Anda di halaman 1dari 53

AKUNTANSI ASET TETAP

OLEH:

ERLI JALFRIANA HANAS (1810020055)

OKTAVIANUS RIVANDI BAHI (1810020068)

ERMELINDA LIHING JAKAL (1810020083)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah
dengan judul “ Akuntansi Aset Tetap”.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca baik dalam
kalangan mahasiswa ekonomi dan bisnis maupun masyarakat. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Kupang, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………………………

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….ii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….…1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...…..1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………....1

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………….…1

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………3

2.1 Definisi Aset Tetap…………………………………………………………..……3

2.2 Pengakuan dan Pengungkapan Aset Tetap..……….………………………….…..4

2.3 Pengukuran Aset Tetap………………….....……………………………...…..….8

2.4 Prosedur Akuntansi Aset Tetap…………………………….………………….…10

2.5 Ilustrasi Aset Tetap……………………………………………………………….17

2.6 Kapitalisasi Aset Tetap…………………………..……………………………….28

2.7 Penyusutan Aset Tetap…………………………………………………………...29

2.8 Pelepasan Aset Tetap…………………...………………………………………..33

2.9 Hal-hal Khusus Terkait Aset Tetap………………………………………………37

Bab III Penutup………………………………………………………………………………40

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………40

3.2 Saran……………………………………………………………………………..40

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No.7 merupakan standar yang mengatur tentang
akuntansi aset tetap. Tujuannya adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap, yang meliputi
pengakuan, penentuan nilai tercatat, serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas penilaian kembali
dan penurunan nilai tercatat aset tetap.
Pernyataan Standar ini mensyaratkan bahwa aset tetap dapat diakui sebagai aset jika memenuhi
definisi dan kriteria pengakuan suatu aset dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Sejak
ditetapkannya kewajiban penyusunan neraca sebagai bagian dari laporan keuangan pemerintah,
pengakuan/pencatatan, pengukuran/penilaian, dan penyajian serta pengungkapan aset tetap menjadi
fokus utama, karena aset tetap memiliki nilai yang sangat signifikan dan memiliki tingkat kompleksitas
yang tinggi. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut terkait dengan akuntansi untuk aset
tetap.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian aset tetap?
1.2.2 Bagaimana pengakuan dan pengungkapan aset tetap?

1.2.3 Bagaimana pengukuran aset tetap?

1.2.4 Bagaimana prosedur akuntansi aset tetap?

1.2.5 Bagaimana ilustrasi aset tetap?

1.2.6 Bagaimana kapitalisasi aset tetap?

1.2.7 Bagaimana penyusutan aset tetap?

1.2.8 Bagaimana pelepasana aset tetap?

1.2.9 Apa saja hal-hal khusus terkait aset tetap?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian aset tetap

1.3.2 Untuk mengetahui dan menjelaskan pengakuan dan pengungkapan aset tetap

1
1.3.3 Untuk mengetahui dan menjelaskan pengukuran aset tetap

1.3.4 Untuk mengetahui dan menjelaskan prosedur akuntansi aset tetap

1.3.5 Untuk mengetahui dan menjelaskan ilustrasi aset tetap

1.3.6 Untuk mengetahui dan menjelaskan kapitalisasi aset tetap

1.3.7. Untuk mengetahui dan menjelaskan penyusutan aset tetap

1.3.8 Untuk mengetahui dan menjelaskan pelepasan aset tetap

1.3.9 Untuk mengetahui dan menjelaskan hal-hal khusus terkait aset tetap

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aset Tetap

Aset tetap menurut PSAP No. 7 Paragraf 4 merupakan aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Lebih lanjut di paragraf 5 dan 6 disebutkan bahwa aset
tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan karenanya signifikan dalam
penyajian neraca, termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah:

1. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnyya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor

2. Hak atas tanah

Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam
operasi pemerintah seperti bahan dan perlengkapan/

Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat dan fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas (PSAP No.7 Paragraf 7-14).

1. Tanah

Tanah yang dikelompokan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

2. Peralatan dan Mesin

Mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan inventaris kantor,
dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12
bulan dan dalam kondisi siap pakai.

3. Gedung dan Bangunan

Mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dengan maksud untuk dipakai dalam
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai

3
4. Jalan, irigasi, dan jaringan

Mencakup jala, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta
dimiliki/dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

5. Aset tetap lainnya

Mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokan ke dalam aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap pakai.

6. Konstruksi dalam pengerjaan

Mencakup aset tetap yang edang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan
keuangan belum selesai selutuhnya.

2.2 Pengakuan dan Pengungkapan Aset Tetap

Dalam PSAP No. 7 Paragraf 15-19 jelas dikatakan bahwa aset tetap diakui pada saat
manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal. Untuk
dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan

Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari 12 bulan,
suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat diberikan oleh aset
tetap tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional
pemerintah. Manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke suatu entitas dapat
dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima resiko terkait.
Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.

2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti
pembelian aset tetap yang mengidentifikasi biayanya. Dalam keadaan asuatu aset yang
dibangun sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat
diperoleh

4
dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga
kerja dan biaya lainn yang digunakan dalam proses konstruksi.

3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

Tujuan utama dari perolehan set tetap adalah untuk digunakan dalam pemerintah dalam
mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual

4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Apabila perolehan aset
tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya sutu proses
administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus
diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang
maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset
tetap tersebut telah berpindah.

PSAP No. 7 Paragraf 80-81, laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing
jenis aset tetap sebagai berikut.

a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat

b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan, dan perubahan nilai, jika ada atau
mutasi aset tetap lainnya.

c. Informasi penyusutan, meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan, masa manfaat


atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto, dan akumulasi
penyusutan pada awal dan akhir periode.

d. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap

e. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap

f. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi

g. Jumlah komitmen untuk akusisi aset tetap

5
Terkait dengan konstruksi dalam pengerjaan PSAP No.8 Paragraf 34 menyebutkan
suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai konstruksi dalam pengerjaan
pada akhir periode akuntansi:

a. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan


jangka waktu penyelesaiannya.

b. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya

c. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar

d. Uang muka kerja yang diberikan

e. Retensi

Berikut ilustrasi pengungkapan aset tetap ditingkat pemerintah daerah:

ASET TETAP

Aset tetap berjumlah RP1.000.000.000 yang terdiri dari:

2013 2014

1. Tanah Rp200.000.000 Rp200.000.000

2. Peralatan dan Mesin Rp100.000.000 Rp150.000.000

3. Gedung dan Bangunan Rp200.000.000 Rp200.000.000

4. Jalan, irigasi dan jaringan Rp200.000.000 Rp200.000.000

5. Aset tetap lainnya Rp0 Rp100.000.000

6. Konstruksi dalam pengerjaan Rp100.000.000 Rp150.000.000

6
Tanah senilai RP200.000.000 merupakan tanah yang dimiliki pemerintah daerah yang
terdiri dari:

6
SKPD Jumlah

Dinas Pendidikan Rp50.000.000

Sekretariat Daerah Rp150.000.000

Penilaian tanah berdasarkan harga perolehan. Status kepemilikan adalah Hak Milik.

Peralatan dan mesin senilai Rp150.000.000 merupakan peralatan dan mesin yang dimiliki
pemerintah daerah, yang terdiri dari:

SKPD Jumlah

Dinas Pendidikan Rp20.000.000

Dinas Kesehatan Rp30.000.000

Penilaian peralatan dan mesin didasarkan pada harga perolehan.

Berikut contoh lain ilustrasi pengungkapan aset tetap di tingkat SKPD:

ASET TETAP

Aset tetap di dinas pekerjaan umum berjumlah Rp500.000.000 yang terdiri dari:

2013 2014

1. Peralatan dan Mesin Rp300.000.000 Rp350.000.000

2. Konstruksi dalam pengerjaan Rp100.000.000 Rp150.000.000

Peralatan dan mesin berjumlah Rp350.000.000 dinilai berdasarkan harga


perolehan, yang dapat dirinci sebagai berikut.

2013 bertambah berkurang 2014


Dalam ribuan
1. Alat angkutan Rp250.000 Rp100.000 Rp50.000 Rp300.000
2. Alat kantor Rp50.000 Rp750.000 Rp75.000 Rp50.000

7
Alat angkutan bertambah Rp100.000.000 karena adanya penambahan 1 unit mobil
dinas. Alat angkutan berkurang Rp50.000.000 karena adanya penghapusan aset 1 unit
kendaraan dinas.

Alat kantor bertambah RP75.000.000 karena adanya pembelian peralatan kantor


yang terdiri dari 1 unit PC dan 3 unit laptop.

Konstruksi dalam pengerjaan berjumlah Rp150.000.000 dinilai berdasarkan harga


perolehan, yang dapat dirinci sebagai berikut.

2013 bertambah berkurang 2014


Dalam ribuan
Konstruksi dalam pengerjaan Rp100.000 Rp50.000 Rp0 Rp150.000

Konstruksi dalam pengerjaan merupakan pembangunan gedung olahraga yang


belum selesai. Nilai kontrak pembangunan gedung olahraga sebesar Rp360.000.000
dengan jangka waktu pelaksanaan selama 3 tahun yang dibiayai dari APBD tahunn 2013-
2014. Uang muka/biaya yang telah dikeluarkan adalah Rp150.000.000 dengan
tingkat penyelesaian sebesar 50%.

2.3 Pengukuran Aset tetap

Berdasarkan PSAP No. 7 paragraf 20, aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila
penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan masa nilai aset
pada nilai wajar pada saat perolehan. Pada PSAP No. 7 Paragraf 22, 28, dan 29 dijelaskan
bahwa biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung
untuk tenaga kerja, bahan baku dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset tersebut. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga
belinya atau konstruksinya, termasuk biaya impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan

8
secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:

a) Biaya persiapan tempat

b) Biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat

c) Biaya pemasangan

d) Biaya profesional

e) Biaya konstruksi

Jenis aset tetap Komponen biaya perolehan


Tanah Harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya
yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak,
boiaya pemetangan, pengukuran, penimbunan, dll.
Peralatan dan Mesin Pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta
biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut
siap digunakan.
Gedung dan Bangunan Harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk
biaya IMB, notaris dan pajak.
Jalan, Jaringan dan Instalasi Biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya
lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan
instalasi tersebut siap dipakai.
Aset Tetap Lainnya Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
aset tersebut siap dipakai.

