Disusun Oleh:
Muhammad Irsaludin E2B019345
Zidan Nauval Al Fayyedh E2B020301
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berujudul
“Audit terhadap Siklus Pendapatan: Pengujian Substantif terhadap Saldo Piutang
Usaha” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Dr. Hardiwinoto, M,.Si pada mata kuliah Siklus Audit di Universitas
Muhammadiyah Semarang. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
i
Daftar Isi
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan, yaitu pengujian
kepatuhan dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk
memahami struktur pengendalian intern terhadapsiklus penjualan, yang
selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi
dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelavakan jumlah rupiah serta
kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia.
Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam implementasinya, sehingga program
audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda.
Sebelum membahas lebih lanjut siklus pendaptan ini, terlebih dahulu perlu
dijelaskan pengertian pendapatan dan penghasilan. Pendapatan merupakan
terjemahan dari istilah revenue yang merupakan pendekatan gross sedangkan
penghasilan merupakan penerjemahan istilah income yang merupakan pendekatan
netto. Sehingga dengan pengertian peristilahan tersebut istilah revenue cycle
diterjemahkan dengan siklus pendapatan.
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan piutang
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyajian prinsip akuntansi
berterima umum
3. Untuk mengetahui tujuan pengujian substantif piutang
4. Untuk mengetahui dokumen apa saja yang terkait dengan piutang
5. Untuk mengetahui catatan apa saja yang terkait dengan piutang
6. Untuk mengetahui prosedur audit piutang.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Piutang
Piutang merupakan klaim pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat
diterima dalam jangka waktu 1 tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan.
Piutang umumnya disajkan di neraca dalam dua kelompok : (1) piutang usaha dan
(2) piutang non usaha. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi
penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang non usaha
timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar seperti
misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim
asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.
3
2.3 Tujuan Pengujian Substantif Piutang
Tujuan pengujian subtantif terhadap piutang usaha adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan piutang. Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai
kewajaran saldo piutang yang dicantumkan di negara, ia harus memperoleh
keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung
informasi piutang yang disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan
rekonsiliasi antara saldo piutang yang dicantumkan di neraca dengan akun piutang
di dalam buku besar.
2. Membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian piutang usaha yang
dicantumkan di neraca. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva pada
umumnya, pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang
dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva yang sesungguhnya ada dan berasal
dari transaksi yang benar-benar terjadi. Untuk membuktikannya auditor
melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :
1. Pengujian analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha
3. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
4. Konfirmasi piutang usaha
4
4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas piutang yang
dicantumkan di neraca. Piutang usaha yang ada pada tanggal neraca belum tentu
merupakan hak milik klien, karena piutang tersebut telah dijual kepada
perusahaan penagih atau digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. Auditor
melakukan pengujian substantif berikut ini :
1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
2. Konfirmasi piutang usaha.
5
Golongan Akun-akun Fungsi Bisnis Dokumen dan
Transaksi Catatan
Penjualan Penjualan Pengolahan Pesanan dari
Piutang Usaha permintaan dari konsumen
konsumen Order penjualan
Persetujuan kredit Pesanan dari
konsumen atau order
Pengiriman penjualan
Barang Dokumen pengiriman
Pengiriman faktur File transaksi
dan pencatatan penjualan
penjualan Jurnal penjualan
Master file piutang
usaha
Daftar pitang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank Pengolahan dan Pengantarpembayaran
Piutang usaha pencatatan Daftar penerimaan
penerimaan kas kas
File transaksi
penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas
Retur Penjualan Retur penjualan Pengolahan dan Memo kredit
Piutang usaha pencatatan retur Jurnal retur penjualan
penjualan
Penghapusan Piutang usaha Penghapusan Formulir otorisasi
piutang Cadangan piutang tak penghapusan piutang
kerugian tertagih
piutang
Beban kerugian Beban kerugian Penetapan Jurnal umum
piutang piutang kerugian piutang
Cadangan
kerugian
piutang
6
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo
piutang kepada debitur.
7
menghitung kembali saldo akun piutang dengan cara menambah saldo awal
dengan jumlah pendebetan dan menguranginya dengan jumlah pengkreditan akun
tersebut.
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha. akan
didapat keterangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang
mengurangi piutang usaha dapat di temukan melalui review atas mutasi luar biasa
baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun
Cadangan Kerugian Piutang.
4) Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha
ke kertas kerja tahun lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap
transaksi rinci yang menyangkut akun piutang usaha dan cadangan kerugian
piutang, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun
tersebut.
5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam jurnal yang
bersangkutan. Penerbitan di dalam akun piutang usaha diusut ke jurnal penjualan
dan pengkreditan ke akun tersebut di usut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal
umum.
6) Lakukan rekonsiliasi akan kontrol piutang di dalam buku besar ke buku
pembantu piutang yang bersangkutan. Saldo akan kontrol piutang usaha di dalam
buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu
piutang usaha untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang
bersangkutan dengan piutang usaha dapat dipercaya ketelitiannya.
2. Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap piutang usaha, pengujian
analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan
dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu,
auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini :
a. Ratio Formula
Tingkat bfperputaran piutang usaha Pendapatan penjualan bersih : Rerata
piutang usaha
8
- Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar Saldo piutang usaha : Aktiva
lancar
- Rate of return on net sales Laba bersih : Pendapatan penjualan bersih
- Ratio kerugian piutang usaha dengan Kerugian piutang usaha : Pendapatan
penjualan bersih
- Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha : Piutang dengan
piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan
auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio industri atau ratio yang
dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan :
(1) Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) Perubahan akuntansi, (3)
Perubahan usaha, (4) Fluktuasi acak, atau (5) salah saji.
9
2) Lakukan verifikasi pisah batas (cut of) transaksi penjualan dan retur penjualan.
Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien
menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi
penjualan yang termasuk dalam tahun yang diaudit dibanding dengan tahun
sebelumnya.
a. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
b. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal necara.
3) Lakukan verifikasi pisah batas (cut off) transaksi penerimaan kas. Untuk
membuktikan ketepatan pisah batas transaksi penerimaan kas, auditor melakukan
observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terahir tahun yang diaudit
untuk membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah dimasukan kedalam kas
dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai penerimaan kas tahun yang
diaudit.
10
Sedangkan metode konfirmasi negatif umumnya digunakan oleh auditor jika
pengendalian intern terhadap piutang usaha dinilai baik oleh auditor.
c. Kirimkan surat konfirmasi. Prosedur pengiriman surat konfirmasi kepada
debitur dan penerimaan jawaban surat konfirmasi, yaitu : (1) Auditor meminta
klien untuk mengirim surat konfirmasi kepada debitur. (2) Klien mengirim surat
konfirmasi kepada debitur. (3) Debitur mengirim langsung jawaban atas surat
konfirmasi kepada debitur.
2) Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang
dibuat oleh klien. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, piutang usaha
disajikan dalam neraca pada nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur pada
tanggal neraca. Oleh karena itu, verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai
kewajaran penentuan jumlah cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh
klien pada tanggal neraca.
11
Jurnal Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih
Misalnya :
Untuk tahun 2012 PT. BERSAMA mencadangkan Piutang Tak Tertagih sebesar
6.2% atas saldo Piutang Dagang yang sebesar Rp 251,700,000 di penutupan buku
2011. Sehingga tanggal 5 Januari 2011, pegawai accounting PT. BERSAMA
memasukan jurnal sebagai berikut:
Setelah jurnal dimasukan, maka neraca PT. BERSAMA per tanggal 6 Januari
2011 kurang lebih akan nampak seperti di bawah ini:
PT BERSAMA
NERACA
Per 6 Januari 2012
AKTIVA
1 Kas kecil Rp 1,500,000
2 Kas bank Rp 125,000,000
3 Piutang dagang Rp 251,700,000
- Cadangan piutang tak tertagih Rp (15,700,000)
4 Persediaan Rp 85,000,000
5 Mesin Rp 1,500,000,000
- Akumulasi penyusutan mesin Rp (165,000,000)
6 Bangunan Rp 1,250,000,000
-Akumulasi penyusutan bangunan Rp (62,500,000)
12
7 Kendaraan Rp 185,000,000
- Akumulasi penyusutan kendaraan Rp (23,125,000)
8 Hak sewa Rp 450,000,000
-Akumulasi amortisasi hak sewa Rp (112,500,000)
9 Perjanjian, Hak patent, Copyright Rp 118,000,000
- Akumulasi Amortisasi Hak sewa Rp (29,500,000)
TOTAL AKTIVA Rp 3,557,875,000
PASSIVA
1 Utang dagang Rp 120,375,000
2 Utang bank Rp 300,000,000
3 Modal Rp 3,000,000,000
4 Laba ditahan Rp 125,000,000
- Laba tahun berjalan Rp 112,500,000
- Dividen Rp (100,000,000)
TOTAL PASSIVA Rp 3,557,875,000
Katakanlah tanggal 25 Maret 2012, PT. SENDIRI (salah satu pelanggan PT.
BERSAMA) dinyatakan pailit oleh pemerintah, sehingga tagihan PT. BERSAMA
sebesar Rp 4,000,000 tidak bisa ditagih. Kejadian ini akan membuat Atas
persetujuan pimpinan, pegawai accounting PT. BERSAMA mengakui
penghapusan piutang dagang yang tak tak tertagih dengan jurnal:
Setelah dimasukannya jurnal ini, maka saldo cadangan piutang tak tertagih akan
berkurang Rp 5,000,000, sehingga saldo cadangan piutang tak tertagih tinggal Rp
11,700,000 (=15,700,000 – 4,000,000).
13
Kemudian tanggal 15 Juni 2012, manajemen PT. BERSAMA memutuskan untuk
menghapuskan piutang dagang terhadap Mr. X sebesar Rp 2,500,0000 yang sudah
beberapa bulan ditagih tetapi tidak berhasil. Terakhir Mr. X pindah alamat dan
tidak bisa dihubungi lagi. Dengan persetujuan pimpinan, pegawai accounting PT.
BERSAMA memasukan jurnal sebagai berikut:
Setelah dimasukannya jurnal ini, maka saldo cadangan piutang tak tertagih tinggal
Rp 9,200,000 (=11,700,000 – 2,500,000).
Selanjutnya, katakanlah hingga akhir tahun buku 2012, total piutang yang
sungguh- sungguh tak tertagih hanya Rp 6,500,000 saja (dari Rp 15,700,000 yang
dicadangkan) — sehingga di penutupan buku tahun 2012 masih ada saldo
cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 9,200,000. Lalu, apa yang harus
dilakukan terhadap saldo ini?
Lalu apa yang harus dilakukan untuk tahun 2013? Melihat pengalaman di tahun
2012, manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menurunkan
14
cadangan piutang tak tertagihnya menjadi 2.6% saja (= (6,500,000/251,700,000) x
100%). Katakanlah saldo Piutang Dagang PT. BERSAMA di awal 2013 adalah
Rp 200,000,000, sehingga di awall 2013 pegawai accounting PT. BERSAMA
membuat jurnal pencadangan piutang sbb:
Pertanyaan selanjutnya: Apa yang harus dilakukan jika piutang dagang yang
sudah terlanjur dihapus, ternyata berhasil ditagih setelah pengahapusan?
Misalnya: Mr. X yang sempat tidak bisa dihubungi (dikabarkan sudah kabur ke
luar negeri), ternyata kembali lagi ke Indonesia, dan dia membayar utangnya Rp
2,500,000 yang sudah terlanjur dihapuskan. Apa yang harus dilakukan? Akan
saya bahas di tulisan berikutnya.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian substantive terhadap saldo piutang usaha ditunjukkan untuk
memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan piutang usaha. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang dicantumkan dineraca. Membuktikan hak
kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan dineraca. Membuktikan
kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita semua tentang auditing. Khususnya tentang Audit Terhadap
Siklus Pendapatan : Pengujian Pengendalian.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/education/makalah-audit-terhadap-siklus-pendapatan-
pengujian-substantif-terhadap -saldo-piutang-usaha.html
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/jurnal-penghapusan-dan-koreksi-
cadanga-piutang-tak-tertagih/
17