Anda di halaman 1dari 11

Nama: Rosdiana Nim: 90400116141

Kelas: Akuntansi D

Tugas : Akuntansi Keperilakuan

TUGAS REVIEW JURNAL

Jurnal Nasional 1

Nama/Tahun Fadjar Setiyo Anggraeni / 2015


Judul Aspek Perilaku Dalam Penganggaran Pada
Pusat Pertanggungjawaban Di Rumah Sakit
Nama Jurnal/Penerbit Aspek Perilaku dalam Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran pada Pusat Pertanggungjawaban di Rumah Sakit –
by Fadjar Setiyo Anggraeni – RSI Sultan Agung
Reviewer Rosdiana
Tujuan Penelitian • Untuk menyatakan harapan sasaran perusahaan secara
jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan
dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai
manajemen.
• Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada
pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti,
didukung dan dilaksanakan.
• Untuk menyediakan rencana terinci mengenai
aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian
dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu
dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan.
• Untuk mengkoordinasi cara atau metode yang akan
ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
• Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan
kinerja individu dan kelompok, menyediakan informasi
yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.
Objek Penelitian Dalam penelitian kualitatif kesimpulan tidak diambil secara
tiba- tiba, akan tetapi merupakan proses yang berkembang sejak
awal penelitian itu sendiri. Analisis kualitatif diawali dengan
mencari benda-benda mencatat keteraturan, pola-pola
penjelasan konfigurasi yang mungkin dalam “sebab akibat”
(Miles dkk, 1992). Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan
secara deskriptif kualitatif. Penelitian analisis deskriptif ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan data penelitian sesuai
dengan variabel – variabel yang akan diteliti, tanpa melakukan
pengujian hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis,
karena dalam penelitian ini penulis tidak membuat hipotesis.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif, dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh
dengan teknik dokumentasi.
Latar Belakang Data yang diperoleh dari Ditjen Pelayanan Kesehatan,
Kemenkes RI tahun 2017 menunjukkan rumah sakit di
Indonesia hingga tahun 2016 telah mencapai 2601 unit dengan
kepemilikan
beragam. Angka ini meningkat 373 unit dari jumlah rumah sakit
di tahun 2013 yang merupakan angka peningkatan yang cukup
signifikan yang berarti posisi pasar perumahsakitan modern di
Indonesia kian bergerak ke arah positif. Pergerakan ini telah
menimbulkan iklim kompetisi (competition) yang semakin ketat
dan pelanggan (customer) yang semakin selektif. Hal ini yang
kemudian mendorong manajemen rumah sakit mulai mengukur
keberhasilan bisnisnya melalui perkembangan dari unit-unit
bisnisnya, yang diukur dari pencapaian target pendapatan dan
laba yang telah ditetapkan. Unit-unit bisnis ini harus membantu
manajemen rumah sakit dalam mencari strategi yang jitu untuk
dapat menjadi pemenang. Setiap pemimpin rumah sakit mulai
menilai, menganalisis kemampuan dan keterbatasan institusinya
dan mencari tahu peluang yang dijanjikan pasar dan ancaman-
ancaman yang mungkin bisa sewaktu-waktu membombardir
usahanya. Secara bertahap mereka akan menyusun strategi
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. Oleh karena itu,
tentu setiap pemimpin tidak mau melakukan kesalahan dengan
memilih anggota tim yang tidak kapabel, tidak sejalan dengan
manajemen dan lambat.
Hasil Penelitian Dari pengamatan dan hasil wawancara dengan para pemangku
kepentingan, mempelajari dokumen – dokumen dan informasi
yang tersedia terkait dengan penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran di RSI Sultan Agung kemudian melakukan telaah
hasil dengan pustaka yang telah disampaikan, maka dapat
dikatakan
bahwasannya secara umum tujuan penyusunan RKA sudah
tercapai. Secara umum, sasaran RSISA sudah tergambar jelas
dan
formal sehingga dapat memberikan arah kepada setiap
pemangku kepentingan. Harapan dari manajemen juga telah
terkomunikasikan melalui target-target yang disampaikan dan
kemudian ditangkap oleh manajer untuk diolah menjadi
sejumlah kegiatan yang jelas. Terdapat kepastian pula mengenai
jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut, cara pelaksanaan,
indikator pelaksanaan dan target hasil kegiatan. Dengan
demikian RSISA juga telah memiliki alat ukur dan alat
pengendali kinerja bagi individu dan kelompok dengan adanya
RKA.
Kritikan Kelebihan : Secara umum, RKA yang disusun juga
telah memenuhi fungsi penganggaran yang meliputi
fungsi
perencanaan, fungsi pengawasan, fungsi koordinasi, dan fungsi
anggaran sebagai pedoman kerja. Fungsi perencanaan sudah
terpenuhi karena RKA disusun dan dirumuskan sebelum tahun
pelaksanaannya, sehingga benar-benar merupakan sebuah
gambaran rencana kegiatan untuk dilaksanakan pada tahun
berikutnya. RKA yang telah disusun, selalu mendapatkan
persetujuan dan pengesahan dari pejabat yang berwenang
sehingga dapat berfungsi sebagai standar kegiatan yang akan
dilaksanakan, sehingga dengan menggunakannya sebagai alat
ukur pelaksanaan kegiatan berarti fungsi RKA sebagai alat
pengawasan sudah berjalan.
Kekurangan: Meski secara umum tujuan dan fungsi RKA sudah
dicapai akan tetapi dalam proses penyusunan RKA sendiri masih
perlu penanganan lebih mendalam mengingat dari hasil
wawancara dengan Tim Inti Penyusunan RKA disimpulkan
adanya perilaku pejabat yang berpotensi menimbulkan kerugian,
antara lain; pertama, Membuat pengajuan berdasarkan keinginan
(moral hazard), bukan kebutuhan sehingga mengakibatkan
pembengkakan anggaran biaya. Kedua, meremehkan
kepentingan perencanaan sehingga abai terhadap tugas atau
kehilangan informasi penting terkait dengan penyusunan RKA,
sehingga waktu penyusunan Aspek Perilaku dalam Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran pada Pusat Pertanggungjawaban di
Rumah Sakit – by Fadjar Setiyo Anggraeni – RSI Sultan Agung
10 anggaran menjadi lebih lama

Jurnal Nasional 2

Nama/Tahun Ilham Sahputra, Darwanis, Hasan Basri / 2018


Judul Pengaruh Penganggaran Partisipatif, Gaya Kepemimpinan Dan
Perilaku Penyusun Anggaran Terhadap Slack Anggaran (Studi Pada
Satuan Kerja Perangkat Kabupaten Pemerintah Aceh

Nama Jurnal/Penerbit Selatan)


Jurnal P erspektif Ekonomi Darussalam
Rosdiana
Reviewer
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penganggaran partisipatif, gaya kepemimpinan
dan perilaku penyusun anggaran terhadap Slack Anggaran pada SKPK Pemerintah Aceh Selatan.
Objek Penelitian
Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
yang selanjutnya dianalisis menggunakan program SPSS.
Latar BelakangPemerintah daerah telah menetapkan tujuan organisasinya dalam berbagai
dokumen perencanaan. Rencana strategis yang telah disusun haruslah didukung oleh anggaran
yang memadai agar semua program yang telah direncanakan dapat tercapai.
Keterbatasan sumber daya (dana) menjadi kendala yang utama
dimana ketersediaan pendanaan untuk membiayai seluruh
kegiatan pemerintahan tidak dapat diperoleh dengan mudah.
Maka langkah pemerintah selanjutnya adalah dengan membuat
prioritas program dengan tetap mengacu kepada prioritas
nasional.
Hasil Penelitian Penganggaran partisipatif, Gaya kepemimpinan dan Perilaku
penyusun anggaran bersama-sama berpengaruh terhadap Slack
Anggaran pada SKPK di Pemerintah Aceh Selatan. Kedua,
Penganggaran partisipatif berpengaruh negatif terhadap Slack
Anggaran, artinya semakin besar partisipatif anggaran akan
menurunkan Slack Anggaran yang terjadi. Ketiga, Gaya
Kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap Slack Anggaran,
hal ini menuunjukkan, semakin besar gaya kepemimpinan akan
menurunkan Slack Anggaran. Keempat, Perilaku penyusun
anggaran berpengaruh negatif terhadap Slack Anggaran, hal ini
menjelaskan bahwa semakin besar perilaku penyusun anggaran
maka Slack Anggaran yang terjadi akan semakin menurun pada
SKPK Pemerintah Aceh Selatan.
Kritikan Kelebihan : Adapun indikator yang digunakan dalam
pengukuran variabel partisipasi anggaran adalah keterlibatan
manajer (individu) dalam penyusunan dan pelaksanaan
anggaran, penghargaan, karena keberhasilan dan kontribusi
dalam ranah pertanggungjawabannya
Kekurangan :
• Penganggaran partisipatif berpengaruh negatif terhadap
Slack Anggaran, artinya semakin besar partisipatif
anggaran akan menurunkan Slack Anggaran yang terjadi.
• Gaya Kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap
Slack Anggaran, hal ini menuunjukkan, semakin besar
gaya kepemimpinan akan menurunkan Slack Anggaran.
• Perilaku penyusun anggaran berpengaruh negatif
terhadap Slack Anggaran, hal ini menjelaskan bahwa
semakin
besar perilaku penyusun anggaran maka Slack Anggaran
yang terjadi akan semakin menurun pada SKPK
Pemerintah Aceh Selatan.

