Anda di halaman 1dari 41

Safe Nice Rantelembang 36118019

Pendahuluan

Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya bahwa penggabungan usaha dapat
pula dilakukan dengan cara pembelian saham perusahaan lain. Suatu perusahaan yang membeli
dan memiliki saham-saham perusahaan lain di atas 50% dari jumlah saham yang beredar dapat
dikatakan bahwa perusahaan tersebut dapat mengendalikan dan menguasai perusahaan lain yang
sahamnya dimilikinya. Hal ini dapat terjadi karena pemilikan di atas 50% dari saham yang
beredar dari sebuah perusahaan akan menyebab kan adanya pemilikan suara terbanyak dalam
rapat pemegang saham sehingga secara otomatis kebijakan-kebijakan perusahaan yang sahamnya
dikuasai tersebut dapat sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan pembeli dan perusahaan pembeli
memilik pengendalian (control) terhadap perusahaan yang dibeli. Standar Akuntansi Keuangan
dalam PSAK Nomor 22 paragraf 10 menyatakan bahwa:

"pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salaa satu perusahaan yang


bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila
dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan
lebih dari 50%".

Dalam PSAK Nomor 22 paragraf 10 juga disebutkan bahwa pengendalian juga bisa
diperoleh meskipun pemilikan saham kurang dari S0% apabila dapat diidentifikasikan salah satu
perusahaan yang bergabung memperoleh :

a) kekuasaan (power) lebih dari 50% hak suara atas perusahaan yang dasarkan perjanjian
dengan investor lain.
b) kekuasaan (power) untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain
tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
c) kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian perusahaan yang lain
tersebut, dan besar anggota pengurus yang lain tersebut, dan
d) kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi perusahaan yang
lain tersebut.

Berdasarkan PSAK tersebut, maka pengendalian suatu perusahaan oleh perusahaan lain
dapat diperoleh baik dengan kepemilikan sebagian besar saham maupun tidak dengan sebagian
besar saham. Dalam hal pemilikan kurang dari 50%, yang penting adala adanya bukti bahwa
terdapat beberapa kekuasaan untuk mempengaruhi perusahaan lain. Dalam pembahasan bab ini
dan bab bab berikutnya, pengendalian yang dimaksud disini adalah pengendalian yang diperoleh
karena adanya pemilikan lebih dari 50% saham suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain.

Berbeda dengan penggabungan usaha yang telah dibahas dalam bab sebelumnya,
penggabungan usaha melalui pemilikan sebagian besar saham ini tidak diikuti oleh pembubaran
atau pemberhentian usaha perusahaan yang sahamnya dibeli, demikian juga dalam hal status
hukum dan kesatuan usaha dari perusahaan yang sahamnya dibeli tetap berjalan terus seperti
halnya perusahaan-perusahaan yang berdiri sendiri.

Suatu perusahaan yang memiliki sebagian besar atau seluruh sahamnya yang beredar milik
perusahaan lain sehingga mempunyai hak untuk mengendalikan manajemen dan operasi
perusahaan lain disebut dengan "Induk Perusahaan (Parent Company)"

Sedangkan perusahaan yang sebagian besar atau seluruh sahamnya yang beredar dimiliki
perusahaan lain sehingga manajemen dan operasinya dikuasai oleh perusahaan lain disebut
"Anak Perusahaan" (Subsidiary Company)".

Pemilikan saham-saham yang beredar milik anak perusahaan oleh induk perusahaan
dapat dilakukan dengan cara pembelian tunai, pertukaran dengan surat-surat berharga, pertukaran
dengan kekayaan atau aktiva-aktiva lain dan dapat pula dengan cara gabungan dari ketiga cara di
atas.

Selain mempunyai hak mengendalikan manajemen dan operasi anak perusahaan, induk
perusahaan juga mempunyai hak terhadap aktiva bersih milik anak perusaha sebesar presentase
pemilikan sahamnya. Hak pemilikan semacam ini disebut "Hak Induk Perusahaan (Controlling
Interest)".

Sedangkan pemilik saham lain (selain saham yang dimiliki oleh induk perusahan
mempunyai hak terhadap aktiva bersih anak perusahaan dan hak tersebut dinamakan "Hak
Minoritas (Minority Interest)". Dengan kata lain, PSAK Nomor 4 paragraf menyatakan bahwa
hak minoritas adalah bagian aktiva bersih dan hasil usaha dari analisis perusahaan yang tidak
dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.

Jika dilihat dari bentuk hubungannya, hubungan antara induk perusahaan dan anak
perusahaan disebut "hubungan afiliasi" sehingga induk perusahaan dan anak perusahaan disebut
dengan 'Perusahaan yang berafiliasi (Afiliated Company)". Perusahaan yang berafiliasi
jumlahnya bisa lebih dari dua buah perusahaan, misalnya saja induk perusahaan mempunyai tiga
anak perusahaan sehingga jumlah perusahaan yang berafiliasi sebanyak 4 (empat) buah
perusahaan (yaitu induk perusahaan, anak perusahaan 1, anak perusahaan 2, dan anak perusahaan
3).

Prosedur akuntansi untuk perusahaan afiliasi yang lebih dari dua buah perusahaan adalah
sama seperti 2 (dua) buah perusahaan yang berafiliasi. Pada pembahasan dan contoh-contoh
dalam bab ini hanya akan memberikan contoh penerapan prosedur akuntansi untuk 2 (dua) buah
perusahaan yang berafiliasi.

Nuryanti 36118018

Bila Induk Perusahaan telah membeli saham anak perusahaan, dia mempunyai kewajiban
untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi seperti diatur dalam PSAK Nomor 4 yang
menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasi disajikan untuk memenuhi kebutuhan
informasi keuangan yang meliputi posisi keuangan, hasil usaha, eis kas dari suatu kelompok
perusahaan, yang secara ekonomis dianggap merupa- d satu kesatuan usaha. Lebih jelasnya,
dalam paragraf 04 PSAK Nomor 4 dinyatakan bahwa:

"Para pengguna laporan keuangan pada umumnya ingin mengetahui dan men dapatkan
informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dari suatu kelompok
perusahaan secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui penyajian
laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dari suatu kelompok
perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam
kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain".

Pembahasan mengenai pembelian saham anak oleh induk perusahaan dan pem buatan
laporan keuangan konsolidasi secara berturutan akan dibahas dalam pokok-pokok bahasan
berikut ini. Untuk lebih rincinya, akuntansi untuk induk perusahaan dan anak perusahaan akan
membahas mengenai akuntansi pembelian saham anak perusahaan oleh induk perusahaan dan
metode pengakuan perubahan modal anak perusahaan oleh induk perusahaan dengan
menggunakan metode Equity dan metode Cost beserta penyusunan laporan keuangan gabungan
antara induk perusahan dengan anak per usahaannya.

Apabila dibuat skema pembahasan akuntansi antara anak perusahaan dan induk
perusahaan, maka akan tampak sebagai berikut :

Akuntansi pembelian saham anak perusahaan oleh


induk perusahaan

Akuntansi untuk Penguakuan perubahan modal anak perusahaan oleh


induk perusahaan dengan menggunakan metode equity
Perusahaan yang
dan metode cost
berafiliasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi antara anak
perusahaan dengan induk perusahaan dengan metode
equity dan metode cost

Pengungkapan (Disclosure) Dalam Laporan


keuangan Konsolidasi
Nurhidaya_36118016

8.2. Akuntansi Pembelian Saham Anak Perusahaan Oleh Induk Perusahaan

Seperti telah dibahas di muka bahwa suatu perusahaan dapat menguasai perusaha lain
dengan cara memiliki sebagian besar (lebih dari 50%) saham perusahaan laia heredar melalui
pasar modal dan bisa pula langsung pada perusahaan yang mengel kan saham Cara pemilikan
saham tersebut dapat dengan pembelian tunai, pertuk surat-surat berharga atau pertukaran aktiva
lainnya.

Apabila pengendalian dilakukan dengan cara pembelian sabar, maka nilai inve pada anak
perusahaan dicatat sebesar sejumlah kekayaan yang dikeluarkan oleh indu perusahaan untuk
memiliki saham anak perusahaan. Kekayaan milik induk perusi tersebut dapat berwujud
sahamnya sendiri, uang tunai, maupun kekayaan-kekayaan yang lain.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pembelize saham
anak perusahaan oleh induk perusahaan dapat diikuti dalam contoh 1 berik ini.

Contoh I:

Pada tanggal Januari 19X2, PT. SEJAHTERA membeli sebagian besar sahamy beredar
milik PT. BAHAGIA. Posisi keuangan milik kedua perusahaan tersebut pada saat pembelian
saham adalah sebagai berikut :

Rekening PT. SEJAHTERA PT. BAHAGIA


Kas…………………………………………………
……. Rp 2,500,000.00 Rp 2,500,000.00
Persediaan…………………………………………. Rp 2,000,000.00 Rp 1,250,000.00
Tanah………………………………………………
….. Rp 5,000,000.00 Rp 4,000,000.00
Gedung……………………………………………
….. Rp 7,000,000.00 Rp 5,000,000.00
Mesin………………………………………………
….. Rp 3,000,000.00 Rp 1,000,000.00
     
Total Aktiva……………………………. Rp 19,000,000.00 Rp 11,500,000.00
     
Hutang Dagang……………………………………. Rp 3,000,000.00 Rp 250,000.00
Hutang Wesel……………………………………… Rp 1,500,000.00 Rp 250,000.00
Modal Saham (Non. Rp 1000)……………… Rp 10,000,000.00 Rp 10,000,000.00
Agio
Saham…………………………………………. Rp 2,000,000.00 Rp 500,000.00
Laba yang ditahan………………………………. Rp 3,000,000.00 Rp 500,000.00
     
Total Hutang & Modal…………….. Rp 19,500,000.00 Rp 11,500,000.00
     
Nur annnisa pratiwi

Kasus 1 :

PT. SEJAHTERA membeli 7.500 lembar saham milik PT. BAHAGIA dengan harga
pasar per lembar Rp 1.250,00 dan pembayaran dilakukan dengan ketentuan Rp 1.250.000,00
dibayar tunai ditambah 5.000 lembar saham milik PT. SEJAHTERA dan hutang Wesel sebesar
Rp 3.125.000,00.

Dalam kasus 1 ini, jurnal yang harus dibuat oleh PT. SEJAHTERA pada saat pemilikan
7.500 lembar saham PT. BAHAGIA adalah :

Investasi saham PT. BAHAGIA…… Rp 9.375.000,00*)

Modal Saham…………………………………………… Rp 5.000.000,00 **)

Kas……………………………………………………… Rp 1.250.000,00

Hutang Wesel…………………………………………… Rp 3.125.000,00

Keterangan Jurnal :

*) Investasi saham PT. BAHAGIA sejumlah Rp 9.375.000,00 adalah nilai saham PT.
BAHAGIA pada harga pasarnya yaitu = 7.500 X Rp 1.250,00 = Rp 9.375.000,00

**) Modal saham sebesar Rp 5.000.000,00 adalah merupakan nilai saham pada harga
nominal milik PT. SEJAHTERA yang diserahkan kepada PT. BAHAGIA untuk pembelian.

Setelah adanya pemilikan 7.500 lembar saham tersebut, PT. SEJAHTERA memiliki hak
kendali atas PT. BAHAGIA, sebab sebanyak 75% (7.500 dari 10.000 lembar saham milik PT.
BAHAGIA) dimiliki oleh PT. SEJAHTERA. Dengan demikian PT. SEJAHTERA menjadi induk
perusahaan dan PT. BAHAGIA menjadi anak perusahaan.

Jika dilihat posisi keuangan PT. SEJAHTERA (sebagai induk perusahaan) setelah
memiliki 75% saham PT. BAHAGIA adalah sebagai berikut :
Rekening Sebelum Pembelian Setelah Pembelian
Pembelian
Kas…………………......... Rp 2.500.000,00 (Rp 1.250.000,00) Rp 1.250.000,00
Persediaan………………. Rp 2.500.000,00 Rp 2.000.000,00
.
Investasi Saham PT. - Rp 9.375.000,00 Rp 39.375.000,00
BAHAGIA………………
Tanah……………………. Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00
Gedung………………….. Rp 7.000.000,00 Rp 7.000.000,00
Mesin……………………. Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Total Aktiva….............. Rp 19.500.000,00 Rp 27.625.000,00
Hutang Dagang……......... Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Hutang Wesel…………… Rp 1.500.000,00 Rp 3.125.000,00 Rp 4.625.000,00
Modal Saham (Nominal Rp 10.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 15.000.000,00
Rp 1.000,00)……………..
Agio Saham…………….. Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Laba Yang ditahan……… Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Total Hutang & Modal. Rp 19.500.000,000 Rp 27.625.000,00

Sedangkan laporan posisi keuangan milik PT. BAHAGIA (sebagai anak per usahaan)
tidak mengalami perubahan karena pembelian saham tersebut dilakukan melalui pasar modal
atau melalui para pemegang saham PT. BAHAGIA, sehingga tidak mempengaruhi lembar saham
yang beredar milik PT. BAHAGIA.

Setelah PT. SEJAHTERA menjadi induk perusahaan dengan ditandai adanya pemilikan
sebagian besar saham anak perusahaan, yaitu sebesar 7.500 lembar saham dari 10.000 lembar
saham PT. BAHAGIA atau 75% hak pemilikan, maka PT. SEJAHTERA berkewajiban membuat
Neraca Konsolidasi (Laporan Keuangan Konsolidasi).

Tujuan dibuatnya Neraca Konsolidasi ini adalah untuk menunjukkan kepada pihak pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan induk perusahaan bahwa telah terjadi pemilikan
atau penguasaan perusahaan lain melalui pembelian saham.

Adapun prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi (neraca gabungan) sesaat


setelah terjadi pemilikan adalah sebagai berikut :

1. Membuat kertas kerja (work-sheet) penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang


terdiri dari kolom neraca induk, neraca anak, eliminasi debit-kredit, dan neraca gabungan.
2. Menghapuskan (mengeliminasikan) transaksi-transaksi yang berhubungan dengan anak
perusahaan.
3. Membuat neraca konsolidasi dengan cara menggabungkan neraca induk perusahaan dan
anak perusahaan
Berdasarkan data dalam contoh 1 kasus di atas, maka Neraca Konsolidasi dapat disusun
melalui kertas kerja sebagai berikut : (Lihat halaman berikutnya).
Kertas Kerja Penyusunan Neraca Konsolidasi
PT SEJAHTERA dan PT BAHAGIA
2 Januari – 19X2
Neraca Neraca Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening
PT Sejahtera PT Bahagiah Debit Kredti Debit Kredit

Aktiva
Kas Rp 1.250.000,00 Rp 250.000,00 Rp - Rp - Rp 1.500.000,00 Rp -
Persediaan Rp 2.000.000,00 Rp 1.250.000,00 Rp - Rp - Rp 3.250.000,00 Rp -
Investasi Saham PT Bahagia Rp 9.375.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
- Estimasi 75% Modal Saham
75% x Rp 10.000.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp 7.500.000,00 Rp - Rp -
- Eliminasi 75% Agio Saham =
75% x Rp 500.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp 375.000,00 Rp - Rp -
- Eliminasi 75% Laba yang ditahan
75% x Rp 500.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp 375.000,00 Rp - Rp -
KHPDNB Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 1.125.000,00 Rp -
Tanah Rp 5.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp - Rp - Rp 9.000.000,00 Rp -
Gedung Rp 7.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp - Rp - Rp 9.000.000,00 Rp -
Mesin Rp 3.000.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp - Rp - Rp 4.000.000,00 Rp -
Total Aktiva Rp 27.625.000,00 Rp 11.500.000,00

Hutang Dagang Rp 3.000.000,00 Rp 250.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp 3.250.000,00


Hutang Wesel Rp 4.625.000,00 Rp 250.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp 4.875.000,00
Modal Saham PT Sejahtera Rp 15.000.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 15.000.000,00
Modal Saham PT Bahagia Rp - Rp 10.000.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp -
- Eliminasi 75% Rp - Rp - Rp 7.500.000,00 Rp - Rp - Rp -
- HakMinoritas 25% Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 2.500.000,00
Agio Saham PT Sejahtera Rp 2.000.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 2.000.000,00
Agio Saham PT Bahagia Rp - Rp 500.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp -
- Eliminasi 75% Rp - Rp - Rp 375.000,00 Rp - Rp - Rp -
- HakMinoritas 25% Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 125.000,00
Laba yang Ditahan PT Sejahtera Rp 3.000.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 3.000.000,00
Laba yang Ditahan PT Bahagia Rp - Rp 500.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp -
- Eliminasi 75% Rp - Rp - Rp 375.000,00 Rp - Rp - Rp -
- HakMinoritas 25% Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 125.000,00
Rp 27.625.000,00 Rp 11.500.000,00 Rp 8.250.000,00 Rp 8.250.000,00 Rp 30.875.000,00 Rp 30.875.000,00
Andi nurhalisa

Jumlah investasi saham (harga pokok) = Rp 9.375.000,00

Nilai buku atau jumlah eliminasi


(Rp 7.500.000,00 + Rp 375,000,00 +Rp 375.000,00) = Rp 8.250.000,00
Kelebihan Harga Pokok Diatas Nilai Buku = Rp 1.125.000,00

Dalam kasus 1 ini rekening investasi saham pada anak perusahaan lebih besar dari pida nilai buku hak
pemilikan sehingga dalam neraca konsolidadi timbul rekening KHPDNB. Tetapi apabila terjadi
kebalikannya yaitu nilai rekening investasi saham pada anak lebih kecil daripada nilai buku hak
pemilikan aktiva bersih anak, maka dalam neraca konsolidasi timbul rekening Kelebihan Nilai Buku
Diatas Harga Pokok (Excess of Book Value Over Cost) atau disingkat KNBDHP.

3. Dalam sisi pasiva, timbul rekening "Hak Minoritas" atau Minority Interest yaitu sebesar 100% -75% =
25%. Hak minoritas ini adalah sisa modal saham, agio saham dan laba yang ditahan yang menjadi milik
anak perusahaan. Apabila saham milik anak perusahaan semuanya (100%) dimiliki oleh perusahaan
induk, maka Hak Minoritas ini tidak ada.

Setelah kertas kerja penyusunan neraca konsolidasi dibuat, selanjutnya dibuat Neraca Konsolidasi
yaitu sebagai berikut:

PT. SEJAHTERA dan Anak Perusahaannya PT. BAHAGIA


NERACA KONSOLIDASI
Per 2 Januari 19X2

Kas …………………………………… Rp 1.500.000 Hutang Dagang ……………Rp 3.250.000


Persediaan ……………………… Rp 3.250.000 Hutang Wesel ………………Rp 4.875.000
KHPDNB ………………………… Rp 1.125.000 Modal :
Gedung ………………………… Rp 12.000.000 Hak Induk :
Mesin …………………………… Rp 4.000.000 Modal Saham……………… Rp 15.000.000
Tanah ……………………… Rp 9.000.0000 Agio Saham………………… Rp 2.000.000
Laba yang Ditahan…………Rp 3.000.000

Hak Anak *) :
Modal Saham……………… Rp 2.500.000
Agio Saham ……………… Rp 125.000
Laba yang Ditahan ………….Rp 125.000

Total Aktiva ………… Rp 30.875.000 Total Modal & Hutang ……Rp 30.875.000

*) Hak anak perusahaan (Minority Interest) ini, menurut PSAK Nomor 4 paragraf 25, harus disajikan
tersendiri dalam neraca konsolidasi.
ADNAN ALFIQRI
Kasus 2:

PT. SEJAHTERA membeli 7.000 lembar saham PT. BAHAGIA dengan total pembayaran sebesar Rp
7.000.000,00 dengan dibayar per-kas Rp 2.000.000,00 dan sisanya Hutang Wesel 12%/3 bulan.

Berdasarkan transaksi kasus 2 ini, PT SEJAHTERA akan membuat jurnal pembelian Saham PT. BAHAGIA
sebagai berikut :

1. Investasi saham PT. BAHAGIA………………………… Rp 7.000.000,00

Kas………………………………………………………………………………………………………… Rp. 2.000.000,00


Hutang Wesel……………………………………………………………………………………….. Rp. 5.000.000,00
Setelah membuat jurnal tersebut, berarti PT. SEJAHTERA menguasai 7.000 lembar saham PT. BAHAGIA
sehingga PT. SEJAHTERA memiliki Controlling Interes sebesar :

7.000
X 100%= 70% aktiva bersih PT. BAHAGIA
10.000

Dengan adanya jurnal tersebut di atas, neraca milik perusahaan induk (PT, SEJAHTERA) akan mengalami
perubahan yaitu :

- Kas menjadi = Rp 2.500.000,00 - Rp 2.000.000,00 ……………………………………… = Rp. 500.000,00

- Timbul Investasi pada PT. BAHAGIA …………………………………………………………… = Rp. 7.000.000,00

- Hutang wesel bertambah menjadi =

Rp 1.500.000,00 + Rp 5.000.000,00 …………………………………………………………… = Rp. 6.500.000,00

2. Setelah membuat jurnal pembelian, PT. SEJAHTERA akan membuat Neraca Konsolidasi dengan terlebih
dahulu menghapuskan transaksi-transaksi yang ber hubungan dengan perusahaan anaknya.
Perhitungan eliminasi adalah sebagai berikut :

- Nilai buku aktiva bersih yang dikuasai oleh


PT.SEJAHTERA = 70% X (Rp 11.500.000,00 - Rp 500.000,00) = Rp 7.700.000,00

- Harga pokok investasi pada PT. BAHAGIA ………………………… = Rp. 7.000.000,00

- Kelebihan Nilai Buku Di Atas Harga Pokok ……………………….. = Rp. 700.000,00

Jurnal eliminasi yang dibuat adalah :

Modal Saham PT. BAHAGIA……………………… Rp. 7.000.000,00

Agio Saham PT. BAHAGIA Laba………………… Rp. 350.000,00

Yang ditahan PT. BAHAGIA……………………… Rp. 350.000,00

Investasi Saham PT. BAHAGIA………………….. Rp. 7.000.000,00

KNBDHP…………………………………………………… Rp. 700.000,00


Hasra 36118012
*)Perhitungan jurnal eliminasi :
 Eliminasi Modal Saham PT. BAHAGIA
70% X Rp 10.000.000,00 ........................................... = Rp 7.000.000,00
 Eliminasi Agio Saham PT. BAHAGIA
70% X Rp 500.000,00 ................................................ = Rp. 350.000,00
 Eliminasi Laba yang ditahan PT.BAHAGIA
70% X Rp 500.000,00 ................................................ = Rp. 700.000,00
3. Setelah membuat jurnal eliminasi, selanjutnya seperti dalam kasus I di muka, induk
perusahaan membuat Kertas Kerja Penyusunan Neraca Konsolidasi yang
prosedurnya persis sama dalam kasus I di muka.

8.1. Pungakuan Perubahan Modal Anak Perusahaan Oleh Induk Perusahaan Dengan
Menggunakan Metode Equity Dan Metode Cost
Pada pembahasan akuntansi pembelian saham anak perusahaan oleh induk
perusahaan yang telah dibahas di muka adalah merupakan saat terjadinya pemilikan anak
perusahaan oleh induk perusahaan. Setelah terjadi hubungan induk dan anak, kemudian
kedua perusahaan yang berafiliasi tersebut akan melanjutkan operasinya masing-masing
untuk mendapatkan laba atau rugi operasi.
Dalam menjalankan usahanya selama satu periode akuntansi, baik induk
perusahaan maupun anak perusahaan mempunyai transaksi-transaksi yang akan
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya kekayaan kedua perusahaan tersebut.
Dalam pembahasan berikut ini, anak perusahaan (yang sahamnya sebagian besar
dikuasai oleh induk perusahaan) telah menjalankan operasinya dan dalam operasinya
tersebut, anak perusahaan dapat memperoleh laba, menderita rugi, atau melakukan
pembagian deviden
Laba, Rugi atau pembagian deviden yang ada pada anak perusahaan akan
mempengaruhi jumlah modalnya dan perubahan jumlah modal anak perusahaan akan
mempengaruhi jumlah hak pemilikan (Controlling Interest) induk perusahaan.
Adapun dua metode yang dapat digunakan oleh induk perusahaan untuk
mengetahui adanya perubahan modal anak perusahaan berdasarkan PSAK Nomor 15
adalah:
a. Metode Ekuitas (Equity Method), dan
b. Metode Biaya (Cost Method).
PSAK nomor 15 ini mengatur mengenai 'Akuntansi Untuk Investasi Dalam
Perusahaan Asosiasi'. Istilah perusahaan asosiasi digunakan untuk menggambarkan suatu
perusahaan dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Pengaruh signifikan, dalam
hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan, akan timbul karena keduanya
memiliki hubungan afiliasi.

8.3.1 Metode Ekuitas (Equity Method)


Dalam PSAK Nomor 15 paragraf 02 alinea 6 dinyatakan bahwa Metode Ekuit
adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada mulanya sebesar biaya perolehan
(cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian pemilikan indi
perusahaan (investor) atas aktiva bersih anak perusahaan (investee) yang terjadi tanggal
perolehan
Perubahan bagian pemilikan induk perusahaan bisa terjadi karena adanya
perubahan dalam modal/ekuitas/aktiva bersih milik anak perusahaan yang dapat
diakibatkan oleh :
4. Anak perusahaan memperoleh laba usaha, atau
5. Anak perusahaan menderita kerugian usaha, atau
6. Anak perusahaan membagikan deviden, atau
7. Kekayaan anak perusahaan bertambah atau berkurang.
Apabila induk perusahaan menggunakan metode Equity atau metode pemilikan
untuk mengikuti perubahan modal/ekuitas anak perusahaan, maka setiap kondisi yang
menyebabkan perubahan modal anak perusahaan akan selalu diikuti denga cara
melakukan pencatatan atau penyesuaian terhadap rekening "Investasi Saham Anak
Perusahaan". Akibatnya rekening investasi saham anak perusahaan yang dicatat pada
buku Induk Perusahaan akan selalu berubah-ubah jumlahnya sesuai dengan hasil operasi
anak perusahaan. Penyesuaian terhadap rekening investasi saham anak perusahaan
adalah sebesar presentase pemilikannya dikalikan perubahan modal anak perusahaan.
Dengan demikian maka jumlah rekening investasi saham anak perusahaan akan
bertambah pada saat :
1. Mengakui hak atas laba anak perusahaan.
2. Mengakui hak atas penambahan kekayaan anak perusahaan.
3. Induk perusahaan menambah jumlah investasinya pada anak perusahaan
Sedangkan jumlah rekening investasi saham anak perusahaan akan berkurang
pada saat :
1. Mengakui adanya kerugian anak perusahaan
2. Mengakui adanya pembagian deviden dari anak perusahaan.
3. Mengakui adanya pengurangan kekayaan anak perusahaan.
4. Induk perusahaan mengurangi jumlah investasinya pada anak perusahaan.
Jurnal-jurnal untuk mengakui perubahan modal anak perusahaan oleh induk
perusahaan dengan menggunakan metode Equity adalah sebagai berikut :
1. Apabila anak perusahaan melaporkan laba, jurnalnya:

Investasi saham PT. Anak ......................... Rp XXX,-

Laba PT. Anak ............................................... Rp XXX,-


Nurul Azizah M 36118017

2. Apabila anak perusahaan melaporkan rugi, jurnalnya :


Rugi PT. Anak ............................................ Rp XXX,-
Investasi Saham PT. Anak ............................. Rp XXX,-
3. Apabila anak perusahaan mengumumkan deviden, jurnalnya :
Piutang Deviden pada PT. Anak ................. Rp XXX,-
Investasi Saham PT. Anak ............................. Rp XXX,-
Setelah deviden tersebut dibayar tunai oleh anak perusahaan, jurnalnya :
Kas .............................................................. Rp XXX,-
Piutang Deviden pada PT. Anak .................... Rp XXX,-
4. Apabila anak perusahaan membagikan deviden tunai, jurnalnya :
Kas .............................................................. Rp XXX,-
Investasi Saham PT. Anak ............................. Rp XXX,-
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penggunaan metode Equity ini,
dapat diikuti dalam contoh 2 berikut ini :

Contoh 2:
PT.ABC membeli 800 lembar saham milik PT DEF dengan harga beli @ Rp
10.000,00 dibayar tunai. Pada saat pembelian, PT. DEF mempunyai posisi
keuangan sebagai berikut :
 Aktiva Lancar ................................................... Rp. 3.700.000,00
 Aktiva Tetap ..................................................... Rp. 2.800.000,00
Total Aktiva .................................... Rp. 6.500.000,00
 Hutang Dagang ................................................. Rp. 500.000,00
 Hutang lain-lain ................................................ Rp. 300.000,00
 Modal saham (nominal Rp 5.000,00) ............... Rp. 5.000.000,00
 Azio Saham ....................................................... Rp. 275.000,00
 Laba yang ditahan .............................................. Rp. 425.000,00
Total hutang dan Modal ................... Rp. 6.500.000,00

Setelah diadakan pembelian, PT. DEF menjalankan operasinya dan pada akhir
tahun PT. DEF melaporkan adanya Laba yang diperoleh sebesar Rp 1.500.000,00
dan pembagian deviden tunai sebesar Rp 700.000,00.
Dalam kasus ini, PT. ABC akan membuat pembukuan sebagai berikut :
1. Mencatat saat terjadinya pembelian 800 lembar saham PT. DEF :
Investasi saham PT. DEF ......................... Rp 8.000.000,00
Kas .......................................................... Rp 8.000.000,00
Dengan adanya jurnal tersebut, berarti PT. ABC sudah menjadi induk usaha dari
PT. DEF. Saham PT. DEF dikuasai oleh PT. ABC, yaitu sebesar :
 Jumlah saham PT. DEF =
Rp 5.000.000,00 : Rp 5.000,00 = 1.000 lembar
 Jumlah saham PT. DEF yang dimiliki PT ABC = 800 lembar
Hak pemilikan PT. ABC terhadap PT. DEF adalah sebesar
800/1.000 X 100% = 80%
Adapun besarnya hak pemilikan (Controlling Interest) PT. ABC terhadap aktiva
bersih PT. DEF adalah:
80% X (total aktiva - total hutang) atau
80% X (Rp 6.500.000,00 - Rp 800.000,00) = Rp 4.560.000,00
2. Membuat jurnal untuk mencatat pengakuan laba anak perusahaan sebesar :
80% X Rp 1.500.000,00 = Rp 1.200.000,00 dengan jurnal :
Investasi saham PT. DEF ......................... Rp 1.200.000,00

Laba PT. DEF ............................................... Rp 1.200.000,00

3. Membuat jurnal untuk mencatat pembagian deviden dari PT. DEF sebesar :
80% X Rp 700.000,00 = Rp 560.000,00
Kas .............................................................. Rp 560.000,00
Investasi Saham PT. DEF ............................. Rp 560.000,00
Dengan adanya pengakuan laba dan deviden dari anak perusahaan, rekening
investasi saham PT. DEF pada akhir tahun akan menunjukkan jumlah sebagai
berikut :
Saldo investasi saat pembelian ............................................ Rp 8.000.000,00
Ditambah :
Pengakuan laba dari anak perusahaan ................................. Rp 1.200.000,00
Rp 9.200.000,00
Dikurangi :
Pengakuan deviden dari anak perusahaan ........................... Rp 560.000,00
Saldo Investasi saham PT. DEF akhir ................................. Rp 8.640.000,00
Vika riska allolayuk

Di samping rekening investasi saham PT. DEF berubah pada akhir tahun juga terjadi perubahan-
perubahan rekening PT.ABC setelah menjadi induk perusahaan pada akhir tahun. Adapun
rekening-rekening yang berubah milik PT. ABC adalah:

- Rekening kas akan berkurang sebesar


Rp 8.000.000,00-Rp 560.000,00 = Rp7.440.000,00
- Rekening laba yang ditahan akan bertambah sebesar Rp1.200.000,00

Setelah mengadakan pencatatan pengakuan perubahan modal anak (modal PT.DEF),


induk perusahaan (PT.ABC) diharuskan membuat Laporan Keuangan Konsolidasi. Pembahasan
mengenai penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metode Equity
akan dibahas dalam pokok bahasan di belakang.

Metode Biaya (Cost Method)

Selain metode Equity yang telah dibahas dimuka, metode lain yang bisa digunakan oleh
induk perusahaan untuk mengakui perubahan modal anak perusahaan adalah Metode Cost atau
metode biaya. Menurut PSAK Nomor 15 paragraf 06 menyatakan bahwa metode biaya(cost
method) adalah metode akuntasi yang mencatat investasi sebesar biaya perolehannya. Investor
mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang
berasal dari laba bersih yang diakumulasikan investee settelah tanggal perolehan.

Dengan adanya aturan tersebut, maka pada metode cost ini, adanya perubahan modal
anak perusahaan tidak mempengaruhi besarnya rekening investasi saham pada anak perusahaan,
tetapi perubahan tersebut baru diakui pada saat akan disusun neraca konsolidasi dengan
membentuk rekening antara (transitory account) yaitu “LABA DITAHAN UNTUK INDUK
(retained earning to parent)”.

Dengan adanya batasan pada metode cost maka induk perusahaan akan membuat jurnl
pencatatan sebagai berikut:

1. Apabila anak perusahaan melaporkan laba, maka induk perusahaan tidak melakukan
penyesuaian atau “tidak membuat jurnal”
2. Apabila anak perusahaan melaporkan rugi, maka induk perusahaan “tidak membuat
jurnal”
3. Apabila anak perusahaan mengumumkan pembagian deviden induk perusahaan akan
membuat jurnal:
Piutang deviden pada PT Anak Rp xxx
Pendapatan Deviden Rp xxx

Setelah dibayar tunai oleh anak perusahaan, jurnalnya adalah:


Kas Rp xxx
Piutang deviden pada PT Anak Rp xxx
4. Apabila anak perusahaan membagikan deviden secara tunai, induk perusahaan akan
membuat jurnal:
Kas Rp xxx
Pendapatan deviden Rp xxx

Untuk mendapatkan gambaran penggunaan metode Cost dalam mencatat perubahan


modal anak, dengan menggunakan data pada contoh 2 di muka, maka induk perusahaan akan
membuat jurnal sebagai berikut:

1. Mencatat saat terjadinya pembelian 800 lembar saham PT.DEF sebesar 800x Rp
10.000,00 = Rp 8.000.000,00 dengan jurnal:
Investasi saham PT DEF Rp 8.000.000,00
Kas Rp 8.000.000,00
2. Anak perusahaan melaporkan laba sebesar Rp 1.500.000,00. Dalam hal ini, induk
perusahaan tidak membuat jurnal. Laba atau rugi akan diaku pada saat akan disusun
neraca konsolidasi dengan melalui rekening “ Laba yang ditahan untuk Induk”
3. Mencatat pembagian deviden tunai akan perusahaan sebesar 80% x Rp 700.000,00 = Rp
560.000,00 dengan jurnal :
Kas Rp 560.000,00
Pendapatan deviden Rp 560.000,00

Dengan adanya jurnal diatas, rekening investasi saham anak perusahaan tidak mengalami
perusahaan sampai akhir periode, sedangkan rekening yang mengalami perubahan adalah :
- Rekening kas berkurang sebesar
Rp 8.000.000- Rp 560.000 = Rp 7.440.000
- Rekening piutang deviden bertambah sebesar Rp 560.000

Setelah mengadakan pencatatan pengakuan perubahan modal anak perusahaan dengan


menggunakan metode cost, PT. ABC sebagai induk perusahaan diharuskan membuat laporan
keuangan konsolidasi (Pembahasan laporan keuangan konsolidasi denan menggunakan
metode cost dapat diikuti pada pembahasan berikut ini).
Andi rindang ananda

8.4 Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Antara Induk Perusahaan Dengan Anak
Perusahaan

Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan suatu keharusan bagi induk


perusahaan pada setiap akhir periode akuntansi. Ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
dalam PSAK Nomor 4 pasal 19 yang menyatakan bahwa:

“suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung melalui anak
perusahaan lebih dari 50 % saham berhak suara pada perusahaan lain, harus menyajikan
laporan keuangan konsolidasi".

Penyajian laporan konsolidasi oleh induk ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
para pemakai laporan keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaan
sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam kelompok tersebut
merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain (PSAK Nomor 4, paragraf 4).

Karena adanya keharusan itulah, induk perusahaan harus menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang menggabungkan laporan keuangan induk dengan laporan keuangan seluruh
anak perusahaan yang dikendalikannya. PSAK Nomor 4 paragraf 6 membuat perkecualian
dengan menyatakan bahwa:

"Anak perusahaan tidak perlu dikonsolidasikan apabila : a) Pengendalian dimaksudkan


untuk sementara, karena saham anak perusahaan dibeli dengan tujuan untuk dijual atau
dialihkan dalam jangka pendek; b) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka
panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana
kepada induk perusahaan".

Selanjutnya dalam paragraf yang sama dinyatakan pula bahwa anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasikan harus dipertanggungjawabkan oleh induk perusahaan sebagaimana yang telah
diatur dalam PSAK Nomor 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi.

Kebijakan akuntansi untuk konsolidasi harus menggunakan kebijakan yang sama. Hal ini
sesuai dengan PSAK Nomor 4 paragraf 11 dan 24 yang pada intinya menyatakan bahwa laporan
keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila suatu perusahaan dalam
kelompok tersebut menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam laporan konsolidasi, maka harus dilakukan penyesuaian.

Prosedur konsolidasi oleh PSAK Nomor 4 juga telah diatur dalam paragraf 8, 21, 22. dan 23
diantaranya adalah bahwa dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan
induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-
unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban

Laporan keuangan konsolidasi antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Equity dan metode Cost. Untuk maka dalam pokok
bahasan ini akan dibahas penyusunan laporan keuangan konsolidas dengan menggunakan kedua
metode pencatatan investasi tersebut.

8.4.1 Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Equity

Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metode Equity harus


memperhatikan pengaruh perubahan modal anak perusahaan terhadap kepemilikan induk
perusahaan. Dengan demikian ada beberapa rekening yang per diperhatikan yang terkena
pengaruh perubahan modal anak perusahaan, diantaranya adalah:

1. Rekening investasi saham pada anak perusahaan. Rekening ini akan berubah jumlahnya
apabila anak perusahaan melaporkan adanya laba, rugi atau pembagian deviden.
2. Rekening kas, yang akan berubah jumlahnya apabila induk perusahaan menerima
pembagian deviden anak atau mengadakan pembelian saham milik anak perusahaan
3. Rekening piutang deviden dari anak perusahaan. Rekening ini timbul karena anak
perusahaan mengumumkan deviden tetapi belum dibayar. Rekening ini harus
dihapuskan.
4. Rekening laba yang ditahan induk perusahaan. Rekening ini akan berubah jumlah nya
apabila anak perusahaan melaporkan adanya laba atau rugi. Di samping itu rekening ini
dapat pula berubah karena adanya laba atau rugi milik induk perusahaan sendiri.
5. Rekening laba yang ditahan anak perusahaan. Rekening ini berubah jumlahnya apabila
ada laba, rugi, atau deviden pada anak perusahaan sendiri.

Rekening-rekening yang mengalami perubahan tersebut, dalam kertas kerja penyusunan


laporan keuangan konsolidasi harus sudah menunjukkan saldo akhir pada saat penyusunan
laporan konsolidasi artinya sudah harus diperhitungkan perubahan jumlahnya.

Dalam contoh berikut ini akan dijelaskan mengenai penggunaan metode Equity dalam
kepemilikan saham perusahaan anak, pengakuan perubahan modal anak perusahaan oleh induk
perusahaan, dan penyusunan laporan keuangan konsolidasinya.

Contoh 3:

Pada awal tahun 19X3 PT. ELANG membeli 2.250 lembar saham dari 2.500 lembar saham
yang beredar milik PT. MERPATI dengan total pembayaran Rp 15.000.000.000
Alvira indah sari

dibayar tunai. Pada saat pembelian saham tersebut, posisi keuangan milik kedua per usahaan
tersebut adalah sebagai berikut :

PT. ELANG PT. MERPATI


Aktiva :
Kas……………………………... Rp 16.000.000,00 Rp 7.000.000,00
Persediaan…………………… Rp 5.000.000.00 Rp 3.000.000,00
… Rp 15.000.000,00 Rp 10.000.000,00
Aktiva Tetap ...…………………
Rp 36.000.000,00 Rp 20.000.000,00
Total Aktiva
……………………

Rp 5.600.000,00 Rp 2.000.000,00
Hutang dan Modal: Rp 20.000.000,00 Rp 12.500.000,00
Hutang Dagang………………………… Rp 4.400.000,00 Rp 3.000.000,00
Modal saham (Nominal 5.000) ……….. Rp 6.000.000,00 Rp 2.500.000,00
Agio Saham …………………………… Rp 36.000.000,00 Rp 20.000.000,00
Laba yang ditahan ……………………..
Total Hutang dan Modal ………

Setelah saham PT. MERPATI dibeli oleh PT. ELANG kedua perusahaan yang berafiliasi
tersebut beroperasi dengan melakukan usahanya masing-masing

Data usaha akhir tahun 19X3 adalah sebagai berikut :

PT. ELANG PT. MERPATI


Laba (Rugi) Usaha tahun 19X3 (Rp 3.500.000,00) Rp 10.000.000,00
Deviden yang dibagikan
(50% tunai) Rp 1.000.000,00 Rp 5.000.000,00

Berdasarkan data pada contoh 3 di atas. PT. ELANG akan membuat pencatatan dengan
menggunakan metode Equity sebagai berikut:

1. Mencatat transaksi pembelian 2.250 lembar saham milik PT. MERPATI dengan total
pembayaran Rp 15.000.000,00 dengan jurnal:
Investasi saham PT. MERPATI Rp 15.000.000,00
Kas Rp 15.000.000,00

2. Pada akhir tahun, mengakui hak atas laba anak perusahaan sebesar 90% X Rp 10.000.000,00
= Rp 9.000.000,00. Jurnal yang dibuat adalah :
Investasi saham PT. MERPATI Rp 9.000.000,00
Laba PT. MERPATI Rp 9.000.000,00
Jurina
3. Mencatat adanya hak atas pembagian deviden dari anak perusahaan sebesar 90% X Rp
5.000.000 = Rp 4.500.000 dibayar tunai 50% dan bentuk piutang 50% dan bentuk piutang
50%, jurnal yang dibuat:

Kas………………………………………………………………………. Rp 2.250.000

Piutang deviden pada PT MERPATI……………………… RP 2.250.000

Investasi Saham PT. MERPAT……………………………………………… RP 4.500.000

4. Mencatat rugi usaha PT. ELANG sendiri sebesar Rp 3.500.000 dengan jurnal (Rugi

Langsung mengurangi atau dibebankan pada laba yang ditahan)

Laba yang ditahan…………………………………………… Rp3.500.0000

Rugi Usaha……………………………………………………………………….Rp 3.500.000

5. Mencatat pembagian deviden kepada para pemegang saham PT. ELANG sebesar Rp
1.000.000 dengan dibayar tunai 50% dan sisanya sebagai hutang deviden dengan jurnal:
Laba yang ditahan…………………………………………. Rp 1.000.0000
Kas ………………………………………………………………………………..Rp 500.000
Hutang Deviden…………………………………………………………….Rp 500.000

Setelah PT. ELANG sebagai induk perusahaan membuat jurnal-jurnal diatas, kemudian
menghitung besarnya rekening-rekening yang berhubungan dengan konsolidasi dengan
anak perusahaannya. Rekening-rekening tersebut adalah:

1. Rekening kas:
a. Rekening kas PT. ELANG akan berubah menjadi:
(Rp 16.000.000 –Rpn 15.000.000 + Rp 2.250.000-Rp 500.000= Rp 2.750.000-
Rp3.500.0000(Rugi)= (Rp 750.000)
b. Rekening kas PT. MERPATI akan berubah menjadi:
Rp7.000.000+ Rp 10.000.000(dari laba) = Rp 17.000.000
Dikurangi deviden tunai sebesar = Rp 2.500.000
Saldo Akhir = Rp14.500.000
2. Rekening investasi saham PT. MERPATI berubah menjadi:
 Surat pembelian…………………………… Rp 15.000.000
 pengakuanLaba…………………………… Rp 9.000.000
 pembagian………………………………….. Rp 4.500.000
Saldo akhir 19X3……………………. RP 19.500.000
3. Piutang deviden pada PT. MERPATI sebesar Rp 2.250.000 piutang pada anak perusahaan ini
harus dihapuskan atau dieliminasi. Tetapi jika piutang deviden kepada pihak luar tidak perlu
dieliminasi, demikian pula jika timbul hutang deviden. Hutang deviden yang timbul pada PT.
MERPATI sebesar Rp 2.500.000.
4. Rekening laba yang ditahan.
a. Rekenig laba yang ditahan PT. ELANG akan berubah menjadi:
 Saldo awal saat pemilikan……………………………………………. Rp 6.000.000
 Rugi usaha tahun 19X3………………………………………………… (Rp3.500.000)
 Pengakuan laba dari PT.MERPATI………………………………. (Rp 9.000.000)
 Pembagian deviden tahun 19X3………………………………… (Rp 1.000.000)
Saldo akhir tahun 19X3………………………….. RP 10.500.000
b. Rekening laba ditahan PT. MERPATI akan berubah menjadi:
 Saldo awal saat pemilikan…………………………………………. Rp 2.500.000
 Laba usaha tahun 19X3……………………………………………...Rp 10.000.000
 Pembagian deviden tahun 19X3……………………………….. (Rp 5.000.000)
saldo akhir tahun 19X3……………………………………… Rp 7.500.000

setelah menghitung rekenig-rekening yang mengalami perubahan dalam proses konsolidasi kemudia PT.
ELANG sebagai induk perusahaan duharuskan membuat laporan keuangan konsolidasi (Neraca
Konsolidasi) dengan menggunakan metode Equity dengan tata urutan sebagai berikut:

a. Membuat kertas kerja penyusun neraca gabungan


b. Menghapuskan atau mengeliminasin rekening-rekening yang mencatat transaksi
antara perusahaan induk dengan perusahaan anak dengan membuat jurnal
eliminasi.
c. Membuat neraca konsolidasi
Kertas kerja, jurnal eliminasi, dan neraca konsolidasiantara PT. ELANG (sebagai
Induk Perusahaan) dengan PT. MERPATI (sebagai Anak Perusahaan) akan tampak
sebagai berikut: (lihat halaman berikutnya).
Alfian dwi pangestu

Keterangan Kertas Kerja :

1. Pada kolom eliminasi debit-kredit, diisikan penghapusan hak pemilik induk perusahaan terhadap anak perusahaan yang dikuasai oleh induk
perusahaan sebanyak 7.500 lembar. Sedangkan jumlah saham yang beredar milik anak perusahaan adalah sebanyak :
10.000 000/1.000 = 10.000 lembar. Akibatnya hak pemilikan induk

adalah 7.500/10.000 X 100%-75%.

Hak pemilikan (Controlling Interest), sebesar 75% tersebut harus dihapuskan yang terdiri dari :

- Eliminasi 75% modal saham PT BAHAGIA

- Eliminasi 75% agio saham PT. BAHAGIA

- Eliminasi 75% Laba yang ditahan PT. BAHAGIA

Jurnal eliminasi yang dibuat oleh PT. SEJAHTERA sebagai induk perusahaan adalah :

Modal Saham PT. BAHAGIA ……………. Rp 7.500.000,00

Agio Saham PT. BAHAGIA ………………..Rp 375.000,00

Laba yang ditahan PT. BAHAGIA ………Rp 375.000,00

KHPDNB …………………………………………..Rp 1.125.000,00

Investasi pada PT. BAHAGIA ……………………………………… Rp 9.375.000.00


*).Lihat keterangan pada nomor 2 berikut ini.

2 Terdapat rekening baru, yaitu Kelebihan Harga Pokok di atas Nilai Buku (Exc

of Cost Over Book Value) yang selanjutnya akan di singkat KHPDNB. Rekening

KHPDNB ini adalah merupakan selisih antara rekening Investasi saham pada anak

perusahaan dengan hak pemilikan induk perusahaan terhadap aktiva bersih milik

anak perusahaan.

Apabila dibuat perhitungan, maka akan tampak sebagai berikut :

Jumlah investasi pada saham anak atau

Harga pokok investasi ………………………………………… = Rp 9.375.000,00

Nilai Buku Hak pemilikan (Controlling

Interest) 75% X aktiva bersih atau

75% X (Rp 11.500.000,00-Rp 500.000,00) ………….. = Rp 8.250.000,00

Kelebihan Harga Pokok di atas Nilai Buku ………….. = Rp 1.125.000,00


KHPDNB dapat juga dicari dari selisih antara rekening investasi saham pada anak perusahaan dengan jumlah rekening-rekening yang dieliminasi.
Dalam contoh di atas dapat dilihat dari kertas kerja sebagai berikut:
Andi agung anugrah
Setelah kertas kerja penyusunan neraca konsolidasi dibuat oleh PT. ELANG sebagai induk perusahaan, kemudian membuat jurnal
eliminasi transaksi antara induk perusahaan dengan anak perusahaannya yaitu:
1. Menghapuskan transaksi hutang piutang deviden antara induk perusahaan dan anak perusahaan sebesar Rp 2.250.000,00 dengan
jurnal :
Hutang deviden pada induk (pada buku PT. MERPATI)…… Rp 2.250.000,00
Piutang deviden pada anak (pada buku PT. ELANG)……… Rp2.250.000,00
2. Menghapuskan hak pemilikan aktiva bersih anak perusahaan oleh induk perusahaan dengan jurnal:
Modal Saham PT. MERPATI………………………………… Rp 11.250.000,00
Agio Saham PT. MERPATI……………………………….….. Rp 2.700.000,00
Laba yang ditahan PT. MERPATI. ……………………….….. Rp 6.750.000,00
Investasi Saham PT. MERPATI……….……………….. Rp 19.500.000,00
KNBDHP…………………………………………………. Rp 1.200.000,00
Setelah jurnal eliminasi dibuat, kemudian membuat neraca konsolidasi. Dalam neraca tersebut tampaklah bahwa hak minoritas
(hak anak perusahaan) disajikan tersendiri dan terpisah dari hak induk. Ini sesuai dengan PSAK Nomor 4 paragraf 25 yang menyatakan
bahwa hak minoritas harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi. Adapaun bentuk neraca konsolidasi tampak sebagai berikut :
(Lihat halaman berikutnya).
Denny Alfian Pasassa

PT ELANG dan Perusahaan Anaknya PT MERPATI

Neraca Konsolidasi

31 Desember 19X3

Aktiva Lancar : Hutang :


Kas........................... Rp 13.750.000,00 Hutang Dagang................................................................................. Rp 7.600.000,00
Persediaan................. Rp 8.000.000,00 Hutang Deviden................................................................................ Rp 750.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 21.750.000,00 Jumlah Hutang....................................................................... Rp 8.350.000,00
Aktiva Tetap............. Rp 25.000.000,00 KNBDPH........................................................................................... Rp 1.200.000,00
Modal :
a. Hak Induk :
Modal Saham.................................. Rp 20.000.000,00
Agio Saham.................................... Rp 4.400.000,00
Laba yang Ditahan......................... Rp 10.500.000,00
Rp 34.900.000,00
b. Hak Anak :
Modal Saham................................ Rp 1.250.000,00
Agio Saham.................................. Rp 300.000,00
Laba yang Ditahan....................... Rp 750.000,00
Rp 2.300.000,00
Total Aktiva............. Rp 46.750.000,00 Total Hutang dan Modal................................................... Rp 46.750.000,00
Amma nur aisyah

2. Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Cost.


Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi (Neraca Konsolidasi) antara anak perusahaan dengan induk perusahaan dengan menggunakan
metode Cost harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Rekening investasi saham pada anak perusahaan tidak mengalami perubahan jumlahnya. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan
modal anak perusahaan akibat adanya laba, rugi, atau pembagian deviden tidak mempengaruhi rekening investasi tersebut atau
dengan kata lain induk perusahaan tidak menyesuaikan rekening investasinya.
2. Laba atau rugi dari anak perusahaan baru akan diakui oleh induk perusahaan sebesar prosentasi pemilikannya pada saat akan disusun
neraca konsolidasi dengan melalui rekening. “Laba yang ditahan untuk induk”. Rekening ini hanya tampak pada kertas kerja
penyusunan neraca konsolidasi.
3. Penghapusan (eliminasi) terhadap rekening-rekening modal saham, agio saham, dan laba yang ditahan anak perusahaan berdasarkan
pada jumlah awal atau saldo awal tahun atau saldo awal pada saat pemilikan.

Prosedur-prosedut yang lain dalam penyusunan neraca konsolidasi persis sama dengan metode Equity yang telah dibahas dimuka.
Adapun kertas kerja penyusunan neraca konsolidasi, jurnal eliminasi, dan neraca konsolidasi dengan menggunakan metode Cost akan
tampak dalam pembahasan berikut ini (dengan anggapan menggunakan data pada contoh 3 seperti dalam metode Equity di muka)
1. Mencatat transaksi pembelian 2.250 lembar saham milik PT. MERPATI dengan jurnal:
Investasi saham PT. MERPATI……………………… Rp 15.000.000.00
Kas………………………………………………………………………………. Rp 15. 000.000.00
Hak pemilikan (Controlling Interest) PT. ELANG terhadap aktiva bersih PT. MERPATI adalah sebesar : 2. 250/2.500 X 100% = 90%
2. Anak perusahaan melaporkan laba sebesar Rp 10.000.000.00 dalam hal ini PT. ELANG sebagai induk perusahaan tidak mengadakan
pencatatan.
3. Anak perusahaan membagikan deviden sebesar Rp. 5.000.000.00 dan akan diakui oleh induk perusahaan sebesar 90% x 5.
000.000.00 = Rp 4.500.000.00 dibayar tunai 50% dan sisanya piutang.
Jurnalnya sebagai berikut:
Kas……………………………………………Rp 2.250.000.00
Piutang deviden ………………………Rp 2.250.000.00
Pendapatan deviden……………………………Rp. 4.500.000.00
4. Mencatat rugi usahanya sendiri sebesar Rp. 3.500.000.00 dengan jurnal:
Laba yang ditahan……………………..Rp 3.500.000.00
Rugi usaha……………………………………………..Rp 3. 500.000.00
5. Mencatat pembagian deviden kepada para pemegang saham milik PT. ELANG sendiri dengan jurnal sebagai berikut:
Laba yang ditahan…………………………..Rp 1.000.000.00
Kas………………………………………………………………Rp 500.000.00
Hutang deviden………………………………………………………………Rp 500.000.00

Setelah dibuat jurnal-jurnal di atas, maka rekening milik induk perusahaan dan anak perusahaan yang mengalami perubahan
adalah:

1. Rekening kas
a. Saldo kas akhir milik PT. ELANG adalah sebesar deficit (Rp. 750.000.00). perhitungan lihat pada metode Equity di muka.
b. Saldo kas akhir milik PT. MERPATI sebesar Rp. 14. 500.000.00(perhitungan lihat pada metode Equity dimuka)
2. Rekening baru yang timbul adalah piutang deviden pada PT. MERPATI sebesar Rp 2.250.000.00 (pda buku PT. ELANG) dan rekening
hutang deviden sebesar Rp 500.000.00. pada pembukuan PT. MERPATI juga timbul rekening Hutang deviden sebesar Rp
2.250.000.00 dan dari jumlah ini yang akan dieliminasi sebesar Rp 2.250.000.00 (Hutang deviden pada induk perusahaan)
3. Rekening laba yang ditahan
a. Saldo rekening laba yang ditahan akhir PT. ELANG adalah sebesar
- Saldo awal pemilikan………………………………………………………..Rp 6.000.000.00
- Rugi usaha tahun 19x3………………………………………………………(Rp 3.500.000.00)

- Pendapatan deviden dari anak perusahaan…………………….. Rp 4.500.000.00


- Pembagian deviden………………………………………………………….( Rp 1.000.000.00)

Saldo akhir 31 Desember 19x3……………………....Rp 6.000.000.00

b. Saldo rekening laba ditahan akhir PT. MERPATI sebesar Rp 7.500.000.00(perhitungan lihat pada metode Equity dimuka).
4. Timbul rekening baru yaitu “laba yang ditahan untuk induk” sebesar persentasi pemilikan induk dikalikan kenaikan laba yang
ditahan anak sejak dimiliki oleh induk
90% X (Rp 7.500.000.00 – Rp 2.500.000.00) = Rp 4.500.000.00.
Setelah memperhitungkan perubahan-perubahan di atas, langkah berikutnya adalah membuat kertas kerja, junal eliminasi dan
neraca konsolidasi dengan menggunakan metode Cost sebagai berikut : (lihat halaman berikutnya).

Erni ramayanti

Setelah kertas kerja penyusunan neraca konsolidasi dibuat, kemudian membuat

1. Menghapuskan hutang-piutang deviden antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dengan jurnal eliminasi sebagai berikut

jurnal eliminasi sebagai berikut :

Hutang deviden PT. ELANGELAN Rp 2.250.000,00

Piutang Deviden pada PT. MERPATI Rp 2.250.000,00

2. Menghapuskan hak pemilikan (Controlling Interest) induk perusahaan terhadap ang perusahaan dengan jurnal eliminasi sebagai berikut :
Modal Saham PT. MERPATI Rp 11.250.000,00

Agio Saham PT. MERPATI. Rp 2.700.000,00

Laba yang ditahan PT. MERPATI Rp 2.250.000,00

Investasi Saham PT. MERPATI Rp 15.000.000,00

KNBDHP Rp 1.200.000,00

Setelah membuat jurnal eliminasi, langkah berikutnya adalah menyusun neraca konsolidasi dengan metode Cost dan ternyata hasilnya sama seperti
pada metode Equity (lihat dan bandingkan dengan neraca konsolidasi dengan metode Equity dimuka Neraca konsolidasi dengan metode Cost dapat
dilihat pada halaman berikutnya.
Angel Hilarius
PT. ELANG dan Perusahaan Anaknya PT. MERPATI
Neraca Konsolidasi
31 Desember 19X3

Aktiva Lancar : Hutang :


Kas…………….……..……. Rp. 13.750.000,00 Hutang Dagang…………………………………………………………….…………… Rp. 7.600.000,00
Persediaan.………….…. Rp. 8.000.000,00 Hutang Deviden………………………………………………………………………... Rp. 750.000,00

Jumlah Aktiva Lancar…..Rp. 21.750.000,00 Jumlah Hutang…………………………………………………………..…. Rp. 8.350.000,00


KNBDHP…………………………………………………………..…………… .Rp. 1.300.000,00
Aktiva Tetap………………..Rp. 25.000.000,00 Modal :
a. Hak Induk :
Modal Saham………………………...……..Rp. 20.000.000,00
Agio Saham.………………………………..…Rp. 4.400.000,00
Laba yang Ditahan……………………….…Rp. 10.500.000,00

Rp. 34.900.000,00
b. Hak Anak :
Modal Saham…………………………………Rp. 1.250.000,00
Agio Saham…….……………………..……….Rp. 300.000,00
Laba Ditahan……………………….………….Rp. 750.000,00

Rp. 2.300.000,00

Total Aktiva…………………..Rp. 46.750.000,00 Total Hutang dan Modal…………………………………………………………….. Rp. 46.750.000,00


8.5 Pengungkapan (Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi harus disajikan secara lengkap, artinya berbagai informasi penting
yang berhubungan dengan induk dan anak perusahaan (sebagai satu grup perusahaan) harus
diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam PSAK
Nomor 4 paragraf 17, 18, dan 28 telah mengatur beberanap informasi yang harus diungkapkan dalam
laporan keuangan konsolidasi. Adapun beberapa hal penting yang harus diungkapkan antara lain
adalah :

a. Daftar anak perusahaan (yang signifikan) yang antara lain mencakup : nama, tempat, kedudukan,
prosentase pemilikan, dan prosentase hak suara (apabila berbeda dengan prosentase pemilikan).

b. Alasan untuk tidak mengkonsolidasi anak perusahaan (jika ada).

c. Sifat hubungan antara induk dan anak perusahaan yang menyebabkan induk perusahaan dapat
melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan meskipun hak suara induk perusahaan, baik
langsung maupun tidak langsung, 50% atau kurang.

d. Pengaruh dari akuisisi dan penjualan atau pengalihan penyertaan (investasi) pada anak perusahaan
terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasi tahun berjalan dari tahun sebelumnya

Adakalanya induk perusahaan ingin menyajikan laporan keuangan sendiri (artinya tidak digabung
dengan anak perusahaannya) dengan tujuan agar para pengguna dapat mengetahui lebih lanjut tentang
hasil usaha individu induk perusahaan. Dalam PSAK nomor 4 paragraf 27 secara jelas telah mengatut
tentang hal ini, yaitu sebaggai berikut :

“Induk perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi, tidak boleh meyajikan tersendiri laporan
keuangannya (tanpa konsolidasi) sabagai laporan keuangan untuk tujuan pelaporan keuangan
(general purpose financial statement). Laporan keuangan tersendiri induk perusahaan hanya dapat
disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasi. Dalam laporan
keuangan tersendiri tersebut, penyertaan pada anak perusahaan harus menggunakan metode
equity (metode ekuitas)”.

Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa induk perusahaan tidak boleh menyajikan laporan
keuangannya secara individu dan jika tetap ingin menyajikan harus dicantumkan dalam laporan
keuangan konsolidasi sebagai informasi tambahan

Rangkuman
1. Penguasaan suatu perusahaan oleh perusahaan lain dapat melalui pembelian sebagian besar
saham perusahaan. Suatu perusahaan yang membeli lebih dari 50% saham perusahaan lain dapat
dikatakan perushaan tersebut mempunyai hak pemilikan
Vina mutia

terhadap aktiva bersih perusahaan lain sebesar prosentase pembelian/pemilikian sahamnya dikalikan
aktiva bersih perusahaan lain.

2. Hak pemilikan induk perusahaan terhadap aktiva bersih anak perusahaan disebut “Controlling
Interest”sedangkan sisa hak pemilikan induk perusahaan yang menjadi milik anak perusahaan anak
disebut “Minority Interest” atau hak minoritas. Tetapi jika semua saham yang beredar milik anak
perusahaan dikuasai seluruhnya oleh induk perusahaan, maka tidak ada Minority Interest dan besarnya
Controlling Interest adalah 100%.
3. Dalam pemilikan saham anak perusahaan, apabila harga pokok investasi saham jumlahnya lebih besar
daripada nilai buku aktiva bersih anak perusahaan yang menjadi hak milik induk perusahaan, maka
selisihnya dicatat dalam rekening Kelebihan Nilai Buku Diatas Harga Pokok (excess of Book Value Over
Cost) dan disingkat KNBDHP.
4. Perubahan modal anak perusahaan dapat terjadi karena anak perusahaan dalam menjalankan
operasinya mendapatkan laba, rugi, atau pembagian deviden. Pengakuan perubahan modal anak
perusahaan oleh induk perusahaan dapat menggunakan dua metode pencatatan, yaitu metode Equity
(metode pemilikan/metode ekuitas) dan metode Cost (metode harga pokok). Apabila metode Equity
digunakan, maka setiap terjadi perubahan dalam modal anak perusahaan,Equity digunakan, maka
setiap terjadi perubahan dalam modal anak perusahaan, induk perusahaan akan langsung melakukan
pencattan dengn cara menambah atau mengurangi rekening investasinya. Tetapi apabila metode cost
yang digunakan, induk perusahaan tidak akan langsung melakukan pencatatn dengan menambah atu
mengurangi rekening investasinya. Laba atau rugi anak perusahaan, baru akan diakui oleh induk
perusahaan dengan menggunakan metode cost pada saat akan disusun neraca konsolidasi melalui
rekening “Laba yang Ditahan untuk Induk” dan rekening ini dalam neraca konsolidai dimsukkan sebagai
penambah rekening laba yang ditahan induk.
5. Dalam menyusun neraca konsolidasi, baik dengan menggunakan metode Equity maupun metode cost,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu masalah rekening-rekening yang jumlahnya terkena
pengaruh akibat adanya perubahan modal anak perusahaan. Disamping itu, hal yang perlu diperhatikan
lagi adalah massalah penghapusan atau eliminasi terhadap hak pemilikan induk dan transaksi-transaksi
yang terjadi antara induk dan anak perusahaannya. Jurnal eliminasi dan neraca konsolidasi baik
menggunakan metode Equity maupun metode Cost akan mempunyai hasil yang sama.
6. Terdapat beberapa hal yang penting yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi
diataranya adalah : Daftar anak perusahaan yang mencakup nama, tempat kedudukan, prosentase
pemilikan, dan prosentase hak suara (apabila berbeda dengan prosentase pemilikan); Alasan untuk
tidak mengkonsolidasi anak perusahaaan; Sifat hubungan yang menyebabkan induk perusahaan dapat
melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan meskipun hak suara induk perusahaan sebanyak
50% atau kurag; dan pengaruh transaksi antar induk dan anak terhadap posisi keuangan dan hasil usaha
konsolidasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai