Anda di halaman 1dari 32

AKUNTANSI PERKEBUNAN

ZAHRI FADLI SE,AK MM.


Karakteristik Entitas Perkebunan

Kegiatan Operasional

Entitas melakukan kegiatan usaha di bidang perkebunan meliputi:

1. Kegiatan pengusahaan budidaya tanaman, meliputi pembukaan, persiapan, dan


pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan serta kegiatan-kegiatan lain
sehubungan dengan budidaya tanaman tersebut;

2. Kegiatan produksi, meliputi pemungutan hasil tanaman, dan pengolahan hasil tanaman
sendiri atau pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi;

3. Kegiatan perdagangan, meliputi kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi


dan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha;

4. Kegiatan pengembangan usaha di bidang perkebunan, agrowisata, dan agrobisnis;

5. Kegiatan usaha lain yang menunjang kegiatan usaha di bidang perkebunan.


JENIS-JENIS KEGIATAN PERKEBUNAN YANG DILAKUKAN :

1. Budidaya tanaman, melalui perkebunan tanaman kelapa sawit,


karet, teh, kopi, tebu, kakao, tembakau, kina, dan lainnya;

2. Proses produksi, melalui pabrik kelapa sawit, pabrik


pengolahan inti sawit, pabrik fraksionasi yaitu pengolahan
minyak sawit, pabrik pengolahan karet, pabrik teh kemasan,
pabrik gula, pabrik spirtus/ alkohol, pabrik pengeringan kakao,
pengolahan teh dan lainnya;

3. Kegiatan perdagangan, melalui penjualan hasil tanaman dan


hasil produksi ke pasar domestik dan luar negeri baik dilakukan
sendiri maupun melalui Kantor Pemasaran Bersama, serta
mengimpor dan memasarkan beberapa komoditas seperti gula
putih dan raw sugar;

4. Pengembangan usaha di bidang perkebunan, melalui pendirian


pabrik karung goni, pabrik karung plastik, dan lainnya;

5. Usaha lainnya entitas mendirikan rumah sakit, pusat penelitian,


bengkel, dan lainnya.
LATAR BELAKANG (2)

• Kharakter khusus perkebunan sawit terletak pada komoditas


utama yang dimiliki dalam usahanya berupa Aset Biologis yaitu
Tanaman Sawit.

• Sepanjang umur ekonomisnya Aset Biologis mengalami


transformasi biologis.

• Transformasi Biologis ialah proses pertumbuhan, degenerasi,


produksi dan prokreasi yang disebabkan perubahan kualitatif
dan kuantitatif pada makhluk hidup dan menghasilkan aset baru
dalam bentuk produk agrikultur atau aset biologis yang sama.
LATAR BELAKANG (3)
Gambaran Umum
PERKEBUNAN INTI Bisnis Perkebunan

Perencanaan
Survey – Proses Pembukaan
& • persiapan
Study Kelayakan HGU - tanah Persiapan Lahan
Blocking

Benih Pemupukan
Pembibitan Penanaman TM**) • transformasi
Sawit Pemeliharaan
biologis
TBM*)
Selanjutnya
Transportasi • produk
Panen Pengolahan
Jual agrikultur

PERKEBUNAN
PLASMA TBM = Tanaman Belum Menghasilkan
TM = Tanaman Menghasilkan 5
STANDAR YANG RELEVAN (5)

Industri Perkebunan Sawit dan Standar yang Relevan

• persiapan Perencanaan
Survey – Proses Pembukaan
Study Kelayakan HGU - tanah
&
Persiapan Lahan
PSAK 16, ISAK 25
Blocking

•SE 02/2002 BAPEPAM


• Aset
Benih Pemupukan •PAP BUMN
• biologis Pembibitan Penanaman TM**)
Sawit Pemeliharaan •IAS 41
•PSAK 48
TBM*) •SE 9/2012 BAPEPAM

• produk Selanjutnya
Transportasi
agrikultur Panen Jual
Pengolahan
PSAK 14, PSAK 23

6
PEMBAHASAN STANDAR AKUNTANSI
UNTUK PERKEBUNAN SAWIT

A. Aset Biologis
B. Standar Akuntansi untuk Industri Perkebunan Sawit
1. SE Bapepam No SE-02/PM/2002 1. PSAK 23 rev 2010 tentang
tentang Pedoman Penyajian dan Pedapatan
Pengungkapan Lap Keuangan 2. PSAK 48 rev 2009 tentang
Emiten “Perkebunan” (Lampiran Penurunan Nilai Aset
13) 3. ISAK 25 tentang Hak Atas Tanah
2. Pedoman Akuntansi Perkebunan 4. SAK ETAP
BUMN Berbasis IFRS yang 5. SE Bapepam No SE-9/BL/2012
diterbitkan pleh PTPN I-IV dan IAI tentang Pedoman Penilaian dan
tahun 2011 Penyajian Laporan Penilaian
3. PSAK 14 tentang Persediaan Properti Perkebunan Kelapa Sawit
4. PSAK 16 tentang Aset Tetap di Pasar Modal
5. IAS 41, Agricultural Asset

7
PENGERTIAN ASET

Pengertian Aset:

“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh sebuah perusahaan sebagai hasil dari
peristiwa masa lampau dan diharapkan memberikan keuntungan di masa mendatang
bagi perusahaan tsb”

Menurut SAK ETAP (2009:6)


“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas”

Menurut FASB:
“Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular
entity as a result of transactions or events”

8
KLASIFIKASI ASET

Klasifikasi Aset menurut PSAK 1 – Penyajian Lap Keu:


 Klasifikasi aset lancar, jika:
 mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
 memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
 mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah
pelaporan; atau
 kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-
kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset
tidak lancar.

9
KLASIFIKASI ASET BIOLOGIS
INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Klasifikasi Aset Biologis Tanaman Perkebunan menurut Lamp 13 SE


02/2002 Bapepam dan Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN tahun
2011, yang terkait dengan Perkebunan Kelapa Sawit:

1. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM): akun yang digunakan untuk


menampung biaya yg terjadi sejak penanaman sampai panen
komersial pertama
2. Tanaman telah Menghasilkan (TM): Tanaman Keras yang sudah
menghasilkan secara komersial

Aset Biologis Perkebunan disebut juga Tanaman Perkebunan atau


Tanaman Tahunan

1
0
BIAYA PEROLEHAN ASET BIOLOGIS
INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (1)

Biaya Perolehan Tanaman Perkebunan (Tanaman Tahunan):

TBM : kapitalisasi biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman


sampai tanaman siap panen secara komersial (a.l.: biaya persiapan
lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, biaya pinjaman yang
dipakai dalam pendanaan)
TM : sebesar biaya TBM yang direklasifikasi ke TM.

1
1
Kegiatan yang diselengarakan oleh Perusahaan perkebunan pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Kegiatan Perencanaan
2. Kegiatan Permulaan & Pemeliharaan
3. Kegiatan Pemungutan hasil perkebunan
4. Kegiatan Pemenuhan kewajiban kepada Negara
5. Kegiatan Pemenuhan kewajiban kepada lingkungan sosial (Community Developmen)
Kegiatan-kegiatan tersebut diatas berdasarkan realisasi kegiatan pengusahaan perkebunan yang
berpengaruh terhadap hasil usaha perusahaan perkebunan
Perlakuan Beban Pada Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM ) :

Harga pokok produksi


Harga pokok produksi kelapa sawit yang mencakup biaya produksi, biaya amortisasi beban
ditangguhkan dan biaya penyusutan aktiva tetap yang muncul selama Tanaman belum
menghasilkan dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman. Beban yang Muncul dalam kegiatan
- kegiatan pengusahaan perkebunan tersebut diatas dapat dirincikan sebagai berikut :

1. Kegiatan Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang berhubungan dengan perolehan Hak guna usaha (HGU), Izin usaha
prinsip, dan semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan awal dalam
perencanaan dalam pembukaan lahan bisa dikelompokan ke dalam beban ditanguhkan dan
biaya amortisasi beban ditanguhkan bisa dikapitalisasi ke dalam Biaya tanaman.
2. Kegiatan Permulaan dan Pemeliharaan
Kegiatan penanaman pada tanaman belum menghasilkan (TBM) bisa diklasifikasikan
kedalam beberapa kegiatan dibawah ini :

Kegiatan Permulaan
- Pembukaan Lahan :
Beban pembukaan lahan yang berhubungan dengan kegiatan pengusahaan perkebunan
seperti :
Imas, tumbang, perun, pancang untuk staking, mechanical staking dan perun, semprot spot,
dongkel anak kayu, melalang, pagar babi, parit gajah, pagar gajah, alat knapsack
sprayer, transport karyawan, transport air.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pembukaan lahan (Tanaman belum
menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman.

- Pembuatan parit, teresan dan tapak kuda


Beban pembuatan parit, teresan dan tapak kuda yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan perkebunan seperti :
Pembuatan parit outlet, parit parimeter, parit main, parit collection, parit subsidiary,
pembuatan benteng, teresan dan tapak kuda.
Beban produksi yang timbul dalam pembuatan parit, teresan dan tapak kuda (Tanaman
belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman.
- Penanaman kacangan :
Beban penanaman kacangan yang berhubungan dengan
perusahaan perkebunan seperti:
Tanam kacangan, perawatan, pemupukan dan transport karyawan
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan penanaman
kacangan (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke
dalam Biaya Tanaman.

- Penanaman kelapa sawit :


Beban penanaman kelapa sawit yang berhubungan dengan
perusahaan perkebunan seperti :
Pemancangan, tanam, racun tikus, dan transport karyawan
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan penanaman kelapa
sawit (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam
Biaya Tanaman.
- Pembuatan prasarana :
Beban pembuatan prasarana yang berhubungan dengan
perusahaan perkebunan seperti : Buat jalan darat, buat jalan rawa,
timbun jalan, sirtu jalan, buat jembatan , buat bendungan
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pembuatan prasarana
(Tanaman belum menghasilkan) dikapitalisasi ke Aktiva tetap dan
disusutkan selama masa manfaatnya, untuk biaya penyusutannya
pada masa TBM dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya
Tanaman.
- Survey dan patok :

Beban survey dan patok yang berhubngan dengan perusahaan


perkebunan seperti :
Survey perbatasan/ blok, soil survey, alat kerja dan transport air
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan survey dan
patok (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke
dalam Biaya Tanaman.
Kegiatan Pemeliharaan
- Merumput
Beban merumput yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti :
Garuk piringan, semprot piringan, herbisida, rawat gawangan, semprot pakis, sarang buaya,
dan lain-lain, knapsack sprayer, alat kerja lain, dan transport karyawan
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan merumput (Tanaman belum menghasilkan)
dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman.
- Melalang
Beban melalang yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Melap lalang rutin,
herbisidan, spot spraying, transport air
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan melalang (Tanaman belum menghasilkan)
dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman.
- Pemupukan
Beban pemupukan yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti :
Pupuk an organic ( Research & advisory fee, pupuk urea, pupuk ZA, pupuk MOP, pupuk Rock
Phosphate, pupuk kieserite, dolomite, borate (HFGB), pupuk bunch ASH, CuSo4, ZnSo4, LSD,
NPK, slow release feltilizer,), menabur pupuk, transport pupuk internal, transport pupuk eksternal,
perlengkapan, transport karyawan dan pengambilan contoh daun.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan memupuk (Tanaman belum menghasilkan)
dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman.
- Pemberantasan hama penyakit :
Beban pemberantasan hama penyakit yang berhubungan dengan perusahaan
perkebunan seperti :
Sensus hama penyakit, sensus burung hantu, pengendalian hama tikus, pengendalian
ulat api, pengendalian rayap, pengendalian tiratabha, pengendalian ganodherma,
kunjungan
ahli, rehab pagar babi, rehab parit gajah, rehab pagar gajah, kandang burung hantu,
memburu babi, patrolijaga api, thining out, alat (misblower & drill), transport karyawan,
transport air.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemberantasan hama penyakit (Tanaman
belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman.
- Menunas
Beban menunas yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti : Menunas,
alat kerja, transport karyawan.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan menunas (Tanaman belum menghasilkan)
dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman
- Kastrasi dan sanitasi
Beban kastrasi dan sanitasi yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti
: Kastrasi, sanitasi dan transport karyawan
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan kastrasi dan sanitasi (Tanaman
belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman
- Sisip, sokong dan konsolidasi
Beban sisip, sokong dan konsolidasi yang berhubungan dengan perusahaan
perkebunan
seperti :
Sensus pokok, sisipan, transport karyawan, konsolidasi
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan sisip sokong dan konsolidasi (Tanaman
belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman
- Pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda
Beban pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda yang berhubungan dengan
perusahaan perkebunan seperti :
Pembuatan parit ( Manual parit collection, manual parit subsidiary, excavator parit outlet, exavator
parit parimeter, exavator parit main, excavator pairt collection, excavator parit
subsidiary), mendalamkan parit ( Manual parit collection, manual parit subsidiary, manual
parit outlet, manual parit parimeter, manual parit main, manual parit collection, manual parit
subsidiary), semprot pingir parit, teresan, tapak kuda, tapak timbun, sil pits, benteng,
drain blok, water gate, transport karyawan.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda
(Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman
- Pemeliharaan prasarana
Beban pemeliharaan prasarana yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan
seperti :
Pemeliharaan jalan manual, grading jalan utama, grading jalan produksi, sirtu jalan utama, sirtu
jalan produksi, compating, timbun jalan rawa, buat pasar pikul, buat jalan baru, TPH,
tangga, jembatan,titi panen, gorong-gorong, transport kayu/ gorong-gorong, lain-lain, transport
karyawan.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan prasarana (Tanaman belum
menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman
- Survey patok
Beban survey patok yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti :
Suvey perbatasan blok, soil survey, alat kerja, transport karyawan.
Beban produksi yang timbul dalam kegiatan survey patok (Tanaman belum
menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanama
BIAYA PEROLEHAN ASET BIOLOGIS
INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (2)
Biaya Perolehan Tanaman Perkebunan (Tanaman Tahunan):

BiayaPerolehan TBM :
a. Biaya input: harga perolehan bibit dan biaya lainnya yang dikeluarkan agar bibit
siap ditanam
b. Biaya proses: biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya lainnya
seperti: biaya penyiapan lahan, pengangkutan bibit, biaya penanaman,
pemupukan, pemeliharaan, pengujian aset tanaman tahunan, komisi profesional
yang menangani aset tanaman.
Biaya Perolehan TM :
a. Sebesar nilai tercatat TBM yang direklasifikasi ke TM.
b. Biaya yang terjadi setelah TM diakui sebagai beban pada periode terjadinya

2
1
BIAYA PEROLEHAN ASET BIOLOGIS
INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (1)

Biaya Perolehan Tanaman Perkebunan (Tanaman Tahunan):

TBM : kapitalisasi biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman sampai


tanaman siap panen secara komersial (a.l.: biaya persiapan lahan, penanaman,
pemupukan, pemeliharaan, biaya pinjaman yang dipakai dalam pendanaan)
TM : sebesar biaya TBM yang direklasifikasi ke TM.

2
4
Komponen Laporan Keuangan Perusahaan Perkebunan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan;


2. Laporan laba rugi komprehensif;
3. Laporan perubahan ekuitas;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai