dan berlaku bagi perusahaan yang terdaftar di pasar modal, dan perusahaan
yang sahamnya dijual di over the counter (OTC) market.
a. Pelaporan Keuangan
Biasanya pelaporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan besar Amerika
Serikat memasukkan komponen-komponen berikut seperti : (1) Laporan manajemen,
(2) Laporan akuntan-akuntan independent, (3) Laporan keuangan primer, (4)
Pembahasan dan analisis manajemen mengenai hasil operasi dan kondisi keuangan, (5)
Laporan keuangan skunder (misalnya, laporan laba ditahan), (6) Catatan atas laporan
keuangan, (7) Perbandingan data keuangan tertentu selama 5 atau 10 tahun dan (8) Data
kuartal terpilih, dan (9) Informasi keuangan pelengkap.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa akuntansi anglo saxon adalah
negara-negara maritim kepulauan yang terletak di Eropa, dimana Anglo Saxon
merupakan negara-negara yang termasuk Inggris Raya dan negara-negara lainnya di
kepulauan Inggris, Inggris dan Amerika Serikat adalah negara yang disebut sebagai
Anglo Saxon.

B. AKUNTANSI NORDIC
Menurut Dennis (2008:530) menyatakan bahwa Nordic accounting lies
somewhere between Anglo-saxon and Germanic Accounting in that it is less
conservative than Germanic and yet more secretive than Anglo-Saxon. The use of
replacement-value accounting has been most common among this grup. Included in this
grup are Sweden, Denmark, Norway, Netherlands, and Finland. Pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa Akuntansi Nordik terletak di suatu tempat antara Anglo-saxon

5
dan Akuntansi Germanika karena kurang konservatif daripada bahasa Jerman dan lebih
tertutup daripada Anglo-Saxon. Penggunaan akuntansi penggantian-nilai telah paling
umum di antara grup ini. Termasuk dalam grup ini adalah Swedia, Denmark, Norwegia,
Belanda, dan Finlandia.
Menurut Radebaugh, Gray dan Black (2006:65-67) menyatakan bahwa
Akuntansi di negara-negara nordic dalam hal-hal tertentu mirip dengan negara-negara
Anglo Amerika, tetapi terdapat beberapa pengaruh penting Jerman, khususnya
mengenai perpajakan. Kelompok ini termasuk Belanda, Denmark, Swedia, Finlandia
dan Norwegia. Akuntansi nordic menjadi kurang konservatif dan lebih transparan
daripada di Jerman dan beberapa negara latin, tetapi tidak sebanyak di kelompok
negara-negara anglo amerika.

1. BELANDA
Choi & Meek, (2010: 92) menjelaskan akuntansi di Belanda memiliki beberapa
paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan
yang relative permisif, tetapi standar praktik profesional yang sangat tinggi. Belanda
merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar.
Di Belanda, akuntansi dianggap sebagai cabang dari ekonomi usaha. Akibatnya, banyak
pemikiran ekonomi yang dicurahkan terhadap topik-topik akuntansi dan khususnya
terhadap pengukuran akuntansi.
a. Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda namun dalam
bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat
hal-hal berikut : neraca, laporan laba rugi, catatan-catatan, laporan direksi, dan
informasi lain yang direkomendasikan. Laporan keuangan tahunan harus disajikan baik
berdasarkan induk perusahaan saja maupun konsolidasi.

Choi & Mueller, (1998: 95) menjelaskan Belanda memiliki persyaratan


akuntansi dan pelaporan keuangan statutory yang relative lebih bebas namun memiliki
standar praktik professional yang tinggi. Sebelum 1970, persyaratan hukum Belanda
atas akuntansi, auditing dan pelaporan keuangan yang sedikit, sangat umum, dan sangat
tidak signifikan secara ekonomis. Sistem yurisprudensi Belanda yang berkaitan dengan
akuntansi merupakan karakteristik unik lain dari sistem Belanda. Di Belanda, disiplin
akuntansi dianggap sebagai subbidang ekonomis bisnis. Oleh karena itu, banyak
pemikiran ekonomi dipakai dalam pertimbangan akuntansi, khususnya pengukuran
akuntansi.
a. Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan di Belanda memuat hal-hal berikut : (1) Neraca, (2) Laporan
laba rugi, (3) Catatan catatan, (4) Laporan direksi, (5) Informasi lain yang
direkomendasikan. Perusahaan perusahaan Belanda diperbolehkan untuk menyusun
laporan keuangan menggunakan IFRS atau GAAP AS selain standar akuntansi Belanda

6
Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa akuntansi nordic merupakan
Akuntansi di negara-negara nordic dalam hal-hal tertentu mirip dengan negara-negara
Anglo Amerika, tetapi terdapat beberapa pengaruh penting Jerman. Salah satu Negara
yang termasuk dalam akuntansi nordic adalah belanda.

C. AKUNTANSI GERMANIC
Menurut Radebaugh, Gray dan Black (2006: 67-69) akuntansi germanic
adalah kelompok negara-negara Germanic berbeda secara signifikan dari kelompok
Anglo Amerika dan nordic. Pengaruh hukum perusahaan dan perpajakan adalah yang
tertinggi. Kelompok Germanic termasuk Jerman dan Austria sama halnya dengan Israel
dan Swiss. Germanic accounting juga dipengaruhi oleh Prancis, dan Jepang.
Menurut Utami (2011) akuntansi germanic adalah negara-negara Germanic,
dalam beberapa hal berbeda secara signifikan dari kelompok Anglo-Saxon dan Nordic.
Pengaruh company law dan perpajakan sangat besar. Kelompok Germanic meliputi
Jerman, Austria, Israel dan Switzerland. Germanic accounting berpengaruh terhadap
Perancis, Jepang dan koloni-koloninya di Afrika. Germanic accounting cenderung
relatif konservatif dibandingkan anglo-saxon accounting.

1. JERMAN
Choi & Meek, (2010: 81) Hukum perusahaan tahun 1965 mengubah sistem
pelaporan keunagan Jerman dengan mengarah pada ide-ide Inggris Amerika tetapi
hanya berlaku bagi perusahaan besar. Pada awal tahun 1970-an, Uni Eropa mulai
mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh Negara-negara anggotanya
ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh, dan kedelapan
seluruhnya masuk ke dalam hukum Jerman melalui Undang-Undang Akuntansi
Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985.
a. Laporan Keuangan
Undang- undang menetapkan isi dan format laporan keuangan, yang mencakup
hal-hal berikut, yakni : (1) Laporan laba rugi, (2) Laporan manajemen, dan (3) Laporan
auditor. Sebuah keistimewaan dari sistem laporan keuangan Jerman adalah adanya
laporan pribadi dari auditor kepada dewan direktur dan dewan pengawas perusahaan.
Laporan ini mengomentari prospek masa depan perusahaan dan khususnya faktor-faktor
yang bisa mengancam kelangsungannya. Semua perusahaan, bukan hanya yang
terdaftar, bisa menggunakan IFRS dalam menyusun laporan keuangan gabungan
mereka. Namun, laporan keuangan perusahan pribadi harus mengikuti persyaratan
HGB. Perusahaan memiliki pilihan untuk juga mengeluarkan laporan keuangan
perusahaan pribadi menurut IFRS untuk tujuan informasional.

Choi & Muller (1998 : 85) Akuntansi keuangan di Jerman memiliki tiga
dimensi yang secara signifikan membedakannya dengan sistem-sitem akuntansi
nasional lain khususnya dengan sistem Inggris-Amerika. Pertama dan yang paling
berbeda lingkungan akuntansi Jerman telah berubah terus menerus dan mengagumkan

7
sejak akhir PD II. Pada saat itu, penekanan terutama diberikan kepada bagan akun
seksional dan nasional (yang sekarang masih berlaku di Perancis). Kemudian perubahan
besar terjadi ketika 1965 corporate law menggerakkan sistem pelaporan keuangan
Jerman kearah gagasan-gagasan Inggris-Amerika (tetapi hanya bagi perusahaan-
perusahaan besar saja). Pengungkapan yang lebih banyak diwajibkan, demikian juga
laporan konsolidasi dan laporan manajemen korporasi secara terbatas.
a. Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Jerman cukup luas tetapi dilihat dari standar Inggris-
Amerika mempunyai nilai informasi yang terbatas. Kondisi ini muncul terutama dari
fakta bahwa aturan-aturan akuntansi pajak mendominasi sebagian besar akuntansi
keuangan. Lima persen laba ditahunan harus dialokasikan kecadangan wajib ini smapai
cadangan ini dan modal disetor diatas nilai nominal sama dengan 10% dari modal
nominal . pasal-pasal korporasi mungkin mewajibkan tingkat cadangan yang lebih
tinggi.

Doupnik & Perera (2007: 173) menjelaskan pelaporan keuangan di Jerman


didominasi oleh hukum dagang, hukum pajak, dan pernyataan yang dikeluarkan oleh
profesi. Kode komersial Jerman berisi sebagian besar prinsip pelaporan keuangan
negara, yang mencakup aturan akuntansi dan audit umum yang berlaku untuk semua
perusahaan, bersama dengan bagian khusus yang berkaitan dengan perusahaan saham
dan perusahaan dengan kewajiban terbatas. Itu juga menentukan sanksi untuk
ketidakpatuhan. Jerman memiliki pengaruh yang jauh lebih kecil pada pelaporan
keuangan dibandingkan dengan yang ada di Amerika Serikat.
a. Pelaporan Keuangan
GASB mengembangkan standar akuntingnya melalui proses konsultasi publik,
yang mencakup langkah-langkah berikut :
1. Publikasi konsep standar eksploitasi dengan panggilan untuk komentar yang akan
disampaikan dalam waktu 45 hari.
2. Publikasi komentar yang diterima (kecuali pihak yang mengajukan komentar
meminta sebaliknya), bersama dengan analisis dan diskusi tentang keberatan
material dan amandemen yang diajukan.
3. Publikasi draft eksposur yang direvisi dengan seruan agar komentar disampaikan
dalam waktu 30 hari (dalam kasus-kasus di mana GASB menentukan komentar
yang diterima, amandemen bahan waran dari draft eksposur asli).
4. Diskusi publik tentang rancangan standar, yang harus diumumkan setidaknya 14
hari sebelumnya, risalah diskusi publik harus diterbitkan dalam waktu 30 hari.
5. Adopsi standar pada pertemuan yang terbuka untuk umum.

2. AUSTRALIA
Choi & Mueller, (1998: 76) Tradisi dan kebiasaan Inggris member ciri yang
signifikan pada Australia walaupun akhir-akhir ini Australia lebih cendrung mengarah
ke pola Amerika. Perbedaan-perbadaan akuntansi keuangan dan praktik-praktik

8
pelaporan antara Inggris dan Australia semakin meningkat. Hukum-hukum perusahaan
mengatur operasi bisnis. Akta 1981 mengatur tipe perusahaan yang dibentuk, aturan-
aturan operasi bagi pegawai korporasi dan aktivitas korporasi dan melalui apa yang
dinamakan seventh schedule, mengatur bentuk dan kandungan laporan keuangan.
Seventh schedule diamandemenkan pada tahun 1986. Persyaratan-persyaratan seventh
schedule ini terutama berorientasi pada pengungkapan. Dua badan akuntansi
professional Australia adalah Institut of Chartered Accountannst in Australia ( ICCA )
dan Australia Society of Accountants (ASA ).
a. Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan Australia biasanya meliputi : (1) laporan rugi-laba, (2)
laporan neraca, (3) catatan atas laporan keuangan (termasuk laporan sumber dan
pemakaian dana), dan (4) sutau pernyataan direktur. Schedule seventh dari companies
Act 1981 membedakan persyaratan-persyaratan pengungkapan menurut sumber bentuk
dan besar perusahaan. Pelaporan yang lebih komprehensif diwajibkan bagi perusahaan
yang memiliki peredaran modal dan surat utang dalam jumlah besar. Schedule seventh
juga mewajibkan format khusus bagi laporan rugi laba dan neraca.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa akuntansi germanic merupakan


akuntansi negara germanic yang dalam beberapa hal berbeda secara signifikan dari
kelompok Anglo Saxon dan Nordic. Pengaruh hukum perusahaan dan perpajakan sangat
besar. Kelompok Germanic meliputi Jerman dan Austria.

D. AKUNTANSI LATIN
Kelompok negara-negara Latin memiliki beberapa kesamaan dengan kelompok
Jermanik sejauh pengaruh hukum perusahaan dan perpajakan yang bersangkutan,
namun mereka memiliki rasa yang unik dalam banyak hal. Kelompok Latin dapat dibagi
ke dalam kelompok yang lebih maju, yang meliputi Argentina, Belgia, Brasil, Perancis,
Portugal, Spanyol, dan Italia, dan kelompok yang kurang berkembang, yang mencakup
negara-negara seperti Cile, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Uruguay. Pengaruh kolonial
yang Perancis dan Belgia, di satu sisi, dan Spanyol dan Portugal, di sisi lain, juga
terlihat di sejumlah Afrika (misalnya, Zaire, Senegal) dan Amerika Selatan (misalnya,
Argentina, Brasil, Meksiko, Peru) negara, masing-masing. akuntansi Latin cenderung
relatif lebih konservatif dan rahasia dibandingkan dengan negara-negara Anglo-Saxon.

Menurut Radebaugh, Gray dan Black (2006:67), “Latin Accounting have


many similiar features, particulary with respect to the influences of company law and
taxation, but they are also distinguishable in a number of respects, especially in the
emphasis given to unforms accounting”. Peryantaan diatas menjelaskan bahwa
Akuntansi Latin memiliki banyak fitur yang serupa, khususnya berkenaan dengan
pengaruh hukum dan perpajakan perusahaan, tetapi mereka juga dapat dibedakan dalam
beberapa hal, terutama dalam penekanan yang diberikan pada akuntansi yang belum
terbentuk. Kelompok Latin dapat dibagi menjadi kelompok maju, yang meliputi

9
Argentina, Negeri Belgia, Perancis, Portugal, Spanyol, dan Italia, dan kelompok yang
kurang berkembang, yang meliputi seperti negara-negara Brazil, Cili, Kolombia,
Mexico, Negara Peru, dan Uruguay. Pengaruh Kolonial Perancis Dan Negeri Belgia.
Menurut Dennis (2008:530) “Latin Accounting is descriptive of the accounting
in France, Italy, Belgium, Spain, Portugal, much of South America, Mexico, and certain
African nations. Company (corporate) law and taxation are important infuences and
result in very conservative measurement practices. The high rates of inflation
experienced in certain Latin American countrieshas led to the use inflation-adjusted
financial statement. The accounting profession in these nations does not tend to be well
developed”. Pernyataan tersebut memiliki arti akuntansi latin adalah deskriptif
akuntansi di Perancis, Italia, Belgia, Spanyol, Portugal, sebagian besar Amerika Selatan,
Meksiko, dan negara-negara Afrika tertentu. Hukum dan perpajakan perusahaan adalah
pengaruh penting dan menghasilkan praktik pengukuran yang sangat konservatif.
Menurut Utami (2011) mengenai Latin Accounting ialah grup Latin ini terdiri
dari kelompok negara maju seperti Belgia, Perancis, Argentina, Brazil, Spanyol, Italia
dan kelompok negara kurang maju seperti Chili, Kolumbia, Peru dan Uruguay.

1. PRANCIS
Choi & Meek, (2010: 75) Perancis merupakan penyokong utama dunia dalam
kesamaan akuntansi nasional. Menteri Ekonomi Nasional menyetujui Undang-Undang
akuntansi nasional formal yang pertama pada September 1947. Undang-Undang
akuntansi nasional berisi :
 Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi keuangan
 Definisi asset, utang, ekuitas pemeganga saham, pendapatan, dan pengeluaran
 Aturan-aturan dan valuasi pengakuan
 Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku dan lainnya
yang telah distandardisasi
 Contoh laporan keuangan dan aturan presentasinya
a. Laporan Keuangan
Perusahaan di Prancis harus melaporkan hal-hal berikut : (1) Neraca, (2)
Laporan laba rugi, (3) Catatan atas laporan keuangan, (4) Laporan direktur dan (5)
Laporan auditor.

Choi & Mueller, (1998: 81) Republic Prancis merupakan penganjur akuntansi
seragam nasional (national uniform accounting ) yang paling utama. Plan Compable
General pertama disahkan oleh menteri ekonomi nasional bulan September 1947. Plan
revisi berlaku tahun 1957. Dibawah pengaruh fourt directive dari EC, Plan revisi lain
dihasilkan tahun 1982. Pada tahun 1986, plan tersebut diperluas dengan memuat
persyaratan-persyaratan ketujuh directive EC atas laporan keuangan konsolidasi.
a. Pelaporan Akuntansi
Perusahaan Perancis melaporkan : (1) neraca, (2) laporan laba rugi, (3) catatan
atas laporan keuangan, (4) laporan direktur, dan (5) laporan auditor.

10
2. MEKSICO
Choi & Meek, (1998: 143) menjelaskan bahwa Meksiko adalah Negara dengan
penduduk berbahasa spanyol terbanyak di dunia dan negara dengan populasi terbesar
kedua Amerika Latin. Dengan banyaknya perusahaan yang dikontrol oleh perseorangan,
perusahaan Meksiko biasanya menjaga informasi dan merahasiakan laporan keuangan
mereka. Penjelasan praktek perusahaan Meksiko terus dipengaruhi oleh ekspektasi pasar
AS. Pengaruh Amerika Serikat terhadap perekonomian Meksiko meluas hingga
akuntansi. Sebagai pendiri International Accounting Standards Communitte Meksiko
juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan IFRS. Sekarang Meksiko berpedoman
pada IASB sebagai panduan dalam menyelesaikan akuntansi yang muncul, terutama
dalam kasus di mana tidak tercantum dalam standarisasi Meksiko.
a. Pelaporan Keuangan
Tahun fiscal perusahaan di Meksiko harus bersamaan dengan kalender tahunan.
Perbandingan laporan keuangan gabungan yang harus disiapkan antara lain : (1) neraca,
(2) laporan rugi laba, (3) laporan perubahan modal ekuitas pemegang saham, (4) laporan
perubahan posisi keuangan, dan (5) catatan. Laporan keuangan harus disesuaikan
terhadap inflasi. Efek penyesuaiannya tersebut ditunjukkan pada laporan perubahan
ekuitas pemegang saham yang sama dengan laporan arus kas serta terbagi kedalam
aktivitas operasional, investasi dan keuangan.

Doupnik & Perera (2007: 202) Peraturan akuntansi dan pelaporan keuangan di
meksiko adalah melalui undang-undang, persyaratan daftar bursa, dan buletin yang
dikeluarkan oleh MIPA (Institut Akuntan Publik Meksiko). Hukum Meksiko
mewajibkan semua perusahaan yang tergabung dalam meksiko untuk menunjuk satu
atau lebih auditor wajib. Laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang
terdaftar harus diaudit oleh CPA Meksiko dan dipublikasikan dalam media bersirkulasi
nasional. Laporan audit menurut undang-undang harus mencakup, sekurang-kurangnya,
pendapat auditor mengenai apakah kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diikuti oleh
perusahaan sesuai dan memadai dalam situasi dan telah diterapkan secara konsisten, dan
apakah informasi yang disajikan oleh manajemen memberikan kebenaran dan
Gambaran yang memadai tentang posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
MIPA bertanggung jawab untuk menerbitkan standar akuntansi dan pembukuan
di meksiko. Pada kenyataannya, itu adalah badan standar dan penegakan hukum di
meksiko. MIPA juga telah mengembangkan kode etik, yang antara lain melarang iklan
media untuk akuntan publik.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa akuntansi latin adalah akuntansi
yang terdiri dari kelompok negara Prancis dan Meksiko. Akuntansi latin cenderung
relatif konservatif dan secretive dibandingkan dengan negara Anglo Saxon.

11
E. AKUNTANSI ASIA
Kelompok negara-negara Asia memiliki budaya yang sangat berbeda dari Anglo
Saxon, Nordic, Jerman, dan pengelompokan Latin. Namun, sejauh akuntansi yang
bersangkutan banyak memiliki sejarah kolonial, seperti Indonesia (Belanda), India,
Pakistan, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia (Inggris), dan Filipina). Cina telah
dipengaruhi oleh ide-ide Barat dan keseragaman sosialis Uni Soviet. Bahkan di Jepang,
dengan budaya yang unik, ternyata kedua Jerman dan pengaruh AS telah penting dalam
membangun tradisi akuntansi Jepang. akuntansi Asia cenderung relatif lebih konservatif
dan rahasia dibandingkan dengan negara-negara Anglo-Saxon.
Menurut Radebaugh, Gray dan Black (2006:67) “Asian Accounting is unique
despite being influences by both the Anglo-American and Germanic traditions.”
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa Akuntansi Asia adalah unik meskipun
dipengaruhi oleh tradisi Anglo-Amerika dan Jerman.
Menurut Dennis (2008:530) menyatakan bahwa “Asian accounting has been
influenced by several of the other categories due to the colonial history of the area. For
example, accounting in Japan reflects the influences of both the United States and
Germany. The accounting in China has been influenced heavily by the former Soviet
Union. The goverment has a major influence over accounting in these countries, and
financial reporting adheres to tax law. Accounting trends to be conservative, and yet, in
response to the capital markets which have developed, it is becoming more open
regarding disclosure”. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi Asia telah
dipengaruhi oleh beberapa kategori lain karena sejarah kolonial daerah tersebut. untuk
contoh, akuntansi di Jepang mencerminkan pengaruh dari Amerika Serikat dan Jerman.
Akuntansi di China sangat dipengaruhi oleh bekas Uni Soviet. Pemerintah memiliki
pengaruh besar terhadap akuntansi di negara ini dan pelaporan keuangan mematuhi
hukum pajak. Tren akuntansi menjadi konservatif, namun, dalam menanggapi pasar
modal yang telah berkembang, ia menjadi lebih terbuka mengenai pengungkapan.
Menurut Fisher, Taylor dan Cheng (2000:530), “Asian Accounting has been
influenced by several of the other categories due to the colonial history of the area. For
example, accounting in Japan reflects yhe influences of both the United States and
Germany. The accounting in China has been influenced heavily by the former Sovier
Union. The government has a major influence over accounting in these countries, and
financial reporting adheres to tax law”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
Akuntansi Asia telah dipengaruhi oleh beberapa kategori lain karena sejarah kolonial
daerah tersebut. Misalnya, akuntansi di Jepang mencerminkan pengaruh Amerika
Serikat dan Jerman. Akuntansi di Tiongkok sangat dipengaruhi oleh bekas Uni Soviet.
Pemerintah memiliki pengaruh besar terhadap akuntansi di negara-negara ini, dan
pelaporan keuangan mematuhi undang-undang perpajakan.

1. JEPANG
Choi & Muller, (1998: 89) Akuntansi dan pelaporan keuangan Jepang
merupakan bunga rampai dari begitu banyak ekternalitas domestik dan internasional.

12
Dipermukaan, laporan keuangan korporasi Jepang tampaknya mirip dengan perusahaan-
perusahaan sejenis dari Inggris-Amerika. Pertama dan yang paling berbeda akuntansi
keuangan memiliki peranan yang tidak begitu besar dalam masyarakat Jepang. Manajer-
manajer senior biasanya merupakan insinyur-insinyurdan dari disiplin ilmiah lainnya.
Hanya 5% dari semua promosi ke tingkatan direktur berasal dari spesialis akuntansi dan
keuangan. Bahkan perusahaan-perusahaan besar jepangpun jarang memiliki CPA dalam
staf-staf mereka. Dalam organisasi industry Jepang, penjualan dan pemasaran lebih
penting dari akuntansi dan keuangan.
a. Pelaporan Keuangan.
Keuangan jepang tidak merefleksikan pengakuan apapun atas perubahan daya
beli unit mata uang. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar dipasar modal diwajibkan
untuk mengungkapkan penjualan dan laba operasi untuk masing-masing segmen bisnis,
dan kewajiban mengungkapkan penjualan dan laba operasi untuk masing-masing
segmen bisnis, dan kewajiban mengungkapkan penjualan saja bagi masing-masing
segmen geografis. Walaupun laporan arus kas formal tidak diwajibkan di Jepang,
informasi arus kas supplementer yang ekstensif diperlukan bagi semua arsip yang
ditujukan ke MOF. informasi ini lebih berorientasi kepada penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari pada terikat pada jumlah-jumlah laporan laba-rugi. Arus kas ini
kadang-kadang dipecah persegmen operasi dan kadang-kadang digambarkan dalam unit
produksi phisik seperti jumlah mobil atau ton baja. Pelaporan proyeksi korporasi di
Jepang secara komparatif sangat ekstensif.

Doupnik & Perera (2007: 187) Akuntansi dan pelaporan keuangan di Jepang
diatur terutama melalui segitiga hukum: kode komersial, sekuritas dan hukum
pertukaran (SEL), dan hukum pajak penghasilan badan. Kode komersial Jepang dikelola
oleh kementerian kehakiman. Itu diberlakukan pada tahun 1890, seperti yang disebutkan
sebelumnya, meminjam banyak dari kode komersial Jerman. Undang-undang ini
meminta kabushiki kaisha (perusahaan saham gabungan) untuk menyiapkan laporan
tahunan untuk diajukan ke rapat umum pemegang saham.
a. Pelaporan Keuangan
Laporan tahunan harus mencakup : (1) neraca, (2) laporan laba rugi, dan (3)
laporan usulan penerimaan laba. Ini harus disertai dengan sejumlah jadwal tambahan,
termasuk jadwal yang merinci pembebasan dan pelepasan aset tetap, transaksi dengan
direktur dan pemegang saham, dan perincian perubahan untuk berbagi modal dan
cadangan. Amandemen kode baru-baru ini juga mensyaratkan "perusahaan besar"
tertentu (sebagaimana didefinisikan oleh kode) untuk memasukkan neraca konsolidasi
dan laporan laba rugi dalam laporan tahunan untuk tahun-tahun bisnis yang berakhir
pada atau setelah 2004. Sebelum ini, tidak ada persyaratan hukum untuk laporan
keuangan konsolidasi di jepang. . Undang-undang perpajakan dianggap kurang jelas
dibandingkan dengan kode komersial dan SEL, sehingga sering disebut sebagai
peraturan yang lebih bebas. Depresiasi, penyisihan piutang tak tertagih, dan laba dari

13
penjualan cicilan adalah contoh masalah akuntansi yang umumnya dilaporkan dalam
laporan keuangan sesuai dengan undang-undang perpajakan.

2. CHINA
Choi & Meek, (2010: 154) menjelaskan china mulai menggerkan ekonomi dari
program terpusat gaya Soviet menuju sistem yang lebih berorientasi pasar namun,
masih dalam kendali partai komunitas. Akuntansi di china memiliki sejarah yang
panjang. Karakteristik dasar akuntansi china dimulai sejak pembentukan RRC pada
tahun 1949. China menerapkan program ekonomi yang sangat terpusat, memperlihatkan
prinsip dan pola Marxis meniru sistem kesatuan Soviet. Produksi menjadi perioritas
utama perusahaan milik Negara. Mereka menjual dan membeli harga yang ditentukan
oleh otoritas program Negara, dan penetapan biaya keuangan dan produk mereka
adalam memenuhi kebutuhan Negara untuk program dan pengendalian ekonomi.
a. Pelaporan Keuangan
Periode pembukuan diminta sesuai dengan kalender tahunan. Laporan keuangan
terdiri atas : (1) neraca, (2) laporan rugi laba, (3) laporan arus kas, (4) laporan
perubahan ekuitas, dan (5) catatan. Laporan tambahan dibutuhkan untuk pengungkapan
penurunan nilai asset, perubahan pada struktur modal, apropriasi dan bisnis dan segmen
geografis.

Doupnik & Perera, (2007: 166) Dalam beberapa tahun terakhir, peraturan
akuntansi di Cina telah dipengaruhi terutama oleh keinginan Cina untuk menyelaraskan
praktik akuntansi domestik (berbagai sistem akuntansi seragam yang digunakan dalam
industri yang berbeda menghasilkan praktik yang tidak konsisten di seluruh industri),
menyelaraskan akuntansi Cina dengan IFRS, dan memenuhi persyaratan reformasi
ekonomi. Kemenkeu menetapkan standar dan peraturan akuntansi, sedangkan CSRC
(komisi pengamanan Cina) mengeluarkan persyaratan pengungkapan untuk perusahaan-
perusahaan yang terdaftar. Kemenkeu mulai menetapkan standar akuntansi pada tahun
1988, tahun yang sama ketika CICPA (institut akuntan publik bersertifikat Tiongkok)
didirikan. Kemenkeu mengadopsi kebijakan mengikuti praktik akuntansi internasional
dalam menetapkan standar Cina. Untuk tujuan ini, pada tahun 1992, ia mengembangkan
standar dasar akuntansi untuk perusahaan bisnis. pada tahun 1993, ia menunjuk sebuah
kantor akuntan internasional sebagai konsultan untuk program penetapan standar.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa akuntansi asia merupakan


kelompok negara-negara Asia memiliki budaya yang sangat berbeda dari Anglo Saxon,
Nordic, Jerman, dan pengelompokan Latin. Negara yang termasuk dalam akuntansi asia
adalah Jepang dan China.

14
F. HASIL PENELITIAN MENGENAI PERBANDINGAN PRAKTEK
AKUNTANSI DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat studi penelitian yang dilakukan oleh
Carnegie & Napier (2002), dimana penelitian yang dilakukan berjudul “ Menjelajahi
sejarah akuntansi internasional komparatif”. Penelitian membandingkan akuntansi
agraria di Inggris dan Australia selama tahun-tahun terakhir abad kesembilan belas.
Tujuan penelitian dalam makalah ini adalah untuk menyatukan wawasan akuntansi
internasional komparatif dan penelitian akuntansi historis, dalam rangka mengusulkan
pendekatan CIAH (Comparative International Accounting History). Dalam akuntansi
internasional fokus awal yang penting adalah pada dokumentasi dan klasifikasi berbagai
sistem akuntansi nasional, dengan referensi khusus untuk pelaporan keuangan (Nobes
dan Parker, 2000, hlm. 47-62). Ini telah berkembang menjadi upaya untuk menjelaskan
perbedaan lintas nasional dalam praktik akuntansi dan standar dalam hal berbagai faktor
atau kontinjensi (Nobes dan Parker, 2000, hlm. 16-28). Meskipun banyak fokus awal
dari penelitian akuntansi internasional komparatif adalah pada pelaporan keuangan,
namun sekarang pendekatan ini semakin banyak digunakan dalam akuntansi
manajemen, audit dan akuntansi sektor publik. Faktor-faktor lain yang memiliki
pengaruh kuat pada pelaporan keuangan adalah sistem perpajakan, badan akuntansi
profesional dan penyedia keuangan. Penelitian ini memfokuskan pembahasan mengenai
sejarah akuntansi internasional komparatif (CIAH).
CIAH secara luas diartikan sebagai studi transnasional tentang kedatangan,
pengembangan dan pengaruh badan akuntansi, konvensi, ide, praktik dan aturan. Tujuan
CIAH terkait dengan pemahaman kita tentang masa lalu dan masa kini. Perspektif
internasional komparatif akan memperdalam pemahaman kolektif kita tentang
bagaimana akuntansi menjadi apa itu di lokasi yang berbeda pada titik waktu yang
berbeda, dan bagaimana akuntansi mempengaruhi ekonomi dan masyarakat di mana ia
beroperasi. Selain itu, CIAH akan memungkinkan penulis untuk meningkatkan
pemahaman penulis, dan kemampuan untuk mengkritik, peran, penggunaan dan dampak
akuntansi dalam masyarakat global saat ini, dengan memberikan dimensi temporal yang
mungkin kurang dalam studi yang berfokus sepenuhnya pada keadaan akuntansi
kontemporer.
Dengan membandingkan akuntansi agraria di Inggris dan Australia selama
tahun-tahun terakhir abad kesembilan belas, hasil penelitian mengidentifikasi perbedaan
penting, antara lain :
a. Catatan yang masih hidup dari Australia cenderung lebih sistematis, lebih
bermanfaat secara eksplisit (dan digunakan) untuk pengambilan keputusan dan
kontrol keuangan, terutama dalam dua dekade terakhir abad ini, dan lebih
didasarkan pada double-entry.
b. Di Inggris, akun pertanian belum sempurna dan jarang berisi bukti terperinci
tentang penggunaan pengambilan keputusan, sementara akun real, meskipun masuk
dua kali, umumnya mencerminkan tradisi pengisian dan pengosongan yang telah
berusia berabad-abad pada tingkat pelaporan keuangan.

15
Faktor-faktor yang membantu menjelaskan perbedaan-perbedaan ini termasuk
perbedaan dalam posisi sosial dan ekonomi para pemukim agraria dan keturunan
mereka di Distrik Barat. Di satu sisi, dengan petani penyewa yang berbeda dan di sisi
lain, dengan aristokrat atau pengawal di Britania. Ini menimbulkan tuntutan yang
berbeda untuk akuntansi, hubungan akuntabilitas yang berbeda, dan penggunaan akun
yang berbeda. Faktor lebih lanjut kemungkinan adalah perbedaan dalam skala antara
operasi agraria yang khas di Australia dan Inggris. Operasi yang lebih luas dari stasiun
Distrik Barat, dan otonomi yang lebih besar tersedia untuk pemilik dan manajer,
mungkin telah berkontribusi pada fokus yang lebih kuat pada penggunaan catatan
operasional untuk pengukuran kinerja di Victoria, berbeda dengan kegigihan di Inggris
fokus pada akuntansi sedikit lebih dari pencatatan uang tunai.
Dalam hal nilai-nilai budaya, Carnegie (1997b, hlm. 209) telah menyoroti
pentingnya ``memberikan akun '' sebagai tugas yang diterima begitu saja dari mereka
yang kepadanya tanggung jawab didelegasikan. Dia mencatat bahwa tugas merender
akun adalah "prinsip lama masyarakat Inggris". Generasi pertama pemukim di Distrik
Barat jarang memiliki kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban dan dalam
lingkungan yang keras pada saat itu, pembukuan akan direduksi menjadi 'hal yang
paling penting' '(Carnegie, 1997b, hal. 208). Stasiun-stasiun yang terisolasi mewakili
komunitas yang saling bergantung, dan “kecenderungannya untuk mempersonifikasikan
akun besar menunjukkan bahwa informasi akuntansi dipandang perlu untuk
mencerminkan dan melakukan kontrol keuangan atas serangkaian transaksi dengan
mereka yang terhubung dengan komunitas pastoralis '' (Carnegie, 1997b, hlm. 208).
Hanya dengan pengembangan hubungan pertanggungjawaban di generasi
selanjutnya, sistem entri ganda dianjurkan sebagai cara yang lebih tepat untuk
memberikan informasi penata layanan. Di Inggris, petani penyewa tidak bertanggung
jawab secara finansial kepada tuan tanah mereka untuk keuntungan atau surplus, dan
catatan akuntansi tidak sempurna. Catatan akuntansi tanah adalah catatan agen, yang
bertanggung jawab. Perhatian terhadap nilai budaya dari akun rendering menerangkan
kesamaan dan perbedaan antara kedua lokasi, dan yang lebih sistematis mencerminkan
perkembangan dalam "budaya nasional" Australia. Yang beralih dari "kapitalisme
pemukim" pada awal abad ke-19 ke sikap yang lebih teratur dan terstruktur terhadap
kepemilikan tanah. Akuntansi agraria memiliki dampak yang jauh lebih besar pada
profesionalisasi awal di Victoria daripada di Inggris. Ini mungkin diharapkan karena
Inggris pada pertengahan abad ke-19 adalah masyarakat yang sangat urban dan industri,
sedangkan Australia belum. Namun, bahkan hingga seperempat terakhir abad ini,
perkebunan aristokrat besar sebanding nilainya dengan semua kecuali masalah industri
dan komersial terbesar (Napier, 1997, hal. 5). Namun, kebutuhan dari organisasi yang
terakhir yang mempengaruhi perdebatan tentang prinsip-prinsip dan praktik akuntansi
yang didokumentasikan oleh penulis seperti Brief (1976). Akuntansi pertanian, dan
khususnya akuntansi untuk tanah sewaan, relatif sederhana jika dibandingkan, dan
hubungan pertanggungjawaban tetap internal (agen kepada tuan) daripada eksternal

