Anda di halaman 1dari 3

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

(Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Dalam situasi tertentu, laporan audit wajar tanpa pengecualian diterbitkan, kata-kata
yang digunakan menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian bentuk standar. Laporan
ini harus dibedakan dari laporan wajar dengan pengecualian, laporan tidak wajar, dan laporan
tidak memberikan pendapat.

Berikut ini adalah berbagai penyebab paling penting dari penambahan paragraph
penjelasan atau modifikasi kata di laporan wajar tanpa pengecualian:

1. Tidak Ada Konsistensi

Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk memperhatikan situasi di


mana standar akuntansi tidak dilaksanakan secara konsisten dalam periode berjalan
dihubungkan dengan periode sebelumnya. Standar akuntansi yang berlaku umum
menetapkan bahwa perubahan dalam standar akuntasi, atau metode aplikasinya standar
akuntans yang dipilih dan bahwa sifat dan dampak perubahan itu diungkapkan secara
memadai. Jika perubahan terjadi auditor harus memodifikasi laporan audit dengan
memberikan paragraph penjelasan di bawah paragraf pendapat yang membahas sifat
perubahan tersebut dan menunjukkan kepada pemakai catatan kaki yang membahas
perubahan itu.

2. Ketidakpastiaan yang Material

Umumnya manajemen membuat sejumlah estimasi dalam menyusun laporan


keuangan, termasuk masa manfaat aktiva yang dapat disusutkan, kemungkinan
tertagihnya piutang, dan nilai realisasi persediaan serta aktiva-aktiva lainnya. Biasanya
terdapat cukup banyak bahan bukti untuk mendukung kelayakan estimasi atas pos-pos
ini. Tetapi, ada kalanya auditor menghadapi situasi di mana kelanjutan suatu masalah
tidak dapat diestimasi secara wajar pada saat laporan itu diterbitkan. Masalah-masalah
inilah yang disebut sebagai ketidakpastian. Contohnya mencakup kemungkinan
direalisasinya piutang yang signifikan, diperolehnya kembali biaya yang ditangguhkan
hal bersyarat yang menyangkut pajak, penghasilan atau perkara hukum. Akuntansi
untuk berbagai jenis estimasi dan ketidakpastian ini dijelaskan dalam Statemenr FASB
No. 5 Akuntansi untuk hal bersyarat. Jika terdapat ketidakpastian yang material,
terlebih dahulu auditor harus mengevaluasi apakah sudah ada pengungkapan fakta

1
relevan secara memadai di dalam laporan keuangan, termasuk catatan kaki. Misal, jika
terdapar gugaran hukum terhadap klien dalam jumlah yang lebih besar daripada yang
dapat diganti oleh asuransi, GAAP mewajibkan pengungkapan catatan kaki yang
memadai dalam kondisi-kondis berikut ini:

 Ketidakpastian adalah mungkin sekali menjadi kenyataan (probable)


dan material; atau
 Ketidakpastian itu cukup mungkin (reasonably possible) dan
o material dan kemungkinannya cukup besar, atau
o sangat material.

3. Keraguan Atas Kelangsungan Hidup

Ada juga situasi yang tidak begitu khusus, di mana kemampuan perusahaan
untuk menjaga kelanjutan usaha perlu dipertanyakan S. AS5 9 (AU 341) menyinggung
masalah ini dengan judul “Pertimbangan Pemeriksa Atas Kemampuan Satuan Usaha
Dalam Mempertahankan Hidupnya”. Sebagai contoh, terdapatnya satu atau dua faktor
di bawah ini menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup:

 Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja.
 Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh
tempo.
 Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan
seperti gempa bumi atau banjir, atau masalah perburuhan yang tidak biasa.
 Perkara pengadilan, gugatan hukum, atau masalah-masalah serupa yang sudah
terjadi dan dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.

Auditor harus mempertimbangkan secara cermat adanya kemungkinan bahwa


klien tidak mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya atau memenuhi
kewajiban-kewajibannya untuk suatu periode yang wajar. Untuk tujuan ini, periode
yang wajar dianggap tidak melebihi satu tahun dari tanggal laporan keuangan yang
sedang diaudit.

Jika auditor menyimpulkan adanya keraguan atas kemampuan perusahaan


mempertahankan kelangsungan hidupnya, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelas perlu dibuat.

2
4. Setuju dengan Penyimpangan Standar Akuntansi yang Berlaku

Peraturan 203 dari Kode Etik Profesi AICPA menyatakan bahwa dalam keadaan
tidak biasa, penyimpangan dari standar akuntansi yang ditetapkan oleh badan yang
dibentuk oleh AICPA untuk menetapkan standar akuntansi tidak harus menghasilkan
pendapat wajar dengan pengecualian, atau pernyataan tidak memberikan pendapat.
Tetapi untuk membenarkan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor harus yakin dan
harus menyatakan dalam paragraf-paragraf terpisah dalam laporan auditing, bahwa
dalam keadaan tersebut, hasil yang menyesarkan dapat terjadi jika tetap berpegang pada
standar akuntansi yang berlaku.

5. Penekanan Atas Suatu Hal

Dalam keadaan tertentu mungkin akuntan publik ingin memberikan penekanan


pada hal-hal spesifik mengenai laporan keuangan yang diperiksanya, meskipun dia
bermaksud untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Umumnya,
penjelasan terrsebut dipisahkan pada paragraf tersendiri di tengah-tengah laporan.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan yang biasanya dianggap perlu oleh para auditor
untuk dinyatakan di dalam laporannya adanyatansaksi yang siginifikan di antara pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa, peristiwa penting yang terjadi setelah
tanggal neraca, dan penjelasan mengenai masalah akuntansi yang mempengaruhi daya
banding laporan keuangan tahun ini dengan laporan keuangan tahun sebelumnya.

6. Laporan yang Melibatkan Auditor Lain

Jika akuntan publik menyerahkan sebagian tanggung jawab auditingnya kepada


kantor akuntan publik lain, yang merupakan hal yang lazim jika kliennya memiliki
beberapa perusahaan anak dan divisi yang tersebar luas. auditor lain tersebut tetap
bertanggung jawab atas hasil kerja dan laporannya dalam menghadapi gugatan hukum
atau sanksi BAPEPAM.

Anda mungkin juga menyukai