Disusun Oleh:
(KELOMPOK 11)
Nama Anggota:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN BUKTI AUDIT DAN
KERTAS KERJA AUDIT.
Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik. Dengan tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai
pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran kritik ataupun masukan yang
membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang dan
lebih bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat dua pokok pembahasan dalam makalah yang kami susun ini, yaitu
Pengumpualn & Pengujian Bukti Audit serta Kertas Kerja Audit. Dalam proses audit,
terdapat tahap pelaksanaan dan pengujian bukti audit, karena itulah makalah ini disusun agar
mahasiswa dapat memahami langkah-langkah dalam pengumpulan serta pengujian bukti
tersebut, terdapat dua pokok pembahasan dalam pengumpulan dan pegujian bukti audit.
Pokok bahasan pertama menguraikan tentag tujuan pengumpulan bukti san teknik
pengumpulan bukti. Pokok bahasan kedua berisi penjelasan tentang tujuan dan manfaat
pengujian bukti, langkah-langkah pengujian bukti, teknik analisis bukti, dan penggunaan
konsultan. Pada pembahasan Kertas Kerja Audit, akan membahas apa saja kegiatan yang
dilakukan oleh auditor selama proses audit berjalan. KKA merupakan penghubung antara
pelaksanaan dan pelaporan audit, dimana KKA memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk
mendukung temua, simpulan, serta rekomendasi audit. Karena itulah pada makalah ini,
penulis akan menguraikan mengenai pengertia KKA, manfaat penyusunan KKA,
karakteristik KKA, serta langkah-langkah penyusunan KKA.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Review Dokumen
Review dokumen dapat digunakan untuk memahami entitas dan
menelaah peraturan. Untuk itu, pihak pejabat yang diaudit wajib memberikan
dokumen yang diminta oleh auditor. Namun terdapat beberapa kekurangan
dari metode ini, antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama serta
tenaga dan pikiran yang lebih besar. Metode ini juga tidak memberikan bukti
fisik.
2. Wawancara (Permintaan Keterangan)
Wawancara dilakukan oleh auditor untuk memperoleh, melengkapi,
dan/atau meyakini informasi yang dibutuhkan terkait dengan tujuan audit.
Kelebihan dari wawancara adalah dapa mengetahui emosi pihak yang
diwawancarai dan dapat menganalisis kemungkinan penyebabnya.
Kekurangannya adalah hasil wawancara perlu diperkuat dengan sumber
lainnya, menuntut keahlian interpersonal, dan kemungkinan adanya jawaban
yang mendua. Wawancara juga dapat dilakukan untuk memastikan fakta yang
diperoleh dari teknik pengumpulan bukti lainnya dan mengonfirmasi data dari
sumber-sumber lain.
Informasi lisan yang diperoleh dari wawancara dapat digunakan
sebagai bukti pendukung yang mucul oada laporan hasil audit. Wawancara
juga menjadi bagian penting dari teknik perolehan/analisis data sepert
flowcharting dan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Wawancara
merupakan suatu seni yang dapat dipelajari melalui praktik di lapangan.
Namun demikian, auditor perlu mengetahui proses wawancara untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam wawancara.
Proses wawancara pada dasarnya meliputi tiga hal, yaitu :
a. Merencanakan dan mempersiapkan wawancara;
b. Membuka, melaksanakan, dan menutup wawancara;
c. Mencatat dan menganalisis hasil wawancara.
3. Kuesioner
Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh masukan mengenai mutu
pelayanan dan membantu menganalisis sebab-akibat. Keusioner merupakan
cara terefektif bagi auditor bila memerlukan informasi umum dari organisasi-
organisasi sejenis yang berjumlah cukup banyak. Kelebihan kuesioner adalah
efektif untuk memperoleh pendapat dari banyak orang dan memberikan
tingkat keyakinan yang cukup tinggi. Adapun kekurangannya adalah butuh
waktu dan terkadang sulit untuk membuat kesimpulan.
4. Observasi Fisik
Observasi digunakan ketika auditor igin menguji keberadaan suatu
asset fisik guna mengetahui kesesuaian mutu dengan kriteria. Kelebihan
observasi adalah member keyakinan tinggi mengenai keberadaan suatu asset
dan dapat mengetahui konsekuensi jika criteria tidak dipenuhi.
Kekurangannya adalah lokasi yang kemungkinan sulit dikunjungi dan perlu
dikuatkan dengan sumber lain. Dalam menentukan teknik pengambilan bukti,
auditor harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Jenis dan sumber bukti
2) Waktu dan biaya yang diperlukan
Ringkasan mengenai teknik-teknik pengumpulan data dalam audit kinerja berikut saat
pengguna serta kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik dapat dilihat pada Lampiran
14.2.
2.1.4 Pengujian Bukti Audit
Bukti yang telah diperoleh dengan berbagai teknik dapat diuji dengan berbagai
metode. Metodologi tidak hanya meliputi sifat dan prosedur yang dijalankan auditor,
namun juga sejauh mana prosedur tersebut harus dilakukan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan pengujian bukti audit adalah sebagai
berikut:
Sering kali dalam melaksanakan audit kinerja, auditor menggunakan teknik audit
yang sulit dan rumit. Hal itu terjadi karena auditor telah terbiasa dengan teknik tersebut
dan lebih tertarik untuk menunjukkan audit yang rumit daripada menghasilkan
dokumen yang berguna bagi auditee.
2.1.8 Penggunaan Konsultan
Audit kinerja merupakan suatu pekerjaan yang sifatnya sangat rumit, karena audit
tidak hanya bersifat financial saja, namun juga menyangkut aspek sosial, teknologi, dan
sebagainya. Sebaliknya, auditor juga memiliki keterbatasan.
Menurut cara pertama, peran tenaga ahli adalah membantu pihak auditor dalam
hal menyelidiki masalah agar dapat ditarik suatu simpulan guna memberikan penilaian
yang objektif. Posisinya berada di luar struktur lembaga audit. Dengan kata lain, tenaga
ahli dan konsultan tersebut hanya dibutuhkan pada saat tertentu saja sehingga sifatnya
bukan merupakan anggota tetap atau partner dalam lembaga audit tersebut.
Menurut cara kedua, peranan tenaga ahli dan konsultan adalah sebagai staf
langsung dari tim yang diberi tugas audit sehingga posisinya berada dalam struktur
lembaga audit.
Oleh karena itu setiap Auditor wajib membuat KKA pada saat ia melaksanakan
tugasnya
2.2.4 Karakteristik KKA
Kertas kerja audit yang disusun oleh auditor bukan merupakan kumpulan dari
dokumen-dokumen yang dianggap penting oleh auditor. Namun, ada bebrapa hal yang
perlu diperhatikan oleh auditor sehingga KKA yang disusun memberikan hasil yang
optimal.
Berikut ini adalah karakteristik yang harus dipenuhi dalam menyusun KKA:
Lembar KKA utama merupakan lembar yang digunakan untuk mencatat proses
dan hasil audit berdasarkan langkah-langkah audit yang harus dilakukan oleh auditor.
Lembar KKA utama biasanya memuat informasi mengenai hal-hal berikut:
1. Tujuan audit
Yaitu tujuan akan dicapai dari tahap atau kegiatan tersebut
2. Langkah-langkah audit
Yaitu langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
diiatas
3. Hasil audit
Yaitu hasil yang didapat dari pelaksanaan langkah-langkah audit
4. Simpulan
Yaitu simpulan dari setiap hasil audit dan merupakan jawaban dari tujuan
audit
Selain itu, lembar KKA utama juga memuat informasi seperti judul lembar KKA,
indeks KKA, penyusun KKA, peninjau KKA, serta tanggal penyusunan dan review.
Lembar Review KKA
Lembar review KKA digunakan oleh ketua tim untuk me-review pekerjaan
anggota tim. Lembar review KKA memuat informasi seperti judul, nama pembuat
KKA yang di review, nama peninjau, tanggal review, nomor indeks KKA, hasil review,
dan langkah audit tindak lanjut
Dokumen Pendukung
KESIMPULAN
Kertas kerja audit merupakan penghubung antara pelaksanaan dan pelaporan audit.
Dimana kertas kerja audit memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk mendukung temuan,
simpulan serta rekomendasi audit.
Kertas kerja harus menggambarkan kegiatan audit yang meliputi: Prosedur yang
ditempuh auditor, Pengujian yang dilakukan serta metode yang digunakan, Informasi yang
diperoleh, Simpulan.
Terdapat beberapa prinsip umum dalam penyusunan KKA, yaitu : KKA harus memiliki
tujuan, Menghindari pekerjaan menyalin, Memuat prosedur audit yang dijalankan, Tidak
meninggalkan pertanyaan dalam keadaan tidak terjawab.
DAFTAR PUSTAKA
Audit Kinerja pada Sektor Publik, I Gusti Agung Rai, salemba empat, Jakarta 2008