MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN I
DOSEN PENGAMPU:
Yunita Fitria, S.E., M.Sc
Oleh: Kelompok 4
memberikan berkat rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga atas berkat
Tidak lupa kami sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas
bantuannya dalam menyelesaikan tugas makalah serta ucapan terima kasih kepada
serta wawasan kepada pembaca sekalian serta penulis pada khususnya. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya
sehingga penulis mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan
makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………....
RUMUSAN MASALAH……………………………………...
TUJUAN PENULISAN…………………………………….....
BAB II PEMBAHASAN
ASET TETAP
DEFINISI………………...................
PENGAKUAN…...................…
PENGUKURAN AWAL………………………………………………....
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL……………………
PENGHENTIAN PENGAKUAN…………………………………………
PENYAJIAN………………………………………………....
PENGUNGKAPAN………………………………………………....
PROPERTI INVESTASI
DEFINISI………………………………………………....
PENGAKUAN………………………………………………....…………
PENGUKURAN AWAL………………………………………………....
PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN……………………………
PENGHENTIAN PENGAKUAN………………………………………
PENYAJIAN………………………………………………....
PENGUNGKAPAN………………………………………………....
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………..
SARAN……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
perusahaan tersebut, untuk itu dibutuhkan penunjang agar tercapai tujuan tersebut,
maka setiap perusahaan mempunyai aset tertentu guna memperlancar kegiatan yang
dilaksanakan. Aset tetap adalah komponen yang sangat penting untuk menjalankan
fungsi operasional. Aset tetap digunakan dalam produksi atau tujuan administratif dan
diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. Mengingat pentingnya peran
aset tetap tersebut, maka dibutuhkan perlakuan akuntansi yang baik dan benar
terhadap setiap aset tetap yang dimiliki, yang telah diatur dalam PSAK 16. Pada
umumnya nilai yang besar dimiliki aset tetap sehingga dapat mempengaruhi posisi
Dalam PSAK 13, properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau
bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai untuk menghasilkan
rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, bukan untuk digunakan dalam
produksi atau tujuan administratif dan bukan untuk dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat beberapa perbedaan antara
aset tetap dan properti investasi, yaitu properti investasi harus berbentuk properti
(yaitu tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) dan
digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai. Sebagai contoh, jika
suatu entitas membeli sebidang tanah. Pertanyaannya diklasifikasikan sebagai aset
tetap atau properti investasi? Klasifikasinya tergantung pada tujuan entitas dalam
memperoleh tanah tersebut. Apabila tanah tersebut digunakan dalam kegiatan
operasional (misalnya diatas tanah akan dibangun gedung yang akan digunakan
sebagai kantor perusahaan) maka tanah tersebut merupakan aset tetap. Namun apabila
tanah tersebut tidak digunakan dalam kegiatan operasional, tetapi dengan tujuan akan
dijual kembali dimasa depan karena perusahaan memiliki keyakinan harga tanah
tersebut akan terus mengalami kenaikan nilai, maka tanah tersebut merupakan
properti investasi. Sebagai contoh, PT Global dan anak perusahaannya memiliki
properti, sebagai berikut:
1. Tanah yang dimiliki PT Global, yang dibeli dengan tujuan untuk dijual
kembali apabila harganya meningkat.
2. Bangunan kosong milik PT Global dan disewakan sebagai sewa operasi.
3. Properti yang dimiliki PT Duta, anak perusahaan PT Global (yang
merupakan perusahaan real estat), yang akan dijual perusahaan sebagai
bagian dari aktivitas bisnisnya.
4. Properti PT Global yang digunakan dalam proses produksi.
5. Hotel yang dimiliki PT Royal, anak perusahaan PT Global lainnya, dan PT
Royal memberikan jasa keamanan untuk barang milik tamu hotelnya.
Properti nomor 1 dan 2 termasuk kedalam proerti investasi. Properti nomor 5
juga merupakan properti investasi apabila jasa keamanan untuk barang milik tamu
(sesuai dengan PSAK 14: Persediaan) dan properti nomor 4 merupakan aset tetap
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
Agar pembaca mengetahui apa itu aset tetap dan properti investasi, ruang
PENGAKUAN
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
PENGUKURAN AWAL
Aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk dikategorikan sebagai aset tetap pada
awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Komponen biaya perolehan antara lain:
1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan
lain.
2. Biaya-biaya yang dapat diatribuskan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan seusia dengan intensi
manajemen
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh
atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk t
ujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
1. Biaya imbalan kerja
2. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
3. Biaya handling dan penyerahan awal
4. Biaya perakitan dan instalasi
5. Biaya pengujian aset
6. Komisi profesional
Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
1. Biaya pembukaan fasilitas baru
2. Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas
produksi)
3. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan
baru (termasuk biaya pelatihan staf)
4. Administrasi dan biaya overhead umum lainnya
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan
ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan
pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut.
Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan pembangunan atau pengembangan
suatu aset tetap, tetapi tidak dimaksudkan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan
prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas
membuat aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya
sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual.
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu
kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai
beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi. Biaya perolehan dari suatu
aset tetap diukur pada nilai wajar, kecuali:
1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial
2. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara
andal
Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya
perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan. Nilai wajar
aset dapat diukur meskipun tidak ada transaksi pasar yang sejenis, jika:
1. Variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset
tersebut tidak signifikan
2. Probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara benar, baik dari aset yang
diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk
biaya perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima
lebih jelas.
PENGHENTIAN PENGAKUAN
Pada saat kontrak berakhir, aset keuangan tidak lagi diakui dalam laporan
posisi keungan. Namun entitas dapat mentransfer aset keungan pada pihak lain
sebelum kontrak berakhir. Standar menjelaskan bahwa entitas menghentikan
pengakuan aset keungan, jika dan hanya jika;
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keungan tersebut berakhir; atau
2. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan.
Pada saat terjadinya transfer aset keungan, penghentian pengakuan terjadi jika
entitas telah mentrasnfer hak untuk menerima arus kas serta secara substansi telah
memindahkan semua risiko dan reward kepada pihak lain. Entitas akan menghentikan
pengakuan jika tidak lagi menahan risiko dan reward serta tidak memiliki
pengendalian terhadap aset keuangan tersebut. Jika kriteria penghapusbukuan
(derecognition) terpenuhi maka aset keuangan akan dihapus dari pencatatan entitas.
CONTOH SOAL:
Jika ;
Contoh kasus :
Sebuah aktiva yang berbentuk Sepeda motor, pada tanggal 1 Juni 2017 telah
disusutkan sebesar Rp. 7.500.000. harga perolehan pada saat dibeli baru sebesar Rp.
12.500.000. seandainya motor tersebut dijual pada harga Rp6.000.000
Perhitungan penjualan
Kas 6.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Sepeda Motor 12.500.000
Laba penjualan sepeda motor 1.000.000
PROPERTI INVESTASI
DEFINISI
Menurut PSAK 13 (Revisi 2011), properti investasi adalah properti (tanah atau
bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lesseel penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau dijual dalam
kegiatan usaha sehari-hari (Dwi Martani, 2016: 293).
Menurut PSAK 13 juga memberikan definisi mengenai properti yang
digunakan sendiri (owner occupied property), yaitu properti yang dikuasai (oleh
pemilik atau lesse melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif. Perbedaan utama antara
properti investasi dan properti yang digunakan sendiri adalah properti investasi
menghasilkan arus kas yang sebagian besar independen dari aset lain yang dimiliki
entitas. Properti yang digunakan sendiri diperlakukan sebagai aset tetap.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat beberapa perbedaan antara aset
tetap dan properti investasi, yaitu properti investasi harus berbentuk properti (yaitu
tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) dan
digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai. Sebagai contoh, jika
suatu entitas membeli sebidang tanah. Pertanyaannya diklasifikasikan sebagai aset
tetap atau properti investasi? Klasifikasinya tergantung pada tujuan entitas dalam
memperoleh tanah tersebut. Apabila tanah tersebut digunakan dalam kegiatan
operasional (misalnya diatas tanah akan dibangun gedung yang akan digunakan
sebagai kantor perusahaan) maka tanah tersebut merupakan aset tetap. Namun apabila
tanah tersebut tidak digunakan dalam kegiatan operasional, tetapi dengan tujuan akan
dijual kembali dimasa depan karena perusahaan memiliki keyakinan harga tanah
tersebut akan terus mengalami kenaikan nilai, maka tanah tersebut merupakan
properti investasi.
Berikut adalah beberapa contoh dari properti investasi.
1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang unuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
ditentukan.
3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui
sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau
lebih sewa operasi.
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada
pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
Sedangkan contoh aset yang bukan merupakan properti investasi adalah
sebagai berikut.
1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual.
2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak
ketiga.
3. Properti yang digunakan sendiri. Ini merupakan aset tetap.
4. Properti dalam proses konstruksi atau pengembangan yang di masa depan
digunakan sebagai properti investasi. PSAK 16: Aset Tetap berlaku untuk
properti tersebut hingga proses pembangunan atau pengembangan selesai.
5. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa
pembiayaan.
Bagaimana jika properti investasi tersebut dapat terdiri atas bagian yang
dikuasai untuk mengahasilkan rental atau untuk kenaikan nilai (memenuhi definisi
properti investasi) dan bagian lain dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi
atau untuk menghasilkan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif (sesuai
definisi properti digunakan sendiri)? Apabila bagian properti tersebut dapat dijual
secara terpisah atau dapat disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa
pembiayaan, maka entitas harus mencatat kedua bagian sebagai aset tetap. Namun,
jika bagian tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka klasifikasi properti
tersebut ditentukan oleh bagian yang jumlahnya signifikan. Misalnya, bagian yang
digunakan dalam proses produksi atau persedian barang-barang atau jasa atau untuk
tujuan adminstratif tidak signifikan, maka seluruh properti tersebut diklasifikasikan
sebagai properti investasi.
Dalam beberapa kasus lainnya, entitas dapat menyediakan tambahan jasa kepada
para penghuni properti yang dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak signifikan
terhadap keseluruhan perjanjian (arrangement), maka entitas memperlakukan properti
tersebut sebagai properti investasi. Contohnya adalah ketika pemilik bangunan suatu
kantor menyediakan jasa keamanan dan pemeliharaan bangunan kepada penyewa
yang menghuni bangunan. Jasa keamanan dan pemeliharaan gedung bukanlah jumlah
yang signifikan dibandingkan uang sewa yang dibayarkan penghuni bangunan.
Namun dalam kasus yang lain, jasa yang disediakan tersebut dapat bernilai
cukup segnifikan. Sebagai contoh, apabila entitas memiliki dan mengelola hotel, dan
apabila jasa yang diberikan kepada para tamu hotel merupakan jumlah yang
signifikan dari keseluruhan biaya yang dibayarkan oleh tamu hotel, maka properti
tersebut termasuk properti yang digunakan sendiri dan bukan properti investasi.
Sebagai contoh, PT Global dan anak perusahaannya memiliki properti, sebagai
berikut:
6. Tanah yang dimiliki PT Global, yang dibeli dengan tujuan untuk dijual
kembali apabila harganya meningkat.
7. Bangunan kosong milik PT Global dan disewakan sebagai sewa operasi.
8. Properti yang dimiliki PT Duta, anak perusahaan PT Global (yang
merupakan perusahaan real estat), yang akan dijual perusahaan sebagai
bagian dari aktivitas bisnisnya.
9. Properti PT Global yang digunakan dalam proses produksi.
10. Hotel yang dimiliki PT Royal, anak perusahaan PT Global lainnya, dan PT
Royal memberikan jasa keamanan untuk barang milik tamu hotelnya.
Properti nomor 1 dan 2 termasuk kedalam proerti investasi. Properti nomor 5
juga merupakan properti investasi apabila jasa keamanan untuk barang milik tamu
hotel merupakan komponen yang signifikan. Properti nomor 3 merupakan persediaan
(sesuai dengan PSAK 14: Persediaan) dan properti nomor 4 merupakan aset tetap
(PSAK 16: Aset Tetap).
PENGUKURAN AWAL
Pada saat pengukuran awal, properti investasi yang memenuhi kualifikasi
untuk diakui sebagai aset harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi
termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan tersebut meliputi harga
pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung, misalnya, biaya jasa hukum,
pajak penjualan dan biaya transaksi lainnya.
Biaya perolehan properti investasi tidak termasuk:
Biaya perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke
kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud
manajemen)
Kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat
hunian yang direncanakan
Jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang
terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan properti.
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan dikelompokkan
sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa yaitu aset diakui pada jumlah
mana yang lebih rendah antara nilai wajar properti dan nilai kini dari pembayaran
sewa minimum.
Perolehan properti investasi juga dapat melalui pertukaran aset nonmoneter,
atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Jika diperoleh melalui pertukaran,
maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar kecuali :
1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
2. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara
andal.
Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih antara model nilai wajar atau model
biaya untuk kebijakan akuntansi atas seluruh properti investasinya. Untuk properti
yang dikuasai melalui sewa operasi diklasifikasikan sebagai properti investasi, harus
diukur menggunakan model nilai wajar. Untuk properti investasi yang nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara andal atas dasar berkelanjutan, harus diukur dengan model
biaya.
Jika entitas memilih untuk menggunakan model nilai wajar, maka seluruh properti
investasi akan diukur berdasarkan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul
dari perubahan nilai wajar properti investasi akan diakui sebagai laba atau rugi pada
periode berjalan. Jika sebelumnya entitas telah mengukur properti investasi
berdasarkan nilai wajar, maka entitas melanjutkan pengukuran properti tersebut
berdasarkan nilai wajar hingga pelepasan bahkan jika transaksi pasar yang sejenis
menjadi jarang terjadi dan harga pasar menjadi tidak banyak tersedia.
Entitas yang memilih untuk menggunakan model biaya, maka seluruh properti
investasinya akan diukur sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 Aset Tetap.
Jika entitas memperoleh properti investasi dengan cara kredit dan pembayaran
untuk aset melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara total
pembayaran dengan nilai tunainya diakui sebagai beban bunga selama periode kredit
(kecuali memenuhi kriteria untuk dikapitalisasi sesuai PSAK 26: Biaya Pinjaman).
2009.
PENGUNGKAPAN
model biaya.
investasi.
yang diperbandingkan.
untuk :
periode tersebut.
tersebut, dan;
wajar.
berikut :
tercatat aset.
penggabungan usaha;
sendiri; dan
8. perubahan lain.
Pengungkapan tambahan :
secaraandal;
nilai wajar:
danakhir.periode;
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan.
d. Penyusutan;
h. Perubahan nilai
andal; dan
PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai
31/12/2012 31/12/2013
PENUTUP
KESIMPULAN
Aset tetap dan properti investasi merupakan komponen dari aset tidak lancar.
Aset tetap merupakan komponen aset yang paling besar nilainya di dalam Laporan
investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
kedua-duanya) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai
atau keduanya, bukan untuk digunakan dalam produksi atau tujuan administratif dan
bukan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat dilihat beberapa perbedaan antara aset tetap dan properti investasi, yaitu
properti investasi harus berbentuk properti (yaitu tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) dan digunakan untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai. Pengaturan untuk properti investasi terdapat dalam PSAK
13.
SARAN
Diperlukan perlakuan yang baik dan benar terhadap keduanya, baik dalam
pemahaman isi PSAK yang baik dalam Aset Tetap dan Properti Investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Salemba Empat.
http://eprints.jeb.polinela.ac.id/353/1/Lampiran%209%20Jurnal%20Prayogga.pdf
https://accounting.binus.ac.id/2018/11/27/psak-13-2015-properti-investasi/