Jurnal Nasional 3

Nama/Tahun Fauziah Aida Fitri, Mirna Indriani/ 2011


Judul Perencanaan Dan Penganggaran Pemerintah Daerah Otonomi
Khusus Ditinjau Dari Aspek Keperilakuan
Nama Jurnal/Penerbit Jurnal Akuntansi Multiparadigma

Reviewer Rosdiana

Tujuan Penelitian Untuk menentukan prioritas sektoral
• Membangun kriteria-kriteria pembangunan sesuai dengan
misi daerah.
Objek Penelitian penerimaan daerah yang cukup besar tersebut memerlukan
perencanaan strategis bagi provinsi dan kabupaten/kota,
sehingga penerapan dari pendapatan memberikan banyak
manfaat bagi pembangunan Aceh. Perencanaan tersebut antara
lain menetapkan tujuan tujuan yang jelas, menentukan prioritas
sektoral, membangun kriteria-kriteria pembangunan
sesuai dengan misi daerah. Keseluruhan perencanaan tersebut
akan tercermin dari perencanan anggaran. Hasil survei yang
dilakukan oleh World Bank (2007) menunjukkan bahwa kinerja
Aceh dalam perencanaan dan pengangaran masih rendah.
Pengesahan ang-garan di Aceh tidak mengikuti alur waktu yang
ditetapkan. Dengan demikian menimbulkan dampak yang
merugikan bagi pelaksanaan program pemba ngunan, dan
menghambat pelayanan publik sehingga daerah tidak dapat
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
Metode Penelitian Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif

adalah data yang dikumpulkan tentang kondisi responden


untuk variabel penelitian. Sedangkan data kualitatif adalah
data
pendapat yang dirasakan oleh responden mengenai peng
angaran baik pada tahap perencanaan, implementasi dan
pertanggungjawaban. Kedua data dikumpulkan melalui
kuesioner. Untuk data kuantitatif diberikan pertanyaan tertutup
sedangkan untuk data kualitatif diberikan dalam bentuk per-
tanyaaan terbuka
Latar Belakang Sejak diberlakukannya ke- tentuan Daerah Otonomi Khu- sus
dan desentralisasi bagi Aceh maka terjadi peningkatan
pendapatan yang sangat sig- nifikan. Peningkatan melebihi 6
(enam) kali dari tahun 1999 sampai 2008. Peningkatan pen-
dapatan yang paling signifikan terjadi setelah berlakunya Un-
dang-Undang No.11/2006 ten- tang Pemerintah Aceh
(UUPA). Mulai tahun 2008 Aceh me- nerima Dana Alokasi
Khusus (DAK) selama 20 tahun ke de- pan. Tambahan dana
terse- but sebanding dengan 2% dari Dana Alokasi Umum
(DAU) nasional selama 15 tahun dan 1% selama lima tahun
berikut- nya. Selain itu, undang-undang yang baru
menetapkan kembali porsi tambahan dana bagi hasil dari
minyak dan gas (masing- masing sebesar 55% dan 40%), di
atas dana bagi hasil minyak dan gas secara nasional un- tuk
daerah penghasil minyak dan gas, masing-masing sebe- sar
15% minyak dan 30% gas. Tahun ini tambahan pendapat an
sebesar 3,59 triliun rupiah dari DAK dan 1,3 triliun rupiah
dari dana tambahan bagi hasil minyak dan gas. Undang-Un-
dang Pemerintah Aceh tersebut memberikan kesempatan
besar bagi Aceh untuk meningkatkan penyediaan layanan
publik dan mendorong pembangunan eko- nomi lebih baik.
Hasil Penelitian 1) Partisipasi dalam penyu- sunan anggaran untuk se- tiap
komponen pada setiap unit kerja di lima kabupat- en/kota dapat
di-katago- rikan sangat baik dengan skor capaian 85,2%. 2)
Persepsi keadilan ang-ga- ran yang ditinjau dari di- mensi
distribusi dirasakan sedang yaitu berada dian- tara buruk dan
baik den- gan skor capaian sebesar 53,24%. Sedangkan keadil an
anggaran dari dimensi keadilan prosedur berada dalam katagori
baik deng an skor capaian 73%. 3) Komitmen terhadap tu- juan
di setiap unsur penyu sunan anggaran dalam se- tiap unit kerja
responden yang diteliti menunjukkan katagori sangat baik deng
an skor 89,68% . Dengan demikian setiap unit kerja memiliki
komitmen pada tujuan anggaran yang telah ditetapkan. 4) Setiap
kabupaten/kota memiliki peringkat yang berbeda-beda untuk ma-
salah yang timbul pada setiap proses penyusunan anggaran,
realisasi dan pertanggungjawaban. Secara umum masalah yang
dihadapi setiap ka- bupaten/kota pada pro ses penganggaran
adalah: anggaran tidak sesuai, anggaran tidak tepat wak- tu,
sumberdaya manusia dan pada sa-at implemen- tasi selalu terjadi
peruba- han
Kritikan Kelebihan : Data kuantitatif dianalisis dengan statistik
deskriptif un- tuk setiap komponen keperila- kuan. Dari data
tersebut setiap komponen penentu tercapai- nya kinerja
anggaran disimpul- kan melalui persentase hasil dengan skala

rKaenkkuirnagnygaanng: dPa-
faktor- faktor yang
enpgatudkuilrihaant
ptaedrahatadbaepl
mempengaruhi kin- erja penyusunan anggaran dila- kukan
dengan menggunakan instrumen yang telah umum
digunakan.

Jurnal Nasional 4

Nama/Tahun ALI AKBAR /2008

Judul PENGARUH KOMPENSASI, PENGEMBANGAN KARIR, PARTISIPASI


ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DIBIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN BIRO UMUM
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Nama jurnal/Penerbit Jurnal

EMBA Reviewer ROSDIANA

Tujuan Penelitian 1. Apakah Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja


pegawai dibidang akuntansi dan keuangan Biro Umum
Sekretariat
Daerah Provinsi Kepulauan Riau?

2. Apakah Pengembangan karir berpengaruh terhadap


Kinerja pegawai dibidang akuntansi dan keuangan Biro
Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau?

3. Apakah Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap


Kinerja pegawai dibidang akuntansi dan keuangan Biro
Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau?

Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Biro Umum Sekretariat Daerah

Provinsi Kepulauan Riau yang beralamat Komplek perkantoran

Provinsi Kepulauan Riau Gedung A, Pulau Dompak

Tanjungpinang. dan variabel independen/bebas pada penelitian

ini adalah Kompensansi, Pengembangan karir, Partisipasi

anggaran dan Komitmen organisasi serta Kinerja Pegawai

sebagai variabel dependen/terikat

Metode Penelitian Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah

autokorelasi. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan

uji Durbin-Watson (uji DW)

Latar Belakang Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan

informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya

dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Pemilihan dan

penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek

keperilakuan dari

para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak


dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan

organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.

Penjelasan diatas menunjukkan adanya aspek keperilakuan pada

akuntansi, baik dari pihak pelaksana/penyusun informasi maupun

dari pihak pemakai akuntansi. Pihak pelaksana/penyusun

informasi akuntansi adalah seseorang atau kumpulan orang yang

mengoperasikan system informasi akuntansi dari awal sampai

terwujudnya laporan keuangan. Pengertian ini menjelaskan

bahwa pelaksanaan/penyusun informasi akuntansi memainkan

peranan penting dalam menopang kegiatan atau operasi harian

organisasi (Ikhsan dan Ishak, 2008).

Hasil Penelitian 1. Variabel Kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap


Kinerja pegawai dibidang akuntansi dan keuangan Biro Umum
Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

2. Variabel Pengembangan karir secara parsial tidak terdapat


pengaruh terhadap Kinerja pegawai dibidang akuntansi dan
keuangan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan
Riau.

Kritikan Kelebihan : Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti


dengan variabel-variabel lain diluar Kompensasi, Pengembangan

Karir, Partisipasi anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif

yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Variabel aspek

keperilakuan yang ada di Pt. Surya Wenang Indah Manado


terdiri dari sikap, motivasi, persepsi, dan emosi. Variabel
tersebut merupakan indikator akuntansi keperilakuan yang
sangat memberikan pengaruh dan hubungan terhadap penerapan

sistem akuntansi persediaan pada Pt. Surya Wenang Indah


Manado.

Kekurangan : Pimpinan harus bertindak adil dan tegas baik

dalam pemberian penghargaan apabila pegawai berprestasi

maupun pemberian hukuman apabila pegawai melakukan


kesalahan

Jurnal Nasional 5

Nama/Tahun Soeparlan Pranoto/ Hero Priono

Judul Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem


Akuntansi Persediaan Pada Pt.Surya Wenang Indah
Manado

Nama jurnal/Penerbit Jurnal

EMBA Reviewer ROSDIANA

Tujuan Penelitian Dengan demikian diharapkan bermanfaat untuk


mengeksplorasi benih-benih timbulnya perilaku disfungsional
yang terjadi pada tahap perencanaan karena adanya indikasi
bahwa penyelewengan anggaran (korupsi) bahkan dimulai
pada saat perencanaan. Selama ini penelitian untuk menggali
perilaku disfungsional khusus pada tahap perencanaan,
sebagai tahap persiapan anggaran, khususnya di sektor
pemerintahan
belum banyak dilakukan.

Objek Penelitian Teori dasar dalam perilaku, yang terdiri dari bidang sosiologi,
sosial-psikologi dan psikologi, sangat mempengaruhi juga dalam
perkembangan penelitian dalam membangun akuntansi
keperilakuan (Lubis 2010). Perilaku terkait dengan manusia,
sehingga ilmu yang terkait dengan manusia ini dibagi dalam
mempelajari manusia itu sendiri (psikologi), hubungan manusia
dengan manusia lainnya (sosial–psikologi) dan hubungan

manusia dengan masalah kemasyarakatan (sosiologi).


Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memetakan aspek keperilakuan
sektor publik khususnya di siklus penganggaran pemerintah
sehingga digunakan metode kualitatif meta analysis.
Penelitian berbasis teks ini menggunakan analisis konten
dengan bantuan software kualitatif Nvivo dan Mind
Mapping-Mindjet untuk lebih memudahkan pemetaan
komprehensif dengan mudah.

P n e l i ti in i m e n g g u n a k a n
b e r t u j u a n s e c ar a e k s p lo r a t if
p e n de k ta n k u a l it a t if k a r e n a
m e m e tak a n b e r b a g a i a s p e k psikologi,
sosiologi, perilaku disfungsional dan aspek politik dalam
siklus penganggaran pemerintah.
Latar Belakang Perencanaan anggaran adalah tahap awal dan paling penting
dalam siklus anggaran pemerintah yang terdiri dari tahap
perencanaan, ratifikasi, implementasi dan pengawasan.
Perencanaan bahkan sudah menjadi kajian menarik di ranah
administrasi publik (Dwiputrianti 2012; Helmuth 2011; Sriwigati
dan Fitrianto 2012) maupun di ranah akuntansi sektor publik
(Arniati dan Kartikaningdyah 2010; Yuhertiana 2005).
Perencanaan anggaran pemerintah memerlukan waktu yang

cukup lama, melibatkan banyak pihak atau stakeholder.


Penelitian pada tahap ini biasanya menginvestigasi proses
penganggaran, partisipatif atau sentralistik
Hasil Penelitian Penelitian akuntansi keperilakuan di sektor publik tidak
terlepas dari partisipasi. Partisipasi anggaran tetap menjadi
perhatian peneliti dalam delapan belas tahun keberadaan
SNA,
namun terjadi pergeseran paradigma penelitian. Pendekatan
kualitatif dengan berbagai metode digunakan untuk mengupas
lebih mendalam bagaimana sebenarnya partispasi masyarakat
dalam budaya yang berbeda

Kritikan Kelebihan : Perilaku oportunistik dalam


nuansa budaya politik yang “salah” menyebabkan para aktor
dalam penyusunananggaran, eksekutif dan legislatif
menggunakan “discretionary power” nya untuk memanfaatkan
demi kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Perilaku
ini dapat mendorong terjadinya fraud atau korupsi
Kekurangan : Penyebab
partisipasi semu tidak disebabkan dominasi
eksekutif sendiri dalam hal pengalaman dan pengetahuan
tentang “sense berkepemerintahan” namun pada beberapa
daerah budaya “patuh, manut” menjadi relevan. Partisipasi
anggaran menjadi sangat penting karena keterlibatan
masyarakat menjadi embrio, mencerminkan sebuah
perhatian
terhadap“masalah” kemana negara akan dibawa

Anda mungkin juga menyukai