BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang
dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada
hutang jangka. Donaldson (1961) dalam Hovakimian, Opler & Titman (2001,
yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun atau
harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan
yang bersangkutan.
dampaknya. Jika sumber modal berasal dari hutang ada kewajiban membayar
bunga dan pengembalian hutang pada saat jatuh tempo. Dengan demikian
1
perlu adanya manajemen yang tepat untuk menangani hutang-hutang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
pendek;
pendek;
2
BAB II
PEMBAHASAN
tanggung jawab untuk bertindak atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu.
ke tiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama
dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan,
3
Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan
Kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara
kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu
tahun.
facility).
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
kurang atau sama dengan satu tahun (current portion of long term
loan).
panjang yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang harus
pendek.
4
4. Utang pajak (tax payable).
berikutnya.
Biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa,
akan datang.
5
2. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts
Kewajiban
apakah:
Beberapa ciri internal control yang cukup baik atas liabilitas jangka
pendek:
bagian keuangan.
6
c. Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan
utang.
panitia tender.
kedua kalinya
terjadi.
7
Jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang berasal
dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh
otorisasi untuk peminjaman uang dari bank. Begitu juga jika berupa
utang pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang
neraca.
Dalam hal ini auditor harus meyakinkan diri bahwa tidak ada
8
4. Accrued Expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar atau
tidak), dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Misalnya jika ada utang leasing untuk pembelian mesin pabrik, maka
haga perolehan mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai
tunainya. Selain itu, bagian dari utang leasing yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun yang akan datang harus dicatat sebagai liabilitas
jagka pendek. Sedangkan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
9
dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
dagangan secara kredit dari luar negeri sebesar US$100.000 kurs saat
itu adalah Rp. 9.200 per 1 US$ sehingga utang usaha dicatat sebesar
belum diulunasi dan kurs Bank Indonesia saat itu per 1 US$: beli Rp.
9.600, jual Rp. 9.400 berarti kurs tengah adalah Rp. 9.500 per 1 US$.
Dalam hal ini auditor harus yakin bahwa semua bunga liabilitas
jangka pendek, baik dari utang bank, utang pemegang saham dll.
belum dibayar, sudah dicatat sebagai utang bunga per tanggal laporan
neraca betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
perusahaan.
auditor harus yakin bahwa bunga yang dibebankan salam laporan laba
10
merupakan beban perusahaan. Selain itu auditor juga harus melakukan
seizin bank”
default dan hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
10. Penyajian liabilitas jangka pendek didalam neraca dan catatan atas
di Indonesia (SAK).
a. Plafon kredit
11
c. Tingkat bunga
d. Jaminan kredit
g. Jenis leasing
(controlling account)
diperbaiki.
12
supplierya banyak, tidak usah 100 %).
utang usaha dan saldo di sub ledger utang usaha, harus diminta agar
baik yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak
tahun sebelumnya.
13
auditor.
8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal
tersebut.
9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau
dari perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun
tersebut.
14
10. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah
sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan
apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan
pendek.
secara akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah
pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri
piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan pertanggal neraca, periksa bukti
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian
yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah
15
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca,
tahun berjalan.
16. Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah
Sedangkan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi
(setoran akhir)
jumlah yang kurang lebih sama. Selain itu, bisa diketahui seandainya
oleh auditor.
16
mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pihak ketiga, yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu
yang sebenarnya dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih bersih dari
jumlah yang sebenarnya. Oleh karena itu liabilitas jangka pendek yang
bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul – betul terjadi. Jika
liablitas jangka pendek berupa utang deviden, maka harus didukung oleh
perusahaan terdapat utang pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran
B. Saran
18
19
DAFTAR PUSTAKA
20