Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKUNTANSI FORENSIK

“ AKUNTANSI FORENSIK KASUS PADA LEMBAGA PERBANKAN“

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

1. RIDA AYU RIYANI AGUSTIN (11021800062)


2. ARJU MAHENDRA (11021800322)
3. MONICA SEPTIANA ROSEMA DEWI (11021800030)
4. USWATUN KHASANAH 11021800113
5. SURATMI (11021800120)
6. MUHAMMAD ROSIHIN NUR 11022000190

KELAS : 6E-APJ

UNIVERSITAS BINA BANGSA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Akuntansi Forensik Kasus Pada Lembaga Perbankan ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Akuntansi Forensik, selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan juga penulis
kususnya.

Serang, 05 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................2

2.1 Bentuk-Bentuk Usaha di Indonesia...................................................................... 2


2.2 Pemilihan Bentuk Usaha Orang Pribadi dan Badan..............................................3
2.3 Faktor Pemilihan Bentuk Usaha Untuk Alternatif Perpajakan .............................5

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................9


3.2 Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks,


berkembang pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud)
ekonomi. Hal ini menyebabkan banyaknya kerugian yang besar bukan hanya
bagi orang-orang yang bekerja pada perusahaan, akan tetapi pada investor-
investor yang menanamkan dananya pada perusahaan. tersebut. Seperti pada
kasus BLBI, Bank Bali, dan Bank Century juga telah mengurangi
kepercayaan investor, nasabah . Dengan demikian untuk mengembalikan
kepercayaan para investor, praktik akuntansi yang sehat dan audit yang
berkualitas dibutuhkan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan.

Dengan demikian dilibatkannya akuntan forensik dalam kegiatan-kegiatan


financial perusahaan bersama shareholders dan lembaga pemerintahan untuk
mencegah terjadinya fraud dan kecurangan di dalam praktik akuntansi,
akuntansi forensik sangat berperan dalam pencegah dan pendeteksi terjadinya
fraud di setiap kegiatan financial serta melakukan tindakan represif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Adanya kerugian yang besar bagi orang-orang yang bekerja pada


perusahaan perbankan dan berkurangnya kepercayaan investor-investor
yang menanamkan dananya pada perusahaan.
2. Semakin kompleksnya kegiatan akuntansi di sektor perbankan.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas matakuliah Akuntansi forensik


2. Memperkaya referensi keilmuan
3. Bahan pembelajaran study kasus akuntasi forensik pada perusahaan
perbankan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akuntansi Forensik Dan Bank


Forensik, menurut Merriam Webster’s Collegiate Dictionary (edisi
ke 10) dapat diartikan ”berkenaan dengan pengadialan” atau ”berkenaan
dengan penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum”. Oleh
karena itu akuntasi forensik dapat diartikan penggunaan ilmu akuntansi
untuk kepentingan hukum.
Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of
Forensic Accounting (JFA), mengatakan secara sederhana, akuntansi
forensik adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum.
Artinya, akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama
proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan judicial atau
administratif”.
Bologna dan Liquist (1995) mendefinisikan akuntansi forensik sebagai
aplikasi kecakapan finansial dan sebuah mentalitas penyelidikan terhadap
isu-isu yang tak terpecahkan, yang dijalankan di dalam konteks rules of
evidence. Sedangkan Hopwood, Leiner, & Young (2008) mendefinisikan
Akuntansi Forensik adalah aplikasi keterampilan investigasi dan analitik
yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah keuangan melalui
cara-cara yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengadilan
atau hukum. Dengan demikian investigasi dan analisis yang dilakukan
harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengadilan atau hukum
yang memiliki yurisdiksi yang kuat.
Hopwood, Leiner, & Young (2008), menyatakan bahwa Akuntan
Forensik adalah Akuntan yang menjalankan kegiatan evaluasi dan
penyelidikan, dari hasil tersebut dapat digunakan di dalam pengadilan
hukum. Meskipun demikian Akuntan forensik juga mempraktekkan

2
keahlian khusus dalam bidang akuntansi, auditing, keuangan, metode-
metode kuantitatif, bidang-bidang tertentu dalam hukum, penelitian, dan
keterampilan investigatif dalam mengumpulkan bukti, menganalisis, dan
mengevaluasi materi bukti dan menginterpretasi serta
mengkomunikasikan hasil dari temuan tersebut.

Akuntansi adalah suatu kegiatan mulai dari mencatat, menganalisa,


dan melakukan pelaporan dari transaksi keuangan yang terjadi. Tidak
berbeda dengan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan lain, secara
umum proses akuntansi pada perbankan juga sama. Perbedaanya adalah
pada aliran kas yang masuk dan keluar pada perbankan tidak sama
dengan jenis perusahaan lainnya. Ini dikarenakan jenis kegiatan dari
sendiri menghimpun dan menyalurkan kembali uang telah mereka
peroleh.
Bank (pengucapan bahasa Indonesia: [bang]) adalah sebuah
lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan
untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari
bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut
undang-undang perbankanbank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada awalnya,
bank adalah kumpulan pedagang-pedagang yang akan memberikan
pinjaman biji-bijian kepada para petani atau pedagang yang membawa
barang, Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam
beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena
deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan
yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang
mereka bayar untuk simpanan deposan. Bank dapat diartikan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

3
simpanan dan menyalurkan nya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
ataupun bentuk-bentuk lain nya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Digitalisasi juga mendisrupsi sektor perbankan, di mana
kita melihat transisi dari jaringan distribusi: kantor cabang (fisik),
layanan telpon perbankan (analog), layanan internet dan mobile banking
(digital).

2.2. Industri Perbankan


Menurut UU No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi
tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank
lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk
mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Bank didirikan oleh
Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam
kehidupan:

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat


dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada
umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield
enhancement).
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat
berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko
dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai
risk management.

4
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga
barang komoditas tertentu dikemudian hari (price discovery).
4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat
memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap
perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien,
yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran
kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai
suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

2.3. Kasus Akuntansi Forensik

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai