Persyaratan ini berlaku secara internasional baik pada tingkat organisasi maupun
individu. Sedangkan Interpretasi menjelaskan lebih lanjut istilah atau konsep
tersebut dalam Pernyataan terkait. Pernyataan dan Interpretasi harus digunakan
secara bersama-sama untuk memahami dan menerapkan standar dengan
benar. Standar menggunakan istilah yang telah diberikan makna secara spesifik
yang disertakan dalam Daftar Istilah (Glossary).
Pendahuluan
Standar Atribut, yaitu Standar yang berkaitan dengan karakteristik
organisasi dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal.
Standar Kinerja, yaitu Standar yang menjelaskan sifat dari kegiatan
audit internal dan sebagai kriteria evaluasi kinerja.
STANDAR ATRIBUT
Tujuan, wewenang, dan tanggung jawab dari Aktivitas Audit Internal harus
didefinisikan secara formal dalam Piagam Audit Internal, konsisten dengan
Definisi Internal Audit, Kode Etik, dan Standar. Kepala Eksekutif Audit harus secara
berkala meninjau Piagam Audit Internal dan menyampaikannya kepada manajemen
senior dan Dewan untuk persetujuan.
Interpretasi:
Piagam Audit Internal adalah dokumen formal yang mendefinisikan tujuan,
wewenang, dan tanggung jawab Aktivitas Audit Internal. Piagam Audit Internal
menetapkan posisi Aktivitas Audit Internal di dalam organisasi; kewenangan akses
terhadap catatan, personel, dan properti fisik yang relevan dengan pelaksanaan
Penugasan dan mendefinisikan lingkup Aktivitas Audit Internal. Persetujuan final
dari Piagam Audit Internal berada di Dewan.
1000.C1 – Sifat layanan konsultasi harus didefinisikan dalam Piagam Audit Internal.
Interpretasi:
Independensi adalah kebebasan dari kondisi yang mengancam kemampuan Aktivitas
Audit Internal atau Kepala Eksekutif Audit untuk melaksanakan tanggung jawab
audit internal dalam cara yang tidak bias. Untuk mencapai tingkat independensi yang
diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab Aktivitas Audit Internal secara
efektif, Kepala Eksekutif Audit memiliki akses langsung dan tidak terbatas kepada
manajemen senior dan dewan. Hal ini dapat dicapai melalui hubungan pelaporan
ganda. Ancaman terhadap independensi harus dikelola pada masing-masing tingkat
auditor, penugasan, fungsional, dan organisasi.
Objektivitas adalah sikap mental yang tidak bias yang memungkinkan auditor
internal untuk melakukan penugasan dengan sedemikian rupa sehingga mereka
meyakini hasil pekerjaan mereka dan meyakini tidak ada kompromi. Objektivitas
mensyaratkan bahwa auditor internal tidak menundukkan penilaian mereka dalam
masalah-masalah audit terhadap orang lain. Ancaman terhadap objektivitas harus
dikelola pada masing-masing tingkat auditor, penugasan, fungsional, dan tingkat
organisasi.
1110.A1 – Aktivitas Audit Internal harus bebas dari campur tangan dalam
menentukan lingkup audit internal, melakukan pekerjaan, dan
mengomunikasikan hasil pekerjaan.
Interpretasi:
Konflik kepentingan adalah suatu situasi di mana auditor internal, yang berada
dalam posisi kepercayaan, menghadapi pilihan kepentingan pribadi atau kepetingan
profesional. Kepentingan yang saling berkompetisi seperti itu dapat membuat
auditor internal sulit untuk memenuhi tugasnya untuk tidak memihak. Suatu konflik
kepentingan bisa ada bahkan dalam hal tidak ditemukan hal yang tidak etis atau hasil
tindakan yang tidak benar. Suatu konflik kepentingan dapat membuat tampilan
ketidakpantasan yang dapat merusak kepercayaan auditor internal, Aktivitas Audit
Internal, dan profesi. Suatu konflik kepentingan dapat mengganggu kemampuan
individu untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara objektif.
Interpretasi:
Gangguan terhadap independensi organisasi dan objektivitas individu dapat
meliputi, tetapi tidak terbatas pada, konflik kepentingan pribadi, pembatasan
lingkup, pembatasan akses terhadap catatan, personel, dan properti, serta
pembatasan sumber daya, seperti pendanaan. Penentuan pihak-pihak yang tepat
kepada siapa rincian gangguan independensi atau objektivitas serta sifat gangguan
harus diungkapkan, tergantung pada harapan dari Aktivitas Audit Intern dan
tanggung jawab Kepala Eksekutif Audit terhadap manajemen senior dan Dewan
seperti yang dijelaskan dalam Piagam Audit Internal.
1130.A1 – Internal auditor harus menahan diri dari menilai kegiatan tertentu yang
sebelumnya mereka menjadi penanggung jawab. Objektivitas dianggap terganggu
jika auditor internal menyediakan layanan pemastian untuk kegiatan di mana auditor
internal memiliki tanggung jawab, dalam tahun sebelumnya.
1130.A2 – Penugasan pemastian untuk fungsi-fungsi di mana Kepala Eksekutif
Audit memiliki tanggung jawab harus diawasi oleh pihak di luar Aktivitas Audit
Internal.
1130.C1 – Internal auditor dapat memberikan layanan konsultasi yang berkaitan
dengan kegiatan di mana mereka sebelumnya menjadi penanggung jawab.
1130.C2 – Jika auditor internal memiliki potensi gangguan terhadap independensi
atau objektivitas yang berhubungan dengan layanan konsultasi yang diusulkan,
pengungkapan harus dilakukan kepada klien penugasan sebelum menerima
penugasan.
1210 – Keahlian
Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Aktivitas Audit Internal
secara kolektif harus memiliki atau mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Interpretasi:
Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya adalah istilah kolektif yang
merujuk kepada keahlian profesional auditor internal yang diperlukan untuk secara
efektif melaksanakan tanggung jawab profesional mereka. Auditor internal didorong
untuk menunjukkan keahlian mereka dengan mendapatkan sertifikasi dan kualifikasi
profesional yang sesuai, seperti gelar Certified Internal Auditor dan gelar lainnya
yang diberikan oleh Institute of Internal Auditor serta organisasi profesional lainnya
yang sesuai.
1210.A1 – Kepala Eksekutif Audit harus memperoleh saran dan bantuan yang
kompeten jika auditor internal tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, atau
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan semua atau sebagian dari penugasan.
1210.A2 – Internal auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk
mengevaluasi risiko kecurangan dan bagaimana cara organisasi mengelolanya, tetapi
tidak diharapkan memiliki keahlian sebagaimana seseorang yang tanggung jawab
utamanya adalah mendeteksi dan menyelidiki kecurangan.
1210.A3 – Internal auditor harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang risiko
dan pengendalian kunci teknologi informasi serta teknik audit berbasis teknologi
yang tersedia untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Namun, tidak semua
auditor internal diharapkan memiliki keahlian sebagaimana auditor internal yang
memiliki tanggung jawab utamanya adalah audit teknologi informasi.
1210.C1 – Kepala Eksekutif Audit harus menolak penugasan konsultasi atau harus
mendapatkan saran dan bantuan yang kompeten jika auditor internal tidak memiliki
pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan
semua atau sebagian dari penugasan.
Interpretasi:
Suatu program pemastian kualitas dan peningkatan dirancang untuk memungkinkan
suatu evaluasi kesesuaian Aktivitas Audit Internal terhadap Definisi Audit Internal
dan Standar, serta evaluasi apakah auditor internal telah menerapkan Kode
Etik. Program ini juga menilai efisiensi dan efektivitas Aktivitas Audit Internal dan
mengidentifikasi peluang-peluang untuk peningkatan.
Pereview atau tim review independen berarti tidak memiliki konflik kepentingan baik
dalam kenyataan maupun dalam penampilannya, dan tidak menjadi bagian dari,
atau di bawah kendali, organisasi yang Aktivitas Audit Internalnya sedang dinilai.
Standar Kinerja
Interpretasi:
Aktivitas Audit Internal dikelola secara efektif apabila:
Hasil dari penugasan Aktivitas Audit Internal mencapai tujuan dan
tanggung jawab yang ada di dalam piagam audit internal;
Aktivitas Audit Internal sesuai dengan Definisi Audit Internal dan
Standar; dan
Orang-orang yang merupakan bagian dari Aktivitas Audit Internal
menunjukkan kesesuaiannya dengan Kode Etik dan Standar.
2010 – Perencanaan
Kepala Eksekutif Audit harus menetapkan rencana berbasis risiko untuk menentukan
prioritas Aktivitas Audit Internal, konsisten dengan tujuan organisasi.
Interpretasi:
Kepala Eksekutif Audit bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana berbasis
risiko. Kepala Eksekutif Audit mempertimbangkan kerangka kerja manajemen risiko
organisasi, termasuk dengan menggunakan minat risiko yang ditetapkan oleh
manajemen untuk berbagai kegiatan atau bagian dari organisasi. Jika kerangka kerja
manajemen risiko tidak tersedia, Kepala Eksekutif Audit menggunakan penilaiannya
sendiri atas risiko-risiko yang ada setelah berkonsultasi dengan manajemen senior
dan Dewan.
2010.A1 – Rencana penugasan dari Aktivitas Audit Internal harus didasarkan pada
penilaian risiko yang terdokumentasi, sekurang-kurangnya dilakukan setiap tahun.
Masukan dari manajemen senior dan Dewan harus dipertimbangkan dalam proses
ini.
2010.C1 – Kepala Eksekutif Audit harus mempertimbangkan untuk menerima
penugasan konsultasi yang diusulkan berdasarkan potensi penugasan tersebut untuk
meningkatkan proses manajemen risiko, menambah nilai, dan meningkatkan operasi
organisasi. Penugasan yang diterima harus disertakan dalam rencana.
Interpretasi:
Bentuk dan isi kebijakan dan prosedur tergantung pada ukuran dan struktur dari
Aktivitas Audit Internal serta kompleksitas pekerjaannya.
2050 – Koordinasi
Kepala Eksekutif Audit harus berbagi informasi dan mengoordinasikan kegiatan
dengan penyedia lain layanan pemastian dan layanan konsultasi, internal maupun
eksternal, untuk memastikan lingkup yang tepat dan meminimalkan duplikasi
kegiatan.
Interpretasi:
Frekuensi dan isi laporan ditentukan dalam diskusi dengan manajemen senior dan
Dewan serta tergantung pada pentingnya informasi yang akan dikomunikasikan dan
mendesaknya tindakan-tindakan terkait yang akan/harus diambil oleh manajemen
senior atau Dewan.
Interpretasi:
Menentukan apakah proses manajemen risiko adalah efektif merupakan hasil
keputusan dari penilaian auditor internal bahwa:
Tujuan dari aktivitas yang sedang diperiksa dan dengan sarana apa
aktivitas tersebut mengendalikan kinerjanya;
Risiko yang signifikan terhadap aktivitas, tujuan, sumber daya,
serta operasi dan dengan sarana apa potensi dampak risiko dijaga
pada tingkat yang dapat diterima;
Kecukupan serta efektivitas proses manajemen risiko dan
pengendalian dari aktivitas yang diperiksa dibandingkan dengan
model atau kerangka kerja pengendalian yang relevan; dan
Kesempatan untuk membuat perbaikan yang signifikan dalam
proses manajemen risiko dan pengendalian aktivitas ang diperiksa.
2201.A1 – Ketika merencanakan penugasan untuk pihak-pihak di luar organisasi,
auditor internal harus membangun kesepahaman tertulis dengan mereka tentang
tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, dan harapan lain, termasuk pembatasan
distribusi hasil penugasan serta akses ke catatan penugasan.
2201.C1 – Internal auditor harus membangun kesepahaman dengan klien
penugasan konsultasi tentang tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, dan harapan
klien lainnya. Untuk penugasan yang signifikan, kesepahaman ini harus
didokumentasikan.
Interpretasi:
Informasi yang memadai adalah faktual, cukup, dan meyakinkan sehingga seseorang
yang pruden dan terinformasi akan mencapai kesimpulan yang sama seperti
auditor. Informasi yang dapat diandalkan adalah informasi terbaik yang dapat
dicapai melalui penggunaan teknik penugasan yang tepat. Informasi yang relevan
mendukung observasi dan rekomendasi penugasan serta konsisten dengan tujuan
penugasan. Informasi yang berguna membantu organisasi mencapai tujuannya.
Interpretasi:
Sejauh mana supervisi diperlukan akan tergantung pada kemampuan dan
pengalaman auditor internal dan kompleksitas penugasan. Kepala eksekutif audit
bertanggung jawab secara menyeluruh untuk melakukan supervisi terhadap
penugasan, baik dilakukan oleh atau untuk aktivitas audit internal, tetapi dapat
menunjuk anggota aktivitas audit internal dengan pengalaman yang cukup untuk
melakukan supervisi. Bukti yang memadai dilakukannya supervisi harus
didokumentasikan dan disimpan.
Interpretasi:
Komunikasi yang akurat terbebas dari kesalahan dan distorsi serta dengan kokoh
berdasarkan pada fakta-fakta. Komunikasi yang objektif adalah adil, tidak
memihak, dan tidak bias, serta merupakan hasil dari pikiran yang adil serta penilaian
seimbang dari semua fakta dan keadaan yang relevan. Komunikasi yang jelas yaitu
mudah dipahami dan logis, menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan
menyediakan semua informasi yang penting dan relevan. Komunikasi
yang ringkas adalah langsung dan menghindari elaborasi yang tidak perlu, rincian
yang berlebihan, redundansi, dan kepanjang-lebaran. Komunikasi
yang konstruktif sangat membantu klien penugasan dan organisasi serta
mengarah pada peningkatan yang diperlukan. Komunikasi yanglengkap tidak
kehilangan hal-hal penting bagi audiens yang dituju dan mencakup semua informasi
yang penting dan relevan serta observasi untuk mendukung rekomendasi dan
kesimpulan. Komunikasi yang tepat waktu yaitu pada kesempatan pertama dan
pada kondisi yang tepat, tergantung pada pentingnya masalah, sehingga
memungkinkan manajemen untuk mengambil tindakan korektif secara tepat.
Interpretasi:
Kepala Eksekutif Audit, atau petugas yang ditunjuk, mereview dan menyetujui
komunikasi final penugasan sebelum penerbitan serta memutuskan kepada siapa
dan bagaimana komunikasi tersebut akan disampaikan.
Aturan Perilaku
1. Integritas
Auditor Internal:
1.1. Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan
tanggung jawab.
1.2. Harus mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh
ketentuan perundang-undangan dan profesi.
1.3. Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun, atau terlibat dalam
tindakan yang memalukan untuk profesi audit internal atau pun organisasi.
1.4. Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari
organisasi.
2. Objektivitas
Auditor Internal:
2.1. Tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat
mengganggu, atau dianggap dianggap mengganggu, ketidakbiasan penilaian
mereka. Partisipasi ini meliputi kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang
mungkin bertentangan dengan kepentingan organisasi.
2.2. Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu, atau dianggap
dianggap mengganggu, profesionalitas penilaian mereka.
2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui yang, jika
tidak diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang diperiksa.
3. Kerahasiaan
Auditor Internal:
3.1. Harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang
diperoleh dalam tugas mereka.
3.2. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau yang
dengan cara apapun akan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan
atau merugikan tujuan yang sah dan etis dari organisasi.
4. Kompetensi
Auditor Internal:
4.1. Hanya akan memberikan layanan sepanjang mereka memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan.
4.2. Harus melakukan audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik
Profesional Audit Internal.
4.3. Akan terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta kualitas
layanan mereka.