Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AUDIT MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN BUKTI AUDIT DAN


KERTAS KERJA AUDIT

Disusun Oleh:

(KELOMPOK 11)

Nama Anggota:

Dayu Ramadhana Rahmad ()

Putrie Inka Hafizhah (1402117884)

Ruud Yohana Gultom (1402114373)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN BUKTI AUDIT DAN
KERTAS KERJA AUDIT.

Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik. Dengan tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai
pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran kritik ataupun masukan yang
membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang dan
lebih bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Pekanbaru, 21 september 2017

Penulis Kelompok 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat dua pokok pembahasan dalam makalah yang kami susun ini, yaitu
Pengumpualn & Pengujian Bukti Audit serta Kertas Kerja Audit. Dalam proses audit,
terdapat tahap pelaksanaan dan pengujian bukti audit, karena itulah makalah ini disusun agar
mahasiswa dapat memahami langkah-langkah dalam pengumpulan serta pengujian bukti
tersebut, terdapat dua pokok pembahasan dalam pengumpulan dan pegujian bukti audit.
Pokok bahasan pertama menguraikan tentag tujuan pengumpulan bukti san teknik
pengumpulan bukti. Pokok bahasan kedua berisi penjelasan tentang tujuan dan manfaat
pengujian bukti, langkah-langkah pengujian bukti, teknik analisis bukti, dan penggunaan
konsultan. Pada pembahasan Kertas Kerja Audit, akan membahas apa saja kegiatan yang
dilakukan oleh auditor selama proses audit berjalan. KKA merupakan penghubung antara
pelaksanaan dan pelaporan audit, dimana KKA memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk
mendukung temua, simpulan, serta rekomendasi audit. Karena itulah pada makalah ini,
penulis akan menguraikan mengenai pengertia KKA, manfaat penyusunan KKA,
karakteristik KKA, serta langkah-langkah penyusunan KKA.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah tahap-tahap dalam pelaksanaan dan pengujian bukti audit?
2. Apakah yang dimaksud dengan KKA?

1.3 Tujuan penulisan


1. Agar mahasiswa mampu memahami tahap-tahap dalam pengumpulan dan
pengujian bukti audit
2. Agar mahasiswa mampu memahami Kertas Kerja Audit (KKA)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit

2.1.1 Pengumpulan Bukti Audit


Auditor harus memperoleh bukti yang cukup, kompeten, dan relevan untuk
menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan simpulan auditor, auditor harus
menyadari bahwa terdapat perbedaan materi pengumpulan bukti pada audit keuangan
dan audit kinerja.

Pada pelaksanaan audit keuangan, auditor membutuhkan butkti untuk melakukan


verifikasi dalam laporan keuangan, sedangkan dalam audit kinerja, auditor lebih
menekankan dalam penggunaan data keuangan maupun data operasional untuk menilai.

2.1.2 Tujuan Pengumpulan Bukti Audit

Pengumpulan bukti audit dalam pelaksanaan audit kinerja memiliki beberapa


tujuan. Umumnya, data dikumpulkan untuk memudahkan dalam menjelaskan objek
yang diaudit. Selain itu, pengumpulan data berguna untuk mengukur output dan
dampak dari bidang yang diaudit, menguji hipotesis, dan menjelaskan mengenai kinerja
atau kekurangan dari kinerja auditee.

Pengumpulan bukti audit juga merupakan bagian dari proses pembelajaran


internal, dimana auditor dapat memahami cara auditee dalam menjalankan fungsinya.
Sifa pengumpulan data dapat berubah setiap saat bergantung pada kemajuan proses
pelaksanaan audit.

2.1.3 Teknik-teknik Pengumpulan Bukti

1. Review Dokumen
Review dokumen dapat digunakan untuk memahami entitas dan
menelaah peraturan. Untuk itu, pihak pejabat yang diaudit wajib memberikan
dokumen yang diminta oleh auditor. Namun terdapat beberapa kekurangan
dari metode ini, antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama serta
tenaga dan pikiran yang lebih besar. Metode ini juga tidak memberikan bukti
fisik.
2. Wawancara (Permintaan Keterangan)
Wawancara dilakukan oleh auditor untuk memperoleh, melengkapi,
dan/atau meyakini informasi yang dibutuhkan terkait dengan tujuan audit.
Kelebihan dari wawancara adalah dapa mengetahui emosi pihak yang
diwawancarai dan dapat menganalisis kemungkinan penyebabnya.
Kekurangannya adalah hasil wawancara perlu diperkuat dengan sumber
lainnya, menuntut keahlian interpersonal, dan kemungkinan adanya jawaban
yang mendua. Wawancara juga dapat dilakukan untuk memastikan fakta yang
diperoleh dari teknik pengumpulan bukti lainnya dan mengonfirmasi data dari
sumber-sumber lain.
Informasi lisan yang diperoleh dari wawancara dapat digunakan
sebagai bukti pendukung yang mucul oada laporan hasil audit. Wawancara
juga menjadi bagian penting dari teknik perolehan/analisis data sepert
flowcharting dan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Wawancara
merupakan suatu seni yang dapat dipelajari melalui praktik di lapangan.
Namun demikian, auditor perlu mengetahui proses wawancara untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam wawancara.
Proses wawancara pada dasarnya meliputi tiga hal, yaitu :
a. Merencanakan dan mempersiapkan wawancara;
b. Membuka, melaksanakan, dan menutup wawancara;
c. Mencatat dan menganalisis hasil wawancara.
3. Kuesioner
Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh masukan mengenai mutu
pelayanan dan membantu menganalisis sebab-akibat. Keusioner merupakan
cara terefektif bagi auditor bila memerlukan informasi umum dari organisasi-
organisasi sejenis yang berjumlah cukup banyak. Kelebihan kuesioner adalah
efektif untuk memperoleh pendapat dari banyak orang dan memberikan
tingkat keyakinan yang cukup tinggi. Adapun kekurangannya adalah butuh
waktu dan terkadang sulit untuk membuat kesimpulan.
4. Observasi Fisik
Observasi digunakan ketika auditor igin menguji keberadaan suatu
asset fisik guna mengetahui kesesuaian mutu dengan kriteria. Kelebihan
observasi adalah member keyakinan tinggi mengenai keberadaan suatu asset
dan dapat mengetahui konsekuensi jika criteria tidak dipenuhi.
Kekurangannya adalah lokasi yang kemungkinan sulit dikunjungi dan perlu
dikuatkan dengan sumber lain. Dalam menentukan teknik pengambilan bukti,
auditor harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Jenis dan sumber bukti
2) Waktu dan biaya yang diperlukan
Ringkasan mengenai teknik-teknik pengumpulan data dalam audit kinerja berikut saat
pengguna serta kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik dapat dilihat pada Lampiran
14.2.
2.1.4 Pengujian Bukti Audit

Bukti yang telah diperoleh dengan berbagai teknik dapat diuji dengan berbagai
metode. Metodologi tidak hanya meliputi sifat dan prosedur yang dijalankan auditor,
namun juga sejauh mana prosedur tersebut harus dilakukan.

2.1.5 Tujuan dan Manfaat Pengujian Bukti Audit

Pengujian bukti-bukti audit dimaksudkan untuk menentukan atau memilih bukti-


bukti audit yang penting dan perlu sebagai bahan penyusunan suatu temuan dan
simpulan audit. Selain itu, berdasarkan bukti-bukti yang sudah diuji auditor dapat
melakukan hal-hal berikut:

1. Mengembangkan hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas yang


diaudit telah sesuai dengan criteria atau tidak.
2. Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan
audit tersebut.
3. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja
entitas tersebut.
4. Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan
simpulan audit.

2.1.6 Langkah-langkah Pengujian Bukti Audit

Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan pengujian bukti audit adalah sebagai
berikut:

1. Menentukan teknik pengujian


Dalam menguji bukti audit, auditor dapat menggunakan teknik-teknik
pengujian antara lain wawancara, inspeksi, konfirmasi, review analitis,
sampling, dan bagan arus dan analisis. Dalam menentukan penggunaan
suatu teknik pengujian bukti, auditor perlu mempertimbangkan jenis dan
sumber bukti yang diuji, waktu, dan biaya yang diperlukan untuk menguji
bukti.
2. Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit dengan criteria audit
3. Mengidentifikasi sebab dan akibat dari perbedaan
Hal ini dilakukan jika terdapat perbedaan yang signifikan antara
kondisi dan criteria. Dalam mengidentifikasi sebab-akibat, auditor dapat
menggunakan model analisis sebab-akibat (causality analysis)
4. Mengidentifikasi usulan rekomendasi atas temuan.

2.1.7 Teknik Analisi Bukti Audit

Pengujian bukti Audit dapat dilakukan dengan menggunankan beberapa teknik,


seperti model logika program, perbandingan dengan rasio, analisis regresi, analisis
manfaat-biaya, atau simulasi. Penjelasan mengenai teknik analisis bukti berikut dapat
dilihati di lampiran 14.3

Sering kali dalam melaksanakan audit kinerja, auditor menggunakan teknik audit
yang sulit dan rumit. Hal itu terjadi karena auditor telah terbiasa dengan teknik tersebut
dan lebih tertarik untuk menunjukkan audit yang rumit daripada menghasilkan
dokumen yang berguna bagi auditee.
2.1.8 Penggunaan Konsultan

Audit kinerja merupakan suatu pekerjaan yang sifatnya sangat rumit, karena audit
tidak hanya bersifat financial saja, namun juga menyangkut aspek sosial, teknologi, dan
sebagainya. Sebaliknya, auditor juga memiliki keterbatasan.

Dengan keterbatasan tersebut, untuk mencapai objektivitas penilaian, adakalanya


seorang auditor melibatkan bantuan dari tenaga ahli dan konsultan. Tenaga ahli dan
konsultan dapat digunakan dalam dua cara, yaitu (1) di luar kegiatan audit atau (2)
dilibatkan sebagai anggota yang menambah kekuatan tim audit yang diberi tugas.

Menurut cara pertama, peran tenaga ahli adalah membantu pihak auditor dalam
hal menyelidiki masalah agar dapat ditarik suatu simpulan guna memberikan penilaian
yang objektif. Posisinya berada di luar struktur lembaga audit. Dengan kata lain, tenaga
ahli dan konsultan tersebut hanya dibutuhkan pada saat tertentu saja sehingga sifatnya
bukan merupakan anggota tetap atau partner dalam lembaga audit tersebut.

Menurut cara kedua, peranan tenaga ahli dan konsultan adalah sebagai staf
langsung dari tim yang diberi tugas audit sehingga posisinya berada dalam struktur
lembaga audit.

2.2 Kerta Kerja Audit


2.2.1 Pengertian Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit merupakan penghubung antara pelaksanaan dan pelaporan


audit. Dimana kertas kerja audit memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk
mendukung temuan, simpulan serta rekomendasi audit.

Standar pemeriksa keuangan negara (SKPN) dalam pernyataan standar


pelaksanaan audit kinerja menyatakan bahwa auditir harus mempersiapkan dan
memelihara dokumen audit dalam bentuk kertas kerja audit (KKA).

Hal-hal yang harus dimuat dalam kertas kerja audit adalah:

1. Tujuan, Lingkup, Metodologi Audit, termasuk kriteria pengambilan uji-


petik yang digunakan
2. Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan untuk mendukung temuan
signifikan dan pertimbangan profesional
3. Bukti tentang review pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
4. Penjelasan auditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada
beserta alasan dan akibatnya

2.2.2 Manfaat Penyusunan KKA

Dalam kegiatan audit, kertas kerja memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai dasar perencanaan audit tahun selanjutnya


Dalam pelaksanaan audit, KKA dapat digunakan sebagai acuan bagi auditor
untuk perencanaan audit tahun berjalan
2. Sebagai catatan bahan bukti dan hasil pengujian yang telah dilakukan
Kertas kerja merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai
dengan standar yang ditetapkan
3. Sebagai dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas.
KKA membantu auditor dalam menentukan kelayakan laporan audit yang
akan diterbitkan dan memudahkan penyusunan laporan audit secara
menyeluruh
4. Sebagai dasar untuk supervisi audit oleh supervisor dan partner.
KKA membantu supervisor atau partner dalam melakukan supervisi atas
hasil kegiatan audit dan mengevaluasi apakah bukti-bukti yang
dikumpulkan telah memadai untuk mendukung temuan ataupun opini
laporan audit.

2.2.3 Kertas Kerja Audit (KKA)

Kertas kerja harus menggambarkan kegiatan audit yang meliputi:

1. Prosedur yang ditempuh auditor


2. Pengujian yang dilakukan serta metode yang digunakan
3. Informasi yang diperoleh
4. Simpulan

Oleh karena itu setiap Auditor wajib membuat KKA pada saat ia melaksanakan
tugasnya
2.2.4 Karakteristik KKA

Kertas kerja audit yang disusun oleh auditor bukan merupakan kumpulan dari
dokumen-dokumen yang dianggap penting oleh auditor. Namun, ada bebrapa hal yang
perlu diperhatikan oleh auditor sehingga KKA yang disusun memberikan hasil yang
optimal.

Berikut ini adalah karakteristik yang harus dipenuhi dalam menyusun KKA:

1. Lengkap dan akurat.


Lengkap dan akurat artinya bahwa kertas kerja harus memberikan
dukungan yang cukup dan memadai terhadap temuan, simpulan dan
rekomendasi, disamping menggambarkan sifat dan lingkup pengujian yang
dilaksanakan
2. Mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan pembuatan kertas kerja audit harus dijelaskan sehingga orang yang
membaca mengerti maksud dan tujuan audit pada bagian tersebut
3. Jelas dan singkat
Jelas dan singkat artinya bahwa meskipun tanpa penjelasan lisan, semua
orang yang menggunakan kertas kerja dapat memahami tujuan, sifat dan
lingkup pekerjaan yang dilakukan serta simpulan yang dicapai.
4. Mendukung simpulan audit
Kertas kerja harus mencerminkan seluruh kegiatan audit yang dilakukan
oleh auditor.
5. Mudah dipersiapkan
Mudah dipersiapkan artinya bahwa KKA harus mudah untuk dibuat.
6. Mudah dimengerti dan berurutan
KKA harus rapi dan mudah dipahami. Jika tidak, KKA tersebut akan
kehilangan nilainya sebagai bukti audit
7. Relevan
Informasi yang terdapat dalam KKA harus dibatasi hanya untuk hal yang
relevan, secara material penting, mendasar, dan berguna untuk tujuan yang
ditetapkan dalam audit.
8. Terstruktur
KKA harus iorganisasikan dan menunjukkan struktur yang konsisten
9. Mudah diakses
Seluruh dokumen pendukung harus dilakukan cross reference, jika ada,
dengan kertas kerja terkait sehingga memudahkan akses ke semua informasi
yang berkaitan dengan audit.
10. Mudah di review
KKA digunakan untuk dasar review oleh pihak internal ataupun pihak
eksternal dan pihak berwenang lainnya

2.2.5 Prinsip Umum Penyusunan KKA

Terdapat beberapa prinsip umum dalam penyusunan KKA, yaitu :

1. KKA harus memiliki tujuan


Penyusunan kertas kerja disesuaikan dengan kebutuhan karena pembuatan
kertas kerja yang tidak perlu akan meningkatkan biaya audit, memakan
waktu lama, serta membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar.
2. Menghindari pekerjaan menyalin
Untuk melakuakn audit yang efisien, sedapat mungkin auditor menghindari
pekerjaan salin menyalin, salah satunya dengan cara meminta fotocopy dari
auditee atau membuat ringkasan-ringkasan
3. Memuat prosedur audit yang dijalankan
KKA harus menunjukkan prosedur audit yang dijalankan secra singkat dan
jelas
4. Tidak meninggalkan pertanyaan dalam keadaan tidak terjawab
Dalam pelaksanaan audit, anggota tim sering kali mendapatkan pertanyaan
dan catatan dari atasannya mengenai pekerjaan yang belum terlaksana
sehingga memberikan kesan bahwa auditor yang bersangkutan lalai dalam
melaksanakan tugasnya.

2.2.6 Jenis Dan Bentuk KKA


Jenis dan bentuk KKA bervariasi, disesuaikan dengan keadaan. Umumnya KKA
terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
Daftar Indeks KKA
Daftar indeks KKA memuat nomor indeks KKA, indeks KKA dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
1. Indeks berkas permanen
Memuat berkas-berkas permanen yang dapat digunakan berulangkali dalam
kegiatan audit
2. Indeks berkas tahun berjalan
Memuat berkas langkah-langkah audit dalam format lembar KKA, lembar
review, dan bukti-bukti pendukung atas pelaksanaan setiap langkah dalam
program audit
3. Indeks laporan audit
Indeks laporan audit memuat berkas laporan audit, misalnya temuan audit
dan hasil audit

Lembar KKA Utama

Lembar KKA utama merupakan lembar yang digunakan untuk mencatat proses
dan hasil audit berdasarkan langkah-langkah audit yang harus dilakukan oleh auditor.
Lembar KKA utama biasanya memuat informasi mengenai hal-hal berikut:

1. Tujuan audit
Yaitu tujuan akan dicapai dari tahap atau kegiatan tersebut
2. Langkah-langkah audit
Yaitu langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
diiatas
3. Hasil audit
Yaitu hasil yang didapat dari pelaksanaan langkah-langkah audit
4. Simpulan
Yaitu simpulan dari setiap hasil audit dan merupakan jawaban dari tujuan
audit

Selain itu, lembar KKA utama juga memuat informasi seperti judul lembar KKA,
indeks KKA, penyusun KKA, peninjau KKA, serta tanggal penyusunan dan review.
Lembar Review KKA

Lembar review KKA digunakan oleh ketua tim untuk me-review pekerjaan
anggota tim. Lembar review KKA memuat informasi seperti judul, nama pembuat
KKA yang di review, nama peninjau, tanggal review, nomor indeks KKA, hasil review,
dan langkah audit tindak lanjut

Dokumen Pendukung

Dokumen pendukung lembar KKA utama digunakan untuk mendukung hasil


audit yang dituangkan dalam lembar KKA. Jika diperlukan, dalam dokumen
pendukung dapat digunakan cross reference untuk menunjukkan dari dan kemana
lembaran kertas kerja tersebut diambil atau dipindahkan, selain itu auditor juga dapat
menunjukkan pengujian aritmatika.

Auditor juga dapat menggunakan simbol-simbol audit yang diperlukan pada


kertas kerja. Apabila auditor menerima catatan dari entitas yang di audit, harus diberi
tandaauditors copy dan dibuatkan catatan tanggal diterima sumber, dan intisarinya.
Dalam melakukan analisis data hendaknya auditor menggunakan peranti lunak audit,
misalnya audit command language dan harus dibuat urutan perintahnya selain laporan
yang dihasilkan.
BAB III

KESIMPULAN

Pada pelaksanaan audit keuangan, auditor membutuhkan butkti untuk melakukan


verifikasi dalam laporan keuangan, sedangkan dalam audit kinerja, auditor lebih menekankan
dalam penggunaan data keuangan maupun data operasional untuk menilai. Pengumpulan
bukti audit juga merupakan bagian dari proses pembelajaran internal, dimana auditor dapat
memahami cara auditee dalam menjalankan fungsinya. Teknik-teknik pengumpulan bukti
terdiri dari Review Dokumen, Wawancara (Permintaan Keterangan), Kuesioner, Observasi
Fisik

Pengujian bukti-bukti audit dimaksudkan untuk menentukan atau memilih bukti-bukti


audit yang penting dan perlu sebagai bahan penyusunan suatu temuan dan simpulan audit.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan pengujian bukti audit adalah sebagai
berikut: Menentukan teknik pengujian, Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit
dengan criteria audit, Mengidentifikasi sebab dan akibat dari perbedaan, Mengidentifikasi
usulan rekomendasi atas temuan.

Kertas kerja audit merupakan penghubung antara pelaksanaan dan pelaporan audit.
Dimana kertas kerja audit memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk mendukung temuan,
simpulan serta rekomendasi audit.

Kertas kerja harus menggambarkan kegiatan audit yang meliputi: Prosedur yang
ditempuh auditor, Pengujian yang dilakukan serta metode yang digunakan, Informasi yang
diperoleh, Simpulan.

Terdapat beberapa prinsip umum dalam penyusunan KKA, yaitu : KKA harus memiliki
tujuan, Menghindari pekerjaan menyalin, Memuat prosedur audit yang dijalankan, Tidak
meninggalkan pertanyaan dalam keadaan tidak terjawab.
DAFTAR PUSTAKA

Audit Kinerja pada Sektor Publik, I Gusti Agung Rai, salemba empat, Jakarta 2008

Anda mungkin juga menyukai