Anda di halaman 1dari 5

Audit Internal Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan

dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses


I. DEFINISI pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan
Internal audit adalah sebuah organisasi independen, dan perusahaan.
aktivitas obyektif jaminan konsultasi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan
Evolusi dan Sejarah Perkembangan Internal Audit
aktivitas Internal Audit.

II. JENIS AUDIT Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan
a. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki
pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya,
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan
independen dengan maksud untuk memberikan opini pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun
mengenai kewajaran laporan keuangan secara saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda
keseluruhan. dengan pusat perhatian yang lebih luas. Audit internal modern menyediakan
b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko,
pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan dan tata kelola (governance) perusahaan public maupun privat.
auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan Audit Internal di Abad-abad Permulaan
keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap
penerimaan kas perusahaan.
Sejarah audit internal menunjukkan bahwa profesi ini telah berkembang secara
III. KESAMAAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN sistematik, mengikuti perubahan yang terjadi di dunia usaha. Ilmu dan profesi
PELAKSANAAN AUDIT OLEH AUDITOR INTERN DAN EKSTERN: audit internal telah dimulai pada 3.500 Sebelum Masehi. Catatan sejarah
Persamaannya: mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda-tanda kecil
 Sebagai auditor harus kompeten dan selalu objektif yang dibuat disamping angka-angka transaksi-transaksi keuangan. Tanda-tanda
dalam melaksanakan pekerjaan dan melaporkan hasil seperti titik, tanda silang, dan tanda “ü” yang ada pada saat itu merupakan
auditnya potret dari system verifikasi yang telah dijalankan. Seseorang menyiapkan
 Selalu menggunakan model resiko audit dalam laporan transaksi; orang lain akan memverifikasi (memeriksa) laporan tersebut.
menetapkan luasnya pengujian dan mengevaluasi hasil Control internal, system verifikasi, dan konsep pembagian tugas kemungkinan
auditnya. telah dilakukan pada masa-masa itu. Sejarah mencatat bahwa masyarakat
Mesir, Cina, Persia, dan Yahudi pada abad-abad permulaan juga menerapkan
IV. TUJUAN DAN TUGAS AUDIT INTERNAL system yang sama.
Pengauditan internal pada dasarnya membantu anggota
manajemen dalam meringankan tanggung jawabnya dengan Audit Internal di Abad-abad Pertengahan
aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian, dan analisa
informasi aktivitas perusahaan secara layak.
Pada abad ke 13 dimulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan
Internal Audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna
berpasangan (double entry) yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan
menilai tingkat efektif dan keefisienan pengendalian internal
kredit. System ini memudahkan mengawasi arus kas masuk dan kas keluar
perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta
sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa keuangan perusahaan
memberikan nilai tambah untuk manajemen sebagai dasar
maupun keuangan Negara.
pengambilan keputusan atau tindakan berikutnya.

V. PRAKTEK AUDIT INTERNAL Audit Internal di Masa Revolusi Industri


Praktek audit internal meliputi 3 kategori pokok:
1) Audit Keuangan, Dimulai ketika terjadi revolusi industry di Inggris, dimana perusahaan-
yang meliputi analisis aktivitas ekonomi perusahaan perusahaan mulai memperkerjakan akuntan untuk memeriksa catatan
yang diukur dan dilaporkan berdasarkan metode keuangannya melalui jurnal maupun laporan keuangan dan dokumen-
akuntansi. dokumen lainnya sebagai bahan bukti.
2) Audit Kepatuhan,
yang meliputi suatu review atas pengendalian keuangan
dan operasi, serta transaksi untuk menentukan tingkat Audit Internal di Tahun-tahun Belakangan Ini
kepatuhan/kesesuaiannya dengan hukum, regulasi,
standar dan prosedur yang berlaku/ada. Orang-orang kaya Inggris mulai berinvestasi ke lintas Negara seperti Amerika
3) Audit Operasional, Serikat dan mereka menginginkan verifikasi keuangan secara independent atas
yang meliputi review secara komprehensif atas berbagai investasinya melalui aduditor-auditor dari Inggris dengan memakai metode dan
fungsi dalam organisasi untuk menilai keekonomisan prosedur audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak yang terkait.
dan efisiensi operasi, serta keefektifan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal
VI. INDEPENDENSI INTERNAL AUDIT
Sukrisno (2004:227), mengemukakan bahwa independensi Selama beberapa tahun, auditor eksternal terus memberikan pengaruh
internal auditor antara lain tergantung pada: terhadap perkembangan audit Internal. Audit internal modern mulai muncul
pada tahun 1941 ketika Ikatan Auditor Internal-Institute Of Internal Auditors
1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas ruang lingkup
tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan operasional
kepada siapa IAD bertanggung jawab. perusahaan. Sejak saat itu profesi auditor internal menjadi setara dengan
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional. auditor eksternal.

Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh


terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.
Perbedaan Antara Audit Internal dan Audit Eksternal Peran IA sebagai watchdog telah berlangsung lama sekitar tahun 1940-an,
sedangkan peran sebagai konsultan baru muncul sekitar tahun 1970-an.
Adapun peran internal auditor sebagai katalist baru berkembang sekitar tahun
2000-an. Perbedaan pokok ketiga peran IA tersebut sebagai berikut :

URAIAN WATCHDOG CONSULTANT CATALIST


Proses Audit kepatuhanAudit operasional Quality Assurance
(Compliance Audit)
Fokus Adanya VariasiPenggunaan sumberNilai (Values)
(penyimpangan, daya (resources)
kesalahan atau
kecurangan dll)
Impact Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang

Peran watchdog bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap


ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang
dilakukan adalah compliance audit dan apabila terdapat penyimpangan dapat
dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen. Peran watchdog
biasanya menghasilkan saran/rekomendasi yang mempunyai impact jangka
pendek, misalnya perbaikan sistem dan prosedur atau internal control.

Peran IA sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa


nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi
sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang
dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan
bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara
ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen
telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya.
Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah.
Aplikasi nyata peran ini dalam perusahaan adalah penerapan Control Self
Assesment (CSA) yang telah berjalan baik di beberapa perusahaan besar hinga
saat ini.
Redefenisi Internal Audit

Peran IA sebagai katalis berkaitan dengan quality assurance, sehingga IA


Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit telah menjawab, bahwa keberadaan
diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang
atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah untuk memperbaki kinerja.
mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk
Jika tindakan audit berhasil meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang
meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan
ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kegiatan internal audit
produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis,
adalah menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian
IA bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran katalis
intern (control) yang ada dalam organisasi. Tanpa fungsi internal audit, dewan
bersifat jangka panjang, karena fokus katalis adalah nilai jangka panjang dari
direksi atau pemimpin organisasi tidak memiliki sumber informasi internal yang
organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi
independen mengenai kinerja organisasi.
kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham. Penerapan
risk management dan risk based audit adalah salah satu contoh peran IA
The Institute of Internal Auditor (IIA) (1999) memberikan defenisi baru bahwa sebagai katalis.
Internal Audit adalah suatu aktivitas independen dalam menetapkan tujuan dan
merancang aktivitas konsultasi (consulting activity) yang bernilai tambah (value
Intenal Audit Sebagai Seorang Katalist
added) dan meningkatkan operasi perusahaan. Dengan demikian internal
auditing membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara
pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi Sebagai seorang katalist IA terlibat aktif dalam penilaian resiko yang terdapat
keefektifan manajemen resiko (risk management) melalui pengendalian dalam proses bisnis perusahaan. Inilah yang disebut dengan risk based audit.
(control) dan proses tata kelola yang baik (governance processes). Pendekatan risk based audit memerlukan keterlibatan IA dalam
mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi
perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari IA dalam mengenali
Defenisi tersebut dengan jelas merubah persepsi banyak orang mengenai
resiko-resiko yang dihadapi manajemen dalam mencapai tujuan organisasinya.
internal audit selama ini. Perbedaan nyata dalam defenisi tersebut dijelaskan
IA dapat menjadi mitra manajemen dalam meminimalkan resiko kerugian (loss)
dalam tabel berikut:
serta memaksimalkan peluang (opportunity) yang dimiliki perusahaan.

Peran katalis internal audit tidak saja terbatas pada perbaikan dan memberikan
nasihat tetapi juga dapat berupa: Keterlibatan IA dalam system design &
development, review terhadap kompetensi SDM dalam suatu fungsi organisasi,
keterlibatan dalam penyusunan corporate planning, evaluasi kinerja,
budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi, dan lain
sebagainya.

Sangkin pentingnya penilaian risiko bisnis dalam organisasi perusahaan


sekarang ini, maka tak jarang fungsi risk management menjadi fungsi mandiri
di luar interal audit. Risk management yang melakukan assessment dan IA yang
melakukan test. Semakin baik kinerja internal audit dalam meminimalisir risiko
maka akan semakin baik kinerja perusahaan secara keseluruhan. Itulah
Paradigma Baru VS Paradigma lama
sebenarnya yang diharapakan oleh semua stake holder perusahaan termasuk
kita sebagai karyawan.
Jadi, setelah uraian singkat saya ini, apakah persepsi kita terhadap IA masih 1.1. Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan
seperti yang dulu? Jika persepsi Anda sudah berubah, maka mari mulai tanggung jawab.
sekarang kita gandeng IA sebagai mitra kita dalam memaksimalkan kinerja
perusahaan. 1.2. Harus mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh
ketentuan perundang-undangan dan profesi.
Fungsi Audit Internal
1.3. Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun, atau terlibat dalam
tindakan yang memalukan untuk profesi audit internal atau pun organisasi.
Sawyer (2005) mengemukakan bahwa internal audit memiliki berbagai fungsi
diantaranya : 1.4. Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari
organisasi.
1. Pengawasan pada seluruh aktivitas yang sulit ditangani oleh
pimpinan puncak. 2. Objektivitas
2. Pengidentifikasian dan minimalisasi resiko.
3. Report Validation kepada manajer. Auditor Internal:
4. Mendukung dan membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
5. Membanti proses decision making. 2.1. Tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang
6. Menganalisis masa mendatang (bukan untuk hal yang telah terjadi). dapat mengganggu, atau dianggap dianggap mengganggu, ketidakbiasan
7. Membantu manajer dalam mengelola perusahaan. penilaian mereka. Partisipasi ini meliputi kegiatan-kegiatan atau hubungan-
hubungan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan organisasi.

Ruang Lingkup Audit Internal 2.2. Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu, atau dianggap
dianggap mengganggu, profesionalitas penilaian mereka.
Guy dkk mengemukakan ruang lingkup internal audit yang telah dialih
bahasakan oleh Paul A. Rajoe. Pada penjelasannya ruang lingkup internal audit 2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui yang,
adalah sebagai berikut : jika tidak diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang
diperiksa.
1. Menganalisis keefektifan (Reliabilitas & Integrasi) informasi finansial 3. Kerahasiaan
dan operasional serta alat yang dipakai untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengelompokan, dan melaporkan informasi tersebut. Auditor Internal:
2. Melakukan pengamatan terhadap sistem yang ada dalam rangka 3.1. Harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang
memastikan adanya kesesuaian antara kegiatan/aktivitas/program diperoleh dalam tugas mereka.
yang dijalankan organisasi dengan kebijakan, peraturan, prosedur, 3.2. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau yang
hukum, rencana yang berdampak signifikan pada kegiatan dengan cara apapun akan bertentangan dengan ketentuan perundang-
organisasi. undangan atau merugikan tujuan yang sah dan etis dari organisasi.
3. Mengamati berbagai metode yang dipakai dalam menjaga
aset/harta perusahaan. Apabila dibutuhkan maka akan melakukan 4. Kompetensi
verifikasi terhadap harta-harta tersebut. Auditor Internal:
4. Memberi penilaian terhadap efektifitas dan keekonomisan dalam 4.1. Hanya akan memberikan layanan sepanjang mereka memiliki
pemakaian sumber daya. pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan.
5. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan operasional atau 4.2. Harus melakukan audit internal sesuai dengan Standar Internasional
program organisasi/perusahaan apakah hasil yang diperoleh Praktik Profesional Audit Internal.
konsisten dan sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang telah 4.3. Akan terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta
ditentukan sebelumnya. kualitas layanan mereka.

Prinsip
Auditor internal diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip FALSAFAH COSO
sebagai berikut: Makalah ini terfokus pada risiko auditor internal dan eksternal umumnya, audit
1. Integritas laporan keuangan (LK) khususnya, dan lebih khususnya lagi pada risiko akuntan
Integritas auditor internal membangun kepercayaan dan dengan demikian publik.
memberikan dasar untuk landasan penilaian mereka. Bagi COSO, pengukuran-penetapan risiko adalah kegiatan penting bagi
2. Objektivitas manajemen dan auditor internal korporasi, sehingga auditor internal harus
Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi dalam paham proses dan sarana untuk identifikasi, penilaian, pengukuran dan
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang penetapan tingkat risiko (risk assessment) sebagai dasar menyusun prosedur
kegiatan atau proses yang sedang diperiksa. Auditor internal membuat audit internal. COSO menyatakan bahwa setiap entitas menghadapi risiko
penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang relevan dan tidak internal dari luar, bahwa risiko-risiko tersebut harus didentifikasi dan dinilai-
dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan mereka sendiri atau pun orang lain diukur terfokus pada pengamanan sasaran strategis korporasi.
dalam membuat penilaian Perubahan sosial-politik-ekonomi-industri-hukum dan perubahan kondisi
3. Kerahasiaan operasional perusahaan teraudit mengandung risiko, manajemen perusahaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka harus membentuk mekanisme untuk mengenali & menghadapi perubahan
terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa izin kecuali ada ketentuan tersebut. Basis utama manajemen risiko adalah asesmen risiko. Untuk
perundang-undangan atau kewajiban profesional untuk melakukannya. keberlangsungan usaha, asesmen risiko merupakan tanggungjawab
4. Kompetensi manajemen yang bersifat integral dan terus menerus, karena manajemen tak
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dapat memformulasikan sasaran dengan asumsi sasaran akan tercapai tanpa
yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal. risiko atau hambatan.
Aturan Perilaku Contoh risiko, bahaya, ancaman, atau hambatan mencapai sasaran korporasi
adalah :
1. Integritas  Pesaing meluncurkan produk baru
 Perubahan teknologi menyebabkan jasa atau produk tidak laku
Auditor Internal:
 Manajer andalan tiba-tiba mengundurkan diri sebagai karyawan
 Formula rahasia dicuri dan dijual oleh karyawan kepada pesaing
 KKN menggerus laba dan membuat perusahaan keropos  Kemampulabaan entitas dibawah rerata kemampulabaan industri
PENGGUNA HASIL PENILAIAN-PENETAPAN RISIKO sejenis
Analisis risiko digunakan untuk mengurangi risiko, makin kecil risiko maka makin  Laba tidak konsisten
besar kemungkinan meraih sasaran korporasi. Berbagai yurisdiksi hukum
meminta setiap bank melakukan penilaian-risiko dan mengumumkan kondisi
 Kinerja amat dipengaruhi faktor eksternal
pengendalian internal kepada publik, auditor eksternal diwajibkan membuat  Entitas berada dalam industri turun-daun
atestasi tentang pernyataan bank tersebut & kondisi pengendalian internal  Desentralisasi kekuasaan tidak dilengkapi penguatan pengendalian
bank, untuk melindungi deposito publik. Otoritas Pasar Modal AS (SEC)  Entitas kelihatannya tidak akan going concern
meminta semua emiten membuat Laporan Penilaian Risiko sejak 1979 untuk Sebagai contoh, sifat penugasan audit yang mengandung risiko audit laporan
melindungi kepentingan investor. SAS 55 AICPA menyatakan bahwa auditor keuangan adalah
eksternal bertanggungjawab untuk memperoleh & memahami sistem
pengendalian audit laporan keuangan. Akuntan publik juga membuat asessmen
 Banyak perkecualian, banyak isu akuntansi
risiko terkait perencanaan audit LK, untuk mendeteksi risiko kegagalan auditor  Banyak transaksi atau saldo sulit di audit
mencapai sasaran audit, untuk menentukan metode pengujian yang tepat  Banyak transaksi hubungan istimewa yang tidak lazim
menuju sasaran audit, antara lain perencanaan sampling dan penggunaan  Sejarah salah saji, sejarah temuan audit jenis-kesalahan-berulang.
teknik audit secara tepat. Auditor internal harus selalu bertanya “Hal-hal apa Untuk mengurangi risiko, auditor wajib mendapatkan asersi LK berupa
saja yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana?”, mengidentifikasi potensi pernyataan (semacam pernyataan jaminan) manajemen (management
kesalahan, menengarai gejala ketidakwajaran segala sesuatu yang memberi representation) tentang (1) eksistensi, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban,
tanda-tanda bahaya atau tanda-tanda risiko. Auditor internal melakukan (4) evaluasi dan alokasi, (5) penyajian dan pengungkapan berbagai akun dan
asesmen risiko untuk meyakini bahwa sarana-pengendalian tertentu masih pos penting Laporan Keuangan.
berfungsi efektif. Sebagai misal, risiko audit pada tataran saldo akun catatan akuntansi, pos
PERENCANAAN ASESMEN RISIKO laporan keuangan dan kelompok transaksi sejenis adalah
Perencanaan audit internal harus berbasis pengetahuan akan risiko kegagalan
organisasi dalam mencapai tujuan. Perencanaan strategis perusahaan
 Salah saji akun tersebut
mencakupi pertimbangan risiko kegagalan organisasi. Manajemen risiko  Salah saji akun tersebut dalam kaitan dengan akun lain (inherent risk
berpengaruh pada perencanaan audit. Auditor melakukan evaluasi kendali atau control risk)
internal sebagai sarana penghindaran risiko.  Risiko bahwa auditor gagal menemukan salah buku dan atau salah
PERLUASAN AUDIT BERBASIS RISIKO saji yang ada (detection risk).
Pada awalnya, kegiatan audit dimulai dengan observasi terhadap control Pada standar auditing, pertimbangan auditor dalam evaluasi risiko saldo akun
(pengendalian), analisis pengendalian, disusul kegiatan analisis risiko tiap jenis dan jenis transaksi, misalnya adalah
operasi korporasi tersebut dan analisis keselarasan aktivitas dengan sasaran  Dampak risiko-teridentifikasi pada laporan keuangan.
korporasi.
Perluasan Audit Berbasis Risiko mencakupi kegiatan identifikasi, pengukuran
 Kerumitan isu akuntansi
dan analisis risiko, lalu memilih aktivitas strategis terkait manajemen risiko sbb:  Frekuensi transaksi sulit-diaudit.
1. Mengendalikan risiko, aktivitas pengurangan risiko, besar risiko,  Temuan salah-saji pada audit terdahulu.
jumlah risiko atau frekuensi terjadinya risiko  Kemungkinan salah apropriasi aset.
2. Menerima risiko dan/atau risiko residual (setelah segala upaya
mitigasi risiko dilakukan)
 Kualitas SDM proses-data.
3. Menghindari risiko, merancang ulang proses bisnis yang tak  Unsur pertimbangan dalam penetapan saldo akun.
berkonsekuensi risiko tertentu  Besar suatu pos dalam neraca.
4. Pembagian risiko, pembelahan risiko, memikul risiko beramai-ramai  Kerumitan kalkulasi tertentu.
(risk sharing) atau transfer risiko ke unit organisasi lain (bagian lain) RISIKO INHEREN
atau pihak ketiga (di luar korporasi) yang lebih mampu mengelola- Risiko salah saji laporan keuangan terkait risiko bawaan karena jenis bisnis, jenis
mengendalikan risiko tersebut industri, jenis operasi khas industri tersebut dan risiko salah saji karena
AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO pengendalian internal lemah atau tidak ada.
Tugas auditor internal antara lain adalah meng-audit risiko; melakukan evaluasi Sebagai contoh:
risiko, mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat 1. Valuasi piutang dagang, asersi keberadaan piutang dagang oleh
manajemen risiko, atau menyatakan dukungan atas program manajemen manajemen, terkait kecemasan auditor tentang going concern.
risiko. Auditor internal menerima instruksi & bagian peran audit internal dalam 2. Kalkulasi beban pensiun, metode penyusutan aset tetap dan
manajemen risiko dari Dewan Audit atau Komite Audit, agar secara independen kalkulasi beban penyusutan aset tetap
auditor mengevaluasi manajemen risiko dan program memerangi risiko. 3. Kas lebih rentan pencurian dibanding persediaan.
Auditor internal pada umumnya bersikap abstain untuk manajemen risiko 4. Perubahan teknologi menyebabkan aset tetap padat teknologi
departemen auditor internal sendiri, kecuali diminta Dewan Audit untuk harus di hapus-buku lebih cepat lantaran ketinggaalan teknologi.
melakukan self-assessment. 5. Lapping banyak terjadi pada industri perbankan, dana pensiun,
RISIKO AUDIT LAPORAN KEUANGAN asuransi. KKN pada akun tabungan berjangka lebih banyak terjadi
Persoalan auditor eksternal sebagai berikut berlaku bagi auditor internal yang pada demand deposit.
mengaudit Laporan Keuangan; bahwa risiko auditor terbesar adalah tak 6. Berbagai perusahaan memilih tak menggunakan pedoman sistem &
mengetahui (gagal untuk mengetahui) hal-hal yang seharusnya mengubah prosedur (tertulis & kaku) untuk meningkatkan kreativitas dan
opini auditor terhadap Laporan Keuangan yang mengandung salah-saji secara layanan pelanggan.
material. Auditor harus memertimbangkan sifat & kualitas manajemen, sifat 7. Moral, standar etika, misalnya uang tip boleh diterima, itu rezeki
industri, sifat operasi, dan bentuk atau sifat penugasan auditor eksternal. anda, merupakan risiko budaya.
Sebagai contoh, sifat dan kualitas manajemen yang mengandung risiko audit RISIKO PENGENDALIAN
adalah Risiko peengendalian mencakupi risiko salah saji laporan keuangan tak tercegah
 Keputusan manajemen ditangan satu orang, misalnya CEO atau tak tertemukan pada bingkai waktu tertentu oleh struktur pengendalian
merangkap PS utama internal, kebijakan atau prosedur. Berbagai control risk selalu ada karena
 Manajemen bersikap amat agresif terhadap pelaporan LK (laporan keterbatasan inheren dari struktur pengendalian internal. Bila kebijakan dan
keuangan, misalnya perusahaan publik dan bank butuh opini WTP prosedur tak berjalan efektif, maka auditor melakukan penilaian control risk
dari Audit Eksternal) sebanyak mungkin, dengan catatan bahwa biaya pengendalian risiko harus
lebih kecil dari manfaat pengendalian risiko. Pada umumnya, pengendalian
 Mutasi manajemen amat tinggi
inheren tak mampu membuat risiko menjadi 0%, diperangi atau dikurangi
 Manajemen amat berkepentingan utk mencapai proyeksi laba dengan strategi-sistem-prosedur terkait control risk. Control risk dirancang utk
 Reputasi buruk manajemen di mata publik menekan risiko-residual tersebut sedapat-dapatnya, lalu sisa risiko selanjutnya
Sebagai contoh, sifat Industri dan operasi yang mengandung risiko audit adalah
menjadi tugas strategi deteksi, sistem-prosedur deteksi penyimpangan, KKN 2) Perencanaan Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit
dan salah saji material. adalah mengkonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan.
RISIKO DETEKSI Rencana diatas lebih kepada pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan
Risiko deteksi berbentuk risiko auditor tak mampu mendeteksi salah-saji- kapan kira-kira akan dilakukan, tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan
material yang sebetulnya ada. auditor dan pemilik proses untuk berkolaborasi dalam menentukan waktu
Risiko deteksi muncul karena terbaik dan secara bersama-sama meninjau proses yang ada. Auditor dapat
1. Auditor tak memeriksa 100% saldo akun-akun. meninjau hasil audit sebelumnya dan melihat apakah ada tindak lanjut yang
2. Ketidakpastian, kesalahan merancang prosedur audit, salah terap diperlukan pada komentar atau masalah yang sebelumnya ditemukan, dan
prosedur audit, salah tafsir terhadap hasil audit. ketika pemilik proses dapat mengidentifikasi daerah yang perlu perbaikan maka
HUBUNGAN ANTAR RISIKO auditor dapat melihat dan membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi
Hubungan risiko terformula standar audit adalah bahwa audit risk = inherent informasi yang diperlukan. Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan
risk X control risk X detection risk, dimana Detection Risk = Audit Risk/(Inherent bahwa pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah dari proses audit yang
Risk X Control Risk), dan Inherent risk dan control risk terjadi di luar kekuasaan dilakukan.
auditor.
Auditor hanya dapat mengurangi detection risk, makin besar inherent risk dan
3) Melakukan Audit. Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik
control risk, makin besar bukti audit (audit sampling, observasi dll) harus
proses untuk memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Maka ada
dikumpulkan. Sebagai catatan pemakalah, program audit untuk deteksi salah
banyak jalan bagi auditor untuk mengumpulkan informasi selama audit:
saji material mirip dengan fraud auditing, prosedur dirancang berbasis
meninjau catatan, berbicara dengan karyawan, menganalisis data dari proses
kecurigaan salah saji, jumlah sample diperbanyak (sampai 100% atau full audit)
kunci atau bahkan mengamati proses secara langsung. Fokus dari kegiatan ini
pada wilayah kecurigaan tersebut.
adalah untuk mengumpulkan bukti bahwa proses ini berfungsi seperti yang
Inherent risk terkait pada
direncanakan dalam SMM, dan efektif dalam menghasilkan output yang
 Jenis bisnis, jenis industri dibutuhkan. Salah satu hal yang paling berharga yang auditor dapat lakukan
 Jenis aktivitas, rantai nilai untuk pemilik proses, tidak hanya untuk mengidentifikasi area-area yang tidak
 Gaya manajemen berfungsi dengan baik, tetapi juga untuk menunjukkan proses mana saja yang
dapat berfungsi lebih baik jika dilakukan perubahan.
 Iklim / atmosfer manajemen
Sebagai misal, bagi BPKP sebagai internal auditor NKRI :
 Dua Pemda pada dasarnya mempunyai inherent risk serupa, karena 4) Pelaporan Audit. Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu
keduanya adalah daerah otonom sederajat. keharusan untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda. Pemilik
proses ingin tahu apakah ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga untuk
 Inherent risk menjadi berbeda karena : Pemda A mempunyai Kepala mengetahui jika ada proses yang bisa di Improve. Ini harus diikuti dengan
Pemda yang kuat, bersih dan professional, mempunyai DPRD yang catatan tertulis sesegera mungkin untuk memberikan informasi dalam format
lemah, rakyat yang antusias memberi kritik dan membantu Pemda. yang lebih permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut.
Pemda B mempunyai Kepala Pemda yang lemah, DPRD yang kuat, Dengan mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai dengan
dan rakyat yang apatis. proses, tetapi juga area positif dan area yang memiliki potensi untuk
improvement, pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik
dari Internal Audit yang dilakukan, dengan melakukan perbaikan proses dari
angkah-Langkah dalam pelaksanaan Audit Internal ISO 9001 informasi tersebut.

Banyak perusahaan melihat proses Internal Audit sebagai bentuk kejahatan 5) Tindak lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan. Seperti banyak
yang diperlukan yang mereka butuhkan untuk bertahan dalam registrasi ISO standar manajemen mutu, tindak lanjut merupakan salah satu langkah penting.
9001. Paling-paling, mereka pikir itu adalah usaha duplikat dari registrar, tidak Jika masalah telah ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah dilakukan,
menyadari bahwa Internal Audit bisa jauh lebih efektif karena terlihat pada lalu memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki dan itumerupakan
proses yang lebih sering dan lebih mendalam daripada registrar memiliki waktu kunci dari perbaikan. Jika improvement telah selesai dilakukan, kemudian
untuk. Paling buruk, Auditor Internal dilihat sebagai semacam kekuatan internal proses berikutnya adalah melihat berapa banyak proses telah meningkat dari
polisi bahwa yang terbaik adalah untuk melindungi diri terhadap dengan sebelumnya.
menyembunyikan data penting atau langsung menyesatkan dengan informasi
palsu. Fokus pada perbaikan proses untuk mendapatkan hasil maksimal dari Internal
Audit
Langkah-langkah dalam Audit internal
Dengan menggunakan proses Internal Audit untuk fokus pada membantu untuk
Sebagai pemilik proses, proses Internal Audit dapat menjadi cara terbaik untuk meningkatkan proses, dan bukan hanya untuk menjaga kepatuhan, perusahaan
mendapatkan pandangan dari orang luar, yang dapat secara langsung melihat dapat melihat nilai lebih dari audit. perbaikan proses adalah salah satu elemen
proses Anda dan membantu mengidentifikasi area mana saja yang diperlukan kunci dari sebuah Sistem Manajemen Mutu ISO9001, dan harus menjadi salah
perbaikan, atau membantu Anda merampingkan proses untuk berjalan lebih satu motivator utama dari perusahaan yang ingin menerapkan dan memelihara
baik, lebih cepat atau lebih efisien. Berikut adalah lima langkah utama dalam SMM yang baik. Proses perbaikan tidak hanya membantu dengan efisiensi,
proses Audit Internal dan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat tetapi menghemat waktu suatu
digunakan oleh pemilik proses internal dalam meningkatkan proses mereka.

1) Perencanaan Jadwal Audit. Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang
baik adalah memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua
orang tahu kapan setiap proses akan diaudit selama siklus yang akan datang
(biasanya jadwal tahunan). Jika Anda tidak memiliki rencana audit dan
melakukan audit secara mendadak, hal itu seperti memberikan kesan bahwa
manajemen “sudah tidak percaya lagi dengan karyawannya.” Dengan
menerbitkan jadwal audit, kesan yang disampaikan adalah bahwa auditor
datang untuk membantu pemilik proses untuk melakukan perbaikan. Hal ini
dapat memungkinkan pemilik proses untuk menyelesaikan perbaikannya
sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapat informasi berharga
tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka lakukan, atau meminta
auditor untuk fokus membantu mengumpulkan informasi untuk melakukan
perencanaan improvement di area lainnya.

Anda mungkin juga menyukai