Anda di halaman 1dari 10

BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING

DISUSUN OLEH :

MIFTAHUL JANNAH

A031171310

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
A. Penelitian Akuntansi Perilaku: Definisi dan Ruang Lingkup
Riset akuntansi perilaku telah didefinisikan sebagai:
“Studi terkait perilaku akuntan atau perilaku nonakuntan terkait bagaimana mereka
dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan pelaporan.”

Riset akuntansi perilaku, riset pasar modal, dan riset teori keagenan dapat disebut juga
riset “positif” dalam pengertian bahwa riset tersebut sama-sama fokus dalam hal menemukan
“fakta”.Riset pasar modal mempertanyakan “bagaimana pasar modal bereaksi terhadap
informasi akuntansi”; teori keagenan mempertanyakan “apa saja insentif ekonomi yang
menentukan pemilihan metode akuntansi?”; dan riset perilaku mempertanyakan “bagaimana
sebenarnya orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi?”. Akan tetapi, mereka
juga sangat berbeda dalam banyak hal. Seumpamanya, riset pasar modal memandang pada
tingkat makro dari pasar sekuritas secara keseluruhan, sebagaimana teori keagenan dan
akuntansi perilaku fokus pada tingkat mikro pada manajer secara individu dan perusahaan.
Riset pasar modal dan teori keagenan keduanya merupakan turunan dari disiplin ilmu
ekonomi dan terlepas dari motivasi sebenarnya orang-orang pada umumnyadengan
mengasumsikan bahwa setiap orang merupakan pribadi yang rasional yang mempunyai tujuan
memaksimalkan kekayaan. Akuntansi perilaku, di lain pihak, merupakan turunan dari disiplin
ilmu lainnya seperti psikologi, sosiologi, dan teori organisasi, dan secara umum tanpa adanya
asumsi terkait bagaimana orang berperilaku; daripada, tujuannya untuk menemukan mengapa
orang berperilaku sebagaimana mereka berperilaku. Maka dari itu, setiap dari disiplin ilmu
riset akuntansi tersebut dibuat untuk menjawab jenis pertanyaan yang berbeda terkait praktik
akuntansi.

B. Mengapa Riset Akuntansi Perilaku itu Penting?


Terdapat sejumlah alasan yang baik yang menyatakan bahwa riset akuntansi perilaku
merupakan hal yang penting untuk praktisi akuntansi dan lainnya:
a. Untuk mengisi kekosongan terkait mencari jawaban bagaimana orang menggunakan dan
memproses informasi akuntansi, sehingga diperlukan penelitian yang secara spesifik
menjelaskan aktivitas pembuatan keputusan bagi para penyaji, pengguna, dan auditor
terkait informasi akuntansi.

b. Riset dapat menyediakan gagasan yang berharga dalam berbagai jeniskeputusan yang
dihasilkan oleh pembuat keputusan dalam menghasilkan, memproses, dan bereaksi
terhadap atribut-atribut informasi akuntansi dan metode komunikasi. Dari gagasan
tersebut, dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam
berbagai cara sebagaimana dijelaskan nanti dalam bab ini pada bahasan pengambilan
keputusan “Brunswik LensModel”.

c. Riset akuntansi perilaku dapat secara potensial menyediakan informasi akuntansi untuk
para regulator akuntansi seperti Australian Accounting Standards Board (AASB).
Sebagaimana tujuan utama daripada akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan, anggota dari AASB secara terus-menerus
memegang masalah yang mana metode akuntansi dan tipe pengungkapan seperti apa
yang akan membuktikan kebermanfaatan terhadap pengguna laporan keuangan. Peneliti
akuntansi perilaku dapat secara langsung mempelajari pilihan akuntansi secara spesifik
dan pelaporan untuk penyusun standar yang mana pada metode dan pengungkapan yang
secara langsung meningkatkan kualitas pengambilan keputusan olehpengguna.

d. Penemuan riset akuntansi perilaku juga dapat mengarahkan pada keefisienan dalam
praktik kerja akuntan dan para professional lainnya. Sebagai contoh, senior ahli dan
anggota yang berpengalaman akuntansi dari perusahaan dapat dicatatdan dimanfaatkan
oleh metode riset akuntansi perilaku untuk mengembangkan komputerisasi ahli sistem
untuk berbagai konteks pembuatan keputusan. Kegiatan rutin ini yang akan sebaliknya
mengikat berharganya waktu pengalaman dari staf.

Perkembangan Riset Akuntansi Perilaku


Maksud dari “BAR” pertama kali muncul dalam literatur pada 1967, akan tetapi riset
HJT mempunyai pondasi yang tersendiri dalam literatur psikologi dengan perkembangan
togas oleh Ward Edwards dalam 1954. Penerapan riset untuk akuntansi dan audit dapat tidak
berlaku sampai dengan 1974 ketika Ashton mempublikasikan studi percobaan penilaian
pengendalian internal yang dibuat oleh auditor.
Pada 30 tahun terakhir telah terlihat gebrakan dari BAR secara umum dan riset HJT
secara khusus, terutama dalam audit, di mana pentingnya penilaian terhadap proses audit
merupakan hal yang terpenting. Untuk lebih luasnya, perkembangan riset perilaku dalam area
akuntansi keuangan telah mengalami kemunduran oleh dominasi dari teori kontrak sejak
tahun 1980an. Meskipun, gagasan penting dalam hubungan antara informasi akuntansi dan
perilaku manusia telah akan datang.
Sekilas terkait Pendekatan untuk Memahami Memrosesan Informasi
Tujuan utama riset HJT merupakan untuk menjelaskan cara yang mana orang
menggunakan dan memroses bagian-bagian informasi (dan lainnya) akuntansi dalam konteks
pendekatan khusus pengambilan keputusan. Dalam buku ini mendeskripsikan proses
pengambilan keputusan orang sebagai sebuah ‘model’. Sehingga, untuk contohnya, kita
mungkin menggunakan teknik riset HJT untuk model (atau mewakili) cara yang mana
petugas peminjaman bank memroses berbagai bagian informasi ( atau ‘isyarat’ sebagaimana
mereka disebut) seperti keuntungan dan bentuk aliran kas untuk membuat keputusan terkait
apakah akan menyetujui penerapan pinjaman dari sebuah perusahaan.

Model Lensa Brunswik

Sejak pertengahan tahun 1970-an, model lensa Brunswik telah digunakan sebagai
sebuahkerangka analitis dan dasar untuk kebanyakan pembelajaran keputusan yang berkaitan
dengan prediksi (semisal: kebangkrutan) dan/atau evaluasi (misal: pengendalian internal).
Peneliti menggunakan model lensa untuk menyelidiki hubungan antara insyarat berganda
(atau pecahan dari informasi) dan keputusan, penilaian atau prediksi, dengan mencari
kebiasaan dalam merespon isyarat tersebut. Pengambil keputusan (misal: petugas pinjaman
bank) dipandang sebagai melihat melalui isyarat lensa (misal: rasio keuangan) yang mana
kemungkinannya berhubungan dengan kejadian, dalam rangka untuk mencapai sebuah
kesimpulan terkait kejadian tersebut (misalnya: kemungkinan kegagalan/ketidakgagalan
pinjaman.

Metode Process Tracing


Sebagaimana dijelaskan nanti dalam bab ini, model pengambilan keputusan
diturunkan dari penggunaan model lensa Brunswik yang biasanya ditemukan untuk memiliki
kekuatan memprediksi yang baik. Tentu saja, sebuah perbandingan terhadap prediksi dari
persamaan model lensa dan keputusan yang diambil oleh manusia sebagai pembuat
keputusan biasanya menunjukkan bahwa model lensa merupakan sebuah alat prediksi yang
lebih baik terkait ketertarikan kejadian daripada individu dari yang mana model diturunkan.
Satu dari berbagai alasan untuk hal ini adalah bahwa model lensa statistika menghapus
kesalahan yang terjadinya tidak menentu lebih banyak yang bergerak masuk memengaruhi
penilaian manusia yang berhutang terhadap semacam kejengahan, kesakitan atau kekurangan
konsentrasi. Akan tetapi, satu batasan yang paling penting dari pendekatan lensa Brunswik
merupakan bahwa hal ini bukanlah penjelas yang baik terkait bagaimana sebenarnya orang-
orang membuat keputusan . Penggunaan bentuk persamaan secara implisit mengasumsikan
bahwa pembuat keputusan mempunyai kemampuan secara simultan untuk memroses semua
bagian informasi, akan tetapi mayoritas pengambil keputusan melaporkan bahwa mereka
menganalisis permasalahan dalam sebuah proses yang terdiri dari tahap-tahap, melihat pada
satu bagian informasi pertama kalinya, menilai informasi tersebut, berlanjut pada bagian
informasi selanjjutnya, dan seterusnya sampai pada keputusan itu dibuat.

Kemungkinan Penilaian
Model kemungkinan penilaian berguna untuk melihat berbagai situasi dalam
akuntansi di mana kepercayaan pertama kali tentang prediksi atau evaluasi perlu untuk
direvisi setidaknya sekali sejauh bukti menjadi tersedia. Revisi dari investor terkait keputusan
investasi dalam keterangan bukti baru yang memusatkan pada outcome dari sebuah perkara
hukum melawan perusahaan merupakan contoh situasi semacam ini.
Model ini berpendapat bahwa ‘normatifnya’ cara yang paling tepat untuk merevisi
kepercayaan pertama kalinya, dinyatakan sebagai kemungkinan subjektif, adalah dengan
menerapkan teorema Bayes, sebuah dasar prinsip teori kemungkinan bersayarat. Teorema
Bayes menyatakan bahwa kemungkinan yang direvisi (yang kemudian) dalam keterangan
bukti tambahan setara dengan kepercayaan aslinya berganda (berdasarkan tingkat) dengan
jumlah yang mana perkiraan utamanya harus direvisi, yang mana, oleh keinformasian atau
percobaan data baru.

Bukti – Studi Model Lensa


Menggunakan model lensa sebagai alat riset dalam cara ini memungkinkan analisis
terkait konsistensi penilaian, apakah ‘model perilaku manusia’ dapat memprediksi lebih
akurat dibandingkan dengan seorang manusia. Hal ini juga memungkinkan analisis
kemampuan dari isyarat untuk memprediksi kejadian dalam permasalahan (‘peramalan
lingkungan’ menggunakan pemberat isyarat yang ideal). Sebagai tambahan, hal ini dapat
memberikan gagasan berkenaan dengan derajat kesepakatan antara pengambil keputusan.
‘Model perilaku manusia’ dikembangkan menggunakan representasi matematis dari
rumus penggunaan masing-masing individu. Model ini kemudian diterapkan untuk kasus
dalam permasalahan ini. Bukti secara konsisten menunjukkan bahwa manusia cakap dalam
mengembangkan prinsip atau model untuk menyelesaikan kesuksesan/kegagalan penugasan
menggunakan rasio keuangan, namun demikian hal tersebut tidak berjalan dengan baik ketika
mereka menggunakan model mereka sendiri (diduga dari rumus penggunaan isyarat)
diterapkan secara matematis untuk dua alasan: mereka salah mengukur isyarat dan secara
tidak konsisten menerapkan aturan pengambilan keputusan mereka karena faktor-faktor
seperti kelelahan dankejengahan. Penerapan rumus matematika apakah model lingkungan
(menggunakan pengungkit isyarat yang ideal) atau ‘model perilaku manusia’ merupakan
secara sempurna konsisten dari waktu ke waktu, menghilangkan kesalahan yang tidak
diperhitungkan.
Kepercayaan diri dalam penilaian literatur telah secara konsisten ditemukan oleh baik
para ahli dan subjek non ahli yang terlalu percaya diri terhadap kemampuan mereka dalam
penugasan penilaian spesifik. Sindrom terlalu percaya diri ini nampaknya berakar dari tiga
faktor:
a. Kecenderungan bagi manusia untuk mencari dan terlalu berlebihan dalam menilai
positive feedback;
b. Batasan sifat feedback dalam berbagai hal (semisal dalam kegagalan atau berbahayanya
prediksi ketepatan dari sebuah keputusan untuk tidak meminjamkan adalah sangat jarang
dievaluasi);
c. Ketergantungan dari aksi dan manfaat hasil (misalnya: perilaku meminjamkan/tidak
meminjamkan itu sendiri memengaruhi kesuksesan atau kegagalan).

Bukti – Studi Proses Penjejakan


Studi model lensa Brunswik dan model proses penjejakan merupakan teknologi yang
berbeda dengan tujuan yang sama dalam proses pembuatan keputusan selengkap mungkin.
Mention telah membuat perbedaan utama antara kedua model tersebut. Model lensa brunswik
secara implisit memperlakukan struktu proses pengambilan keputusan diturunkan dari proses
penjejakan yang mengakui secara tahap ke tahap sifat pengambilan keputusan, yang mana
informasi berisi satu bagian data yang berinteraksi dengan bagian informasi data lainnya.
Mayoritas studi yang mana telah menyelidiki persamaan penilaian pembuat keputusan
menyimpulkan bahwa asumsi dari kombinasi sederhana garis isyarat informasi merupakan
justifikasi, akan tetapi beberapa studi dalam konteks bisnis telah menemukan bukti statistik
interaksi yang signifikan antara bagian informasi yang disarankan yang metode proses
penjejakan merupakan teknik model yang menguntungkan untuk mewakili pengambilan
keputusan dalam beberapa konteks.

Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan


Pada tahun 1976, Libby mengamati bahwa terdapat tiga pilihan dasar yang ada untuk
meningkatkan pengambilan keputusan:
a. Perubahan penyajian dan jumlah informasi;
b. Mengedukasi pembuat keputusan;
c. Menggantikan pembuat keputusan apakah dengan model mereka sendiri atau dengan
model isyarat ideal yang tertimbang.

Model lensa berguna dalam menjelaskan permasalahan penyajian laporan keuangan


sebagaimana dalam analisis penilaian yang prediktif. Hal ini memungkinkan analisis tingkat
akurasi penilaian manusia dalam hal menentukan perluasan yang mana masing-masing
individu mendeteksi kepemilikan yang utama terhadap penugasan penilaian dan secara
konsisten menerapkan kebijakan penilaian. Jika perubahan format laporan keuangan terhadap
hasil informasi dalam meningkatkan apakah karakteristik di atas, tingkat akurasi penilaian
manusia seharusnya meningkat. Tujuan kebermanfaatan keputusan, diadopsi dalam kerangka
konseptual, tergantung sebagian pada kemampuan pengguna untuk menginterpretasikan data
untuk investasi yang ada atau keputusan kredit. Dampak perubahan dalam format laporan
keuangan pada subjek kemampuan untuk mendeteksi adanya perubahan dalam status
keuangan perusahaan bisa jadi mirip penjelasan dalam kerangka model lensa.

Bukti - Studi Kemungkinan Penilaian


Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama dalam audit, tidak terdapat solusi yang
tepat dengan yang mana penilaian dapat dibandingkan dengan maksud untuk menilai tingkat
akurasi penilaian tersebut. Satu cara mengatasi dengan kekurangan terkait kriteria tolak ukur
terhadap yang mana untuk menilai kinerja merupakan untuk menjelaskan tingkat kesepakatan
berkenaan dengan keputusan yang khusus melintasi sejumlah pembuat keputusan. Cara
lainnya adalah dengan menggunakan model matematika atau statistika. Sebagaimana telah
didiskusikan dalam sesi sebelumnya, riset kemungkinan penilaian berdasarkan pada analisis
apakah manusia merevisi kepercayaan mereka sejalan dengan Teorema Bayes ketika bukti
baru menjadi tersedia. Penelitian HJT dalam model ini telah secara konsisten
mendemonstrasikan bahwa manusia memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan
mengamati lebih dari berbagai penugasan, mengubah kemungkinan utama mereka menjadi
sedikit luas dari pedoman teorema Bayes. Kekakuan ini telah diatribukan untuk penggunaan
aturan tanda setuju dan bias yang mana diadopsi sebagai maksud dari penyederhanaan
penilaian yang kompleks dengan maksud bagi manusia untuk mengatasinya.
Tiga aturan utama yang didefinisikan dalam literatur adalah sebagai berikut:
a. Keterwakilan. Dalam aturan utama ini menyatakan bahwa ketikamenilai kemungkinan
bahwa bagian khusus berasal dari bagian populasitertentu,penilaian orang akan
ditentukan oleh perluasan yang mana untuk bagian yang merupakan bagian yang
mewakili populasi. Item atau kejadian sebagaimana memiliki kemungkinan tinggi
keterjadiannya daripada item yang lebih sedikit mewakili.

b. Ketersediaan. Ketersediaan aturan utama merujuk pada penilaian kemungkinan kejadian


berdasarkan ketentraman dengan yang mana semilal kejadian yang melintasi pikiran.
Akibatnya penggunaan peran utama iniyang memungkinkan berkaitan dengan kejadian
‘menggemparkan’ mungkin akan dianggap terlalu tinggi.

c. Melabuhkan dan menyesuaikan. Aturan utama ini merujuk pada proses penilaian pada
umumnya yang mana utamanya diciptakan ataumemberikan respon berperan sebagai
sebuah jangkar, dan informasi lainnya digunakan untuk menyesuaikan respon tersebut.
Konsekuensi dari aturan ini adalah kemungkinan penyesuaian yang tidak sesuai dengan
keterangan keadaan perubahan.

C. Keterwakilan: Pembuktian
Kahneman dan Tversky pertama kali melaporkan keberadaan keterwakilan dan
kecenderungan untuk mengabaikan dasar tingkat. Sejak saat itu, penelitian baik pada
lingkungan psikologi maupun akuntansi telah menyelidiki berbagai fenomena. Hal ini
menjadi bukti yang tidak meyakinkan dalam yang mana hakl ini menunjukkan informasi
dasar-tingkat terkadang diabaikan dan terkadang digunakan dengan wajar dalam menilai
kemungkinan suatu kejadian. Penggunaan informasi dasar-tingkat nampaknya cukup
sensitive untuk berbagai penugasan dan konteks, dan hal ini telah mengarahkan pada
hipotesis bahwa penalaran kemungkinan berkaitan dengan kebergantungan pemrosesan.

Ketersediaan: Bukti
Dasar dari aturan utama yang mungkin menilai berdasarkan pencarian keterangan dari
ingatan perumpamaan yang relevan atau struktur skenario yang logis. Semakin kejadian itu
timbul, atau semakin besar ketentraman dengan yang mana satu dapat terjadi kejadian atau
menciptakan kelogisan penjelasan terhadap suatu kejadian, akan semakin tinggi kemungkinan
penilaian keterjadian sebuah kejadian. Akan tetapi, hal ini memerlukan contoh kemungkinan
yang besar untuk meningkatkan keakuratan prediksi.
Keterlabuhan dan Penyesuaian: Pembuktian
Joyce dan Biddle menggunakan lagi praktik auditor sebagai subjek dalam menyelidiki
pengaruh perubahan dalam sistem pengendalian internal pada pencarian yang luas terhadap
pengujian substantif (pengujian audit dibuat untuk mencari keberadaan kesalahan mata uang
dalam laporan keuangan). Hal ini telah diperkirakan bahwa subjek akan menyesuaikan untuk
perubahan dalam pengendalian internal dengan menyesuaikan ruang lingkup audit, namun
demikian penyesuaian tersebut akan menjadi tidak cukup sebagai perlabuhan pada
pengendalian internal yang utama akan terjadi. Tidak ada bukti melabuhkan dan penyesuaian
dalam reviu analytical (analisis rasio) dan pengujian kepatuhan penugasan (pengujian audit
dari pengendalian internal).

D. Akuntansi dan Perilaku


Akuntansi muncul sebagai fungsi langsung dari aktivitas individu atau kelompok
individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat perbedaan sudut pandang
akuntansi, indikasi bahwa terdapat sejumlah kemungkinan sudut pandang akuntansi. Bahkan
dalam periode regulasi pemerintahan terpusat terkait penyajian akuntansi oleh perusahaan,
terdapat ribuan pilihan dan asumsi yang dibutuhkan antara alternatif teknik akuntansi dalam
penyiapan laporan keuangan untuk entitas perusahaan. Bahkan di bawah regulasi yang lebih
keras pada legislasi perpajakan Australia, Terdapat diskresi yang dipertimbangkan dalam
teknik yang dapat diterapkan untuk penghitungan pendapat yang dikenakan pajak. Persoalan
utama adalah bahwa teknik yang diadopsi, interpretasi informasi yang dilaporkan, merupakan
permasalahan sudut pandang.
Terdapat banyak persaingan kepentingan melintasi berbagai orang yang
menginterpretasi informasi laporan keuangan oleh organisasi. Dasarnya, pengguna informasi
akuntansi mewakili berbagai sudut pandang dan tujuan, menjangkau dari kelompok karyawan
(serikat kerja), pemegang saham individu, dan grup investor kepada manajemen dari sebuah
organisasi. Penyusun standar akuntansi telah sering menghabiskan waktu mereka
memperdebatkan validitasteknis yang khusus yang mereka ajukan. Akan tetapi, bahkan
validitas teknis merupakan permasalahan sudut pandang.
Tujuan dari bagian ini adalah untuk mendukung kembali tema yang penting melalui
ini dan sejumlah bab lainnya dalam teks ini: bahwa akuntansi bertindak sebagaifungsi dari
perilaku manusia dan aktivitas. Semacam, informasi akuntansi akan memengaruhi perilaku,
baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan informasi, dan dalam
menjawab informasi yangdiungkapkan. Jawaban untuk informasi merupakan fungsi dari
sudut pandang manusia dan oleh karena itutidak dapat dipisahkan dari tujuan pribadi dan
kepentingan pengguna, apakah bertindak sebagai individu atau sebagai kelompok yang
memiliki kesamaan kepentingan. Akibatnya, akuntansi beroperasi dalam lingkungan yang
kompleks.

E. Kelemahan Riset Akuntansi Perilaku


Gambaran umum terkait riset akuntansi perilaku telah menunjukkan bahwa kita telah
mempelajari pentingnya terkait bagaimana bedanya pembuat keputusan menggunakan
informasi akuntansi. Akan tetapi, hal ini juga membuktikan bahwa terdapat banyak hal
signifikan yang dapat kita pelajari di area ini. Acap kali (dan mengecewakan) kontradiksi
antara penemuan studi yang serupa secara sederhana berarti bahwa manusia memroses
informasi yang lebih kompleks daripada perkembangan teori dan metode penelitian saat ini.
Kemudian, subjek percobaan dan penyusunan digunakan dalam studi ini sering
membedakan dari penemuan dalam penyusunan keputusan sebenarnya. Terakhir, Peneliti
akuntansi mempertanyakan apakah kebijakan seharusnya dipengaruhi oleh penelitian pada
masing pembuat keputusan secara individu.

Anda mungkin juga menyukai