Anda di halaman 1dari 67

Transformasi MENUJU

SUSTAINABILITY ACCOUNTING
and INTEGRATED
reporting
Introduction
Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS. Ar-Ruum/30: 41
PERKEMBANGAN - LANDASAN HUKUM

UU No. 40 Tahun 2007 tentang


Perseroan Terbatas.
 Pasal 74 menyatakan Perseroan Terbatas
yang bergerak dalam bidang usaha
/kegiatan usahanya berkaitan dengan
sumberdaya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan
(TJSL).

 Pada Pasal 66 : semua perseroan wajib


Diwajibkannya TJSL- P sebagai kewajiban perseroan
menyajikan informasi kinerja TJSL dalam
membawa konsekuensi
Laporan seriusDireksi
Tahunan pada pengakuan,
kepada pengukuran,
RUPS
pencatatan, pelaporan dan pengungkapan akuntansi
1

PERKEMBANGAN - LANDASAN HUKUM

Pada April 2012, Pemerintah sudah


menerbitkan Peraturan Pemerintah
No.47/2012 tentang Pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
(TJSLP) sehingga mulai tahun 2012 TJSL telah
Diwajibkannya TJSL P sebagai
menjadi kewajiban kewajiban perseroan membawa
perseroan
konsekuensi serius pada pengakuan, pengukuran, pencatatan,
pelaporan dan pengungkapan akuntansi
UU NO. 40 Tahun 2007
Perseroan Terbatas

Pasal 74 Ayat:
(1)Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
UU No. 40 Tahun 2007
Perseroan Terbatas

PASAL 74 Ayat:
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai


Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
AMANAH UU. NO.40 TH 2007
1. Merupakan komitmen perseroan untuk berperan serta
mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat (people)
dan lingkungan (planet) maupun perusahaan itu sendiri
(profit).
2. Diwajibkan bagi Perseroan yang kegiatan usahanya di
bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam.
3. Dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
(costs/expenses) sesuai kepatutan dan kewajaran
4. Ada sanksi hukum bagi perseroan yang tidak
melaksanakannya
5. Informasi pelaksanaannya disajikan dalam Laporan
Tahunan Direksi kepada RUPS (Pasal 66)
ISU KRUSIAL

 UU NO.40 TH 2007 TTG Perseroan Terbatas


(UUPT), Pemicu isu CSR kian menggema di
Indonesia hingga saat ini.
 Banyak perusahaan publik dan privat dengan mulai
sadar, peduli dan melakukan investasi CSR serta
mengungkapkan informasinya dalam Laporan
Tahunan.
 Luas pengungkapan CSR (CSR Index) kian
meningkat.
 TJSL menjadi bagian dari good corporate governance
Konsepsi TJSLP (CSR) menurut UU PT 2007 berbeda dengan
konsepsi CSR secara umum

Konsepsi CSR menurut UUPT Konsepsi CSR secara umum


1. Merupakan komitmen berkelanjutan 1. Bukan merupakan komitmen
perseroan untuk mewujudkan berkelanjuatan perseroan utk
pembangunan berkelanjutan mewujudkan pembangunan
2. Diwajibkan bagi Perseroan yang kegiatan berkelanjutan
usahanya di bidang/terkait SDA. 2. Bersifat sukarela dan bisa untuk
3. Dianggarkan dan diperhitungkan sebagai semua perusahaan.
biaya perseroan 3. Tergantung pada komitmen dan
4. Ada sanksi hukum
kemampuan finansial perusahaan
4. Tidak ada saksi hukum bagi yang
5. Informasi pelaksanaannya disajikan
tidak melaksanakannya
dalam Laporan Tahunan Direksi kepada
5. Informasinya bisa disajikan dalam
RUPS
Laporan Tahunan Direksi
6. Diatur dalam UU dan peraturan
6. Tidak diatur khusus dalam UU, tapi
pemerintah
bersifat himbauan
Pengaruh Karateristik Perusahaan terhadap
Sustainability Reporting

Karateristik Sustainability
Perusahaan Reporting

Stakeholder Theory
Teori ini menjelaskan bahwa sebuah perusahaan
harus bertanggung jawab kepada pihak-pihak
yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan
tersebut. Perusahaan harus membina hubungan
baik dengan para pemangku kepentingan ini.
Stakeholder Theory
Donaldson dan Preston (1995) berpendapat bahwa teori
stakeholder akan memperluas tanggung jawab perusahaan kepada
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), bukan hanya
kepada para pemilik saham perusahaan (shareholders).
Perusahaan harus melakukan upaya yang nyata untuk menjaga
hubungan baik dengan para stakeholders, dengan cara
mengamodasikan keinginan dan kebutuhan para stakeholders yang
ada, terutama para stakeholders yang berhubungan langsung
dengan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam
aktivitas operasionalnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
perusahaan untuk membina dan meningkatkan hubungan baik
dengan para stakeholders adalah dengan mengungkapkan laporan
yang mepunyai nilai tambah, yaitu sustainability report (Weber
dkk., 2008)
Teori Legitimasi
Menurut Deegan dalam Tilling (2004), legitimasi
merupakan pengakuan tentang legal atau tidaknya sesuatu.
Teori legitimasi menjelaskan bahwa perusahaan dituntut
untuk melakukan upaya untuk memastikan bahwa
perusahaan telah melakukan kegiatan operasionalnya
berdasarkan norma atau aturan yang terdapat dalam
lingkungan masyarakat. Hal ini dilakukan agar status
perusahaan, dan semua kegiatan operasional perusahaan
dapat dikatakan sah dan diterima oleh pihak di luar
perusahaan. Legitimasi bertujuan menyamakan persepsi
bahwa semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
merupakan suatu hal yang diinginkan, pantas, dan sesuai
dengan norma yang secara umum berlaku di dalam
kehidupan sosial (Suchman, 1995).
Teori Legitimasi
Menurut Chariri dan Ghozali (2007), hal yang menjadi
landasan adanya teori ini adalah kontrak sosial yang
terjadi dan disepakati bersama antara pihak
perusahaan dan masyarakat dimana perusahaan
beroperasi dengan menggunakan sumber daya di
wilayah tersebut. Pengungkapan sustainability report
yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu
usaha untuk membangun citra positif, bahwa
perusahaan peduli terhadap permasalahan lingkungan
dan sosial. Dengan melakukan hal ini, perusahaan
berusaha untuk memperoleh legitimasi dari para
stakeholders.
Sustainabily Reporting Terhadap Kinerja

Sustainabily
Kinerja
Reporting

• Positive Accounting Theory (PAT)


1. PAT bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena
dalam praktik akuntansi (Watt dan Zimmerman, 1960).
2. Teori akuntansi positif penting bagi mereka yang harus
membuat keputusan mengenai kebijakan akuntansi seperti
manajer perusahaan, akuntan publik, pemberi pinjaman,
investor, analis keuangan,regulator untuk memprediksi dan
memberikan penjelasan mengenai konsekuensi dari
keputusan mereka.
Apakah investor mulai memperhatikan
laporan sustainability ?

Sustainabiy Nilai
Reporting Perusahaan

Teori Sinyal (Signaling Theory)


Menurut Teori Sinyal (Signaling Theory) perusahaan akan
memberikan isyarat atau signal untuk memberi petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap
keputusan investasi pihak diluar perusahaan (Ross, 1977).
BAGAIMANA AKUNTANSI DI INDONESIA
Standard Akuntansi : Indonesian
Accounting Standard Pillars

SAK IFRS based


UMUM
UMUM
SAK UMUM

EMKM
SAK EMKM
ETAP
SAK ETAP
SAK Entities with no
public
ETAP accountanbility
SAK

SAK
SAK

SAK Micro, small


& medium
EMKM entities
SAK Shari’a based
SAK SYARIAH transactions
SYARIAH
PSAK
• PSAK Nomor 1 Paragraf 09, tentang penyajian
laporan keuangan, dinyatakan bahwa perusahaan
dapat pula menyajikan laporan tambahan,
misalnya laporan mengenai lingkungan hidup dan
laporan nilai tambah, khususnya bagi perusahaan
dimana faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting dalam kegiatan usahanya….
• Bentuk Laporan Tambahan tidak diatur dalam
PSAK
Bentuk Laporan

PERATURAN OJK NOMOR 51 /POJK.03/2017

Aspek ekonomi, kinerja ekonomi dalam 3 (tiga) tahun


terakhir

1. Perbandingan target dan kinerja produksi, portofolio, target


pembiayaan, atau investasi, pendapatan dan laba rugi.
2. Perbandingan target dan kinerja portofolio, target
pembiayaan, atau investasi pada instrumen keuangan atau
proyek yang sejalan dengan penerapan Keuangan
Berkelanjutan
Bentuk Laporan

PERATURAN OJK NOMOR 51 /POJK.03/2017


1. Komitmen LJK, Emiten, atau Perusahaan Publik untuk
memberikan layanan atas produk dan/atau jasa yang setara
kepada konsumen.
2. Ketenagakerjaan, paling sedikit memuat:
a) pernyataan kesempatan bekerja ,tenaga kerja paksa dan tenaga
kerja anak;
b) persentase remunerasi pegawai tetap di tingkat terendah thd
UMK
c) lingkungan bekerja yang layak dan aman; dan
d) pelatihan dan pengembangan kemampuan pegawai.
3.Masyarakat, paling sedikit memuat :
a) informasi kegiatan/wilayah operasional yg menghasilkan
dampak positif dan dampak negatif thd masyarakat sekitar.
b) mekanisme pengaduan masyarakat yg diterima dan di TL
c) program pemberdayaan masyarakat.
Bentuk Laporan

PERATURAN OJK NOMOR 51 /POJK.03/2017

Kinerja Lingkungan Hidup paling sedikit memuat:


1. biaya Lingkungan Hidup yang dikeluarkan;
uraian mengenai penggunaan material yang ramah lingkungan,
misalnya penggunaan jenis material daur ulang; dan
uraian mengenai penggunaan energi, paling sedikit memuat:
a) jumlah dan intensitas energi yang digunakan; dan
b) upaya dan pencapaian efisiensi energi yang dilakukan termasuk
penggunaan sumber energi terbarukan;
informasi kegiatan atau wilayah operasional yang menghasilkan dampak
positif dan dampak negatif terhadap Lingkungan Hidup sekitar terutama
upaya peningkatan daya dukung ekosistem
keanekaragaman hayati (Koservasi)
pengurangan emisi dan limbah (daur ulang)
Tanggung jawab pengembangan Produk dan/atau Jasa Keuangan
Berkelanjutan
Existing
29 Emiten yang telah menyajikan laporan
keberlanjutan  
Peraturan Perundangan
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) nomor KEP-236/MBU/2003
tentang BUMN yang mewajibkan semua BUMN
untuk Mengalokasikan Sebagian Jumlah
Keuntungan Untuk Kemitraan dan
Pengembangan Lingkungan.
Peraturan Perundangan
Undang Undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas pasal 66 ayat 6 yang
menyatakan bahwa laporan tahunan harus
memuat sekurang-kurangnya: laporan keuangan,
laporan mengenai kegiatan perseroan, Laporan
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
Peraturan Perundangan
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51
/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan Perusahaan
Publik.

Pasal 2
1. LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik wajib menerapkan
Keuangan Berkelanjutan dalam kegiatan usaha LJK, Emiten,
dan Perusahaan Publik.
Peraturan Perundangan
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
TANGGUNGJAWAB AKUNTAN
Akuntan diminta turut bertanggung atas krisis
sosial dan lingkungan Global.

Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses Akuntansi


dan dikerjakan oleh para Akuntan hanya menyajikan
informasi keuangan kepara para pemakai, sedangkan
informasi sosial dan lingkungan diabaikan dalam proses
akuntansi.

Laporan Keuangan hanya menyajikan sinyal-sinyal atau


indikator “kesuksesan keuangan” sementara dampak-
dampak sosial-ekologi yang ditimbulkan oleh aktivitas
ekonomi negara atau aktivitas bisnis korporasi diabaikan

Dampak negatif: menyesatkan para pihak dalam


pengambilan keputusan stratejik, taktikal dan operasional...
Pada 1997, John Elkington memunculkan gagasan Triple
Bottom-line of Business & Triple bottom-line Accounting
(TBLA)

Profit

Corporate
governance

People

• Corporate governance (CG)


dirancang untuk mengelola 3P
secara terintegrasi demi Planet

sustainability of business and profit.


• TBLA dirancang untuk mendukung
visi dan misi CG
Kerusakan lingkungan, perubahan
iklim dan pemanasan global ,
tekanan kepada para pemimpin
negara dan pebisnis untuk
menerapkan konsep Green
Economy dan Green Business
dalam pembangunan ekonomi/bisnis
nasional kian meningkat.
KTT Bumi Rio+20 (Rio da Jeneiro, Juni 2012)
menyepakati Agenda Green Economy untuk
mewujudkan Sustainable Development dan
penghapusan kemiskinan.
HUBUNGAN GREEN ECONOMY DAN
GREEN ACCOUNTING

Green
Green Economy
Reporting
Green
Business

Green
Accounting

Green
Corporation

Green
Finance
Green
Management
Apa implikasi bagi
Akuntansi?

Muncul tuntutan publik dan gerakan


para akuntan untuk mereformasi
TEORI dan PRAKTIK AKUNTANSI dengan
mengembangkan dan menerapkan
GREEN ACCOUNTING, TRIPLE-
BOTTOM-LINE ACCOUNTING,
SUSTAINABILITY REPORTING,
INTEGRATED REPORTING, dll
GREEN BUSINESS
&
GREEN ACCOUNTING
GREEN BUSINESS: Apa itu?
Paradigma bisnis yang
menganjurkan bahwa
dalam berbisnis untuk
mencari laba (profit),
korporasi perlu peduli
dan bertanggung jawab
melestarikan lingkungan
planet) dan
meningkatkan
kesejahteraan sosial
(people) dengan
mengelolanya secara
baik.
Motif Green Business
 Patuh terhadap regulasi  Menurunkan risiko
keuangan, risiko bisnis,
 Mengurangi tekanan para
risiko sosial dan risiko
stakeholder eksternal politis
 Untuk keberlanjutan bisnis  Meningkatkan reputasi dan
dan laba dalam jangka nama baik perusahaan
panjang
 Meningkatkan apresiasi
 Mendapatkan akses politik,
stakeholder
kredit, investasi dan bisnis
 Melindungi perusahaan
GREEN ACCOUNTING

• Paradigma baru Akuntansi yang


menganjurkan bahwa fokus dari proses
Akuntansi tidak hanya pada transaksi-transaksi
atau peristiwa keuangan (financial/profit), tapi
juga pada transaksi-transaksi atau peristiwa
sosial (people) dan lingkungan (planet)
• Laporan akuntansi tidak hanya terbatas pada
pelaporan keuangan, tapi juga pada pelaporan
sosial dan pelaporan lingkungan
Mengapa Muncul Green
Accounting (GA)?
Terjadi krisis Adanya demand Adanya keinginan kuat Munculnya
lingkungan yang dari para akuntan keinginan kuat dari
dari untuk menjadikan
kian parah dan para Akuntan untuk
Akuntansi dituding korporasi/stakeh Akuntansi sebagai
memajukan
ilmu sosial dan
sebagai salah satu older terhadap teknologi yang kian Akuntansi dan
penyebabnya Green berperan strategis dan profesi Akuntan
karena tidak Reporting/Sustai vital dalam kehidupan agar semakin
menyajikan sosial, ekonomi, berperan penting
informasi akuntansi nability politik, bisnis dan dalam kehidupan
lingkungan Reporting budaya umat manusia. umat manusia


Korporasi ●
Akuntansi ●
Para
(akuntan) dikembangk akuntan

GA mau tak an menjadi sengaja
sebagai mau harus ilmu mengemba
solusi menyediak pengetahua
ngkan isu,
n dan
Akuntansi an konsep,
teknologi
untuk (supply) prinsip,
yang
ikutserta Laporan standar
responsif
mengatasi Akuntansi dan adaptif dan praktik
krisis Hijau terhadap GA untuk
lingkungan (green dinamika memperlua
accounting lingkungan s cakupan
reporting) eksternal Akuntansi
Model
Rerangka Akuntansi Berkelanjutan

Akuntansi Akuntansi
Fokus Akuntansi Sosial lingkungan
Keuangan

Obyek
proses Transaksi keuangan Transaksi sosial Transaksi lingkungan

Output
Pelaporan Keuangan Pelaporan Sosial Pelaporan Lingkungan

Model
pelapor Pelaporan Akuntansi Berkelanjutan
an
Informasi
Jenis Informasi kualitatif
informas kuantitatif
(informasi (informasi sosial &
i
keuangan) lingkungan)
Tujuan Sustainabilitas korporasi, sosial dan
lingkungan
Sustainability Accounting
• Suatu paradigma baru dalam bidang akuntansi yang
menyatakan bahwa fokus dari pengakuan, pengukuran,
pencatatan, peringkasan, pelaporan, pengungkapan,
akuntabilitas dan transparansi akuntansi tidak hanya tertuju
pada transaksi-transaksi atau informasi keuangan, tapi juga
pada transaksi-transaksi atau peristiwa sosial (people) dan
lingkungan (planet) yang mendasari informasi keuangan.
Fokus Akuntansi Berkelanjutan
Fokus dari proses Akuntansi Berkelanjutan
adalah pada transaksi-transaksi atau peristiwa
keuangan, sosial dan lingkungan sehingga
output pelaporannya berisi informasi
keuangan, sosial dan lingkungan.
Tujuan Akuntansi Berkelanjutan
• Tujuan umum:
Agar para pemangku kepentingan dapat mengetahui secara
utuh informasi tentang kualitas manajemen dan perusahaan
dalam pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan.

• Tujuan khusus:
 Agar para stakeholder bisa mengetahui dan menilai kinerja
dan nilai korporasi serta risiko dan prospek suatu korporasi
secara utuh sebelum mengambil suatu keputusan.
 Untuk keberlanjutan bisnis dan laba, keberlanjutan sosial dan
kelestarian lingkungan sebagai suatu ekosistem
Fokus Akuntansi Berkelanjutan
Pencatatan,
peringkasan dan Pengungkapa
pelaporan transaksi,
peristiwa, informasi
n (disclosure)

Pengukuran
Akuntansi
nilai intem
(measurement)
Berkelanjutan

Pengakuan
item
(Recognition)
Tantangan Implementasi Akuntansi
Berkelanjutan
Paradigma akuntansi masih konvesional dan
masih adanya resistensi dari para akuntan
sendiri:

(1) Akuntansi hanya memfokuskan pada kebutuhan


informasi dari stakeholder dominan yang memberi
kontribusi dalam penciptaan nilai perusahaan.

(2) Akuntansi hanya memeroses dan melaporkan


informasi yang“materiality” dan “measurability”.
(3) Akuntansi mengadopsi asumsi “entity” sehingga
perusahaan diperlakukan sebagai entitas yang
terpisah dari pemilik dan stakeholder lainnya. Jika
suatu transaksi tidak secara langsung berdampak
pada nilai entitas maka diabaikan dalam pelaporan
akuntansi

(4) Masyarakat dan lingkungan adalah sumberdaya


yang tidak berada dalam “area kendali” dan tidak
terikat dalam “executory contract” dengan
perusahaan sehingga diproses akuntansi.
Reformasi Paradigma Akuntansi
Ada 3 aspek yang perlu direformasi:

1. Reformasi conceptual framework akuntansi dan GAAP akuntansi


konvensional ke arah yang progresif yaitu menuju Akuntansi
Berkelanjutan.
2. Reformasi format pelaporan akuntansi menuju format Pelaporan
Berkelanjutan (integrasi pelaporan keuangan, sosial, lingkungan
dan tatakelola) atau Pelaporan Terintegrasi (Integrated
Reporting).
3. Reformasi Standar Akuntansi Keuangan menuju Standar
Akuntansi Berkelanjutan
Pengembangan Mata Kuliah

1. Akuntansi Sosial 5. Pelaporan


dan Lingkungan Berkelanjutan
(Sustainability
2. Akuntansi Reporting)
Berkelanjutan
6. Seminar Akuntansi
3. Teori Akuntansi Berkelanjutan
Berkelanjutan
7. Audit Sosial dan
4. Praktikum lingkungan
Akuntansi
Berkelanjutan 8. Corporate governance
Evolusi Pelaporan Perusahaan

Integrated
Sustainability Reporting
Reporting
Green
Reporting
Management
Reporting

Financial
Reporting

47
Mengapa Integrated Reporting Muncul ?

1. Financial reporting (FR) memiliki kelemahan mendasar


dan menyesatkan para pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan lainnya. Alasannya:

 FR hanya menyajikan informasi item-item keuangan


(posisi dan kinerja keuangan) dan indikator-indikator
keuangan. Sedangkan informasi lain yang mendasari
informasi keuangan (sosial, lingkungan, tatakelola, risiko
dan prospek, keberlanjutan bisnis, dll) diabaikan dalam
pelaporan.

48
Mengapa Integrated Reporting Muncul
?
2. Management Reporting (MR) meski menyajikan informasi
keuangan dan informasi lain terkait pengelolaan perusahaan,
namun tidak menyajikan bagaimana komitmen, kepedulian dan
tanggung jawab perusahaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan
yang menjadi pilar dasar bisnis...

Implikasi negatif:
 Kepedulian perusahaan pada isu-isu sosial dan lingkungan rendah
 Meningkat eskalasi krisis sosial dan lingkungan
 Meningkatkan risiko sustainabilitas bisnis
 Merugikan kepentingan stakeholders

49
Mengapa Integrated Reporting Muncul
?
3. Green Reporting (GR) selain menyajikan pelaporan keuangan, juga
menitikberatkan pada pelaporan CSR (CSR Reporting) atau
Pelaporan Lingkungan (Environmental Reporting).
 Green Accounting dikembangkan dalam upaya menghasilkan GR.

Keterbatasannya:
 Pelaporan Keuangan dan Pelaporan CSR/Lingkungan kebanyakan
dinyatakan dalam bentuk pelaporan terpisah sehingga
membingungkan pemakai.
 Kurang ada integrasi antara pelaporan keuangan dengan
pelaporan CSR/lingkungan serta pengelolaan perusahaan
 Lebih banyak dinyatakan dalam laporan tahunan (annual report)

50
Mengapa Integrated Reporting Muncul
?
4. Sustainability Reporting (SR) yang digagas oleh Global Reporting
Inisiatives (GRI) pada 1999 menyajikan pelaporan informasi
sosial, lingkungan dan keuangan secara terpadu dalam satu paket
pelaporan korporasi.

Kritik terhadap SR:


Tidak menyajikan informasi tentang strategi, tatakelola dan
remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi yang dapat
menimbulkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah
dan jangka panjang.
 Akibatnya, informasi dalam SR tidak utuh dan tidak lengkap
untuk pertimbangan keputusan para stakeholder

51
Pada 2001-saat ini GRI mengembangkan model Sustainability
Reporting dan mendorong korporasi global menerapkannya
dengan mengintegrasikan pelaporan keuangan, sosial dan
lingkungan dalam satu paket pelaporan

Pelaporan Korporat - Departemen


52
Akuntansi FEUI
Isu-isu penting Sustainability Reporting
(SR)
1. SR menekankan pada pelaporan informasi sosial, lingkungan
dan keuangan, serta tata kelola korporasi yang menjadi pilar
dasar bisnis.

2. Pengembangan model SR didasarkan pada teori triple bottom-


line of business (3-P) dari John Elkington (1997):
 Apabila suatu korporasi ingin tumbuh dan berkembang
secara berkelanjutan maka korporasi itu harus peduli dan
bertanggung jawab terhadap alam semesta (planet),
masyarakat (people) dan pertumbuhan keuntungan bisnis itu
sendiri (profits).

53
Isu-isu penting Sustainability Reporting (SR)

3. SR bertujuan memberikan informasi yang utuh dan terintegrasi


kepada stakeholder dengan tujuan utamanya adalah untuk
pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang

4. SR yang dikembangkan GRI sejak 1999 hingga saat ini, mendapat


respon yang luarbiasa dari korporasi dan sudah diterapkan sekitar
10.000an perusahaan global.

5. Banyak korporasi di Indonesia (sekitar 100-an perusahaan)


sudah mengaplikasikan SR dalam pelaporan informasinya kepada
stakeholders.

54
Trends in Sustainability Reporting

55
Benefits of Sustainability Reporting

56
Mengapa model Integrated Reporting
dikembangkan?
 Menunjukkan posisi perusahan
• Menunjukkan komitmen terhadap
keberlanjutan bisnis kepada para sebagai leader and innovator
stakeholder  Meningkatkan relasi dengan
komunitas investor, kreditor dan
mitra usaha
• Membantu mengintegrasikan
 Meningkatkan akses
sustainabilitas bisnis ke dalam
strategi and operasi modal/pendanaan
 Meningkatkan reputasi dan
memperkuat brand perusahaan
• Meningkatkan relasi dengan para
 Patuh terhadap regulasi
stakeholder utama

• Meningkatkan transparansi dan


akuntabilitas perusahaan

• Menyederhanakan pelaporan
eksternal (LK, LM, SR)
57
Esensi Integrated Reporting (IR)

Menurut The International Integrated Reporting Committee (IIRC):


Integrated reporting (IR) adalah suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi, terutama tercermin
dalam “integrated report”, kepada para stakeholder tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu.

 Integrated report


suatu komunikasi yang ringkas dan terintegrasi tentang bagaimana strategi, tatakelola dan remunerasi,
kinerja dan prospek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan
jangka panjang.k

58
Esensi Integrated Reporting (IR)
 IR menggabungkan sejumlah laporan (keuangan, catatan
manajemen, tatakelola dan remunerasi, dan pelaporan
berkelanjutan) ke dalam satu paket pelaporan untuk menjelaskan
kemampuan suatu organisasi dalam penciptaan nilai dan
mempertahankan nilainya dalam jangka panjang.

 Menyajikan secara bersama informasi material tentang strategi,


tatakelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan prospek suatu
organisasi yang mencerminkan konteks komersial, sosial dan
lingkungan dimana organisasi itu beropreasi

• Output dari IR adalah integrated report yang menjadi laporan


utama dari suatu organisasi

59
60
Isi Integrated Reporting

61
Connectivity of
Strategic information
focus

Future
orientation

Integrated
Reporting
Content and
Principles

Conciseness, Resposiveness and


reliability and stakeholders
materiality inclusiveness
62
1. Tren pelaporan korporasi di masa datang adalah beralih
dari pelaporan terpisah menuju pelaporan terpadu
(integrated reporting)

63
2. Integrated Reporting (IR) menyajikan informasi yang
komprehensif dan terpadu tentang semua aspek dan
dimensi organisasi kepada stakeholders dengan tujuan
menciptakan nillai bisnis dan mempertahankan
keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang

64
PELUANG BAGI PROFESI AKUNTANSI
Implementasi AKUNTANSI BERKELANJUTAN dan
PELAPORAN BERKELANJUTAN akan memberikan
dampak positif yang signifikan bagi:

1. Pengembangan Akuntansi baik sebagai ilmu


maupun sebagai teknologi rekayasa

2. Profesi akuntansi atau lulusan Akuntansi dalam


pengembangan lapangan pekerjaan atau
profesi

3. Meningkatkan peran strategis informasi


akuntansi dalam keputusan bisnis , ekonomi ,
Ke depan, Program Studi Akuntansi perlu memberikan
perhatian serius pada isu Sustainability Accounting atau
Integrated Accounting untuk menyiapkan lulusan Akuntansi
memiliki kompetensi dalam penyusunan Sustainability
Reporting atau Integrated Reporting.

66
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai