Anda di halaman 1dari 10

PERUBAHAN EKUITAS ANAK

PENDAHULUAN
Hubungan induk-anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak
akan berakibat pada entitas induk. Kesalahan pencatatan anak akan
berakibat pada kesalahan pencatatan pndapatan investasi dan nilai
investasi.

PSAK 40 tahun 1997 menjelaskan tranaksi entitas anak yang mengubah


persntase kepemilikan entitas induk atas entitas anak, anatara lain :
a) Transaksi antara entitas anak dengan pihak ketiga (pihak eksternal)
I. Entitas anak menjual saham tambahan kepada pihak ketiga
II. Entitas anak memperoleh kembali saham beredar yang dimiliki oleh
pihak ketiga
b) Transaksi antara entitas anak dengan entitas induk yanh meliputi
I. Entitas anak menjual saham tambahan kepada induk
II. Entitas anak memperoleh kembali saham beredar yang dimiliki induk
TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM TAMBAHAN
ENTITAS ANAK
A. Penjualan saham Tambahan Kepada Pihak Eksternal

Misalkan PT aula Memiliki 800.000 lembar dari 1.000.000 lembar saham PT


simon. Nilai investasi sama dengan kkekayaan PT simon yang di miliki. Jumlah
kekayaan pemegang saham PT simon per 1 januari 2013 adalah sebagai berikut

Modal saham biasa                                                                     Rp. 2.000.000.000


Agio saham biasa                                                                                300.000.000
Laba ditahan                                                                                       200.000.000
Total kekayaan 1/1/2013                                                            Rp. 2.500.000.000

     Laba TP Simon tahun 2013 adalah Rp 600 juta yang diperoleh merata sepanjang
tahun. Deviden sebesar Rp 200 juta di umumkan pada akhir bulan Desember.
Pada tanggal 1 oktober 2013, PT Simon menjual saham tambahan sebanyak
250.000 lembar kepada pihak eksternal dimana penjualan ini mempengaruhi PT
Paula sebagai berikut:
1.      Pengurangan persentase kepemilikan PT Paula atas PT Simon. Sebelum PT
Simon menjual saham tambahan, PT Paula memilki penguasaan 80% atas PT
Simon. Penjualan saham tambahan PT simon menyebabkan hak PT Paula atas PT
Simon menjadi 64% yaitu terjadi penurunan 16%.
2.      Perubahan jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki induk. Nilai buku
kekayaan pemegang saham PT Simon per 1 oktober adalah Rp 2.95 miliar, yakni
kekayaan awal ditambah laba hingga tanggal 1 oktober 2013 Rp 450 juta. Nilai
buku per lembar saham adalah Rp 2.950 untuk saham yang beredar sebanyak 1
juta lembar. Apabila PT Simon menjual saham tambahan pada harga yang sama
dengan nilai bukunya ( Rp 2.950 per lembar ) atau total harga Rp. 737.500.000,
tidak ada perubahan jumlah kekayaan PT Simon yang dimiliki PT Paula yang
dapat dijelaskan dengan perhitungan sebagai berikut.
Sebelum penjualan saham ( 80% x Rp 2,95 miliar )               Rp 2.360.000.000
Setelah penjualan saham (64% x (Rp 2,95 miliar + 737,5 juta )             2.360.000.000
Perubahan jumlah kekayaan anak yang dimiliki induk                      -----------
 Apabila PT Simon menjual saham tambahan yang berbeda dengan nilai
bukunya, hal ini akan mempengaruhi jumlah kekayaan entitas anak yang
dimiliki induk. Misalkan PT Simon menjual saham tambahan di atas nilai
buku, yakni dengan harga per lembar Rp 3.000 atau total harga Rp 750 juta
( 250.000 x Rp 3.000 ), penjualan saham tersebut menyebabkan sisi ekuitas
PT Simon menjadi Rp 3.7 miliar ( Rp 2.95 miliar + Rp 750 juta ). Perubahan
ekuitas ini berdampak terhadap entitas induk sebagai berikut :

Sebelum anak menjual saham ( 80% x Rp 2.95 miliar )          Rp


2.360.000.000
Setelah penjualan saham anak ( 64% x Rp  3.7 miliar )               2.368.000.000
Kenaikankekayaan                                                                   Rp        8.000.00
0
PENARIKAN SAHAM ENTITAS ANAK DARI
PEREDARAN
A. Penarikan saham milik eksternal

Penarikan saham dari peredaran menyebabkan berkurangnya modal


saham. Penarikan saham dari peredaran dapat dilakukan secara permanen
(stock retirement) atau penarikan sementara yang bisa disebut saham
perbendaharaan (treasury stock). Misalkan PT sedola melakukan transaksi
saham perbendaharaan dengan harga RP360.000.000. Transaksi tersebut dapat
dicatat dengan metod biaya (cost) dan metode pari.
Metode biaya (cost) mencatat transaksi saham perbendaharaan sebesar harga
perolehannya dengan jurnal sebagai berikut:
Saham perbendaharaan Rp 360.000.000
Kas Rp 360 .000.000
Lanjutan…
B. Penarikan Saham Milik Induk
Misalkan saham perbendaharaan milik induk dibeli PT Sedola dengan Rp 350
juta. Bagi induk itu merupakan pelepasan investasinya (divestasi). Nilai
investasi atas 700.000 lembar saham per 1 Juli mencerminkan kekayaan PT
Sedola sebelum transaksi saham perbendaharaan. Kekayaan pemegang saham
PT Sedola 1 Juli adalah 2,35 miliar, sehingga nilai investasi PT Redola adalah
70% x Rp 2,35 miliar = RP 1,645 miliar. Nilai investasi perlembar saham
adalah Rp 2.350 dan investasi yang terjual adalah Rp 2.350 x 200.000 lembar
= Rp 470 juta. Transaksi saham perbendaharaan PT Sedola menimbulkan
kerugian sebesar Rp 120 juta bagai PT Redola karena nilai yang dijual Rp 470
juta. PT Redola mencatat transaksi itu sebagai berikut:

Kas Rp 350 juta


Kerugian divestasi 120 juta
Investasi dalam saham Rp 470 juta
KOMBINASI BISNIS ENTITAS
SEPENGENDALI
kepemilikan induk atas anak sesuai ketentuan PSAK 40 tahun 1997, yakni entitas anak
menjual saham tambahan kepada induk, dan anak menarik saham peredaran milik
induk. Ketika entitas anak menjual saham tambahan ke induk, dari sudut pandang induk
hal itu merupakan reakuisisi atau akuisisi tambahan. Dalam akuisisi tambahan tersebut
goodwill atau diskon pembelian akan diakui jika harga akuisisi tambahan melebihi atau
lebih kecil dari nilai wajar entitas anak. Sebaliknya, transaksi saham perbendaharaan
anak milik induk dalam sudut pandang induk merupakan pelepasan saham atau
divestasi. Dalam divestasi tersebut diakui untuk rugi pelepasan saham.

Akan tetapi, dalam hubungan induk – anak, apabila satu induk mengendalikan lebih dari
satu anak, dapat terjadi peristiwa di mana transaksi saham pebendaharaan suatu entitas
anak atas saham yang di milki induk diikuti dengan penjualan saham tambahan anak
yang lainnya kepada induk. Dari sudut pandang induk, ada dua transaksi yang terjadi
yakni pelepasan saham atau divestasi saham anak ( yang melakukan transaksi saham
perbendaharaan ) , dan transaksi re akuisisi atau akuisisi tambahan atas entitas anak
lainnya ( yang melakukan penjualan saham tambahan kepada induk ).
Lanjutan…

Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung (
melalui satu atau lebih perantara ) mengendalikan atau dikendalikan oleh atau
berada di bawah pengendalian yang sama. PSAK 38 revisi 2011 memberi
contoh – contoh transaksi di antara entitas sepengendali :
• (a). Induk memindahkan sebagian asset neto dari entitas anak yang
dimilikinya menjadi asset induk yang bersangkutan. Transaksi ini
menyebabkan perubahan bentuk hukum kepemilikan atas asset neto, tetapi
tidak menyebabkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan asset neto
tersebut.
• (b). Induk mengalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam suatu entitas
anak ke entitas anak lainnya yang dimiliki oleh induk. Transaksi ini juga
merupakan perubahan bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi
bukan merupakan perubahan substansi ekonomi kepemilikan entitas anak
tersebut.
Lanjutan…
• (c). Induk menukar kepemilikan atas sebagian asset neto dalam entitas anak
yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak
lain ( yang tidak dimiliki sepenuhnya ), sehingga kepemilikan induk dalam
entitas anak lain bertambah, sedangkan persentase kepemilikan pemegang
saham nonpengendali dalam entitas anak tersebut berkurang. Dalam hal ini,
walaupun bentuk hukum kepemilikan asset neto dalam entitas anak berubah
( dari milik langsung entitas induk menjadi milik entitas anak lain ), tidak
terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas asset neto.

Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali berdasarkan PSAK 38 revisi


2011, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi
melainkan bentuk hukum semata. Berdasarkan prinsip substance over form,
transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan untung atau rugi bagi entitas
sepengendali. Akuisisi tambahan atau divestasi, yang merupakan bagian dari
transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, bukan merupakan transaksi
yang tunduk pada PSAK 22 revisi 2010, PSAK 4 revisi 2009, atau ISAK 7 revisi
2009.

Anda mungkin juga menyukai