Anda di halaman 1dari 40

MODUL 5

Instrumen Keuangan:
Derivatif dan Nonderivatif
Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA, CA, Akt.
Vogy Gautama Buana Putra, SE, M.Sc.

P ENDA HULU AN

M odul ini membahas instrumen keuangan, sebagaimana diatur dalam


PSAK 50 (revisi 2014), dari konsepnya secara umum sampai ke
pengklasifikasiannya ke dalam (a) derivatif dan nonderivatif, dan (b)
penggolongan untuk kepentingan pelaporan dan pengukurannya.
Instrumen keuangan adalah kontrak yang menambah nilai aset keuangan
suatu entitas, di satu pihak, dan menambah nilai liabilitas keuangan dan
instrumen ekuitas entitas lainnya, di lain pihak. Sebagai contoh, jika sebuah
perusahan menjual barang dagangannya secara kredit kepada pihak pembeli,
maka penjual mempunyai hak untuk menagih kepada pihak pembeli di masa
mendatang dalam bentuk kas. Nama akun untuk mencatat hak tersebut adalah
piutang usaha. Bagi pihak pembeli, ia menangung kewajiban (liabilitas)
untuk mengeluarkan kas di masa mendatang yang akan dibayarkan kepada
pihak penjual. Liabilitas seperti ini dicatat oleh akuntansi dalam akun utang
usaha. Piutang usaha dan utang usaha yang timbul dari transaksi jual-beli
kredit ini termasuk dalam definisi instrumen keuangan. Piutang usahanya
adalah aset keuangan, sedangkan utang usahanya adalah liabilitas keuangan.
Instrumen keuangan tidak hanya terdiri atas aset keuangan dan liabilitas
keuangan, tetapi juga instrumen ekuitas semisal saham biasa yang diterbitkan
oleh perseroan terbatas. Ketika saham biasa itu dibeli oleh pedagang
sekuritas, misalnya, maka pedagang tersebut mengakuinya sekuritas
perdagangan (trading securities). Setelah penempatan ini, aset keuangannya
meningkat; sedangkan perusahaan yang mengeluarkan atau menerbitkan
saham (issuer atau emiten) meningkat nilai modal sahamnya.
.2 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

Setelah membaca modul ini mahasiswa diharapkan memahami konsep-


konsep instrumen keuangan dan penggolongannya ke dalam derivatif dan
nonderivatif. Poin-poin penting dan lebih terperinci yang harapannya dapat
dicapai oleh mahasiswa adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan konsep instrumen keuangan secara umum.
2. Mampu menjelaskan pengertian aset keuangan, liabilitas keuangan, dan
instrumen ekuitas.
3. Mengenal contoh bentuk-bentuk aset keuangan, liabilitas keuangan, dan
instrumen ekuitas.
4. Mampu membedakan antara instrumen liabilitas dan instrumen ekuitas.
5. Dapat membedakan instrumen utama dan derivitif.
6. Mampu mengidentifikasi pelbagai instrumen derivatif berikut: forward,
futures, opsi, dan swaps.
7. Mengenal fungsi instrumen derivatif untuk lindung nilai.
 EKSI4311/MODUL 5 5.3

KEGIATAN BELAJAR 1
Instrumen Keuangan: Aset dan Liabilitas
Keuangan

A. INSTRUMEN KEUANGAN

Menurut PSAK No. 50 (revisi 2014), instrumen keuangan adalah


“setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas
keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.” Definisi di atas menggunakan
bahasa formal standar akuntansi (sebutlah seperti bahasa perundangan-
undangan resmi) sehingga untuk memahaminya diperlukan proses berfikir
yang lama. Dengan bahasa yang barangkali lebih mudah dipahami,
pengertian instrumen keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut. Instrumen
keuangan adalah kontrak yang, di satu sisi, menambah nilai aset keuangan
sebuah perusahaan sebagai pihak pertama dan, di sisi lainnya, menambah
nilai liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas perusahaan lain sebagai pihak
kedua. Jadi, ada dua pihak yang terlibat dalam instrumen keuangan. Pihak
pertama adalah pihak yang nilai aset keuangannya meningkat, sedangkan
pihak kedua adalah pihak yang nilai liabilitas keuangannya atau instrumen
ekuitasnya meningkat. Jadi, pada pihak kedua, yang meningkat nilainya
boleh jadi liabilitas keuangannya atau boleh juga ekuitasnya. Perhatikanlah
dua contoh berikut.
Contoh 1: PT AKU membeli obligasi yang dikeluarkan oleh PT KAU.
Setelah transaksi ini, maka terdapat dua pihak. Pihak pertama adalah PT
AKU yang memiliki obligasi PT KAU. Obligasi bagi pemegangnya
merupakan aset keuangan. Mengapa obligasi disebut aset keuangan bagi
pemegangnya? Jadi, ada peningkatan aset keuangan bagi pihak pertama.
Sebab, pemegangnya memiliki hak untuk menerima pelunasan berupa kas
pada tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Pihak kedua adalah PT KAU
yang mengeluarkan obligasi. Obligasi bagi perusahaan yang menerbitkannya
adalah liabilitas keuangan. Jadi, ada peningkatan liabilitas keuangan bagi
pihak kedua. Mengapa obligasi disebut liabilitas keuangan bagi entitas yang
mengeluarkannya? Sebab, bagi entitas yang mengeluarkannya, terdapat
kewajiban untuk melunasi dalam bentuk kas pada tanggal jatuh temponya.
Oleh karena terdapat satu pihak yang meningkat nilai aset keuangannya dan
.4 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

pihak lain meningkat nilai liabilitas keuangannya, maka obligasi adalah


instrumen keuangan. Jelas, bukan?
Contoh 2: PT DIANA membeli saham biasa yang diterbitkan oleh PT
MEREKANA. Setelah transaksi ini, maka terdapat dua pihak. Pihak pertama
adalah PT DIANA yang memiliki saham perusahaan lain. Saham bagi
pemegangnya adalah instrumen keuangan. Jadi, terdapat kenaikan aset
keuangan bagi pihak pertama. Mengapa saham biasa bagi pemegangnya
disebut aset keuangan? Sebab, pemegang saham biasa memiliki hak untuk
memperoleh distribusi aset neto dalam bentuk kas pada saat perusahaan yang
mengeluarkannya tersebut dilikuidasi. Pihak kedua adalah PT MEREKANA
yang menerbitkan saham. Oleh karena menerbitkan saham, yang berarti
menerima setoran dari pemilik (pemegang saham), maka naiklah nilai
ekuitasnya. Mengapa saham biasa ini disebut ekuitas bagi yang
mengeluarkannya? Sebab, perusahaan tersebut memiliki kewajiban untuk
membayar aset neto berupa kas pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi.
Oleh karena trasaksi saham biasa menyebabkan satu pihak meningkat nilai
aset keuangannya dan pihak lain meningkat nilai instrumen ekuitasnya, maka
saham biasa adalah instrumen keuangan.
Pada contoh 1, pihak pertama meningkat aset keuangannya dan ppihak
kedua meningkat liabilitas keuangannya. Pada contoh 2, pihak pertama
meningkat aset keuangannya dan pihak kedua meningkat ekuitasnya. Nah,
sekarang dapat diharapkan bahwa pembaca dapat memahami definsi
instrumen keuangan yang menyatakan bahwa instrumen keuangan adalah
“setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas
keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.” Lalu, apakah yang dimaksud
dengan aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas? Anda
tidak akan sempurna memahami instrumen keuangan dari definisinya yang
sangat umum itu. Anda harus mengetahui pengertian tiga konsep yang ada di
definisi instrumen keuangan. Berikut adalah uraiannya yang dikemas
sedemikian rupa agar pembaca (mahasiswa) memperoleh pemahaman dengan
mudah dan jelas.
 EKSI4311/MODUL 5 5.5

B. ASET KEUANGAN
Aset keuangan, menurut PSAK 50 (revisi 2014) par. 11, adalah aset yang
dapat berupa:
(a) kas;
(b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
(c) hak kontraktual:
(i) untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan
entitas tersebut; atau
(d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
(i) nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

Mari kita pelajari penjelasan terhadap masing-masing rupa atau bentuk


aset keuangan yang disebutkan dalam paragraf 11 di atas secara terperinci.
Setiap penjelasan akan diberikan contohnya. Namun, contoh-contoh itu
tidaklah tuntas, artinya masih banyak contoh yang belum disebutkan. Marilah
kita memulainya dari kas.

B.1. Kas
Kas, menurut akuntansi, meliputi uang tunai yang berada di tangan
perusahaan dan simpanan di bank, baik dalam bentuk rekening giro maupun
tabungan takberjangka yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali. Uang
tunai sudah sangat jelas sebagai instrumen keuangan. Ia merupakan alat
tukar dalam perdagangan. Dalam akuntansi uang digunakan sebagai
denominator umum atau pengukur semua unsur laporan keuangan yang
terdiri atas aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban. Semua transaksi
yang mengubah unsr-unsur tadi diukur dengan satuan uang. Dari namanya
saja, uang tunai (logam ataupun kertas) pastilah instrumen ke-uang-an sebab
kata keuangan adalah kata jadian dari uang dengan tambahan awalan dan
akhiran “ke-an” sehingga kata uang menjadi kata keuangan. Bahwa uang
.6 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

tunai adalah instrumen keuangan sudah jelas, bukan? Barangkali pembaca


bertanya, “Entitas mana yang memiliki liabilitas keuangan jika ada seseorang
atau perusahaan memiliki uang? Jawabnya adalah “bank sentral yang
menerbitkan uang tersebut.” Bank sentral memiliki kewajiban formal dan
moral untuk menjaga stabilitas nilai uang yang dikeluarkannya. Di Indonesia,
bank sentralnya adalah Bank Indonesia (BI). Cobalah anda searching di
website-nya BI. Carilah laporan keuangannya, khususnya neraca BI. Di sisi
liabilitas dari neraca tersebut, anda akan temukan akun “uang dalam
peredaran” atau dalam bahasa Inggerisnya “money in circulation.” Jadi, ada
satu pihak yang mengakui aset keuangan dan ada pihak lain yang mengakui
liabilitas keuangan.
Giro bank. Giro bank adalah simpanan uang di bank yang sewaktu-
waktu dapat ditarik kembali oleh giran (pihak yang membuka rekening giro
di bank). Bagi giran, giro bank jelas merupakan aset keuangan sebab dia
memiliki hak kontraktual untuk menerima kembali gironya dalam bentuk
uang tunai. Bagi bank, giro nasabahnya merupakan liabilitas keuangan sebab
ia harus membayar tunai kepada giran ketika giro itu ditarik.
Tabungan biasa atau takberjangka adalah tabungan nasabah di bank
yang juga dapat ditarik sewaktu-waktu. Nasabah memiliki klaim terhadap
kas, sedangkan bank memiliki kewajiban untuk membayar tunai ketika
penabung menariknya sewaktu-waktu. Jadi, tabungan adalah aset keuangan
bagi giran dan liabilitas keuangan bagi bank.
Untuk meringkas, kas yang sering digunakan untuk menampung aset
berupa uang tunai, giro, dan tabungan adalah aset keuangan.

B.2. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas lain


Instrumen ekuitas, semisal saham biasa dan saham preferen, adalah efek
(surat berharga) yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas sebagai tanda
kepemilikan bagi yang memegangnya. Apa hak yang dimiliki oleh
pemegangnya? Pemegangnya memiliki hak untuk menerima distribusi aset
neto (aset dikurangi liabiltas) perseroan penerbit ketika perseroan tersebut
dilikuidasi. Jadi, saham biasa dan saham preferen yang diterbitkan oleh
entitas lain adalah aset keuangan bagi entitas yang memiliki atau
memegangnya.

B.3. Hak kontraktual untuk menerima kas


 EKSI4311/MODUL 5 5.7

Hak kontraktual untuk menerima kas mudahlah dipahami dan mudah pula
contohnya. Piutang usaha adalah hak kontraktual untuk menerima kas sebab
perusahaan yang memiliki piutang usaha memiliki hak untuk menerima kas
dari debiturnya pada tanggal jatuh temponya. Jadi, piutang usaha adalah aset
keuangan bagi perusahaan yang telah melakukan transaksi penjualan secara
kredit.
Contoh-contoh lain adalah piutang wesel, piutang obligasi, dan pinjaman
yang diberikan. Pemegang piutang wesel berhak menerima kas dari
pengaksep wesel pada tanggal jatuh tempo. Pemegang obligasi berhak untuk
menerima kas, pada tanggal jatuh tempo, dari perusahaan yang menerbitkan
obligasi tersebut. Bank yang memberi pinjaman uang kepada nasabahnya
akan mengakui “Pinjaman yang diberikan.” Ini adalah hak kontraktual untuk
menerima kas dari nasabahnya pada tanggal jatuh tempo. Jadi, menurut
persepektif pemegangnya, maka piutang wesel, piutang obligasi, dan
pinjaman yang diberikan merupakan contoh-contoh hak kontraktual untuk
menerima kas dan, oleh sebab itu, merupakan aset keuangan.

B.4. Hak kontraktual untuk menerima aset keuangan nonkas dari


entitas lain

Contoh hak kontraktual untuk menerima aset keuangan selain kas dari entitas
lain adalah wesel bayar atas obligasi pemerintah yang diterbitkan oleh
entitas lain. Pemegang wesel bayar pada umumnya memiliki klaim untuk
menerima kas pada tanggal jatuh tempo dari pihak yang mengeluarkan atau
mengaksep wesel bayar trsebut seperti diuraikan sebelumnya. Namun,
terdapat wesel bayar yang pihak pengaksepnya akan menyelesaikan utangnya
dengan menyerahkan surat berharga yang dikeluarkan oleh pihak lain.
Misalnya adalah wesel bayar atas obligasi pemerintah. Ini adalah wesel bayar
yang akan diselesesaikan dengan menyerahkan obligasi pemerintah. Oleh
karena obligasi pemerintah memberi hak kepada pemegangnya untuk
menerima pelunasan kas pada tanggal jatuh temponya, maka wesel bayar
merupakan instrumen keuangan. Jadi, wesel bayar atas obligasi pemerintah
bagi pemegangnya adalah hak kontraktual untuk menerima aset keuangan
selain kas.

B.5. Hak kontraktual untuk mempertukarkan aset keuangan dengan


entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas
.8 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

tersebut

Contoh hak kontraktual untuk mempertukarkan aset keuangan dengan


entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut
adalah opsi beli atau istilah dalam bahasa Inggerisnya adalah call option.
Opsi beli adalah kontrak yang memberi hak kepada pemegangnya untuk
membeli item yang tertera dalam kontrak tersebut dengan harga tertentu di
tanggal tertentu di masa mendatang. Opsi beli saham¸ misalnya, adalah surat
berharga yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli saham
suatu perseroan terbatas dengan harga tertentu di tanggal tertentu di masa
mendatang. Individu atau perusahaan membeli opsi beli saham karena
khawatir bahwa harga pasar saham yang ingin dibelinya akan naik di masa
mendatang. Jika ternyata harga saham tersebut meningkat, maka individu
dalam kondisi menguntungkan, yakni boleh membeli saham dengan harga
seperti dijanjikan (stike price) yang lebih murah dari harga senyatanya pada
tanggal jatuh tempo. Untungnya adalah sebesar selisih antara strike price dan
harga pasar senyatanya. Penyelesaian opsi ini dapat diberikan dalam bentuk
kas, sebagaimana yang diatur dalam PSAK 50, maupun saham. Jadi, opsi beli
saham dalam contoh ini adalah aset keuangan bagi pemegangnya.

B.6. Hak kontraktual untuk mempertukarkan liabilitas keuangan


dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan
entitas tersebut

Salah satu contoh hak kontraktual pada B.6 adalah kontrak opsi beli
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan lain, yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk membeli kembali obligasi yang telah pemegang
terbitkan dengan harga tertentu pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Andaikan harga pasar obligasi di masa mendatang ternyata meningkat, maka
opsi akan menguntungkan pemegang opsi dan, oleh karena itu, dia akan
mengambil haknya. Obligasi bagi pihak yang menerbitkannya adalah
liabilitas keuangan. Di contoh ini, yang diterima oleh pemegang opsi adalah
obligasinya sendiri. Jadi, di contoh ini, aset keuangan (berupa opsi)
ditukarkan dengan liabilitas keuangannya sendiri (berupa obligasi).

B.7. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
 EKSI4311/MODUL 5 5.9

merupakan nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin


diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas

Kontrak yang dimaksud dalam judul di atas harus berupa kontrak


nonderivatif, misalnya “pinjaman yang diberikan.” Nilai pinjaman yang
diberikan ini di masa depan tidak tergantung pada harga aset lain. Oleh
karena itu, ia adalah nonderivatif. Ambillah “benang merah” yang
terkandung dalam ilustrasi berikut.
Bank KLM memberi pinjaman sebesar Rp100 juta kepada PT XYZ.
Bank KLM bersedia untuk menerima pelunasan dari PT XYZ berupa
sejumlah saham biasa yang diterbitkan oleh Bank KLM senilai Rp100 juta
pada tanggal jatuh tempo. Penyelesaian tersebut disetujui oleh PT XYZ. Di
contoh ini, jumlah lembar saham yang akan diserahterimakan akan
bervariasi, tergantung pada harga pasarnya saat jatuh tempo pinjaman. Jika,
pada jatuh tempo, harga pasar saham per lembar Rp1 juta, maka jumlah
saham yang diserahterimakan adalah 100 lembar; jika Rp1,25 juta, maka 80
lembar; jika Rp2 juta, maka 50 lembar; begitu seterusnya. “Pinjaman yang
diberikan” adalah aset keuangan nonderivatif bagi Bank KLM, sedangkan
saham yang dikeluarkan olehnya adalah instrumen ekuitas baginya. Di
contoh ini, yang wajib diterima oleh Bank KLM adalah instrumen ekuitas
(saham biasa yang dikeluarkan oleh Bank KLM) dengan jumlah yang
bervariasi.

B.8. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
merupakan derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

Contoh kontrak pada B.8 adalah kontrak yang mewajibkan perusahaan untuk
menerima instumen ekuitasnya sendiri Jika disederhanakan, kontrak tersebut
adalah derivatif yang penyelesaiannya adalah dengan mengeluarkan kas dan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaanalah satu contoh kontrak
pada B.8 ini dapat diikuti pada ilustrasi berikut.
.10 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

Saham biasa PT Sahima yang telah beredar di masyarakat saat ini berjumlah
300.000 lembar. Oleh karena ingin menarik kembali sebagian sahamnya yang
telah beredar dengan harga yang lebih murah daripada harga pasarnya, PT
Sahima bersepakat dengan PT Golida untuk menandatangani kontrak forward
yang klausulnya sebagai berikut.

(a) PT Sahima akan membeli dari PT Golida, pada tanggal tertentu


di masa mendatang, 10.000 lembar sahamnya sendiri, dengan
menyerahkan kas kepada PT Golida yang jumlahnya setara
1.000 gram emas murni berdasar harga pada tanggal eksekusi
kontrak.
(b) PT Golida akan menjual kepada PT Sahima, pada tanggal
tertentu di masa mendatang, 10.000 lembar saham yang
dikeluarkan oleh PT Sahima, dengan menerima kas dari PT
Sahima yang jumlahnya setara dengan harga 1.000 gram emas
murni berdasar harga pada tanggal eksekusi kontrak;

Kontrak di atas menunjukkan bahwa jumlah saham sendiri, dari


perspektif PT Sahima, yang akan dipertukarkan sudahlah tertentu, yakni
10.000 lembar. Namun, jumlah kas yang akan diserahkannya kepada pihak
lain tidaklah tertentu, yakni masih bergantung kepada harga emas pada saat
eksekusi. Jadi, jumlah sahamnya tertentu, tetapi jumlah kasnya tidak tertentu.
Ini berarti bahwa kontrak ini memenuhi syarat “selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas dengan sejumlah tertentu
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.”
Dalam kondisi seperti apakah, kontrak di atas merupakan aset
(keuangan) bagi PT Sahima? Jawabnya, ketika harga pasar 10.000 lembar
saham pada tanggal eksekusi lebih mahal daripada harga 1.000 gram emas
pada saat yang sama. Dalam kondisi seperti itu, kontrak forward memberi
manfaat ekonomik kepada PT Sahima karena ia memperoleh sahamnya
sendiri dengan harga pasar lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kas
yang ia keluarkan untuk mendapatkannya. Selisihnya merupakan nilai atau
manfaat ekonomik dari kontrak forward tersebut. Perhatikanlah pula bahwa
nilai kontrak sangat bergantung pada harga pasar emas dan harga pasar
saham. Jadi, kontrak forward di atas adalah derivatif. Dapat dipahami,
bukan? Untuk melengkapi pemahaman, berikut contoh dengan menggunakan
menyertakan satuan uang.
 EKSI4311/MODUL 5 5.11

Misalnya, pada tanggal jatuh tempo atau tanggal eksekusi, nilai


1.000 gram emas murni adalah Rp550 juta yang berarti bahwa PT Sahima
harus menyerahkan kas sejumlah itu. Adapun nilai 10.000 lembar saham
adalah Rp570 juta. Selisihnya Rp20 juta merupakan nilai kontrak forward
dan merupakan aset keuangan bagi PT Sahima.

B.9. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
merupakan derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu aset keuangan nonkas
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.

Salah satu contoh kontrak pada B.9 ini adalah kontrak yang ilustrasinya
seperti berikut ini. PT Sero Raya telah mengeluarkan 500.000 lembar saham
biasa yang saat ini masih beredar di masyarakat. Untuk memperoleh kembali
sahamnya yang telah beredar secara menguntungkan, PT Sero Raya, pada
hari ini, menandatangani kontrak forward dengan PT Sekurita Jaya dengan
pernjanjian sebagai berikut.

(a) PT Sero Raya akan membeli dari PT Sekurita Jaya, pada


tanggal tertentu di masa mendatang, sejumlah lembar sahamnya
sendiri yang nilai totalnya setara dengan harga 100 gram emas
murni. Untuk membayar pembelian ini, PT Sero Raya akan
menyerahkan 1.000 lembar obligasi PT Beda_Banget.
(b) PT Sekurita Jaya akan menjual kepada PT Sero Raya, pada
tanggal tertentu di masa mendatang, sejumlah lembar saham
yang dikeluarkan oleh PT Sero Raya yang nilainya setara
dengan harga 100 gram emas murni pada saat eksekusi. Sebagai
pembayaran atas penjualan itu, PT Sekurita Jaya akan
menerima, dari PT Sero Raya, 1.000 lembar obligasi PT
Beda_Banget.

Menurut kontrak di atas, jumlah lembar saham yang akan terima


oleh PT Sero Raya tergantung pada (a) harga pasar 100 gram emas murni,
dan (b) harga pasar saham PT Sero Raya, keduanya pada tanggal eksekusi.
Jadi, jumlah sahamnya tidak tertentu. Adapun aset keuangan selain kas
.12 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

(dalam contoh ini obligasi) yang dipertukarkan sudah tertentu jumlah


lembarnya, tetapi nilainya masih bergantung pada harga pasarnya pada saat
eksekusi. Ini berarti bahwa kontrak tersebut memenuhi syarat “selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu aset keuangan nonkas dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.”
Kapankah kontrak di atas merupakan aset (keuangan) bagi PT Sero
Raya? Kontrak tersebut akan menjadi aset baginya apabila harga pasar 1.000
lembar obligasi pada saat eksekusi lebih rendah daripada harga pasar 100
gram emas murni. Artinya, PT Sero Raya memperoleh manfaat ekonomik
berupa menerima instrumen ekuitasnya sendiri yang harga pasarnya lebih
tinggi daripada harga pasar 1.000 lembar obligasi yang ia serahkan.
Selisihnya merupakan nilai atau manfaat ekonomik dari kontrak forward
tersebut. Perhatikanlah pula bahwa nilai kontrak sangat bergantung pada
harga pasar emas (sebagai cermin nilai saham sendiri) dan harga pasar
obligasi. Jadi, kontrak forward di atas adalah derivatif.
Untuk melengkapi pemahaman, berikut contoh dengan
menggunakan menyertakan satuan uang. Umpamakan pada tanggal eksekusi,
nilai 100 gram emas murni adalah Rp550 juta dan nilai 1.000 lembar obligasi
adalah Rp520 juta. Ini berarti PT Sero Raya harus menerima sahamnya
sendiri dengan jumlah lembar yang setara dengan Rp550 juta dan
menyerahkan 1.000 lembar obligasi yang nilainya hanya Rp520 juta. Jadi,
nilai kontrak forward bagi PT Sero Raya adalah Rp30 juta dan merupakan
aset keuangan baginya.
Selesailah sudah contoh-contoh bentuk aset keuangan. Semoga
bermanfaat. Marilah kita beralih ke pembasan mengenai liabilitas keuangan.

C. LIABILITAS KEUANGAN

Liabilitas keuangan, andaikan anda telah memahami aset keuangan seperti


uraian pada bagian B di atas, tidaklah sulit dipahami. Sebab, liabilitas
keuangan adalah kebalikan dari aset keuangan. Baiklah, kita mulai dari
definisi liabilitas keuangan menurut PSAK 50 (revisi 2014) par. 11. Menurut
paragraf 11 tersebut, liabilitas keuangan adalah adalah setiap liabilitas yang
berupa:
(a) kewajiban kontraktual:
(i) untuk menyerahkan kas kepada entitas lain; atau
 EKSI4311/MODUL 5 5.13

(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan


dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut;
(b) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
(i) nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau
(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.

Contoh-contoh liabilitas keuangan yang bentuknya bermacam-macam itu


diberikan di bawah ini. Contoh-contoh berikut ini tidaklah tuntas, dalam arti
bahwa contoh-contoh lainnya belum disebutkan.

C.1. Kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas kepada entitas lain


Contoh kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas kepada entitas lain
adalah utang usaha, utang wesel, utang bank, dan utang obligasi. Semua
contoh tadi mencerminkan kewajiban bagi perusahaan untuk menyerahkan
kas kepada pihak lain pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang. Utang
usaha berasal dari jual-beli barang atau jasa secara kredit dengan pemasok.
Utang wesel berasal dari kontrak yang secara nyata didukung oleh dokumen
tertulis yang menyatakan bahwa penandatangannya akan membayar sejumlah
uang di tanggal tertentu di masa mendatang tanpa syarat; utang wesel juga
dapat merupakan pinjaman kepada bank. Utang obligasi adalah utang jangka
panjang yang mencerminkan janji untuk membayar kembali pada tanggal
jatuh tempo sebesar nominalnya.
Perlu diketengahkan di sini bahwa utang pajak (misalnya utang
PPN) kepada pemerintah bukanlah liabilitas keuangan sebab ia tidak terjadi
berdasarkan kontrak, tetapi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Utang gaji, meskipun sebetulnya liabilitas keuangan, namun ia dikecualikan
dari PSAK 50. Mengenai hal-hal yang dikecualikan dari pengaturan PSAK
50 dapat anda pelajari di paragraf 04. Pembahasan ini di luar cakupan modul
5 ini.
.14 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

Rekening giro nasabah. Bagi bank, rekening giro nasabah adalah


liabilitas keuangan sebab (jika bersaldo kredit; jarang bersaldo debit)
merupakan kewajiban bagi bank untuk menyerahkan kas kepada nasabahnya
ketika nasabah menariknya melalui pengeluaran cek.
Tabungan nasabah, baik takberjangka maupun berjangka (berupa
deposito) menujukkan kewajiban kontraktual bagi bank untuk mengeluarkan
uang pada saat nasabah mengambilnya.

C.2. Kewajiban kontraktual untuk menyerahkan aset keuangan selain


kas kepada entitas lain

Contoh kewajiban kontraktual pada C.2 adalah “Pinjaman yang diterima”


dari perusahaan lain yang akan dilunasi dengan sertifikat depostio (certificate
of deposit atau disingat CD) milik peruahaan. Misalnya PT Barumun_Jaya
menarik pinjaman dari sebuah bank komersial dan pinjaman ini dicatat pada
akun “Pinjaman yang diterima.” Dalam kontrak ditetapkan bahwa pinjaman
ini akan dilunasi oleh PT Barumun_Jaya dengan CD yang merupakan bukti
depositonya di bank komersial yang sama. Jadi, CD adalah aset keuangan
selain kas bagi PT Barumun_Jaya sebab pada tanggal jatuh tempo CD, ia
akan menerima sejumlah kas dari bank. Namun, ia tidak akan menguangkan
CD pada jatuh temponya sebab CD tersebut akan digunakan untuk melunasi
pinjaman. Jadi, “pinjaman yang diterima” pada contoh ini, bagi PT
Barumun_Jaya, adalah kewajiban kontraktual untuk menyerahkan aset
keuangan selain kas (yakni CD) kepada entitas lain.

C.3 Kewajiban kontraktual untuk mempertukarkan aset keuangan


dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan perusahaan

Contok kewajiban kontraktual pada C.3 adalah opsi beli obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan, yang memberi hak kepada pemegangnya untuk
menerima aset keuangan perusahaan. Misalkan, PT Investama memiliki
obligasi yang dikeluarkan oleh PT Obligor. Obligasi ini oleh PT Investama
ditampung dalam akun “Sekuritas obligasi—perdagangan,” yang tentunya
merupakan aset keuangan. Kemudian, PT Investama mengeluarkan opsi beli
obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli obligasi
tersebut dengan harga tertentu (strike price) di masa mendatang. Opsi beli
 EKSI4311/MODUL 5 5.15

obligasi yang diterbitkannya, tentu, merupakan liabilitas keuangan baginya


ketika harga pasarnya lebih tinggi daripada strike price-nya. Sebab, PT
Investama harus menyerahkan aset keuangannya (berupa sekuritas obligasi—
perniagaan) kepada entitas lain (pemegang opsi) sebesar strike price jika
pemegangnya mengambil haknya. Jadi, contoh ini menunjukkan bahwa opsi
beli saham yang dikeluarkan oleh PT Investama adalah kewajiban
kontraktual yang akan diselesaikan dengan aset selain kas kepada entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan perusahaan.

C.4 Kewajiban kontraktual untuk mempertukarkan liabilitas


keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan perusahaan

Kewajiban kontraktual pada C.4 ini dapat dicontohkan dengan opsi beli
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
dengan harga tertentu di masa mendatang. Dalam kondisi yang
menguntungkan pemegang opsi, maka pemegang opsi akan mengambil
haknya. Kondisi yang menguntungkan pemegang opsi adalah kondisi yang
tidak menguntungkan perusahaan (yang menerbitkan opsi itu). Pada saat
pengambilan hak oleh pemegang opsi, perusahaan harus menyerahkan
obligasinya. Intinya, satu liabilitas keuangan perusahaan (opsi yang
diterbitkan) ditukar dengan liabilitas keuangan lain perusahaan (obligasi)
dengan kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan. Misalkan, PT Konita
menerbitkan opsi beli yang memberi hak kepada pemegangnya untuk
membeli obligasi yang diterbitkan oleh PT Konita sendiri dengan harga
tertentu di masa mendatang. Jika harga obligasi meningkat dan, tentunya,
pemegang opsi mengambil haknya, maka PT Konita wajib menyerahkan
obligasinya kepada pemegang opsi. Jadi, bagi PT Konita, harga obligasi
yang meningkat merupakan kondisi yang tidak menguntungkannya.

C.5. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan
merupakan nonderivatif dimana entitas harus
atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan suatu jumlah yang
bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
.16 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

Kontrak yang dimaksud dalam judul di atas haruslah nonderivatif. Misalnya


adalah obligasi yang diterbitkan (hutang obligasi) oleh perusahaan dengan
nilai nominal Rp50 juta dengan fitur berikut. Utang obligasi tersebut akan
dilunasi oleh perusahaan penerbitnya, pada jatuh tempo, tidak dengan
menggunakan kas, tetapi dengan menyerahkan saham biasa yang diterbitkan
oleh perusahaan, dengan jumlah lembar yang bergantung pada harga pasar
saham pada tanggal jatuh tempo obligasi. Jika harga pasar saham per lembar
Rp2 juta, ia akan menyerahkan 25 lembar saham, berarti total nilainya Rp50
juta; jika harga pasar per lembarnya Rp2,5 juta, maka ia akan menyerahkan
20 lembar, berarti total nilainya Rp50 juta. Kontrak pada C.5 ini tidak perlu
memenuhi syarat dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

C.6. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
merupakan derivatif yang akan (atau mungkin) diselesaikan selain
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

Kontrak yang dimaksud dalam judul di atas harus berupa kontrak


nonderivatif, misalnya “pinjaman yang diberikan.” Nilai pinjaman yang
diberikan ini di masa depan tidak tergantung pada harga aset lain. Oleh
karena itu, ia adalah nonderivatif. Ambillah “benang merah” yang
terkandung dalam ilustrasi berikut.
Bank KLM memberi pinjaman sebesar Rp100 juta kepada PT XYZ.
Bank KLM bersedia untuk menerima pelunasan dari PT XYZ berupa
sejumlah saham biasa yang diterbitkan oleh Bank KLM senilai Rp100 juta
pada tanggal jatuh tempo. Penyelesaian tersebut disetujui oleh PT XYZ. Di
contoh ini, jumlah lembar saham yang akan diserahterimakan akan
bervariasi, tergantung pada harga pasarnya saat jatuh tempo pinjaman. Jika,
pada jatuh tempo, harga pasar saham per lembar Rp1 juta, maka jumlah
saham yang diserahterimakan adalah 100 lembar; jika Rp1,25 juta, maka 80
lembar; jika Rp2 juta, maka 50 lembar; begitu seterusnya. “Pinjaman yang
diberikan” adalah aset keuangan nonderivatif bagi Bank KLM, sedangkan
saham yang dikeluarkan olehnya adalah instrumen ekuitas baginya. Di
contoh ini, yang wajib diterima oleh Bank KLM adalah instrumen ekuitas
(saham biasa yang dikeluarkan oleh Bank KLM) dengan jumlah yang
bervariasi.
 EKSI4311/MODUL 5 5.17

C.7. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
merupakan derivatif yang akan (atau mungkin) diselesaikan selain
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

Contoh kontrak pada C.7 ini adalah kontrak forward seperti


dijelaskan pada B.8. Cobalah pelajari lagi dengan seksama. Dalam kondisi
seperti apakah, kontrak pada B.8 merupakan liabilitas (keuangan) bagi PT
Sahima? Jawabnya, ketika harga pasar 10.000 lembar saham pada tanggal
eksekusi lebih murah daripada harga 1.000 gram emas pada saat yang sama.
Dalam kondisi seperti itu, kontrak forward menyebabkan pengorbanan
manfaat ekonomik kepada PT Sahima karena ia memperoleh sahamnya
sendiri dengan harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kas
yang ia keluarkan untuk mendapatkannya. Selisihnya merupakan nilai
pengorbanan manfaat ekonomik dari kontrak forward tersebut. Perhatikanlah
pula bahwa nilai kontrak sangat bergantung pada harga pasar emas dan harga
pasar saham. Jadi, kontrak forward di atas adalah derivatif.
Misalnya, pada tanggal jatuh tempo atau tanggal eksekusi, nilai
1.000 gram emas murni adalah Rp550 juta yang berarti bahwa PT Sahima
harus menyerahkan kas sejumlah itu. Adapun nilai 10.000 lembar saham
adalah Rp510 juta. Selisihnya Rp40 juta merupakan nilai kontrak forward
dan merupakan liabilitas keuangan bagi PT Sahima.

C.8. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan


menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
merupakan derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu aset keuangan nonkas
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.

Kontrak pada C.8 ini adalah contoh kontrak seperti pada B.9. Pelajarilah
kembali kontrak tersebut dan perhatianlah uraian berikut.
Kapankah kontrak di atas merupakan liabilitas (keuangan) bagi PT
Sero Raya? Kontrak tersebut akan menjadi liabilitas bagi PT Sero Raya
ketika harga pasar 1.000 lembar obligasi pada saat eksekusi lebih tinggi
.18 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

daripada harga pasar 100 gram emas murni. Artinya, PT Sero Raya akan
menanggung pengorbanan manfaat ekonomik berupa menerima instrumen
ekuitasnya sendiri yang harga pasarnya lebih rendah dibandingkan dengan
harga pasar 1.000 lembar obligasi yang ia serahkan. Selisihnya merupakan
nilai pengorbanan tersebut.
Umpamakan pada tanggal eksekusi, nilai 100 gram emas murni
adalah Rp510 juta dan nilai 1.000 lembar obligasi adalah Rp525 juta. Ini
berarti PT Sero Raya harus menerima sahamnya sendiri dengan jumlah
lembar yang setara dengan Rp510 juta dan menyerahkan 1.000 lembar
obligasi yang nilainya mencapai Rp525 juta. Jadi, nilai kontrak forward bagi
PT Sero Raya adalah Rp15 juta dan merupakan aset keuangan baginya.
Sekarang, kerjakan latihan, bacalah rangkuman, dan selesaikan tes
formatif 1, kemudian lanjutkan dengan mempelajari instrumen ekuitas di
Kegiatan Belajar 2.

LATIH AN
Unt uk m em perda l am pem aha m an A nda m enge nai
m at eri di at a s, ke rj aka nl ah l at i han ber i kut!

1) Apakah yang dimaksud dengan instrumen keuangan?


2) Terdiri atas apa sajakah instrumen keuangan?
3) Apakah aset keuangan seperti kas dan hak kontraktual untuk menerima
kas dari pihak lain termasuk aset keuangan?
4) Manakah di antara opsi dan forward yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk menerima kas atau instrumen keuangan lain?
5) Apakah obligasi adalah aset keuangan ataukah liabilitas keuangan?
6) Menurut anda, apakah promes adalah aset keuangan ataukah liabilitas
keuangan?
7) Berikan definisi aset keuangan tersingkat.
8) Berikan definisi liabilitas keuangan tersingkat.
9) Utang pajak bukanlah termasuk liabilitas keuangan. Mengapa?
10) Apakah investasi pada anak termasuk jenis instrumen keuangan?

Jawaban atas latihan


 EKSI4311/MODUL 5 5.19

1) Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menaikkan nilai aset


keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas
lain.
2) Instrumen keuangan terdiri atas aset keuangan, liabilitas keuangan, dan
instrumen ekuitas.
3) Ya, benar. Kas dan hak kontraktual untuk menerima kas dari piha lain
termasuk aset keuangan.
4) Di antara opsi dan forward, yang memberi hak untuk menerima kas atau
instrumen lain adalah opsi.
5) Obligasi dapat termasuk dalam dua kategori instrumen keuangan. Bagi
perusahaan yang mengeluarkannya, obligasi adalah liabilitas keuangan,
tetapi bagi pemegangnya, ia adalah aset keuangan.
6) Promes, seperti juga obligasi pada butir 5 di atas, dapat menjadi aset
keuangan dan dapat pula menjadi liabilitas keuangan. Bagi yang
menerbitkan atau mengaksep atau menandatangani atau yang
mengakuinya, promes adalah liabilitas keuangan. Bagi yang
memegangnya, promes adalah aset keuangan.
7) Secara singkat, aset keuangan adalah kas dan hak untuk menerima kas
atau instrumen keuangan lain.
8) Secara singkat, liabilitas keuangan adalah kewajiban untuk menyerahkan
kas atau instrumen keuangan lain.
9) Utang pajak bukan termasuk liabilitas keuangan sebab terjadinya
kenaikan utang pajak tidaklah berdasar kontrak, melainkan berdasar
peraturan perundang-undangan.
10) Ya, investasi pada anak termasuk dalam instrumen keuangan. Namun,
investasi tersebut dikecualikan dari PSAK 50 Instumen Keuangan:
Penyajian.

R ANG KUMAN

Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset


keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
Instrumen keuangan dengan demikian terdiri atas aset keuangan, liabilitas
keuangan, dan instrumen ekuitas. Definisi aset keuangan yang paling
sederhana adalah kas dan hak kontraktual untuk menerima kas atau aset
.20 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

keuangan lain. Aset keuangan selain kas berbentuk, antara lain, piutang
usaha, piutang wesel, pinjaman yang diberikan, opsi beli, kontrak forward.
Dua bentuk yang disebut terakhir termasuk aset keuangan apabila
pemegangnya berada dalam kondisi yang menguntungkan dan penyelesaian
netonya dengan menerima kas atau instrumen keuangan lainnya. Adapun
liabilitas keuangan dapat didefinisi secara paling sederhana sebagai
kewajiban untuk menyerahkan kas atau instrumen keuangan lain. Contoh
instrumen keuangan lain yang termasuk liabilitas keuangan, antara lain,
adalah utang usaha, utang wesel, pinjaman yang diterima, utang obligasi,
opsi beli yang diterbitkan, dan kontrak forward. Dua contoh yang disebut
terakhir diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan apabila perusahaan dalam
kondisi yang tidak menguntungkan dan penyelesaian netonya dilakukan
dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lain.

TES F OR MATIF 1

P i li hl ah sa tu j a waba n yang pal i ng t epa t!


1) Manakah yang bukan aset keuangan?
A. Kas
B. Piutang usaha
C. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan lain
D. Obligasi yang diterbitkan entitas

2) Manakah yang bukan liabilitas keuangan?


A. Utang usaha
B. Utang wesel
C. Utang pajak
D. Utang obligasi jangka penjang

3) Manakah yang memiliki kemungkinan bukan instrumen ekuitas?


A. Saham biasa
B. Saham preferen
C. Waran saham
D. Opsi saham

4) Manakah yang pasti bukan instrumen keuangan?


A. Opsi beli saham
B. Opsi jual saham
 EKSI4311/MODUL 5 5.21

C. Opsi beli komoditas (misalnya batubara) yang akan diselesaikan


dengan kas
D. Kontrak forward atas minyak mentah yang akan diselesaikan
dengan penyerahan minyak mentah

5) Manakah di antara berikut ini yang pasti merupakan aset keuangan?


A. Saham biasa
B. Obligasi berhak-tukar, yakni yang dapat ditukarkan dengan saham
biasa
C. Saham biasa yang diterbitkan entitas lain
D. A dan B benar.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Tingkat penguasaan =

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
.22 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

KEGIATAN BELAJAR 2

Instrumen Keuangan: Instrumen Ekuitas


dan Derivatif Vs. Nonderivatif

A. INSTRUMEN EKUITAS
PSAK 50 (revisi 2014) paragraf 11 menyatakan bahwa instrumen ekuitas
adalah “setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban.” Contoh termudah yang sudah
pembaca kenal adalah saham biasa dan saham prioritas (preferen). Saham
biasa dan saham preferen yang diterbitkan oleh perusahaan, merupakan
contoh yang paling umum untuk instrumen ekuitas bagi perusahaan tersebut.
Alasannya, saham biasa dan saham preferen memberikan kepada
pemegangnya hak residual atas aset neto perusahaan. Baginya, instrumen
keuangan tersebut bukanlah aset keuangan dan bukan pula liabilitas
keuangan.
Berikut adalah uraian yang lebih terperinci tentang konsep dan contoh
instrumen ekuitas yang diambil dari berbagai literatur, termasuk PSAK 50
(revisi 2014). Namun, konsep dan contoh berikut tidaklah tuntas, dalam arti
masih ada konsep dan contoh lainnya yang belum diberikan.
Menurut PSAK 50 (revisi 2014) paragraf 16, instrumen keuangan
ditentukan sebagai instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kondisi (a) dan (b)
berikut terpenuhi: “(a) instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban
kontraktual: (i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
entitas lain; atau (ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas
keuagan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan penerbit. (b) jika instrumen tersebut akan atau mungkin
diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan, instrumen tersebut
 EKSI4311/MODUL 5 5.23

merupakan: (i) nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi


penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekuias yang diterbitkan entitas; atau (ii) derivatif yang akan
diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas ...”
Anda mungkin merasa sulit memahami paragraf 16 dari PSAK 50
seperti dikutip di atas. Untuk memudahkan, anda wajib berpegang pada
konsep dan contoh liabilitas keuangan yang telah anda pelajari pada Kegiatan
Belajar 1. Secara sederhana, kita dapat katakan bahwa jika instrumen
keuangan tidak memenuhi kriteria liabilitas keuangan dan aset keuangan,
maka ia instrumen ekuitas, dengan pengecualian tertentu. Oleh karena begitu
kompleksnya, pengecualian tertentu tersebut tidak dibahas di modul ini.
Contoh instrumen ekuitas adalah sebagai berikut (lihat PP13 dari PSAK 50).

A.1. Saham biasa yang tidak dapat dijual kembali


Saham biasa adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (yang
berbentuk perseroan terbatas) yang memberi hak kepada pemegangnya
terhadap aset neto pada saat likuidasi. Pemegang saham biasa tidak memiliki
hak untuk mengambil aset perusahaan kecuali pada saat likuidasi atau pada
saat dividen tunai telah diumumkan dan jatuh tempo pembayarannya.
Pemegang saham biasa tidak memiliki hak untuk menjual kembali kepada
perusahaan. Andaikan terdapat saham biasa yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk menjual kembali kepada perusahaan, apalagi dengan
harga yang sudah ditentukan sebelumnya, maka saham tersebut sebetulnya
bukanlah instrumen ekuitas, tetapi liabilitas keuangan.

A.2. Kewajiban kontraktual yang memiliki fitur tertentu


Pada dasarnya kewajiban kontraktual yang telah dibahas pada Kegiatan
Belajar 1 merupakan liabilitas keuangan. Apabila kewajiban kontraktual
tersebut memiliki seluruh fitur berikut, maka, menurut PSAK 50 par. 16A,
kewajiban tersebut terkategori sebagai instrumen ekuitas.
(a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto
perusahaan penerbit pada saat perusahaan dilikuidasi.
(b) Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat
dari seluruh kelas instrumen lain. Yang dimaksud kelas instrumen lain
adalah instrumen yang menunjukkan liabilitas keuangan bagi perusahaan
.24 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

(misalnya obligasi). Subordinat maknanya memperoleh hak setelah hak


para pemegang surat utang perusahaan telah terbayar. Tentunya hak ini
adalah pada saat likuidasi seperti tersebut di butir (a).
(c) Seluruh instrumen yang tersebut pada butir (b) di atas memiliki fitur
yang identik.
(d) Selain kewajiban kontraktual bagi perusahaan penerbit untuk membeli
kembali atau menebus instrumen dan menerima kas atau aset keuangan
lain. Selanjutnya, instrumen tersebut tidak termasuk kewajiban
kontraktual yang terdefinisi sebagai liabilitas keuangan seperti sudah
anda pelajari di Kegiatan Belajar 1.
(e) Jumlah arus kas yang diharapkan yang dapat diatribusikan ke instrumen
selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi,
perubahan dalam aset neto yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar
aset neto perusahaan yang diakui atau yang belum diakui selaa umur
instrumen.

A.3. Saham preferen dengan fitur tertentu


Kata “dapat ditebus” pada uraian berikut memiliki arti bahwa pemegang
saham preferen dapat menguangkannya kepada perusahaan penerbit. Saham
preferen yang tidak dapat ditebus merupakan instrumen ekuitas apabila
saham tersebut memberi hak kepada pemegangnya untuk memperoleh
dividen yang ditentukan oleh perusahaan penerbit, bukan oleh pemegangnya.
Bagaimana jika saham preferen memiliki fitur dapat ditebus? Jika ia
memberi hak kepada pemegangnya untuk menebus saham tersebut (hak ini
boleh disebut opsi untuk menebus) pada tanggal yang ditetapkan atau pada
tanggal yang dipilih oleh pemegangnya, maka saham preferen tersebut
mengandung liabilitas keuangan. Mengapa? Sebab, perusahaan penerbit
wajib untuk menyerahkan aset keuangan (kas) kepada pemegangnya.

A.4. Waran saham


Waran saham adalah instrumen keuangan yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk memesan atau membeli kepada perusahaan penerbit
sejumlah tertentu saham biasa yang tidak dapat dijual kembali (lihat A.1 pada
Kegiatan Belajar 2) dengan sejumlah kas tertentu atau aset keuangan lain.
Jadi, waran saham yang memiliki hak seperti telah disebut, adalah instrumen
ekuitas bagi penerbitnya. Andaikan kontrak tersebut akan diselesaikan
dengan penyerahan kas atau selain saham biasa seperti tersebut di atas, maka
 EKSI4311/MODUL 5 5.25

kontrak tersebut menimbulkan liabilitas keuangan dan, oleh karena itu, bukan
terkategori sebagai instrumen ekuitas.

B. DERIVATIF VS NONDERIVATIF
Instrumen keuangan dapat dibedakan menjadi instrumen keuangan
utama dan instrument keuangan derivatif. Contoh instrumen keuangan utama
adalah piutang usaha, utang usaha, pinjaman yang diberikan, pinjaman yang
diterima, saham biasa, dan saham preferen. Contoh instrument keuagan
derivatif adalah opsi, kontrak forward, swaps, dan futures. Bagian B ini
mengkhususkan pembahasan pada derivatif, tidak membahas instrumen
keuangan utama. Sebab instrumen keuangan utama sudah dibahas panjang
lebar di modul Akuntansi Keuangan Menengah.
Apakah derivatif itu? Menurut PSAK No. 55 (2014) par. 9, adalah suatu
instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55 tersebut dengan tiga karakteristik berikut ini: (a) nilainya berubah
sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan (disebut
variabel pendasar karena menjadi dasar naik turunnya nilai derivatif), antara
lain: suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar
mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau
indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel nonkeuangan, variabel
tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak; (b) tidak
memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk
kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang
serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan (c) diselesaikan pada
tanggal tertentu di masa depan.
Berikut adalah beberapa contoh umum derivatif:
1. Kontrak Forward.
2. Kontrak Futures.
3. Kontrak Opsi (option contract).
4. Swaps.

Uraian masing-masing diberikan berikut ini.


B.1. Kontrak Forward
Kontrak forward adalah kontrak antara dua pihak untuk mengantarkan
atau membeli suatu komoditas, atau mata uang asing pada harga, kuantitas,
dan tanggal tertentu yang telah disepakati. Pihak-pihak yang terlibat dalam
.26 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

kontrak ini wajib memenuhi kesepakatan. Pihak pembeli harus membeli dan
pihak penjual harus menjual item seperti tersebut dalam kontrak. Meskipun
demikian, terdapat dua alternatif penyelesaian dalam kontrak ini, yaitu
membeli ataupun menyerahkan item (barang) secara fisik atau memberikan
sejumlah uang, Jika menggunakan uang tunai, maka penyelesaiannya disebut
net settlement. Kontrak forward disebut instrumen keuangan apabila
penyelesaiannya adalah menggunakan kas atau aset keuangan lain.
Untuk memahaminya, diberikan contoh sebagai berikut. PT Beli_Kopi
ingin fluktuasi harga kopi di masa depan tidak merugikannya berkaitan
dengan bisnis utamanya, yakni berdagang kopi kemasan. PT Beli_Kopi
sebetulnya khawatir jika harga beli kopi di masa mendatang meningkat. Jika
harga beli kopi meningkat, maka ia harus mengeluarkan lebih banyak uang
untuk membeli atau memperoleh kopi tersebut. Untuk itu, ia ingin
melindungi risiko kenaikan harga beli kopi. Sebab, jika harga beli kopi naik,
maka harga pokok penjualannya akan meningkat dan, pada gilirannya,
labanya akan turun. PT Beli_Kopi kemudian mencari orang lain yang
bersedia untuk menjual kopi yang dibutuhkannya dengan harga tertentu di
masa mendatang. Setelah bertemu dengan pihak yang bersedia menjual kopi
dengan harga tertentu (sebutlah PT Jual_Kopiho), PT Beli-Indah melakukan
dan menandatangani kontrak forward dengan PT Jual_Kopiho. Isi
perjanjiannya adalah bahwa PT Beli_Kopi akan membeli kopi sebanyak
10.000 kuintal seharga Rp500 per kuintal dalam jangka waktu tiga bulan ke
depan. Artinya, dalam kontrak itu dinyatakan bahwa tiga bulan ke depan
setelah tanggal kontrak, PT Beli_Kopi akan membeli kopi dengan harga yang
sudah dipatok Rp500 per kuintal, meskipun nantinya harga di pasar adalah
lebih tinggi atau lebih rendah dari jumlah tersebut. Sebaliknya, PT
Jual_Kopiho akan menjual 10.000 kuintal kopi tiga bulan ke depan dengan
harga per kuintal Rp500 tanpa menghiraukan apakah nantinya harga kopi di
pasar meningkat atau menurun.
Pada saat penyelesaian kontrak, tiga bulan berikutnya, anggaplah bahwa
ternyata harga kopi di pasar adalah sebesar Rp550 per kuintal. Oleh karena
berdasarkan kontrak telah disepakati harga Rp500 per kuintal, maka untuk
menyelesaikan kontrak ini, spekulator wajib menerima harga kesepakan
dalam kontrak forward. Untuk memenuhi kewajiban ini, PT Jual_Kopiho
memiliki dua pilihan. Pilihan pertama adalah mengirim kopi kepada PT
Bili_Indah sebanyak 10.000 kuintal dengan menerima harga pasar Rp500 per
kuintal. Pilihan kedua adalah menyerahkan uang tunai kepada PT Beli_Kopi
 EKSI4311/MODUL 5 5.27

sebanyak selisih harga per kuintal dikalikan dengan 10.000 kuintal, yakni
Rp500.000 yang dihitung sebagai berikut:

(Rp550 - Rp500) x 10.000

Pilihan kedua ini memungkinkan PT Beli_Kopi untuk membeli 10.000


kuintal di pasar seharga Rp550 per kuintal, atau totalnya Rp5.500.000.
Namun, uang tunai yang keluar darinya untuk memperoleh kopi sejatinya
hanyalah Rp5.000.000 sebab sejumlah Rp500.000 ditanggung oleh PT
Jual_Kopiho.
Bagaimana jika pada tanggal yang sudah ditetapkan, ternyata harga
kopi dalam contoh ini menurun, misalnya Rp475? Jawabnya adalah pihak
pembeli, PT Beli_Kopi harus membeli dengan harga kesepakatan (Rp500 per
kuintal) jika penyelesaiannya adalah secara fisik sehingga PT Jual_Kopiho
akan menerima uang tunai Rp5.000.000. Jika penyelesaiannya dengan net
settlement, maka pembeli harus membayar kepada penjual selisih harga
dikalikan dengan 10.000, yakni Rp250.000 {(Rp500 – Rp475) x 10.000}.
Pihak penjual, dengan demikian, terjamin menerima uang tunai sebesar
Rp5.000.000 yang terdiri atas hasil penjualan kopi di pasar dengan harga
total Rp4.750.000 dan uang tunai yang diterima dari kontrak forward
Rp250.000.

B.2. Kontrak Futures


Kontrak futures secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan
kontrak forward. Perbedaannya hanya pada sifat keterjualan dua instrumen
keuangan tersebut di pasar uang. Kontrak futures mudah diperjualbelikan di
pasar dan telah terstandarisasi. Pihak yang menerbitkan futures adalah
spekulator. Dua pihak yang melakukan kontrak bukanlah pihak yang saling
mengikat perjanjian.
Berikut adalah karakteristik dari kontrak futures.
1) Kontrak futures sudah terstandarisasi. Jadi, tidak dapat sefleksibel
kontrak forward, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau
kepentingan pihak-pihak terkait.
2) Suatu entitas dapat keluar dari kontrak futures sebelum jatuh tempo
dengan membeli atau menjual kontrak yang identik, tetapi dengan arah
yang berlawanan. Contohnya, posisi long (long position) dalam kontrak
futures ditandingkan dengan posisi short (short position) dalam kontrak
.28 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

futures yang identik. Yang dimaksud posisi long adalah posisi beli,
sedangkan posisi short adalah posisi beli.
3) Kontrak futures mengharuskan adanya pembayaran simpanan marjin
(margin deposit) atau uang muka. Pihak yang memiliki posisi long dan
pihak yang memiliki posisi short harus menyerahkan margin tersebut ke
spekulan yang menerbitkan futures. Penerbit futures ini akan
menyerahkan sejumlah tertentu kepada pihak yang menang dalam
spekulasi dan meminta tambahan margin kepada pihak yang kalah.
Apakah hal ini adalah perjudian. Jawabnya, memang jual-beli futures
termasuk kategori spekulasi atau perjudian seperti halnya kontrak
forward.
4) Kontrak futures diperjualbelikan di pasar dan perubahan nilai kontrak
yang beredar biasanya diselesaikan dalam bentuk kas secara harian.
5) Kontrak futures sangat jarang diselesaikan dengan adanya pengantaran
barang secara fisik. Artinya, yang lebih sering adalah net settlement.

