1. 2. ANDI MAWARDI I M A M S A P U T R YA S T O 11 0 2 0 0 0 4 0 11 0 2 0 0 0 5 2
3.
M. ANUGRAH PERDANA
11 0 2 0 0 0 6 0
PROSEDUR ANALITIS
Penekanan pada prosedur analitis tertuju pada ekspetasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu darti ketiga waktu selama penugasan : 1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menetukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit. Ini membantu auditor mengidentifikasi hal-hal signifikan yang nantinya perlu perhatian khusus dalam penugasan. 2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun. Pengujian ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan prosedur audit lainnya. Kepastian yang diberikan oleh prosedur analitis tergantung pada prediktabilitas hubungan, serta ketepatan ekspektasi dan realibilitas data yang digunakan untuk mengembangkan ekspektasi tersebut
PROSEDUR ANALITIS
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit. Pengujian semacam itu berfungsi sebagai review akhir atas salah saji yang material atau masalah keuangan, dan membantu auditor mengambil pandangan objektif akhir pada laporan keuangan yang telah diaudit. Biasanya, seorang partner senior, yang memiliki pengetahuan yang luas atas bisnis klien, melakukan prosedur analitis selama review akhir terhadap file audit dan laporan keuangan
Tahap Perencanaa n
Memahami industri dan bisnis klien Tujuan utama
Tahap Pengujia n
Tahap Penyelesaia n
Tujuan sekunder
Tujuan utama Tujuan sekunder
Tujuan sekunder
Tujuan Tujuan sekunder utama Tujuan utama
Informasi yang sama tersebut berguna bagi auditor dalam menilai kekuatan relatif dari struktur modal klien, kapasitas pinjamannya, dan kemungkinan kegagalan keuangan
Namun, kelemahan utama penggunaan rasio industri dalam auditing adalah perberdaan antara sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena data isdustri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti, Sering kali, lini bisnis tidak sama seperti standar industri. Selain itu, perusahaan yang berbada menerapkan metode akuntansi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data.
Tabel 8-2 menyajikan beberapa rasio dan perbandingan internal untuk mempelihatkan penggunaan analisis rasio yang luas
MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN HASIL YANG DIHARAPKAN YANG DITENTUKAN AUDITOR
Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran (budgets) untuk berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang dianggarkan dengan hasil aktual, karena area ini dapat mengandung salah saji yang potensial. Jika tidak ada perbedaan, salah saji tidak mungkin terjadi. Sebagai contoh, audit atas unit pemerintah lokal, negara bagian, dan federal biasanya menggunakan jenis prosedur analitis ini. Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus. Pertma, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis. Dalam beberapa organisasi,anggaran disiapkan dengan asal-asalan sehingga bukan merupakan ekspektasi yang realistis. Kepentingan kedua adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran. Jika hal ini terjadi, auditor tidak akan menemukan perbedaan ketika membandingkan data aktual dengan data yang dianggarkan, meskipun ada salah saji dalam laporan keuangan.
MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN HASIL YANG DIHARAPKAN YANG DITENTUKAN AUDITOR
Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi ketika uditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo aktual. Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun yang seharusnya dengan menghubungkannya ke bebrapa akun neraca atau akun laporan laba rugi
MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN HASIL YANG DIHARAPKAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA NON KEUANGAN
Andaikan anda sedang mengaudit sebuah hotel. Anda dapat mengembangkan ekspektasi atas total penda[atan dari kamar hotel dengan mengalikan jumlah kamar dengan tarif setiap kamar, tarif harian rata-rata untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata-rata. Pendekatan yang sama juga dapat diterapkan untuk melakukan estimasi dalam situasi lain seperti pendapatan uang kuliah di universitas ( rata-rata uang kuliah dikali pendaftar), penggajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah) Namun kepentingan utama dalam menggunakan data nonkeuangan terletak pada keakuratan data. Pada contoh hotel, anda tidak boleh menggunakan perhitungan yang diestimasi atas pendapatan hotel sebagai bukti audit kecuali anda yakin dengan kelayakan perhitungan jumlah kamar, tarif kamar rata-rata, dan tingkat hunian rata-rata. Jadi jelas bahwa ketepatan tingkat hunian lebih sulit untuk dievaluasi ketimbang dua item lainnya.
Rasio Profitabilitas