Audit Manajemen
“Audit Perpajakan”
Disusun Oleh :
Noven Syahdan Rizadi (145020307111032)
Digar Hastitoro (145020307111033)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Berbagai istilah digunakan dalam pengelolaan kewajiban perpajakan yang harus
dilakukan secara efektif dan efisien. Bebrapa praktisi menyebutkan sebagai
perencanaan pajak, yang menekankan aktivitas pada perencanaan transaksi yang bisa
menghemat pembayaran pajak. Istilah lain adalah tax review, yang melakukan review
terhadap ketaatan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Aktivitas ini
biasanya dilakukan pada akhir periode pada saat perusahaan mempersiapkan laporan
tahunan kewajibana perpajakannya dan memberikan penilaian atas kekurangan-
kekurangan yang masih terjadi atas pemenuhan kewajiban tersebut
Sementara audit perpajakan yang dibahas dalam bab ini adalah “audit yang
dilakukan secara internal berkelanjutan, yang enyatu dengan sistem pengendalian
operasional perusahaanm menulai ketaatan pelaksanaan aturan perpajakan dan teknik
pengelolaan transaksi yang mampu meminimalkan pembayaran pajak tanpa melanggar
aturan-aturannya”
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari audit perpajakan ini adalah untuk melakukan evaluasi secara menyeuruh
terhadap pegelolaan kewajiban perpajakan perusahaan, yang meliputi penilian terhadap
hal – hal berikut
1. Ketepatan kebijakan perpajakan yang ditetapkan perusahaan dan kemampuannya
dalam memberikan panduan untuk pengelola kewajiban perpajakan yang efektif
dan efisien
2. Kemampuan meminimalkan konsekuensi perpajakan dar transaksi yang terjadi di
perusahaan tersebut
3. Kemampuan perusahaan dalam menaati ketentuan dan peraturan perpajakan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup audit ini adalah keseluruhan aspek perpajakan perusahaan, baik dalam
ragka meminimalkan pemabayaran perpajakan maupun ketaatan pelaksanaan
kewajiban perpajakan. Dari aspek efisiensi pembayaran pajak audit melakukan
penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam :
1. Meminimalkan penghasilan kena pajak (taxable revenue)
2. Memaksimalkan deductible expenses
D. Meminimalkan Penghasilan Kena Pajak
Meminimalkan penghasilan kena pajak, menyangkt strategi pengelolaan transaksi
pendapatan agar tidak mengandung dampak perpajakan, baik final maupun tidak final.
Dengan meminimalkan dampat ini pada pendapatan, maka pendapatan sebagai dasar
pengenaan pajak akan menjadi lebih kecil dan secara otomatis juga mengurangi pajak
terutang.
Berikut ini adalah penghasilan yang bukan merupkan objek pajak berdasarkan Pasal 4
ayat 3 UU Pajak Penghasilan
1. Bantuan, Sumbangan dan Hibah
2. Warisan
3. Harta, termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham
atau sebagai pengganti penyetoran modal
4. Pengganti atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari wajib pajak atau
pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak yang dikenakan pajak
secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus
(deemed profit)
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuaransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
wajib pajak dalam negeri
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun, dalam bidang-bidang tertetu yang
ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham=saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura bagian laba
dari bdan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di
Indonesia
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuanntya diatur lebih
lanjut atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
12. Sisa lebih diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang Pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
13. Bantuan atas santunan yang dibayarkan oleh BPJS kepada wajib pajak tertentu,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan
F. Tax Review
Tax review dilakukan untuk menelaah dan menilai bagaimana kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya. Hasil dari tax review ini dapat
memberikan penjelasan tentang bagaimana tingkat ketaatan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Agar mampu memberikan gambaran yang
komprehensif, tax review dilakukan terhadap seluruh kewajiban perpajakan yang
dimiliki perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan dan SPT (Masa dan/atau Tahunan)
seorang tax reviewer melakukan analis untuk menentukan ketaatan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Secara garis besar kewajiaban perpajakan untuk
wajib pajak meliputi :
1. Pemungutan dan pemotongan pajak
2. Penghitungan pajak yangbenar
3. Penyetoran pajak tepat waktu
4. Pelaporan pajak secara lengkap dan tepat
Pasal 29 :
Apabila pajak yang terutang untk satu tahun pajak ternyata lebih besar daripada
kredit pajak sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat (1), kekurangan pajak yang
terutang harus segera diunasi sebelum surat pemberitahuan Tahunana Pajak
Penghasilan disampaikan
Dasar penghitungan pajak terutang adalah laba yang diperoleh perusahaan.
Dalam menghitung pajak yang harus dibayar, perusahaan harus memaksimalkan
pengkreditan yang bisa dilakukan terhadap pajak terutang. Auditor harus
memeriksa dengan teliti apakah seluruh pajak yang bisa dikreditkna telah
dikreditkan, dengan membandingan antara catatan uang muka pajak (selain PPN)
dengan pengkreditan yang dilakukan pada penghitungan pajak yang masih harus
dibayar.
Untuk meminimalkan pembayaran pajak penghasilan badan, wajib pajak dapat
melakukan pengelolaan kewajiban perpajakan akhir tahun memalui beberapa cara,
antar lain :
1. Review dan analisi pajak terutang akhir tahun PPh Badan
2. Strategi menghemat pajak penghasilan akhir tahun
3. Menghindari pajak lebih bayar dan rugi fiscal
4. Dan langkah-langkah strategis lainnya
N. Pajak Penghasilan
1. Tax Holiday Bagi Industri Pionir
2. Investasi Allowance untuk penananaman modal bidang usaha tertentu dan/atau
didaerah tertentu
3. Kasawan Ekonomi Khusus (KEK)
4. Fasilitas untuk kegiatan pemanfaatan sumber energi terbarukan
5. Kemudahan penghitungan pajak penghasilan atas penghasilan usaha dengan
peredaran bruto tertento
6. Penurunan tarif PPh bagi perseroan terbuka
7. Pengurangan 50% tarif PPh bagi wajib pajak badan
8. Pengurangan angsuran PPh pasal 25 dalam tahun berjalan
9. Pengurangan PPh Pasal 25 dan/atau penundaan pembayaran PPh pasal 29 bagi
wajib pajak industry tertentu
10. Bantuan, sumbangan, dan hibah yang dikecualikan sebagai objek PPh
11. Bantuan/santuan yang dibayarkan badan penyelenggara
12. Zakat & sumbangan wajib keagamaan dikecualikan dari objek PPh
13. Sisa lebih badan/lembaga nirlaba yang dikecualikan dari objek PPh
14. Beasiswa yang dikecualikan dari objek PPh
15. Penghasilan tertentu dana pensiun yang dikecualikan dari objek PPh
16. Keuntungan karena pembebasan utang debitur kecil dikecualikan
17. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang boleh dibebankan sebagai biaya
biaya
18. Penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto
19. Zakat dan sumbangan wajib keagamaan lainnya sebagai pengurangan penghasilan
bruto
20. Sumbangan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
21. Pemberian natura bagi pegawai yang dapat dibebankan sebagai biaya
22. Biaya telepon seluler dan kendaraan perusahaan yang boleh dibebankan sebagai
biaya
23. Fasilitas dalam rangka merger atau pemekaran usaha
24. Fasilitas PPh atas revaluasi asset tetap dan angsuran pembayaran
25. Penangguhan saat mulai penyusutan untuk biaya perolehan harga bidang usha
tertentu
26. Fasilitas PPh berupa saat pengakuan penghasilan dari penghasilan harta/agunan
berupa tanah dan/atau bangunan bagi wajib pajak tertentu
27. Fasilitas PPh atas penghasilan bunga kredit non-performing oleh bank
28. Fasilitas PPh terkait saat pengakuan penghasilan berupa keuntungan kareba
pembebasan utang yang diperoleh deitur tertentu
29. Organasasi internasional yang tidak termasuk subjek PPh
30. Fasilitas PPh ditanggung pemerintah atas hibah dan pinjaman luar negeri
31. WP tertentu tidak wajib lapor SPT
32. Kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP)