Anda di halaman 1dari 12

1

AKUNTANSI BIAYA

Standard Cost II

Kelompok 3

NIRWANA (A031171020)

ASDAR RAHMAN (A031171031)

MIFTA HUL JANNAH (A031171310)

FELYATRY MANGERA PUTRI (A031171319)


2

A. Standar Komposisi Bahan Baku dan Biaya Produksi Sesungguhnya


1. Definisi Umum
Standar komposisi bahan baku adalah komposisi darisetiap jenis bahan baku yang
seharusnya dikonsumsidalam pengolahan produk tertentu. Standar hasil bahan baku adalah
hasil yang seharusnya diperoleh dari pengolahan bahan baku-bahan bakutertentu.
Harga pokok standar ditetapkan dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, dengan asumsi
kondisi ekonomi dan faktor-faktor lain tetap.
Biaya ditentukan di muka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang
sesungguhnya.Jika biaya yang sesungguhnya berbeda dengan biaya standar, maka yang
dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuan
harga pokok standar tidak berubah.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiaya kegiatan
tertentu di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Biaya
sesungguhnya adalah biaya yang sungguh-sungguh terjadi atau biaya yang dibebankan.

2. Analisis Penyimpangan Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya


Menurut Mulyadi (1991, 424) penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
disebut selisih (variance).Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan
dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi
terjadinya selisih yang merugikan. Jika dilihat secara umum maka penyebab-penyebab
terjadinya selisih adalah sebagai berikut:
 Adanya hari libur nasional yang menyebabkan penambahan waktu jam lembur.
 Adanya kerusakan peralatan (mesin-mesin) pada saat produksi sedang banyak.
 Adanya kesalahan dalam pembuatan produk sehingga produk perlu diperbaiki dan
membutuhkan biaya tambahan lagi.
 Adanya keterlambatan penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi sehingga banyak waktu mengganggur.
3

 Adanya karyawan yang sakit dan digantikan dengan karyawan lain sehingga terjadi
penambahan upah lembur.
 Ada atau tidaknya pekerjaan lembur.
 Karyawan yang baru diterima tidak dibayara sesuai upah lembur.
 Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang menyebabkan perubahan tarif upah.

B. Selisih Komposisi (Mix Variance) danSelisih Hasil (Yield Variance)


1. Definisi selisih komposisi dan selisih hasil bahan baku
Bahan baku yang dipakai dalam perusahaan seringkali terdiri atas berbagai macam
jenis danmutu. Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, sering kali terdapat kemungkinan
untuk mengubahkomposisi bahan baku yang dipakai dengan tujuan untuk merendahkan
biaya, dengan mutu dankuantitas hasil produk yang tetap memuaskan. Penurunan biaya juga
dapat dilakukan denganperbaikan hasil bahan baku yang dipakai. Daalm perusahaan
semacam ini, manajemenmemerlukan analisis selisih komposisi dan hasil bahan baku.
a. Selisih komposisi bahan baku
Jika spesifikasi bahan baku menurut standar telah ditentukan dan komposisi jenis
bahan bakuyang digunakan dalam proses produksi telah ditetapkan, maka bila terjadi
penyimpangan antara komposisi standar dengan komposisi sesungguhnya bahan yang
dipakai, penyimpangan ini disebut selisih komposisi. Dalam perusahaan tertertentu,
seperti perusahaan tekstil, karet dan perusahaan kimia, yang produknya harus memenuhi
mutu fisik dan kimia tertentu, terdapat kemungkinan untuk menggunakan berbagai
kombinasi bahan baku yang berbeda, dengan hasil produk yang tetap memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan. Dalam banyak hal komposisi bahan baku yang baru akan
diikuti dengan timbulnya selisih hasil yang menguntungkan atau merugikan.
b. Selisih hasil
Hasil dapat didefinisikan sebagai jumlah produk utama yang dihasilkan dari
pengolahan sejumlah bahan baku tertentu. Jika untuk menghasilkan 10 satuan produk
dibutuhkan 20 kg bahan baku, maka persentase hasil dalam hal ini adalah 50% (10/20 x
100%). Jika persentase hasil sesungguhnya menyimpang dari standar, maka
penyimpangan ini disebut selisih hasil.
4

2. Kriteria Perusahaan yang melakukan analisi varians komposisi dan hasil


Perusahaan yang memiliki kondisi sebagai berikut:
 Mengolah produk dengan beberapa jenis bahan baku
 Untuk menghasilkan produk dengan kualitas standar, beberapa jenisbahan baku dapat
diubah komposisinya

3. Analisis Kegiatan Produksi terdiri dari:


a. Selisih bahan baku, terdiri dari:
 Material price variance
 Material mix variance
b. Selisih Tenaga Kerja , terdiri dari:
 Selisih tarif TKL (Labor rate veriance )
 Selisih Efisiensi TKL (Labor Eficiency Variance )
c. Selisih Overhead Pabrik, terdiri dari
 METODE DUA SELISIH
Selisih Terkendali
Selisih Volume
 METODE TIGA SELISIH
Selisih Pengeluaran
Selisih Kapasitas menganggur
Selisih Efisiensi Biaya FOH
 METODE EMPAT SELISIH
Selisih Pengeluaran
Selisih Kapasitas menganggur
Selisih Efisiensi Biaya FOH tetap
Selisih Efisiensi Biaya FOH variabel
 Selisih hasil terdiri dari:
Selisih hasil bahan Baku (Material yield variance )
Selisih hasil TKL (Labor yield variance )
Selisih hasil overhead pabrik
5

4. Pengelomppokkan Variansi
1) Varians Bahan Baku
Varians atau selisih bahan baku, terdiri dari:
a. Selisih harga bahan baku (material price variance )
Rumus:
Material price variance =(Harga ssg– harga st )x kuantitas pembelian
b. Selisih bauran/komposisi bahan baku (material mixvariance )
Rumus:
Material mix variance =((kuantitas ssg x harga st)– (total kuantitas ssg xrata2 input*))
*Rata2 input = Total Biaya BB : total unit input
c. Selisih Hasil bahan baku (material yield variance )
Rumus:
Material yield variance=((Total kuantitas ssg x rata2 input)– (Produksi ssg xrata2
output*))
Rata2 Output = Total Biaya BB : total unit output
d. Selisih kuantitas bahan baku (material quantityvariance )
Rumus:
Material quantity variance =(Kuantitas ssg yang dipakai– kuantitas st ) x harga st

2) Varians Tenaga Kerja


Selisih biaya tenaga kerja, terdiri dari:
a. Selisih tarif TKL (labor rate variance )
Rumus: Selisih tarif TKL (Labor rate variance ) =(Tarif ssg– Tarif st )x jam ssg
b. Selisih Efisiensi TKL (labor efficiency variance )
Rumus: Selisih Efisiensi TKL (labor efficiencyvariance ) =(Jam ssg- jam st)x tarif st
c. Selisih hasil TKL (labor yield variance )
Rumus:
Selisih hasil TKL (labor yield variance ) =(Total kuantitas ssg x rasio output/input x
tarif/unit)– (produksi ssg x tarif/unit)
6

3) Varians Overhead Pabrik


Selisih biaya FOH terdiri dari:
a. Selisih pengeluaran (spending variance )
Rumus: Selisih pengeluaran =FOH ssg – FOH budget pada kapasitas ssg**FOH budget
pada kapasitas ssg =(Tarif FOH tetap x kapasitas normal) + ( tarif FOH variabel x jam
ssg)
b. Selisih kapasitas menganggur (idle capacity variance )
Rumus: selisih kapasitas menganggur =FOH budget pada kapasitas ssg – (jam ssg x tarif FOH)
c. Selisih efisiensi
Rumus: Selisih efisiensi =(jam ssg x tarif FOH) – (jam st x tarif FOH
d. Selisih hasil
Rumus:
Selisih hasil =(Total kuantitas ssg x rasio output/input x tarif/unit)– (produksi ssg x
tarif/unit)

C. Perlakuan Terhadap Selisih


Selisih yang terjadi dapat diperlakukan dengan cara 2, yaitu:
a. Ditutup ke rekening rugi laba
b. Dipakai untuk menyesuaikan rekening-rekening Harga Pokok Penjualan, Persediaan
Produk Jadi dan Persediaan Barang dalam Proses.
Perlakuan terhadap selisih yang terjadi tergantung pada 2 hal, yaitu:
1. Jenis selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.
2. Besarnya selisih
Jika jumlah selisih reatif kecil, disajikan langsung dalam laporan rugi laba, sedangkan
jika jumlahnya relatif besar, diperlakukan sebagai adjustment terhadap persediaan dan
harga pokok penjualan.
3. Pengalaman penggunaan biaya standar
4. sebab-sebab terjadinya selisih (misalnya apakah selisih terjadi karena kesalahan dalam
penentuan standar).
5. Waktu terjadinya selisih (misalnya apakah selisih yang terjadi merupakan selisih yang
tidak biasa, yang disebabkan karena fluktuasi musim.
7

D. Contoh Soal:
Diketahui standar untuk 20.000 produk x adalah sebagai berikut:

Bahan A 10.000 Kg @ Rp 1.300 = Rp 13.000.000

Bahan B 15.000 Kg @ Rp 800 = Rp 12.000.000

Input 25.000 Kg Rp 25.000.000

Total output adalah 20.000 Kg

Data sesungguhnya:

Bahan baku dibeli dan dipakai

A: 10.750 Kg @ Rp 1.350

B: 16.250 Kg @ Rp 780

Jika untuk mengubah 25.000 Kg input menjadi 20.000 Kg output memerlukan 40 jam TKL
dengan tarif Rp 4.500 per jam. Atau tariff standar
per liter adalah Rp 9 per liter (dihitung dari (40 jam : 20.000) X Rp 4.500) jam standar per
liter adalah 0,002 jam. Total jam aktual 35 jamdengan tarif aktual Rp 4.700 FOH dibebankan
berdasarkan tarif jam kerja langsung Rp 5.000 per jam atau Rp 10 per Kg (dihitung dari (Rp
40 ; 20.000) x Rp 5.000). Tarif FOH variable standar adalah Rp 3.000 per jam dan FOH tetap
Rp 100.000. FOH sesungguhnya adalah Rp 210.000

Diminta : Selisih bahan baku, tenaga kerja dan FOH

Selisih bahan baku

a. Material price variance


(Harga ssg– harga st )x kuantitas pembelian
A: (Rp 1.350 – Rp 1.300) x 10.750 = Rp 537.500 (TM)
B: (Rp 780– Rp 800) X 16.250 = Rp 325.000 (M)
Rp 212.500 (TM)
8

b. Material mix variance


((kuantitas ssg x harga st)– (total kuantitas ssg x rata2input*))
A: 10.750 x Rp 1.300 Rp13.975.000
B: 16.250 x Rp 800 Rp 13.000.000
Rp 26.975.000
(10.750+16.250) x 1.000 (Rp 27.000.000)
Rp 25.000 (M)
*Rata2 input = Total Biaya BB : total unit input
= Rp 25.000.000 : 25.000 =1.000

c. Material yield variance


((Total kuantitas ssg x rata2 input) –(Produksissg x rata2 output*))
= (27.000 x 1.000)– ( 19.800 x 1.250)
= Rp 27.000.000 –Rp 24.750.000
= Rp 2.250.000 (TM)
*Rata2 Output = Total Biaya BB : total unitoutput = 25.000.000 : 20.000 = 1.250

Rekapitulasi selisih bahan baku:

FAVORABLE (M) UNFAVORABLE (TM)


SELISIH BAHAN BAKU
Material price variance - Rp 212.500
Material mix variance Rp 25.000 -
Material yield variance - Rp 2.250.000
TOTAL Rp 25.000 2.462.000
SELISIH = Rp 2.462.000 = Rp 2.437.500 (TM)
9

SELISIH TENAGA KERJA


a. Selisih tarif TKL (Labor rate veriance )
= (Tarif ssg– Tarif st )x jam ssg
= (Rp 4.700– Rp 4.500 ) x 35
= Rp 200 x 35
= Rp 7.000 (TM)

b. Selisih Efisiensi TKL (Labor Eficiency Variance )


= (Jam ssg- jam st)x tarif st
= (35 – 43,2*) x Rp 4.500
= Rp 36.900 (M)
* dihitung dari =0,002 x ((20.000/25.000) x (10.250 + 16.750)
= 0,002 x (0,8 x 27.000)
= 0,002 x 21.600
= 43,2

c. Selisih hasil TKL (Labor yield variance )


= (Total kuantitas ssg x rasiooutput/input x tarif/unit) – (produksissg x tarif/unit)
= (27.000 x (20.000/25.000) x Rp 9) – (19.800 x Rp 9)
= (27.000 x 0,8 x Rp 9) – (19.800 x Rp 9)
= Rp 194.400 – Rp 178.200
= Rp 16.200 (TM)
10

FAVORABLE (M) UNFAVORABLE (TM)


SELISIH TENAGA
KERJA
Selisih tarif TKL - Rp 7.000
Selisih efisiensi TKL Rp 36.900 -
Selisih hasil TKL - Rp 16.200
TOTAL Rp 36.900 Rp 23.200
SELISIH = Rp 36.900 - Rp 23.200 = Rp 13.700 (M)

SELISIH BIAYA FOH


a. Selisih pengeluaran
= FOH ssg – FOH budget pada kapasitas ssg*
= Rp 210.000 – (Rp 100.000 + (Rp 3.000 x 35)
= Rp 210.000 – (Rp 100.000 + Rp 105.000)
= Rp 210.000 –205.000
= Rp 5.000 (TM)
*FOH budget pada kapasitas ssg =(Tarif FOH tetapxkapasitas normal) + (tarifFOH variabel
x jam ssg)

b. Selisih kapasitas menganggur


= FOH budget pada kapasitas ssg – (jamssg x tarif FOH)
= Rp 205.000 – (35 x Rp 5.000)
= Rp 205.000 – Rp 175.000
= Rp 30.000 (TM)

c. Selisih efisiensi
= (jam ssg x tarif FOH)– (jam st x tarifFOH)
= (35 x Rp 5.000) –(43,2 x Rp 5.000)
= Rp 175.000– Rp 216.000
= Rp 41.000 (M)
11

d. Selisih hasil FOH


= (Total kuantitas ssg x rasiooutput/input x tarif/unit)– (produksissg x tarif/unit)
= (27.000 x 0,8 x Rp 10) –(19.800 x Rp10)
= Rp 216.000 – Rp 198.000
= Rp 18.000 (TM)

FAVORABLE (M) UNFAVORABLE (TM)


SELISIH BIAYA FOH
Selisih Pengeluaran - Rp 5.000
Selisih kapasitas - Rp 30.000
menganggur
Selisih efisiensi Rp 41.000 -
Selisih hasil FOH - Rp 18.000
TOTAL Rp 41.000 Rp 53.000
SELISIH = Rp 41.000 - Rp 53.000 = Rp 12.000 (TM)
12

Anda mungkin juga menyukai