SOAL 1 (20%)
SOAL 2 (25%)
PT. Megawangi pada bulan Juni 2012 melakukan pembayaran kepada beberapa
pegawai berikut ini. (masing-masing kasus anggap sebagai transaksi yang terpisah).
a. Anggi (TK, hidup bersama orangtuanya) menerima gaji pokok Rp 12.000.000.
Pada bulan tersebut Anggi menambatkan lembur 2 juta. Anggi mendapat
bonus tengah tahun sebesar Rp 15.000.000 karena prestasi kerja yang telah
dicapanya. Perusahaan membayarkan jaminan kecelakaan kerja dan
jaminankematiandenganjumlahmasing-masing 0.5% dan 0.3% darigaji pokok.
Perusahan menanggung iuran JHT setiap bulan yakni 3.7% dari gaji,
sedangkan Anggi membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di
samping itu, perusahaan juga mengikuti program pensiun dengan membayar
iuran 100.000 sementara Angie membayar iuran pensiun 200.000 per bulan.
b. Nurman (K/1) dikontrak selama 2 minggu (5 hari kerja) untuk membersihkan
taman dengan honor Rp 200.000 per hari. Nurman dibayar setiap hari Jumat.
c. Intan diminta menjadi seminar di perusahaan, untuk itu diberikan honor Rp
8.000.000.
Diminta
1. Hitunglah jumlah pajak yang dipotong pada saat membayar gaji Angie,
Nurman pada minggu pertama dan kedua dan honor Intan.
SOAL 3 (25%)
SOAL 4 (35%)
Bagian A
Pak Kemal memiliki usaha pemasok barang-barang keperluan kantor ke beberapa instansi
pemerintah dan perusahaan swasta. Kantornya terletak di samping rumah Pak Kemal
sehingga usahanya dapat dikendalikan dari rumah. Istrinya membantu usaha Pak Kemal dan
bertindak sebagai Direktur keuangan. Pak Kemal memiliki keluarga yang menjadi
tanggungan yaitu:
1. Atikah (istri) lahir 11 Juni 1963 bekerja di Dep Pertanian
2. Alisa (anak) lahir 2 Februari 1987 bekerja Junior Auditor di PWC
3. Amran (anak) lahir 1 Januari 1995 SMA
4. Akhira (anak) lahir 29 Desember 2000 SD
5. Ardita (anak asuh) lahir 25 Desember 2004 SD
6. Amir (orang tua) pensiunan Depkeu
7. Aida (orang tua) istri pak Amir tidak bekerja
Selain memiliki usaha Pak Kemal juga bekerja sebagai dosen tetap di di universitas swasta
dengan kewajiban mengajar minimal 6 SKS per semester dan menjadi komite audit di PT.
Mulia. Hasil usahanya sebagian diinvestasikan. Di kantornya Pak Kemal mempekerjakan 5
orang staf.
Berikut ini adalah informasi tentang hasil usaha dari CV. Kemal and Co untuk tahun 2011.
Penjualan 2.350.000.000
Harga pokok penjualan 1.400.000.000
Laba kotor 950.000.000
Beban-beban:
Beban gaji 455.000.000
Beban administrasi 50.000.000
Beban Depresiasi 68.750.000
Beban air, telp, listrik 58.250.000
Beban lain-lain 145.000.000
Total Beban 777.000.000
Laba bersih 173.000.000
Diminta:
1. Hitunglah PPh 21 yang dipotong oleh Universitas atas penghasilan sebagai dosen
tetap di universitas tersebut, termasuk penghasilan lainnya.
2. Identifikasikan penghasilan yang dikenakan pajak final dan jumlah pajaknya
3. Hitunglah laba hasil usaha menurut fiskal.
4. Buatlah perhitungan untuk menentukan berapakah jumlah pajak terutang Pak Kemal
dalam satu tahun fiskal ?
5. Hitunglah kredit pajak dan tentukan berapakah jumlah pajak kurang / lebih bayar ?
6. Hitunglah PPh 25 untuk tahun fiskal 2011, jika kontrak Pak Kemal sebagai komite
audit berakhir sampai dengan Desember 2011 dan belum ada tawaran pekerjaan lain
serta memperhatikan penjelasan 1d.
Usaha Pak Kemal mengharuskan Pak Kemal menjaga hubungan baik dengan kolega,
terutama untuk penjulan kepada instansi pemerintah yang hampir 40% dari total omset. Saat
ini Pak Kemal memberikan parcel. Namun karena persaingan yang cukup ketat dengan
bisnis lain yang sering memberikan hadiah lebih pada pelanggan. Akhir-akhir ini penjualan
kepada instansi pemerintah mulai turun dan porsi kepada swasta semakin mendominasi.
Pak Kemal mendapat masukan dari Ari salah satu stafnya langkah yang dapat diambil Pak
Kemal:
“Saat ini perusahaan menerima diskon 5% dari pembelian barang. Perusahaan saat ini
mencatat pembelian setelah diskon sebagai komponen hpp. Menurut Arie, Suplier dapat
dinegosiasikan untuk membuat kwitansi terpisah antara diskon dan nilai aktual pembelian
barang. Rencananya diskon tersebut akan dikumpulkan dalam rekening terpisah atas nama
istri sebagai cadangan untuk diberikan kepada pelanggan dan kolega bisnis, agar
perusahaan dapat terus mendapatkan proyek. Dengan cara ini, untuk keperluan pajak biaya
tersebut tetap dapat dikurangkan sebagai beban dan tidak diketahui. Bahkan hasil diskon ini
dapat digunakan juga untuk membiayai pembelian parcel dan biaya-biaya lain yang menurut
pajak tidak diperkenankan”.
Diminta :
Berikan saran dan masukan kepada Pak Amir terkait dengan usulan Arie, apakah masukan
tersebut layak untuk diterapkan pada periode mendatang?
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun adalah objek pajak.
Pajak penghasilan biasa disebut dengan Pajak Penghasilan pasal 25 atau PPh 25
adalah pajak yang dikenakan untuk orang pribadi, perusahaan atau badan hukum
lainnya atas penghasilan yang didapat. Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah
Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983. Kemudian mengalami perubahan
berturut-turut, dari mulai UU Nomor 7 & Tahun 1991, UU Nomor 10 & tahun 1994,
UU Nomor 17 & tahun 2000, serta terakhir UU Nomor 36 & Tahun 2008.
Di Indonesia, awalnya pajak penghasilan diterapkan pada perusahaan perkebunan
yang banyak didirikan di Indonesia. Pajak tersebut dinamakan dengan Pajak Perseroan
(PPs). Pajak Perseroan adalah pajak yang dikenakan terhadap laba perseroan dan
diberlakukan pada tahun 1925. Setelah pajak dikenakan hanya untuk perusahaan-
perusahaan yang didirikan di Indonesia, berangsur-angsur akhirnya diterapkan pula
pajak yang dikenakan utnuk perorangan atau karyawan yang bekerja di suatu
perusahaan.
b. Pada PPh Final, penghasilan tidak digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai
tarif umum dalam SPT tahunan PPh Badan. Sedangkan, pada PPh Tidak Final
Penghasilan digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif umum.
Pada PPh Final, biaya sehubungan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang dikenai PPh tidak dapat dikurangi. Sedangkan, pada PPh Tidak Final
biaya tersebut dapat dikurangkan.
Pada PPh Final, bukti potong PPh tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi
pihak yang dipotong dan atau dipungut. Sedangkan, pada PPh Tidak Final bukti
potong dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi pihak yang dipotong atau
dipungut.
Contoh ilustrasi sederhana Pak Eko memiliki sebuah rumah yang disewakan untuk
indekos. Per bulannya, Pak Eko mendapatkan penghasilan senilai Rp 3 juta dari sewa
tersebut. Saat menerima uang, Pak Eko langsung memotong penghasilannya sebesar
0,5% dan menyetorkannya melalui OnlinePajak.
Maka ketika masa pelaporan SPT Tahunan tiba, Pak Eko tidak perlu lagi
mencantumkan penghasilan dari sewa indekos nya untuk dihitung dengan penghasilan
lain karena pendapatan dari sewa tersebut termasuk PPh Final. Pak Eko hanya perlu
melaporkan seotran PPh final nya sebagai kelengkapan administrasi.
Selain menyewakan kamar, Pak Eko juga bekerja sebagai tour guide (pemandu
perjalanan) sebuah perusahaan tour&travel. Dari pekerjaan tersebut, beliau menerima
gaji sejumlah Rp 6.000.000 per bulan. Saat mengisi laporan SPT tahunan, Pak Eko
masih harus mencantumkan penghasilannya sebagai tour guide karena termasuk PPh
pasal 21 untuk dihitung sebagai pembayaran pajak tahunan. Hal ini karena,
penghasilan yang didapat sebagai guide tergolong PPh tidak final.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak:
- Harus sering memberikan penyuluhan atau pengertian mengenai kepada
masyarakat betapa pentingnya pajak untuk ke maslahatan kita semua.
- Harus sering mengiklankan atau mempromosikan pentingnya bayar pajak tepat
waktu, bias melalui media social atau dengan bentuk fisik seperti pemasangan
bener.
Soal 2 (25 %)
Gaji
Gaji Pokok Rp12.000.000
Tunjangan Asuransi :
Dibayar Perusahaan Dibayar Pegawai
Jaminan Kecelakaan Kerja 0,5% Rp60.000
Jaminan Kematian 0,3% Rp36.000
Jaminan Hari Tua (JHT) 3,7% Rp444.000 2% Rp240.000
Pensiun Rp100.000 Rp200.000
Total Tunjangan Rp640.000 Rp440.000
Soal 4 (35 %)
1. PPh 21 yang dipotong oleh Universitas atas penghasilan sebagai dosen
Gaji pokok/bulan 4.000.000
Gaji per tahun 48.000.000
Honor kelebihan SKS 15.000.000
Honor menguji dan membimbing 4.000.000
Total Gaji Bruto 67.000.000
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% dari gaji bruto) (3.350.000)
Penghasilan netto 63.650.000
PTKP:
WP (15.840.000)
Kawin (1.320.000)
Tanggung (max 3) (3.960.000)
Total PTKP (21.120.000)
PKP 42.530.000
PPh 21
5% 2.126.500
2. Penghasilan yang dikenakan pajak final:
Pendapatan bunga deposito Bruto 7.250.000
Pajak (20%) 1.450.000
Pendapatan sewa rumah Bruto 50.000.000
Pajak (10%) 5.000.000
Penghasilan dari bursa efek Bruto 0
Pajak (0.01%) 600.000
Dividen Orang Pribadi Bruto 40.000.000
Pajak (10%) 4.000.000
3.
Penghasilan menurut 173.000.000
Perusahaan 0
Koreksi fiskal:
a. 1.Koreksi (+) 48.000.000
2.Koreksi (+) 1.000.000
3.Koreksi (+) 8.000.000 natura
4.Koreksi (+) 5.000.000
5.Koreksi (+) 8.000.000
6.Koreksi (+) 12.000.000
7.Tidak ada koreksi -
8.Tidak ada koreksi -
9.Koreksi (+) 11.000.000
asumsi
pemakaian
b. Koreksi (+) 25.000.000 50%
Perusahaan
c. Koreksi (+) 8.000.000
d. Koreksi (+) 5.000.000
e. Koreksi (+) 24.500.000
f. Koreksi (+) 15.000.000
g. Koreksi (+) 30.000.000
200.500.000
Totak Koreksi Fiskal 0
373.500.000
Laba Menurut Fiskal 0
6. Angsuran PPh 25
PKP 710.030.000
Penghasilan tidak teratur:
Pendapatan dari komite audit 144.000.000
Pendapatan anak 20.000.000
Penjualan kepada pemerintah (margin 40%) 200.000.000 364.000.000
Penghasilan teratur 346.030.000
PPh terutang:
5% 2.500.000
15% 30.000.000
25% 24.007.500 56.507.500
Kredit Pajak:
PPh 21 untuk gaji dosen 2.126.500
PPh 22 (sisa penjualan 50%) 7.500.000
PPh 23 600.000
PPh 24 15.000.000 25.226.500
Angsuran PPh 25 per tahun 31.281.000
Angsuran PPh 25 per bulan 2.606.750
Bagian B
Dalam Pasal 39 ayat 1 UU KUP, orang yang dengan sengaja menyampaikan SPT dengan
tidak benar dikenakan ketentuan pidana
Usulan: masukan Arie tidak tepat, karena melanggar hukum