Instrumen Keuangan:
Derivatif dan Nonderivatif
Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA, CA, Akt.
Vogy Gautama Buana Putra, SE, M.Sc.
P ENDA HULU AN
KEGIATAN BELAJAR 1
Instrumen Keuangan: Aset dan Liabilitas
Keuangan
A. INSTRUMEN KEUANGAN
B. ASET KEUANGAN
Aset keuangan, menurut PSAK 50 (revisi 2014) par. 11, adalah aset yang
dapat berupa:
(a) kas;
(b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
(c) hak kontraktual:
(i) untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan
entitas tersebut; atau
(d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
(i) nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
B.1. Kas
Kas, menurut akuntansi, meliputi uang tunai yang berada di tangan
perusahaan dan simpanan di bank, baik dalam bentuk rekening giro maupun
tabungan takberjangka yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali. Uang
tunai sudah sangat jelas sebagai instrumen keuangan. Ia merupakan alat
tukar dalam perdagangan. Dalam akuntansi uang digunakan sebagai
denominator umum atau pengukur semua unsur laporan keuangan yang
terdiri atas aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban. Semua transaksi
yang mengubah unsr-unsur tadi diukur dengan satuan uang. Dari namanya
saja, uang tunai (logam ataupun kertas) pastilah instrumen ke-uang-an sebab
kata keuangan adalah kata jadian dari uang dengan tambahan awalan dan
akhiran “ke-an” sehingga kata uang menjadi kata keuangan. Bahwa uang
.6 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Hak kontraktual untuk menerima kas mudahlah dipahami dan mudah pula
contohnya. Piutang usaha adalah hak kontraktual untuk menerima kas sebab
perusahaan yang memiliki piutang usaha memiliki hak untuk menerima kas
dari debiturnya pada tanggal jatuh temponya. Jadi, piutang usaha adalah aset
keuangan bagi perusahaan yang telah melakukan transaksi penjualan secara
kredit.
Contoh-contoh lain adalah piutang wesel, piutang obligasi, dan pinjaman
yang diberikan. Pemegang piutang wesel berhak menerima kas dari
pengaksep wesel pada tanggal jatuh tempo. Pemegang obligasi berhak untuk
menerima kas, pada tanggal jatuh tempo, dari perusahaan yang menerbitkan
obligasi tersebut. Bank yang memberi pinjaman uang kepada nasabahnya
akan mengakui “Pinjaman yang diberikan.” Ini adalah hak kontraktual untuk
menerima kas dari nasabahnya pada tanggal jatuh tempo. Jadi, menurut
persepektif pemegangnya, maka piutang wesel, piutang obligasi, dan
pinjaman yang diberikan merupakan contoh-contoh hak kontraktual untuk
menerima kas dan, oleh sebab itu, merupakan aset keuangan.
Contoh hak kontraktual untuk menerima aset keuangan selain kas dari entitas
lain adalah wesel bayar atas obligasi pemerintah yang diterbitkan oleh
entitas lain. Pemegang wesel bayar pada umumnya memiliki klaim untuk
menerima kas pada tanggal jatuh tempo dari pihak yang mengeluarkan atau
mengaksep wesel bayar trsebut seperti diuraikan sebelumnya. Namun,
terdapat wesel bayar yang pihak pengaksepnya akan menyelesaikan utangnya
dengan menyerahkan surat berharga yang dikeluarkan oleh pihak lain.
Misalnya adalah wesel bayar atas obligasi pemerintah. Ini adalah wesel bayar
yang akan diselesesaikan dengan menyerahkan obligasi pemerintah. Oleh
karena obligasi pemerintah memberi hak kepada pemegangnya untuk
menerima pelunasan kas pada tanggal jatuh temponya, maka wesel bayar
merupakan instrumen keuangan. Jadi, wesel bayar atas obligasi pemerintah
bagi pemegangnya adalah hak kontraktual untuk menerima aset keuangan
selain kas.
tersebut
Salah satu contoh hak kontraktual pada B.6 adalah kontrak opsi beli
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan lain, yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk membeli kembali obligasi yang telah pemegang
terbitkan dengan harga tertentu pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Andaikan harga pasar obligasi di masa mendatang ternyata meningkat, maka
opsi akan menguntungkan pemegang opsi dan, oleh karena itu, dia akan
mengambil haknya. Obligasi bagi pihak yang menerbitkannya adalah
liabilitas keuangan. Di contoh ini, yang diterima oleh pemegang opsi adalah
obligasinya sendiri. Jadi, di contoh ini, aset keuangan (berupa opsi)
ditukarkan dengan liabilitas keuangannya sendiri (berupa obligasi).
Contoh kontrak pada B.8 adalah kontrak yang mewajibkan perusahaan untuk
menerima instumen ekuitasnya sendiri Jika disederhanakan, kontrak tersebut
adalah derivatif yang penyelesaiannya adalah dengan mengeluarkan kas dan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaanalah satu contoh kontrak
pada B.8 ini dapat diikuti pada ilustrasi berikut.
.10 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Saham biasa PT Sahima yang telah beredar di masyarakat saat ini berjumlah
300.000 lembar. Oleh karena ingin menarik kembali sebagian sahamnya yang
telah beredar dengan harga yang lebih murah daripada harga pasarnya, PT
Sahima bersepakat dengan PT Golida untuk menandatangani kontrak forward
yang klausulnya sebagai berikut.
Salah satu contoh kontrak pada B.9 ini adalah kontrak yang ilustrasinya
seperti berikut ini. PT Sero Raya telah mengeluarkan 500.000 lembar saham
biasa yang saat ini masih beredar di masyarakat. Untuk memperoleh kembali
sahamnya yang telah beredar secara menguntungkan, PT Sero Raya, pada
hari ini, menandatangani kontrak forward dengan PT Sekurita Jaya dengan
pernjanjian sebagai berikut.
C. LIABILITAS KEUANGAN
Contok kewajiban kontraktual pada C.3 adalah opsi beli obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan, yang memberi hak kepada pemegangnya untuk
menerima aset keuangan perusahaan. Misalkan, PT Investama memiliki
obligasi yang dikeluarkan oleh PT Obligor. Obligasi ini oleh PT Investama
ditampung dalam akun “Sekuritas obligasi—perdagangan,” yang tentunya
merupakan aset keuangan. Kemudian, PT Investama mengeluarkan opsi beli
obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli obligasi
tersebut dengan harga tertentu (strike price) di masa mendatang. Opsi beli
EKSI4311/MODUL 5 5.15
Kewajiban kontraktual pada C.4 ini dapat dicontohkan dengan opsi beli
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
dengan harga tertentu di masa mendatang. Dalam kondisi yang
menguntungkan pemegang opsi, maka pemegang opsi akan mengambil
haknya. Kondisi yang menguntungkan pemegang opsi adalah kondisi yang
tidak menguntungkan perusahaan (yang menerbitkan opsi itu). Pada saat
pengambilan hak oleh pemegang opsi, perusahaan harus menyerahkan
obligasinya. Intinya, satu liabilitas keuangan perusahaan (opsi yang
diterbitkan) ditukar dengan liabilitas keuangan lain perusahaan (obligasi)
dengan kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan. Misalkan, PT Konita
menerbitkan opsi beli yang memberi hak kepada pemegangnya untuk
membeli obligasi yang diterbitkan oleh PT Konita sendiri dengan harga
tertentu di masa mendatang. Jika harga obligasi meningkat dan, tentunya,
pemegang opsi mengambil haknya, maka PT Konita wajib menyerahkan
obligasinya kepada pemegang opsi. Jadi, bagi PT Konita, harga obligasi
yang meningkat merupakan kondisi yang tidak menguntungkannya.
Kontrak pada C.8 ini adalah contoh kontrak seperti pada B.9. Pelajarilah
kembali kontrak tersebut dan perhatianlah uraian berikut.
Kapankah kontrak di atas merupakan liabilitas (keuangan) bagi PT
Sero Raya? Kontrak tersebut akan menjadi liabilitas bagi PT Sero Raya
ketika harga pasar 1.000 lembar obligasi pada saat eksekusi lebih tinggi
.18 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
daripada harga pasar 100 gram emas murni. Artinya, PT Sero Raya akan
menanggung pengorbanan manfaat ekonomik berupa menerima instrumen
ekuitasnya sendiri yang harga pasarnya lebih rendah dibandingkan dengan
harga pasar 1.000 lembar obligasi yang ia serahkan. Selisihnya merupakan
nilai pengorbanan tersebut.
Umpamakan pada tanggal eksekusi, nilai 100 gram emas murni
adalah Rp510 juta dan nilai 1.000 lembar obligasi adalah Rp525 juta. Ini
berarti PT Sero Raya harus menerima sahamnya sendiri dengan jumlah
lembar yang setara dengan Rp510 juta dan menyerahkan 1.000 lembar
obligasi yang nilainya mencapai Rp525 juta. Jadi, nilai kontrak forward bagi
PT Sero Raya adalah Rp15 juta dan merupakan aset keuangan baginya.
Sekarang, kerjakan latihan, bacalah rangkuman, dan selesaikan tes
formatif 1, kemudian lanjutkan dengan mempelajari instrumen ekuitas di
Kegiatan Belajar 2.
LATIH AN
Unt uk m em perda l am pem aha m an A nda m enge nai
m at eri di at a s, ke rj aka nl ah l at i han ber i kut!
R ANG KUMAN
keuangan lain. Aset keuangan selain kas berbentuk, antara lain, piutang
usaha, piutang wesel, pinjaman yang diberikan, opsi beli, kontrak forward.
Dua bentuk yang disebut terakhir termasuk aset keuangan apabila
pemegangnya berada dalam kondisi yang menguntungkan dan penyelesaian
netonya dengan menerima kas atau instrumen keuangan lainnya. Adapun
liabilitas keuangan dapat didefinisi secara paling sederhana sebagai
kewajiban untuk menyerahkan kas atau instrumen keuangan lain. Contoh
instrumen keuangan lain yang termasuk liabilitas keuangan, antara lain,
adalah utang usaha, utang wesel, pinjaman yang diterima, utang obligasi,
opsi beli yang diterbitkan, dan kontrak forward. Dua contoh yang disebut
terakhir diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan apabila perusahaan dalam
kondisi yang tidak menguntungkan dan penyelesaian netonya dilakukan
dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lain.
TES F OR MATIF 1
Tingkat penguasaan =
KEGIATAN BELAJAR 2
A. INSTRUMEN EKUITAS
PSAK 50 (revisi 2014) paragraf 11 menyatakan bahwa instrumen ekuitas
adalah “setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban.” Contoh termudah yang sudah
pembaca kenal adalah saham biasa dan saham prioritas (preferen). Saham
biasa dan saham preferen yang diterbitkan oleh perusahaan, merupakan
contoh yang paling umum untuk instrumen ekuitas bagi perusahaan tersebut.
Alasannya, saham biasa dan saham preferen memberikan kepada
pemegangnya hak residual atas aset neto perusahaan. Baginya, instrumen
keuangan tersebut bukanlah aset keuangan dan bukan pula liabilitas
keuangan.
Berikut adalah uraian yang lebih terperinci tentang konsep dan contoh
instrumen ekuitas yang diambil dari berbagai literatur, termasuk PSAK 50
(revisi 2014). Namun, konsep dan contoh berikut tidaklah tuntas, dalam arti
masih ada konsep dan contoh lainnya yang belum diberikan.
Menurut PSAK 50 (revisi 2014) paragraf 16, instrumen keuangan
ditentukan sebagai instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kondisi (a) dan (b)
berikut terpenuhi: “(a) instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban
kontraktual: (i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
entitas lain; atau (ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas
keuagan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan penerbit. (b) jika instrumen tersebut akan atau mungkin
diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan, instrumen tersebut
EKSI4311/MODUL 5 5.23
kontrak tersebut menimbulkan liabilitas keuangan dan, oleh karena itu, bukan
terkategori sebagai instrumen ekuitas.
B. DERIVATIF VS NONDERIVATIF
Instrumen keuangan dapat dibedakan menjadi instrumen keuangan
utama dan instrument keuangan derivatif. Contoh instrumen keuangan utama
adalah piutang usaha, utang usaha, pinjaman yang diberikan, pinjaman yang
diterima, saham biasa, dan saham preferen. Contoh instrument keuagan
derivatif adalah opsi, kontrak forward, swaps, dan futures. Bagian B ini
mengkhususkan pembahasan pada derivatif, tidak membahas instrumen
keuangan utama. Sebab instrumen keuangan utama sudah dibahas panjang
lebar di modul Akuntansi Keuangan Menengah.
Apakah derivatif itu? Menurut PSAK No. 55 (2014) par. 9, adalah suatu
instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55 tersebut dengan tiga karakteristik berikut ini: (a) nilainya berubah
sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan (disebut
variabel pendasar karena menjadi dasar naik turunnya nilai derivatif), antara
lain: suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar
mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau
indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel nonkeuangan, variabel
tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak; (b) tidak
memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk
kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang
serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan (c) diselesaikan pada
tanggal tertentu di masa depan.
Berikut adalah beberapa contoh umum derivatif:
1. Kontrak Forward.
2. Kontrak Futures.
3. Kontrak Opsi (option contract).
4. Swaps.
kontrak ini wajib memenuhi kesepakatan. Pihak pembeli harus membeli dan
pihak penjual harus menjual item seperti tersebut dalam kontrak. Meskipun
demikian, terdapat dua alternatif penyelesaian dalam kontrak ini, yaitu
membeli ataupun menyerahkan item (barang) secara fisik atau memberikan
sejumlah uang, Jika menggunakan uang tunai, maka penyelesaiannya disebut
net settlement. Kontrak forward disebut instrumen keuangan apabila
penyelesaiannya adalah menggunakan kas atau aset keuangan lain.
Untuk memahaminya, diberikan contoh sebagai berikut. PT Beli_Kopi
ingin fluktuasi harga kopi di masa depan tidak merugikannya berkaitan
dengan bisnis utamanya, yakni berdagang kopi kemasan. PT Beli_Kopi
sebetulnya khawatir jika harga beli kopi di masa mendatang meningkat. Jika
harga beli kopi meningkat, maka ia harus mengeluarkan lebih banyak uang
untuk membeli atau memperoleh kopi tersebut. Untuk itu, ia ingin
melindungi risiko kenaikan harga beli kopi. Sebab, jika harga beli kopi naik,
maka harga pokok penjualannya akan meningkat dan, pada gilirannya,
labanya akan turun. PT Beli_Kopi kemudian mencari orang lain yang
bersedia untuk menjual kopi yang dibutuhkannya dengan harga tertentu di
masa mendatang. Setelah bertemu dengan pihak yang bersedia menjual kopi
dengan harga tertentu (sebutlah PT Jual_Kopiho), PT Beli-Indah melakukan
dan menandatangani kontrak forward dengan PT Jual_Kopiho. Isi
perjanjiannya adalah bahwa PT Beli_Kopi akan membeli kopi sebanyak
10.000 kuintal seharga Rp500 per kuintal dalam jangka waktu tiga bulan ke
depan. Artinya, dalam kontrak itu dinyatakan bahwa tiga bulan ke depan
setelah tanggal kontrak, PT Beli_Kopi akan membeli kopi dengan harga yang
sudah dipatok Rp500 per kuintal, meskipun nantinya harga di pasar adalah
lebih tinggi atau lebih rendah dari jumlah tersebut. Sebaliknya, PT
Jual_Kopiho akan menjual 10.000 kuintal kopi tiga bulan ke depan dengan
harga per kuintal Rp500 tanpa menghiraukan apakah nantinya harga kopi di
pasar meningkat atau menurun.
Pada saat penyelesaian kontrak, tiga bulan berikutnya, anggaplah bahwa
ternyata harga kopi di pasar adalah sebesar Rp550 per kuintal. Oleh karena
berdasarkan kontrak telah disepakati harga Rp500 per kuintal, maka untuk
menyelesaikan kontrak ini, spekulator wajib menerima harga kesepakan
dalam kontrak forward. Untuk memenuhi kewajiban ini, PT Jual_Kopiho
memiliki dua pilihan. Pilihan pertama adalah mengirim kopi kepada PT
Bili_Indah sebanyak 10.000 kuintal dengan menerima harga pasar Rp500 per
kuintal. Pilihan kedua adalah menyerahkan uang tunai kepada PT Beli_Kopi
EKSI4311/MODUL 5 5.27
sebanyak selisih harga per kuintal dikalikan dengan 10.000 kuintal, yakni
Rp500.000 yang dihitung sebagai berikut:
futures yang identik. Yang dimaksud posisi long adalah posisi beli,
sedangkan posisi short adalah posisi beli.
3) Kontrak futures mengharuskan adanya pembayaran simpanan marjin
(margin deposit) atau uang muka. Pihak yang memiliki posisi long dan
pihak yang memiliki posisi short harus menyerahkan margin tersebut ke
spekulan yang menerbitkan futures. Penerbit futures ini akan
menyerahkan sejumlah tertentu kepada pihak yang menang dalam
spekulasi dan meminta tambahan margin kepada pihak yang kalah.
Apakah hal ini adalah perjudian. Jawabnya, memang jual-beli futures
termasuk kategori spekulasi atau perjudian seperti halnya kontrak
forward.
4) Kontrak futures diperjualbelikan di pasar dan perubahan nilai kontrak
yang beredar biasanya diselesaikan dalam bentuk kas secara harian.
5) Kontrak futures sangat jarang diselesaikan dengan adanya pengantaran
barang secara fisik. Artinya, yang lebih sering adalah net settlement.
B.3. Opsi
Opsi adalah kontrak yang menjamin pemegang kontrak berupa hak
(bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual item-item tertentu pada
harga tertentu, dan pada periode waktu tertentu. Kontrak yang memberikan
hak pemegang kontrak untuk membeli suatu item spesifik pada harga tertentu
(strike price) dan periode tertentu disebut opsi beli (call option). Kontrak
yang memberikan hak kepada pemegang kontrak untuk menjual suatu item
spesifik pada harga tertentu dan periode tertentu disebut opsi jual (put
option).
Untuk opsi yang diperjualbelikan di bursa, opsi tersebut diperlakukan
sama dengan perdagangan sekuritas di bursa efek. Bila seorang investor
(spekulan) membeli opsi beli, maka ia berada pada posisi long (long
position). Sebaliknya, bila seorang membeli opsi jual, maka ia berada pada
EKSI4311/MODUL 5 5.29
posisi short (short position) dalam opsi. Pemilik opsi dapat menjual opsi
belinya ke pasar untuk keluar dari posisi long; demikian juga, pemilik opsi
jual dapat menjual opsi jualnya agar dapat keluar dari posisi short.
Contoh opsi beli adalah sebagai berikut. PT Sandi membeli kontrak opsi
untuk membeli 10.000 kuintal kopi di harga Rp500 per kuintal. Harga opsi
yang dibeli adalah Rp4.000. Pada saat PT Sandi ingin membeli kopi, ternyata
harga kopi di pasar adalah Rp550 per kuintal. Oleh karena PT Sandi memiliki
opsi untuk membeli kopi dengan harga Rp500 per kuintal, maka opsi tersebut
akan dieksekusi atau diambil (digunakan untuk membeli) dan PT Sandi dapat
membeli kopi dengan harga Rp500 per kuintal. Jadi, total biaya perolehan
bagi PT Sandi untuk membeli kopi adalah (Rp500 x Rp10.000) + Rp4.000 =
Rp5.004.000.
Bila keadaannya berbeda, ternyata harga kopi di pasar adalah sebesar
Rp400 per kuintal, maka PT Sandi tidak akan mengeksekusi opsi yang
dimilikinya karena harga kopi di pasar lebih murah. Opsi tersebut akan
dibiarkan jatuh tempo atau tidak berlaku. Uang yang keluar untuk membeli
kopi bila kondisinya seperti ini adalah {(Rp400 x 10.000) + Rp4.000} =
Rp4.004.000.
Contoh opsi jual adalah sebagai berikut. PT Kopiko membeli kontrak
opsi untuk menjual 10.000 kuintal kopi di harga Rp500 per kuintal. Harga
opsi jual ini di bursa efek adalah Rp4.000. Pada saat PT Kopiko ingin
menjual kopi, ternyata harga kopi di pasar adalah Rp475 per kuintal. Oleh
karena PT Kopiko memiliki opsi untuk menjual kopi dengan harga Rp500
per kuintal, maka opsi tersebut akan dieksekusi atau diambil (digunakan
untuk menjual) dan PT Kopiko dapat menjual kopi dengan harga Rp500 per
kuintal. Jadi, total pendapatan bagi PT Kopiko dari penjualan kopi adalah
(Rp500 x Rp10.000) - Rp4.000 = Rp4.996.000.
Bila keadaannya berbeda, ternyata harga kopi di pasar adalah sebesar
Rp550 per kuintal, maka PT Kopiko tidak akan mengeksekusi opsi jual yang
dimilikinya sebab harga kopi di pasar lebih tinggi (mahal). Opsi tersebut
akan dibiarkan jatuh tempo atau tidak berlaku. Uang yang diterima dari
penjualan kopi di pasar dalam keadaan seperti itu adalah {(Rp550 x 10.000) -
Rp4.000} = Rp5.496.000.
B.4. Swaps
Swaps adalah kontrak pertukaran terhadap kemungkinan tidak stabilnya
arus kas di masa depan. Jenis swaps yang dikenal adalah swaps suku bunga
.30 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
(interest rate swaps). Swaps suku bunga digunakan untuk mengunci suku
bunga pada tarif tertentu dalam suatu liabilitas. Pada umumnya, kontrak
swaps dinegosiasikan di antara pihak-pihak terkait, walaupun kontrak swaps
juga ada yang sudah terstandarisasi dan diperjualbelikan di bursa. Swaps
biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dengan
suku bunga variabel untuk menghindari perubahan suku bunga.
Contoh swap adalah sebagai berikut. Pada suatu awal tahun, PT Tegar
Jaya dengan tegarnya mengeluarkan obligasi nominal Rp1 milyar, bunga
tetap 12% per tahun, dibayar setiap akhir tahun. Jadi, total bunga yang harus
dibayarnya setiap akhir tahun adalah Rp120 juta. Sebelum membayar bunga
tahun pertama, PT Tegar Jaya berubah ketegarannya. Ia takut jika tingkat
bunga pasar (bunga efektif) di masa mendatang turun di bawah 12%. Jika
demikian, maka bunga tetapnya itu menyebabkan kerugian. Kemudian,
perusahaan tersebut mencari-cari perusahaan lain yang mengeluarkan
obligasi dengan bunga mengambang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang
berlaku. Dia ingin menukar obligasi bunga tetapnya dengan obligasi
perusahaan lain yang bunganya mengambang, mengikuti perubahan bunga
efektif. Menurut keyakinannya, tingkat bunga pasar di masa mendatang akan
turun.
Sebaliknya, ada perusahaan bernama PT Senantiasa_Mengambang
mengeluarkan obligasi nominal Rp1 milyar, bunga mengambang tergantung
yang terjadi di pasar, dibayar setiap akhir tahun. Jadi, total bunga yang harus
dibayarnya setiap akhir tahun sangat tergantung kepada besar kecilnya bunga
pasar. Sebelum sampai akhir tahun pertama sejak pengeluaran obligasi, PT
Senantiasa_Mengambang mengkhawatirkan terjadinya kenaikan suku bunga
secara signifikan dari masa sekarang. Kemudian, perusahaan berusaha
mencari perusahaan lain yang juga mengeluarkan obligasi tetapi dengan
bunga tetap.
Pada suatu hari tertentu PT Tegar Jaya berjumpa dengan PT
Senantiasa_Mengambang dan sepakat untuk saling menukar suku bunganya.
Di satu pihak, PT Tegar Jaya bersepakat untuk menggunakan suku bunga
mengambangnya PT Senantiasa_Mengambang. Di pihak lain, PT
Senantiasa_Mengambang bersepakat untuk menggunakan suku bunga
tetapnya PT Tegar Jaya. Tukar menukar seperti ini disebut swap.
Bagaimana mekanisma tukar menukar ini? Jika pada akhir tahun, suku
bunga pasar adalah 13% atau Rp130 juta jumlahnya, maka PT Tegar Jaya
akan membayar sejumlah itu. Sejumlah Rp120 juta dibayar kepada
EKSI4311/MODUL 5 5.31
Adapun item yang dilindungi nilainya, menurut PSAK 55 (2014) par. 09,
dapat berupa aset, liabilitas, komitmen pasti yang belum diakui, prakiraan
transaksi yang sangat mungkin terjadi (highly probable), atau investasi neto
pada kegiatan usaha luar negeri yang (a) mengekspos entitas pada risiko
perubahan nilai wajar atau arus kas masa depan, dan (b) ditetapkan sebagai
item yang dilindung nilai. Bagaimana akuntansi untuk transaksi untuk
lindung nilai? Ini akan dipelajari di modul 6.
.32 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
LATIH AN
4) Opsi adalah kontrak yang menjamin pemegang kontrak berupa hak untuk
membeli atau menjual item-item tertentu pada harga tertentu, dan pada
periode waktu tertentu. Kontrak yang memberikan hak pemegang
kontrak untuk membeli suatu item spesifik pada harga tertentu (strike
price) dan periode tertentu disebut opsi beli (call option). Kontrak yang
memberikan hak pemegang kontrak untuk menjual suatu item spesifik
pada harga tertentu dan periode tertentu disebut opsi jual (put option).
5) Kontrak forward adalah kontrak antara dua pihak untuk menjual atau
membeli suatu komoditas, atau mata uang asing pada harga, kuantitas,
dan tanggal tertentu di masa mendatang. Di kontrak ini ada dua pihak.
Salah satu pihak harus membeli dan pihak lain harus menjual item
seperti tersebut dalam kontrak.
6) Instrumen ekuitas didefinisi sebagai setiap kontrak yang memberi hak
residual atas aset suatu perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya.
7) Tidak pasti bahwa waran saham adalah instrumen ekuitas. Bagi pihak
yang membelinya, waran saham dapat menjadi aset keuangan jika
kondisinya memiliki potensi yang menguntungkannya. Bagi perusahaan
yang menerbitkanya, waran saham dapat menjadi instrumen ekuitas jika
penyelesaiannya adalah menerima kas dalam jumlah tertentu dan
mengeluarkan saham dalam jumlah tertentu. Apabila tidak demikian,
.34 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
R ANG KUMAN
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberi hak residual atas
aset suatu perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Instrumen ekuitas, seperti halnya aset keuangan dan liabilitas keuangan,
termasuk bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuanga dapat
dibedakan menjadi instrumen keuangan utama dan instrument keuangan
derivatif. Derivatif didefinisikan sebagai instrumen keuangan atau kontrak
lain yang: (a) nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel
pendasar (semisal suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas,
dan nilai tukar mata uang asing); (b) tidak memerlukan investasi awal neto
atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya
yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat
perubahan faktor pasar; dan (c) diselesaikan pada tanggal tertentu di masa
depan. Berdasarkan definisi di atas, kontrak derivatif dapat digunakan untuk
membatasi fluktuasi yang terjadi terhadap harga suatu komoditas atau suku
bunga, atau dengan kata lain derivatif dapat digunakan untuk mengendalikan
risiko. Pembatasan seperti itu disebut lindung nilai (hedging). Forward,
futures, opsi, dan swaps merupakan derivatif yang dapat digunakan untuk
lindung nilai.
TES F OR MATIF 2
6) Yang benar dalam kaitannya dengan pemilik opsi beli adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi.
B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi
C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi
7) Yang benar dalam kaitannya dengan penerbit opsi beli adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi
.36 Akuntansi Keuangan Lanjutan II
8) Yang benar dalam kaitannya dengan pemilik opsi jual adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi
B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi
C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi
9) Yang benar dalam kaitannya dengan penerbit opsi jual adalah mereka
memiliki:
A. hak untuk membeli aset yang dilindungi
B. kewajiban untuk membeli aset yang dilindungi ketika pemegang
opsi mengambil haknya.
C. hak untuk menjual aset yang dilindungi
D. kewajiban untuk menjual aset yang dilindungi
Tingkat penguasaan =
Tes Formatif 2
1) D
2) A
3) B
4) C
5) D
6) A
7) D
8) C
9) B
EKSI4311/MODUL 5 5.39
Glosarium
Instrumen
Keuangan : setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas
entitas lain.
Derivatif : instrumen keuangan yang nilainya tergantung dari
variabel lain.
Daftar Pustaka
Alfredson, Keith., Ken L., Ruth P., Janice L., Kerry C., Victoria W., dan
Matt D. 2009. Applying International Financial Reporting Standards.
2th Edition. John Wiley & Sons Australia.
Jeter, Debra C., dan Paul K.Chaney. 2011. Advanced Accounting. 4th Edition.
John Wiley & Sons. New York.
Neo, Pearl T.H., dan Peter Lee Lip Nyean. 2009. Advanced Financial
Accounting: An IAS and IFRS Approach. 1th Edition. McGraw Hill
Education.