Kontrak futures diperdagangkan di pasar sehingga nilainya dicatat


sebesar nilai wajarnya. Pihak pembeli dari kontrak futures disebut pihak yang
berada dalam posisi long (long position), sedangkan pihak penjual kontrak
futures disebut pihak yang berada dalam posisi short (short position). Bila
harga komoditas naik, maka pihak yang mengambil posisi long akan
mengalami untung, sedangkan pihak yang mengambil posisi short
mengalami kerugian. Demikian juga sebaliknya.

B.3. Opsi
Opsi adalah kontrak yang menjamin pemegang kontrak berupa hak
(bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual item-item tertentu pada
harga tertentu, dan pada periode waktu tertentu. Kontrak yang memberikan
hak pemegang kontrak untuk membeli suatu item spesifik pada harga tertentu
(strike price) dan periode tertentu disebut opsi beli (call option). Kontrak
yang memberikan hak kepada pemegang kontrak untuk menjual suatu item
spesifik pada harga tertentu dan periode tertentu disebut opsi jual (put
option).
Untuk opsi yang diperjualbelikan di bursa, opsi tersebut diperlakukan
sama dengan perdagangan sekuritas di bursa efek. Bila seorang investor
(spekulan) membeli opsi beli, maka ia berada pada posisi long (long
position). Sebaliknya, bila seorang membeli opsi jual, maka ia berada pada
 EKSI4311/MODUL 5 5.29

posisi short (short position) dalam opsi. Pemilik opsi dapat menjual opsi
belinya ke pasar untuk keluar dari posisi long; demikian juga, pemilik opsi
jual dapat menjual opsi jualnya agar dapat keluar dari posisi short.
Contoh opsi beli adalah sebagai berikut. PT Sandi membeli kontrak opsi
untuk membeli 10.000 kuintal kopi di harga Rp500 per kuintal. Harga opsi
yang dibeli adalah Rp4.000. Pada saat PT Sandi ingin membeli kopi, ternyata
harga kopi di pasar adalah Rp550 per kuintal. Oleh karena PT Sandi memiliki
opsi untuk membeli kopi dengan harga Rp500 per kuintal, maka opsi tersebut
akan dieksekusi atau diambil (digunakan untuk membeli) dan PT Sandi dapat
membeli kopi dengan harga Rp500 per kuintal. Jadi, total biaya perolehan
bagi PT Sandi untuk membeli kopi adalah (Rp500 x Rp10.000) + Rp4.000 =
Rp5.004.000.
Bila keadaannya berbeda, ternyata harga kopi di pasar adalah sebesar
Rp400 per kuintal, maka PT Sandi tidak akan mengeksekusi opsi yang
dimilikinya karena harga kopi di pasar lebih murah. Opsi tersebut akan
dibiarkan jatuh tempo atau tidak berlaku. Uang yang keluar untuk membeli
kopi bila kondisinya seperti ini adalah {(Rp400 x 10.000) + Rp4.000} =
Rp4.004.000.
Contoh opsi jual adalah sebagai berikut. PT Kopiko membeli kontrak
opsi untuk menjual 10.000 kuintal kopi di harga Rp500 per kuintal. Harga
opsi jual ini di bursa efek adalah Rp4.000. Pada saat PT Kopiko ingin
menjual kopi, ternyata harga kopi di pasar adalah Rp475 per kuintal. Oleh
karena PT Kopiko memiliki opsi untuk menjual kopi dengan harga Rp500
per kuintal, maka opsi tersebut akan dieksekusi atau diambil (digunakan
untuk menjual) dan PT Kopiko dapat menjual kopi dengan harga Rp500 per
kuintal. Jadi, total pendapatan bagi PT Kopiko dari penjualan kopi adalah
(Rp500 x Rp10.000) - Rp4.000 = Rp4.996.000.
Bila keadaannya berbeda, ternyata harga kopi di pasar adalah sebesar
Rp550 per kuintal, maka PT Kopiko tidak akan mengeksekusi opsi jual yang
dimilikinya sebab harga kopi di pasar lebih tinggi (mahal). Opsi tersebut
akan dibiarkan jatuh tempo atau tidak berlaku. Uang yang diterima dari
penjualan kopi di pasar dalam keadaan seperti itu adalah {(Rp550 x 10.000) -
Rp4.000} = Rp5.496.000.

B.4. Swaps
Swaps adalah kontrak pertukaran terhadap kemungkinan tidak stabilnya
arus kas di masa depan. Jenis swaps yang dikenal adalah swaps suku bunga
.30 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

(interest rate swaps). Swaps suku bunga digunakan untuk mengunci suku
bunga pada tarif tertentu dalam suatu liabilitas. Pada umumnya, kontrak
swaps dinegosiasikan di antara pihak-pihak terkait, walaupun kontrak swaps
juga ada yang sudah terstandarisasi dan diperjualbelikan di bursa. Swaps
biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dengan
suku bunga variabel untuk menghindari perubahan suku bunga.
Contoh swap adalah sebagai berikut. Pada suatu awal tahun, PT Tegar
Jaya dengan tegarnya mengeluarkan obligasi nominal Rp1 milyar, bunga
tetap 12% per tahun, dibayar setiap akhir tahun. Jadi, total bunga yang harus
dibayarnya setiap akhir tahun adalah Rp120 juta. Sebelum membayar bunga
tahun pertama, PT Tegar Jaya berubah ketegarannya. Ia takut jika tingkat
bunga pasar (bunga efektif) di masa mendatang turun di bawah 12%. Jika
demikian, maka bunga tetapnya itu menyebabkan kerugian. Kemudian,
perusahaan tersebut mencari-cari perusahaan lain yang mengeluarkan
obligasi dengan bunga mengambang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang
berlaku. Dia ingin menukar obligasi bunga tetapnya dengan obligasi
perusahaan lain yang bunganya mengambang, mengikuti perubahan bunga
efektif. Menurut keyakinannya, tingkat bunga pasar di masa mendatang akan
turun.
Sebaliknya, ada perusahaan bernama PT Senantiasa_Mengambang
mengeluarkan obligasi nominal Rp1 milyar, bunga mengambang tergantung
yang terjadi di pasar, dibayar setiap akhir tahun. Jadi, total bunga yang harus
dibayarnya setiap akhir tahun sangat tergantung kepada besar kecilnya bunga
pasar. Sebelum sampai akhir tahun pertama sejak pengeluaran obligasi, PT
Senantiasa_Mengambang mengkhawatirkan terjadinya kenaikan suku bunga
secara signifikan dari masa sekarang. Kemudian, perusahaan berusaha
mencari perusahaan lain yang juga mengeluarkan obligasi tetapi dengan
bunga tetap.
Pada suatu hari tertentu PT Tegar Jaya berjumpa dengan PT
Senantiasa_Mengambang dan sepakat untuk saling menukar suku bunganya.
Di satu pihak, PT Tegar Jaya bersepakat untuk menggunakan suku bunga
mengambangnya PT Senantiasa_Mengambang. Di pihak lain, PT
Senantiasa_Mengambang bersepakat untuk menggunakan suku bunga
tetapnya PT Tegar Jaya. Tukar menukar seperti ini disebut swap.
Bagaimana mekanisma tukar menukar ini? Jika pada akhir tahun, suku
bunga pasar adalah 13% atau Rp130 juta jumlahnya, maka PT Tegar Jaya
akan membayar sejumlah itu. Sejumlah Rp120 juta dibayar kepada
 EKSI4311/MODUL 5 5.31

pemegang obligasi, sedangkan sejumlah Rp10 juta dibayarkan kepada PT


Senantiasa_Mengambang. Jadi, perusahaan yang disebut terakhir ini akan
membayar kepada pemegang obligasi dengan jumlah Rp130 juta, tetapi yang
keluar dari kantongnya hanya Rp120 juta.
Jika terjadi sebaliknya, yakni suku bunga turun menjadi 10%, misalnya,
maka PT Senantiasa_Mengambang akan membayar bunga Rp120 juta. Dia
akan membayar kepada pemegang obligasi sebanyak Rp100 juta dan kepada
PT Tegar Jaya sebesar Rp20 juta. Jadi, dalam kontrak swap, pihak yang kalah
yang akan membayar seperti halnya pada forward dan futures.
Berdasarkan definisi di atas, kontrak derivatif dapat digunakan untuk
membatasi fluktuasi yang terjadi terhadap harga suatu komoditas atau suku
bunga, atau dengan kata lain derivatif dapat digunakan untuk mengelola
risiko. Lindung nilai dijelaskan berikut ini.

C. LINDUNG NILAI (HEDGING)


Transaksi lindung nilai adalah kombinasi kontrak derivatif yang
dilakukan oleh suatu entitas dengan tujuan untuk mengendalikan risiko yang
mungkin akan dialami oleh entitas tersebut. Biasanya, suatu perusahaan atau
entitas bila melakukan transaksi lindung nilai, tidak hanya menggunakan satu
kontrak derivatif, tetapi menggunakan beberapa kombinasi kontrak derivatif
agar risiko aset yang dilindungi dapat lebih dikendalikan. Menurut PSAK 55
(2014) par. 09, instrumen lindung nilai adalah:
1. derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau
2. aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang
telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai
atas risiko perubahan kurs), yang nilai wajar atau arus kasnya
diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus
kas dari item yang dilindungi nilainya.

Adapun item yang dilindungi nilainya, menurut PSAK 55 (2014) par. 09,
dapat berupa aset, liabilitas, komitmen pasti yang belum diakui, prakiraan
transaksi yang sangat mungkin terjadi (highly probable), atau investasi neto
pada kegiatan usaha luar negeri yang (a) mengekspos entitas pada risiko
perubahan nilai wajar atau arus kas masa depan, dan (b) ditetapkan sebagai
item yang dilindung nilai. Bagaimana akuntansi untuk transaksi untuk
lindung nilai? Ini akan dipelajari di modul 6.
.32 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

LATIH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


1) Apakah yanglatihan
kerjakanlah dimaksud dengan transaksi lindung nilai?
berikut!
2) Sebutkan beberapa contoh umum instrumen lindung nilai.
3) Sebutkan karakteristik utama dari kontrak futures!
4) Apakah yang dimaksud dengan kontrak opsi?
5) Berikan definisi tentang forward!
6) Berikan definisi instrumen ekuitas.
7) Apakah waran saham pasti merupakan instrumen ekuitas?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Transaksi lindung nilai adalah kombinasi kontrak derivatif yang


dilakukan oleh suatu entitas dengan tujuan untuk mengendalikan risiko
yang mungkin akan dialami oleh entitas tersebut. Biasanya, suatu
perusahaan atau entitas bila melakukan transaksi lindung nilai, tidak
hanya menggunakan satu kontrak derivatif, tetapi menggunakan
beberapa kombinasi kontrak derivatif agar risiko aset yang dilindungi
dapat lebih dikendalikan.

2) Instrumen lindung nilai adalah:


a) derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau
b) aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif
yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk
lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang asing),
yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat saling hapus
dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung
nilai.

3) Berikut adalah karakteristik dari kontrak futures:


 EKSI4311/MODUL 5 5.33

a) Kontrak futures sudah terstandarisasi. Jadi, tidak dapat sefleksibel


kontrak forward, yang dapat dikostumisasi sesuai dengan
kepentingan pihak-pihak terkait.
b) Suatu entitas dapat keluar dari kontrak futures sebelum jatuh tempo
dengan membeli atau menjual kontrak yang identik, tetapi dengan
arah yang berlawanan. Contohnya, posisi long (long position) dalam
kontrak futures ditandingkan dengan posisi short (short position)
dalam kontrak futures yang identik.
c) Kontrak futures mengharuskan adanya pembayaran simpanan marjin
(margin deposit).
d) Kontrak futures diperjualbelikan di pasar dan perubahan nilai
kontrak yang beredar biasanya diselesaikan dalam bentuk kas secara
harian.
e) Kontrak futures sangat jarang diselesaikan dengan adanya
pengantaran barang secara fisik.

4) Opsi adalah kontrak yang menjamin pemegang kontrak berupa hak untuk
membeli atau menjual item-item tertentu pada harga tertentu, dan pada
periode waktu tertentu. Kontrak yang memberikan hak pemegang
kontrak untuk membeli suatu item spesifik pada harga tertentu (strike
price) dan periode tertentu disebut opsi beli (call option). Kontrak yang
memberikan hak pemegang kontrak untuk menjual suatu item spesifik
pada harga tertentu dan periode tertentu disebut opsi jual (put option).
5) Kontrak forward adalah kontrak antara dua pihak untuk menjual atau
membeli suatu komoditas, atau mata uang asing pada harga, kuantitas,
dan tanggal tertentu di masa mendatang. Di kontrak ini ada dua pihak.
Salah satu pihak harus membeli dan pihak lain harus menjual item
seperti tersebut dalam kontrak.
6) Instrumen ekuitas didefinisi sebagai setiap kontrak yang memberi hak
residual atas aset suatu perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya.
7) Tidak pasti bahwa waran saham adalah instrumen ekuitas. Bagi pihak
yang membelinya, waran saham dapat menjadi aset keuangan jika
kondisinya memiliki potensi yang menguntungkannya. Bagi perusahaan
yang menerbitkanya, waran saham dapat menjadi instrumen ekuitas jika
penyelesaiannya adalah menerima kas dalam jumlah tertentu dan
mengeluarkan saham dalam jumlah tertentu. Apabila tidak demikian,
.34 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

misalnya dengan pertukaran sejumlah kas tidak tertentu, maka waran


saham adalah liabilitas keuangan.

R ANG KUMAN

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberi hak residual atas
aset suatu perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Instrumen ekuitas, seperti halnya aset keuangan dan liabilitas keuangan,
termasuk bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuanga dapat
dibedakan menjadi instrumen keuangan utama dan instrument keuangan
derivatif. Derivatif didefinisikan sebagai instrumen keuangan atau kontrak
lain yang: (a) nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel
pendasar (semisal suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas,
dan nilai tukar mata uang asing); (b) tidak memerlukan investasi awal neto
atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya
yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat
perubahan faktor pasar; dan (c) diselesaikan pada tanggal tertentu di masa
depan. Berdasarkan definisi di atas, kontrak derivatif dapat digunakan untuk
membatasi fluktuasi yang terjadi terhadap harga suatu komoditas atau suku
bunga, atau dengan kata lain derivatif dapat digunakan untuk mengendalikan
risiko. Pembatasan seperti itu disebut lindung nilai (hedging). Forward,
futures, opsi, dan swaps merupakan derivatif yang dapat digunakan untuk
lindung nilai.

TES F OR MATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


 EKSI4311/MODUL 5 5.35

1. Apakah karakteristik utama dari kontrak futures?


A. Memberikan hak kepada pemegang, tetapi bukan merupakan
kewajiban untuk membeli atau menjual.
B. Dinegosiasikan dengan pihak berlawanan.
C. Mencakup aliran pembayaran di masa depan.
D. Harus diselesaikan secara harian.

2. Apakah karakteristik utama dari kontrak opsi?


A. Memberikan hak kepada pemegang, tetapi bukan merupakan
kewajiban untuk membeli atau menjual.
B. Dinegosiasikan dengan pihak berlawanan.
C. Mencakup aliran pembayaran di masa depan.
D. Harus diselesaikan secara harian.

3. Apakah karakteristik utama dari kontrak forward?


A. Diperjualbelikan di pasar.
B. Dinegosiasikan dengan pihak berlawanan.
C. Mencakup aliran pembayaran di masa depan.
D. Harus diselesaikan secara harian.

4. Apakah karakteristik utama dari kontrak swaps?


A. Diperjualbelikan di pasar.
B. Hanya suku bunga yang bisa menjadi underlying.
C. Mencakup aliran pembayaran di masa depan.
D. Harus diselesaikan secara harian.

5. Manakah yang paling tidak mungkin menjadi instrumen ekuitas?


A. Saham biasa.
B. Saham preferen.
C. Waran saham.
D. Obligasi.

6) Yang benar dalam kaitannya dengan pemilik opsi beli adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi.
B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi
C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi

7) Yang benar dalam kaitannya dengan penerbit opsi beli adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi
.36 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi


C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi ketika pemegang opsi
mengambil haknya.

8) Yang benar dalam kaitannya dengan pemilik opsi jual adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi
B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi
C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi

9) Yang benar dalam kaitannya dengan penerbit opsi jual adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi
B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi ketika pemegang
opsi mengambil haknya.
C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Tingkat penguasaan =

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
 EKSI4311/MODUL 5 5.37

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang


belum dikuasai.
.38 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 (sudah revision)


1) D
2) C
3) D
4) D
5) C

Tes Formatif 2
1) D
2) A
3) B
4) C
5) D
6) A
7) D
8) C
9) B
 EKSI4311/MODUL 5 5.39

Glosarium

Instrumen
Keuangan : setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas
entitas lain.
Derivatif : instrumen keuangan yang nilainya tergantung dari
variabel lain.

Kontrak Froward : Negosiasi kontrak antara dua pihak untuk


mengantarkan atau membeli suatu komoditas, atau
mata uang asing pada harga, kuantitas, dan tanggal
tertentu yang telah disepakati.
Opsi : Kontrak yang menjamin pemegang kontrak berupa
hak untuk membeli atau menjual item-item tertentu
pada harga tertentu, dan pada periode waktu tertentu.
Swaps : Kontrak pertukaran terhadap kemungkinan tidak
stabilnya arus kas di masa depan. Jenis swaps yang
dikenal adalah swaps suku bunga (interest rate
swaps).
Transaksi lindung
Nilai : Kombinasi kontrak derivatif yang dilakukan oleh
suatu entitas dengan tujuan untuk mengendalikan
risiko yang mungkin akan dialami oleh entitas
tersebut.
5.40 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 

Daftar Pustaka

Alfredson, Keith., Ken L., Ruth P., Janice L., Kerry C., Victoria W., dan
Matt D. 2009. Applying International Financial Reporting Standards.
2th Edition. John Wiley & Sons Australia.

Beams. Floyd A., Joseph H. Anthony., Bruce Bettinghaus., dan Kenneth A.


Smith. 2012. Advanced Accounting. 11th Edition. Pearson Education.
New Jersey.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. PSAK No. 50 (revisi 2014): Instrumen


Keuangan: Penyajian. IAI.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. PSAK No. 55 (2014): Instrumen Keuangan:


Pengakuan dan Pengukuran. IAI.

International Accounting Standards Board. 2010. IAS 21: The Effect of


Changes in Foreign Exchange Rates. IASB.

Jeter, Debra C., dan Paul K.Chaney. 2011. Advanced Accounting. 4th Edition.
John Wiley & Sons. New York.

Kieso, D.E., J.J. Weygandt, dan T.D. Warfield. 2011. Intermediate


Accounting. IFRS Edition. John Wiley & Sons. New York.

Mirza, A.A., Graham J.H., dan Magnus O. 2006. International Financial


Reporting Standards “Workbook and Guide”. John Wiley & Sons. New
Jersey.

Neo, Pearl T.H., dan Peter Lee Lip Nyean. 2009. Advanced Financial
Accounting: An IAS and IFRS Approach. 1th Edition. McGraw Hill
Education.

Anda mungkin juga menyukai