16
seperti yang terjadi pada Victoria. Sementara akuntansi agraria membuat kontribusi
progresif untuk pengembangan praktik akuntansi di Australia, residu akuntansi real
aristokrat mungkin telah menjadi kekuatan konservatif dalam praktik akuntansi awal
Inggris (Napier, 1997).
Dari studi kasus CIAH eksplorasi penulis, penulis mendapatkan pemahaman
yang lebih besar tentang kemungkinan yang mendasari perubahan akuntansi. Akuntansi
agraria tidak pernah menjadi perhatian utama praktik akuntansi di Inggris. Ini tidak
tercakup dalam silabus pemeriksaan akuntansi profesional, dan tidak ada pernyataan
resmi yang mengatasinya. Di sisi lain, akuntansi agraria merupakan aspek yang diakui
dengan baik dari kegiatan akuntansi profesional Australia, sementara itu diakui secara
khusus dalam praktik yang diamanatkan Australia melalui standar akuntansi terbaru
AAS35 Aset yang Menghasilkan Sendiri dan Regenerasi (AARF, 1998).
Hasil penelitian potensial CIAH yang dilakukan Carnegie dan Napier (1996)
mengacu pada ketidakdewasaan relatif dalam literatur sejarah akuntansi, di mana fokus
belum muncul pada memeriksa dan menjelaskan perbedaan lintas nasional dalam
pengembangan akuntansi. Jelaslah bahwa literatur mencerminkan minat yang terbatas
tetapi tetap membantu dalam mengimpor dan mengekspor akuntansi. Sementara CIAH
sebagaimana didefinisikan menggabungkan keprihatinan dengan difusi akuntansi, apa
yang diusulkan adalah melakukan lebih banyak studi lintas-nasional (synchronic,
paralel dan difusi) pengembangan akuntansi, bersama-sama dengan studi yang
menerapkan perspektif yang digunakan dalam menyelidiki pengembangan akuntansi
dalam konteks dan lokasi lain untuk proses pengembangan akuntansi di negara subjek
tertentu atau set negara. CIAH juga menawarkan ruang lingkup untuk meningkatkan
tingkat pendanaan untuk penelitian sejarah akuntansi internasional. Dengan penekanan
pada penelitian arsip, studi CIAH mengambil dimensi yang lebih luas daripada yang
sering terjadi pada penelitian akuntansi historis.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi komparatif adalah akuntansi untuk transaksi internasional,
perbandingan prinsip akuntansi antar Negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai
standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi
lainnya. Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraturan yang mengatur
pengolahan laporan keuangan.
1. Anglo Saxon adalah negara-negara maritim kepulauan yang terletak di Eropa.
Sebutan ini dapat disederhanakan, dimana Anglo Saxon merupakan negara-negara
yang termasuk Inggris Raya dan negara-negara lainnya di kepulauan Inggris.
2. Nordic Negara-negara yang tergabung kedalam akuntansi Nordic hampir sama
dengan Negara-negara penganut akuntansi Anglo Saxon, tetapi ada pengaruh
penting akuntansi Germanic, khususnya dalam perpajakan. Nordic akuntansi
cenderung kurang konservatif dan lebih transparan daripada negara-negara Jerman
dan Latin, tetapi tidak sebanyak kelompok Anglo-Saxon.
3. Negara-negara Germanic dalam beberapa hal berbeda secara signifikan dari
kelompok Anglo Saxon dan Nordic. Pengaruh hukum perusahaan dan perpajakan
sangat besar. Kelompok Jerman mencakup Jerman dan Austria (anggota Uni Eropa)
serta Israel dan Swiss. akuntansi Jerman juga memiliki beberapa pengaruh di
Prancis, Jepang, dan sejumlah mantan koloni Eropa di Afrika.
4. Kelompok Latin dapat dibagi ke dalam kelompok yang lebih maju, yang meliputi
Argentina, Belgia, Brasil, Perancis, Portugal, Spanyol, dan Italia, dan kelompok
yang kurang berkembang, yang mencakup negara-negara seperti Cile, Kolombia,
Meksiko, Peru, dan Uruguay.
5. Kelompok negara-negara Asia memiliki budaya yang sangat berbeda dari Anglo
Saxon, Nordic, Jerman, dan pengelompokan Latin. Namun, sejauh akuntansi yang
bersangkutan banyak memiliki sejarah kolonial, seperti Indonesia (Belanda), India,
Pakistan, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia (Inggris), dan Filipina
(Spanyol/Amerika Serikat).

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik dari segi materi
bahkan tata bahasa yang digunakan. Namun demikian, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Untuk
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca
guna kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S & Meek, Gary K. 2010. Akuntansi Internasional. Edisi 6. Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Choi, Frederick. D. S & Mueller, Gerhand. G. 1998. Akuntansi Internasional. Jakarta:
Salemba Empat.
Doupnik, Timothy & Parera, Hector. 2007. International Accounting. New York:
McGRAW-Hill International Edition.
Bline, D. M. 2008. Advanced Accounting. New York : John Wily & Sons.
Radebaugh, L. H., Gray, S. J., & Black, L. E. 2006. International Accounting and
Multinational Enterprises. New York: Wiley
Cheng, F. T. 2000. Advanced Accounting. Business Combinations.
Utami, Kartika (2011 Maret 24) Perbandingan Praktek dan Sistem Akuntansi.
(http://kartikautami27.com/2011/03/perbandingan-praktek-dan-sistem-
akuntansi)

Critical Jurnal
http://www.emeraldinsight.com/0951-3574.htm

19

Anda mungkin juga menyukai