Sesuai permendagri nomor 64 tahun 2013 tentang PSAP Berbasis Akrual pada
pemerintah daerah, pengukuran aset tetap harus memperhatikan kebijakan pemerintah daerah

9
mengenai ketentuan satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Jika nilai perolehan aset tetap
dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka atas aset tetrap tersebut tidak dapat diakui dan
disajikan sebagai aset tetap, namun tetap diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

2.4 Prosedur Akuntansi Aset Tetap

Dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan


Dana Alokasi Khusus di Daerah Pasal 39 menjelaskan bahwa prosedur akuntansi aset pada
SKPD mencakup pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi,
perubahan kelasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.

Berdasarkan Permendagri nomor 13 tahun 2006, transaksi tersebut secara garis besar
digolongkan kedalam dua kelompok besar yaitu: penambahan nilai aset dan pengurangan nilai
aset. Pencatatan aset dimulai dengan adanya bukti transaksi yang berupa berita acara penerimaan
barang, berita acara serah terima barang, dan berita acara penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan
bunti tersebut PPK-SKPD membuat bukti memorial yang memuat informasi mengenai jenis dan
nama aset tetap, kode rekening yang terkait, klasifikasi aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal
transaksi.

1. Perolehan aset tetap

a. Perolehan aset tetap dari pembelian

Akan dicatat sebanyak dua kali pencatatan, yaitu untuk keperluan penyusunan neraca dan
laporan operasional ( basis akrual) dan pentusunan LRA ( basis kas). pencatanan untuk
keperluan LRA adalah belanja modal bertambah disisi debit dan kas bendahara pengekuaran
berkurang disisi kredit. Pencatatan untuk keperluan untuk penyusunan neraca adalah aset
tetap bertambah disisi debit dan kas bendahara pengeluaran berkurang disisi kredit.

b. Perolehan aset tetap dari donasi

Berdasarkan PSAP nomor 7 paragraf 45-48, aset tetap yang diperoleh dari donasi harus
dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Penyerahan aset tetap tersebut akan sangat
andal bila didukung dengan bukti perpindahan kepemilikannya secara hukum, seperti adanya
akta hibah.

10
c. Perolehan aset tetap secara gabungan

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang peroleh dari gabungan ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar
masing-masing aset yang bersangkutan ( PSAP no 7 paragraf 41).

d. Perolehan aset tetap dari pertukaran aset

Dari penerapan PSAP No. 7 paragraf 42-44 jelas bahwa suatu aset tetap dapat diperoleh
melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya.
Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai
ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas
atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.

Nilai wajar atas aset yang diterima tersebut dapat memeberikan bukti adanya suatu
pengurangan nila atas aset yang dilepas. Dalam kondisi seperti ini, aset yang dilepas harus
diturun nilaibukukan dan nilai setelah diturun bukukan tersebut merupakan nilai aset yang
diterima.

2. Fungsi- fungsi terkait

Berikut fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi perolehan aset tetap
berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006

a. Bendehara Barang

b. Penggunaaan Barang/Kuasa Pengguna Barang

c. Bendahara Pengeluaran

d. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

e. Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran

f. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

g. Bendahara Umum Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah

3. Dokumen yang digunakan

11
Dokumen yang digunakan berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 adalah:

a. Laporan barang milik daerah atau laporan hasilineventarisasi untuk perekaman saldo
awal

b. Berita acara serah terima

c. Bukti kepemilikan

d. Surat perintah membayar dan surat perintah pencairan dana

e. Faktur pembelian

f. Kuitansi

g. Kartu inventaris ruangan

h. Kartu inventaris barang

i. Daftara barang milik daerah

j. Buku persediaan

k. Laporan aset semesteran

l. Laporan aset tahunan

m. Dokumen lain yang sah

1. Tanah

Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah,
tanah yang dikelompokan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan
maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
digunakan. Untuk membukukan nilai tanah dapat dilakukan berdasarkan nilai perolehan,
nilai wajar/harga pasar, NJOP, nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim
penilai yang kompeten. Jurnal transaksi pembelian atas tanah adalah:

12
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Tanah xxx

Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal-Tanah xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

2. Peralatan Dan Mesin

Untuk membukukan nilai peralatan dan mesin dapat dilakukan berdasarkan nilai
perolehan, nilai wajar/harga pasar, nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim
penilai yang kompeten, standar harga yang dikeluarkan oleh intansi pemerintah yang
berwenang dengan memakai perhitungan teknis. Jurnal transaksi pembelian atas peralatan
dan mesin adalah

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Peralatan dan Mesin xxx

Kas di Kas Daerah xxx

13
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal-Perlalatan dan Mesin xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

3. Gedung dan Bangunan

Pembukuan nilai gedung dan bangunan dapat dilakukan berdasarkan nilai perolehan, nilai
wajar/harga pasar, NJOP, nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai
yang kompeten. Jurnal transaksi pembelian atas gedung dan bangunan adalah

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Gedung dan Bangunan xxx

Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal-Gedung dan Bangunan xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah,
jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jaln, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah daerah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Untuk
membukukan nilai jalan, irigaasi, dan jaringan dapat dilakukan berdasarkan nilai perolehan

14
dan nilai wajar dengan menggunakan standar biaya yang dikeluarkan oleh intansi
pemerintah yang berwenang dengan memakai perhitungan teknis. Jurnal atas transaksi
pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan adalah :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx

Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal-Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

5. Aset Tetap Lainnya

Pembukuan nilai aset tetap lainnya dapat dilakukan berdasarkan nilai perolehan dan nilai
wajar karena harga perolehan aset tetap lainnya tidak diketahui secara pasti karena tidak ada
dokumen pendukungnya. Jurnal transaksi pembelian atas aset tetap lainnya adalah

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Aset Tetap Lainnya xxx

Kas di Kas Daerah xxx

15
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal-Aset Tetap Lainnya xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai
dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai
dibangun. Untuk keperluan neraca awal, dokumen sumber untuk mencatat nilai konstruksi
dalam pengerjaan ini adalah akumulasi seluruh nilai Surat Perintah Membayar (SPM) yang
telah dikeluarkan untuk aset tetap yang bersangkutan sampai dengan tanggal neraca.

Konstruksi dalam pengerjaan ini apabila telah dibangun dan sudah diserahterimakan akan
direklasifikasi menjadi aset tetap sesuai dengan kelompok asetnya. Jurnla atas ttransaksi atas
konstruksi dalam pengerjaan yang direklasifikasikan menjadi aset tetap aset tetap adalah :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Gedung dan Bangunan xxx

Kas di Kas Daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal-Gedung dan Bangunan xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

16
Bila sampai akhir tahun pekerjaan konstruksi belum selesai, maka harus dibuat jurnal atas
transaksi konstruksi dalam pengerjaan sebagai berikut:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Konstruksi dalam pengerjaan Gedung dan xxx
Bangunan
xxx
Gedung dan Bangunan

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

2.5 Ilustrasi Aset Tetap

1. Transaksi Pembelian Tanah

Pada tanggal 3 Maret 2013 dilakukan pembelian tanah seluas 1.000m 2 seharga
Rp500.000/m2 dan telah dilakukan pembayaran dengan SPM-LS Nomor 2120 dan SP2D
No.501. selain biaya pembelian tanah dikeluarkan pula:

 Biaya pengukuran tanah sebesar Rp2.000.000 dengan SPM-LS No2122 dan SP2D
No. 503

 Biaya sertifikat tanah dengan biaya Rp5.000.000 dengan PM-LS No2122 dan SP2D
No. 503

 Biaya penimbunan tanah Rp2.500.000 dengan PM-LS No2122 dan SP2D No. 503

17
 Biaya fee tim pengadaan tanah sebesar Rp5.000.000 dengan PM-LS No 2125 dan
SP2D No. 506

Bendahara barang berdasarkan data yang ada melakukan pencatatan atas nilai tanah
sebagai berikut.

Biaya pembelian tanah Rp500.000.000

Biaya pengukuran tanah Rp2.000.000

Biaya sertifikat tanah Rp5.000.000

Biaya penimbunana tanah Rp2.500.000

Biaya fee tim pengadaan tanah Rp5.000.000

Harga perolehan tanah Rp514.500.000

Jurnal transaksi pembelian atas tanah adalah

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
3 Maret Tanah Rp514.500.000
2013
Kas di Kas Daerah Rp514.500.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
3 Maret Belanja Modal-Tanah Rp514.500.000
2013
Estimasi Perubahan SAL Rp514.500.000

2. Transaksi Pembelian Peralatan dan Mesin Komputer

18
Pada tanggal 3 April 2013 dilakukan pembelian 20 unit komputer senilai Rp200.000.000
dan telah dilakukan pembayaran denga SPM-LS No.2125 dan SP2D No.545.

28
Jurnal transaksi pembelian di atas adalah sebagi berikut.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
3 April Komputer Rp200.000.000
2013
Kas di Kas Daerah Rp200.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
3 April Belanja Modal-Komputer Rp200.000.000
2013
Estimasi Perubahan SAL Rp200.000.000

3. Transaksi Pembelian Gedung dan Bangunan

Pada tanggal 8 April 2013telah diselesaikan pembangunan gedung senilai


Rp10.500.000.000 dan telah dilakukan pembayaran dengan SPM-LS No.2130 dan SP2D
No.601, selain biaya pembelian tanah dikeluarkan pula biaya fee tim pengadaan
tanah sebesar Rp45.000.000 dengan SPM-LS No.2135 dan SP2D No.506. Jurnla
transaksi atas pembelian gedung dan banguna adalah sebagai berikut.

19
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
8 April Gedung dan Bangunan Rp10.545.000.000
2013
Kas di Kas Daerah Rp10.545.000.000

29
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
8 April Belanja Modal-Gedung dan Bangunan Rp10.545.000.000
2013
Estimasi Perubahan SAL Rp10.545.000.000

4. Transaksi Pembelian Jalan, Irigasi, dan Jaringan -Jalan Raya

Pada tanggal 10 April 2013 dilakukan pembangunan jalan raya dan telah dilakukan
pembayaran termin pertama sebesar Rp10.000.000.000 dengan SPM No.2450 dan SP2D
No.610, sementara pembayaran termin terakhir sebesar Rp5.000.000.000 denga SPM
N.2650 dan SP2D No. 700 pada tanggal 10 Oktober 2013. Jurnal atas transaksi
pembangunan jalan, irigasi,dan jaringan- jalan raya adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 April Uang Muka Pembangunan Jalan Rp10.000.000.000
2013 Raya

Kas di Kas Daerah


Rp10.000.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
10 April Belanja Modal-Pembangunan Jalan Rp10.000.000.000
2013 Raya

20
Estimasi Perubahan SAL Rp10.000.000.000

20
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Uang Muka Pembangunan Jalan Rp5.000.000.000
Oktober Raya
2013
Kas di Kas Daerah
Rp5.000.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Belanja Modal-Pembangunan Jalan Rp5.000.000.000
Oktober Raya
2013
Estimasi Perubahan SAL
Rp5.000.000.000

5. Transaksi Pembelian Aset Tetap Lainnya

Pada tanggal 25 April 2013 telah dilakukan pembelian alat kesenian senilai
Rp50.000.000 dan buku perpustakaan senilai Rp25.000.000 dengan SPM-LS No.2550
dan SP2D No. 711. Jurnal transaksi pembelian atas aset tetap lainnya adalah :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
25 April Aset Tetap Lainnya Rp75.000.000
2013
Kas di Kas Daerah Rp75.000.000

21
21
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
25 April Belanja Modal-Aset Tetap Lainnya Rp75.000.000
2013
Estimasi Perubahan SAL Rp75.000.000

6. Transaksi Konstruksi dalam Pengerjaan

Pada tanggal 15 Mei 2013 dilakukan pembangunan gedung dan telah dilakukan
pembayaran termin pertama sebesar Rp12.000.000.000 dengan SPM No. 2450 dan SP2D
No.610, sementara pembayaran termin kedua sebesar Rp5.000.000.000 dengan SPM
No.2650 dan SP2D No.700 dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2013. Jurnal atas
transaksi pembangunan gedung (konstruksi dalam pengerjaan) adalah :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
15 Mei Uang Muka Pembangunan Rp12.000.000.000
2013 Gedung

Kas di Kas Daerah


Rp12.000.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
15 Mei Belanja Modal-Pembanguna Rp12.000.000.000
2013 Gedung
22
Estimasi Perubahan SAL
Rp12.000.000.000
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
12 Uang Muka Pembangunan Rp5.000.000.000
Oktober Gedung
2013
Kas di Kas Daerah
Rp5.000.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


S a m p a i a k h i
Tanggal Uraian Debit Kredit
p e k e r j a a n p e
12 Belanja Modal-Pembanguna Rp5.000.000.000
a k a n d i b u a t
Oktober Gedung
dalam pengerjaan dalam pembangunan adalah :
2013
Estimasi Perubahan SAL
Rp5.000.000.000
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Konstruksi dalam Pengerjaan- Rp17.000.000.000
Desember Gedung
2013
Gedung dan Bangunan
Rp17.000.000.000

23
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Desember 2013 Tidak ada jurnal

Pada tanggal 15 Mei 2014 dilakukan pembayaran termin terakhir sebesar


Rp3.000.000.000 dengan SPM No.075 dan SP2D No.085. Berdasarkan data yang
dimiliki pengelola aset didapatkan informasi bahwa senilai nilai tersebut, terdapat juga
biaya fee tim pengadaan gedung sebesar Rp150.000.000. Jurnal atas transaksi
pembangunan gedung (konstruksi dalam pengerjaan ) adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
15 Mei Uang Muka Pembangunan Rp3.000.000.000
2014 Gedung

Biaya fee Tim Pengadaan Gedung Rp150.000.000

Kas di Kas Daerah Rp3.150.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
15 Mei Belanja Modal- Pembangunan Rp3.000.000.000
2014 Gedung

Biaya fee Tim Pengadaan Gedung Rp150.000.000


24

Estimasi Perubahan SAL Rp3.150.000.000


Pembangunan gedung ini dinyatakan selesai pada tanggal 30 Mei 2014. Jurnal transaksi
atas konstruksi dalam pengerjaan yang direklasifikasi menjadi aset tetap adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
30 Mei Gedung dan Bangunan Rp20.150.000.000
2014
Kas di Kas Daerah Rp20.150.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
30 Mei Belanja Modal-Gedung dan Rp20.150.000.000
2013 Bangunan

Estimasi Perubahan SAL Rp20.150.000.000

7. Transaksi Pembelian Aset Tetap oleh SKPD

Pada tanggal 1 Mei 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Dharma Persada membeli papan
tulis elektronik untuk ruang rapat dengan harga Rp3.000.000. Agar papan tulis elektronik
dapat digunakan, ada beberapa biaya tambahan yang harus dibayar, seperti biaya
pengangkutan dan biaya instalasi papan tulis elektronik masing-masing sebesar
Rp100.000 dan Rp150.000. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Dharma
Persada mencatat harga perolehan papan tulis adalah sebesar Rp3.250.000. Jurnal atas
transaksi tersebut adalah:

25
25
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Mei Papan Tulis Elektronik Rp3.250.000
2014
Kas di Kas Daerah Rp3.250.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Mei Belanja Modal-Papan Tulis Elektronik Rp3.250.000
2014
Estimasi Perubahan SAL Rp3.250.000

8. Transaksi Donasi Aset Tetap

Pada tanggal 1 Mei 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Duta Bhayangkara memperoleh
donasi dari Pemerintah Daerah Provinsi Kotatua berupaa tujuh mobil berjenis minibus L-
300 dengan nilai wajar Rp110.000.000 per unit. Aset donasi ini kemudian diserahkan
kepada SKPD. Jurnal atas transaksi tersebut adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Mei Mobil Minibus L-300 (7 unit) Rp770.000.000
2014
Pendapatan donasi dari Pemerintah Rp770.000.000
Daerah Provinsi Kotatua- LO

26
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Mei 2014 Tidak ada jurnal

26
9. Transaksi Perolehan Aset Tetap secara Gabungan

Pada tanggal 20 Mei 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Kotalama membeli tanah
beserta bangunannya dengan harga Rp500.000.000. Penilaian independen menkasir nilai
tanah sebesar Rp150.000.000 dan nilai bangunan sebesar Rp450.000.000. Jurnal atas
transaksi tersebut adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
20 Mei Tanah Rp125.000.000
2014 Gedung Rp375.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp500.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Mei Belanja Modal-Tanah Rp125.000.000
2014 Belanja Modal-Gedung Rp375.000.000

Estimasi Perubahan SAL Rp500.000.000

10. Transaksi Perolehan Aset Tetap dari Pertukaran

Pada awal tahun 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Kotalama melakukan aktivitas
tukar guling tanah. Nilai pasar tanah yang akan ditukar adalah Rp100.000.000, sementara
nilai pasar tanah yang diperoleh adalah Rp150.000.000. Kekurangan dana sebesar
Rp50.000.000 akan dibayar tunai dengan dana yang telah dianggarkan dalam belanja
modal. Jurnal atas transaksi tersebut adalah:

27
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Januari Tanah (baru) Rp150.000.000
2014
Tanah (lama) Rp100.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp50.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Januari Belanja Modal-Tanah Rp50.000.000
2014
Estimasi Perubahan SAL Rp50.000.000

2.6 Kapitalisasi Aset Tetap

Berdasarkan Permendagri No.64 tahun 2013 tentang PSAP Berbasis Akrual pada
pemerintah daerah, suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan
dikapitalisasi jika memenuhi kriteria:

1. Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:

 Bertambah ekonomi /efisien,

 Bertambah umur ekonomis

 Bertambah volume dan

28
 Bertambah kapasitas produksi

2. Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus sama dengan atau
melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Nilai satuan minimum kapitalisasi
adalah penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan,reklasifikasi, renovasi dan
restorasi. Contoh ditetapkan nilai satuan minimum kapitalisasi untuk pemeliharaan gedung

28
dan bangunan sama dengan atau melebihi dari Rp20.000.000(dua puluh juta rupiah).
Kapitalisasi terhadap aset tetap dilakukan apabila terjadi adanya penambahan nilai atas
aset tetap yang menyebabkan terjadinya penambahan masa manfaat atau nilai ekonomis
dari aset tersebut.

3. Ilustrasi

Pada tanggal 25 mei 2014 dilakukan renovasi gedung kantor dan telah dilakukan
pembayaran sebesar Rp120.000.000 dengan SPM No.2550dan SP2D No.810
penanggung jawab barang melakukan pencatatan atas renovasi tersebut sebagai
penambahan nilai gedung kantor karena renovasi tersebut menambah nilai manfaat dari
gedung tersebut. Jurnal atas transaksi tersebut adalah :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
25 Mei Bangunan Gedung Kantor Rp120.000.000
2014
R/K PPKD Rp120.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
25 Mei Belanja Modal-Pengadaan Bangunan Rp120.000.000
2014 Gedung Kantor

Estimasi Perubahan SAL Rp120.000.000

2.7 Penyusutan Aset Tetap

PSAP No.7 Paragraf 58 bahwa selain tanah dan kontruksi dalam pengerjaan, seluruh aset
tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Jurnal aset penyusupan
tetap ini dibuat pada akhir tahun. Pada PSAP No.7 Paragraf 55 dari 56, penyesuaian nilai aset
tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa manfaat.

29
Selanjutnya dalam Permendagri No.64 tahun 2013 dikatakan bahwa khusus penambahan
masa manfaat aset tetap karena adanya perbaikan terhadap aset tetap baik berupa overhoul dan
renovasi disajikan tersendiri pada modul implementasi SAP Berbasis akrual pada pemerintah
daerah. Berikut formula perhitungan penyusutan barang milik daerah

Penyusutan per periode = Nilai yang dapat disusutkan

Masa manfaat

Keterangan:

 Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap suatu periode
yang dihitung pada akhir tahun.

 Nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai buku pertanggal 31 desember 2014
untuk aset tetap yang dipeoleh sampai tanggal 31 desember 2014 untuk aset tetap
yang diperboleh setelah tanggal 31 desember 2014 menggunakan nilai
perbolehan;dan

 Masa manfaat adalah periode suatu aset tetap yang diharapkan digunakan untuk
aktivitas pemerintahan dan/ atau pelayanan publik atau jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan diperboleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau
pelayanan publik.

1. Fungsi-fungsi terkait

Fungsi fungsi yang terkait dengan prosedur penyusutan aset.

a. Pengelola barang

b. Pengguna barang/ kuasa pengguna barang

c. Bendahara barang

d. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD

2. Dokumen dokumen yang digunakan

Berikut dokumen yang digunakan dalam akuntansi penyusutan aset dan menjadi dasar
dalam pencatatan penyusutan aset.

30
a. Laporan barang milik daerah dan atau laporan hasil inventarisasi untuk
pencatatan saldo awal.

b. Laporan aset semesteran

c. Laporan aset tahunan

d. Dokumen lain yang sah

3. Ilustrasi

Pada akhir tahun anggaran 2013 dilakukan penyusutan terhadap aset tetap dinas
kesehatan yang dibeli pada awal tahun 2013. Penyusutan dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus.berikut data aset tetap dinaskesehatan tersebut.

Gedung dan Bangunan Rp 100.000.000, umur ekonomis 10 tahun.

Peralatan dan Mesin RP75.000.000, umur ekonomis 5 tahun.

Perhitungan nilai penyusutan pertahun untuk masing-masing aset tetap adalah:

Gedung dan Bagunanan = Rp100.000.000 = Rp10.000.000

10 tahun

Peralatan dan Mesin = Rp.75.000.000 = Rp15.000.000

5 tahun

Jadi penyusutan pertahun untuk kedua aset tetap tersebut adalah Rp.25.000.000

Jurnal atas penyusutan aset tetap tersebut:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Beban Penyusutan-Gedung dan Bangunan Rp10.000.000
Desember Beban Penyusutan-Peralatan dan Mesin Rp15.000.000
2013
Akumulasi Penyusutan-Gedung dan
RP10.000.000

32
Bangunan

Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan Rp15.000.000


Mesin

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

32
2.8 Pelepasan Aset Tetap

Berdasarkan PSAP No.7 paragraf 77 dan 79, suatu aset tetap dieliminasi dari neraca
ketika dilepas atau bila aset secara permanen dihentikan penggunanya dan tidak ada manfaat
ekonomi masa yang akan datang. Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus
dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam catatan atas lapotan keuangan. Aset tetap yang
dihentikan dari pengguna aktif pemerintah tidak memenuhi defenisi aset tetap akan harus
dipindahkan kee pos aset lainya sesuai dengan nilai nyatanya. Aset tetap pemerintah daerah
yang dapat dilepaskan kepemilikanya dengan beberapa kondisi, diantaranya;

a. Dihapuskan

b. Dipertukarkan

c. Dijual.

Apabila aset pemerintah daerah dilepaskan, maka pencatatan harus dieliminasi dari neraca
pemerintah daerah sesuai dengan nilai tercatatnya.

 Fungsi - fungsi terkait

Berikut fungsi-fungsi terkait dengan prosedur pelepasan aset berdasarkan


Permendagri No.13 tahun 2006.

a. Pengelolah barang

b. Penggunaan barang/ kuasa pengguna barang

c. Bendahara barang

d. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD.

33
 Dokumen yang digunakan

Berikut dokumen yang digunakan dalam pelepasan aset dan menjadi dasar dalam
pencatatan pelepasan aset berdasarkan pemendagri No.13 tahun 2006.

a. Laporan barang milik daerah dan atau laporan hasil inventarisasi untuk
pencatatan saldo awal

b. Laporan aset semesteran

c. Laporan aset tahunan

d. Dokumen lain yang sah

 Jurnal standar

a. Penghentian aset tetap

Jurnal atas penghentian aset tetap tersebut adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Tanggal Debit Kredit
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx

Aset Tetap xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Tanggal Debit Kredit
Tidak ada jurnal

b. Pelepasan karena penghapusan aset tetap.

Jurnal atas penghapusan aset tetap tersebut:

34
Laporan Operasional
Tanggal Tanggal Debit Kredit
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx

Aset Tetap xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Tanggal Debit Kredit
Tidak ada jurnal

c. Pelepasan karena pertukaran aset tetap

Jurnal atas pertukaran aset tetap tanpa ada pengeluaran kas dan penerimaan kkas
adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx
Aset tetap (baru) xxx

Kerugian Pertukaran Aset Tetap xxx

Aset Tetap (lama) xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Todak ada jurnal

35
d. Pelepasan karena penjualan aset tetap

Jurnal atas penjualan aset tetap dengan penerimaan kas adalah:

Laporan Operasional
Tanggal Tanggal Debit Kredit
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Kerugian Pertukaran Aset Tetap xxx

Aset Tetap xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Tanggal Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL xxx

Pendapatan Penjualan Aset Tetap xxx

 Ilustrasi

Dengan persetujuan DPRD, pada tanggal 1 desember 2013 pemerintah daerah kabupaten
prasojo sujiwa menghentikan penggunaan kendaraan dengan cara dijual kepada pihak lain
seharga Rp20.000.000.diketahui harga perolehan kendaraan tersebut adalah
Rp50.000.000,dengan akumulasi penyusutan kendaraan senilaiRp20.000.000.

Jurnal atas penjualan kendaraan dengan penerimaan kas adalah:

36
Laporan Operasional
Tanggal Tanggal Debit Kredit
Kas di Bendahara Penerimaan Rp20.000.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp20.000.000

Defisit Penjualan Kendaraan Rp10.000.000

Kendaraan Rp50.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Tanggal Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL Rp20.000.000

Lain-lain PAD yang Sah Rp20.000.000

2.9 Hal-hal Khusus Terkait Aset Tetap

1. Penilaian awal aset tetap

Secara tegas dinyatakan dalam PSAP No. 7 paragraf 23-25 dan 27 bahwa barang
terwujud akan memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokan
sebagai aset tetap,pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.bila aset tetap
diperboleh dengan tanpa nilai,biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat
aset tersebut diperboleh.

2. Kontruksi dalam pengerjaan

Pada PSAP No. 7 paragraf 38 dan 40 dikatakan jika penyelesaian pengerjaan


suatu aset tetap melebihi atau melewati suatu periode tahunan anggaran, maka aset
tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai kontruksi dalam
pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai. Kontruksi dalam

37
pengerjaan yang sudah selesai dibuat atau dibangun dan telah siap dipakai harus segera
diklasifikasikan ke salah satu akun yang sesuai dengan pos aset tetap.

Komite Standar Akuntansi pemerintah dalam modul pelatihan standar akuntansi


pemerintahan(2009) menyatakan bahwa konstruksi dalam pengerjaan diklasifikasikan
sebagai aset tetap karena biasanya merupakan aset yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam operasional pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam jangka panjang.penyelesaian suatu konstruksi pada umumnya membutuhkan
waktu yang relatif panjang dan menyerap dana yang relatif besar.oleh karena itu,
pembayaran untuk kontrak konstruksi biasanya dilakukan melalui termin. Tagihan
suatu termin dapat dilakukan jika suatu tahapan perkerjaan sebagaimana diatur dalam
kontrak konstruksi sudah selesai dikerjakan.konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan
ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteris sebagai berikut terpenuhi:

a. Kontruksi secara substansi telah selesai dikerjakan;dan

b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehanya.

3. Penilaian kembali aset

Pada PSAP No.7 Paragraf 52 ditegaskan bahwa aset tetap disajikan berdasarkan biaya
perolehan aset tetap tersebut. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian
kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset
tetap dan akun ekuitas.

Ditambahkan pada Paragraf 55-60 dan 82, kalau penilaian kembali atau revaluasi aset
tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut
penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Jika aset tetap dicatat
pada jumlah yang dinilai kembali, maka hal-hal berikut harus diungkapkan :

a. Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap

b. Tanggal efektif penilaian kembali

c. Jika ada, nama penilai independen

d. Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti

38
e. Nilai tercatat setiap jenis aset tetap

4. Aset bersejarah

Berdasarkan PSAP No.7 Paragraf 65-72 dinyatakan kalau tidak ada keharusan bagi
pemerintah untuk menyajikan aset bersejarah di neraca namun aset tersebut harus
diungkapkan dalam catata atas laporan keuangan. beberapa karakter berikut sering dianggap
sebagai ciri khas suatu aset bersejarah:

a. Nilai kultural, lingkungan, pendidikan , dan sejarahanya tidak mungkin secara


penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar

b. Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat
pelepasannya untuk dijual

c. Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu
berjalan walaupun kondisi fisiknya semakin menurun

d. Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk beberapa kasus dapat


mencapai ratusan tahun.

39
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aset tetap merupakan aktiva berwujud yang memiliki masa manfaat. Aset tetap jelas
dipergunakan bukan untuk diperjualbelikan, kalaupun ada dikarenakan sudah tidak memiliki
masa manfaat. Aset tetap menurut SAP 07 memiliki 6 klasifikasi yang diantaranya tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, kontruksi dalam
pengerjaan serta aset tetap lainnya. Semua aset tersebut dicatat dalam neraca serta CaLK.
Aset tetap dapat diperoleh dengan cara membeli langsung, pertukaran maupun pemberian
dari pihak luar atau donasi/hibah.

Sumber daya alam seperti hutan dan barang tambang tidak termasuk kedalam aset
tetap. Karena hal ini bertolak belakang dengan definisi aset tetap menurut SAP07 bahwa
aset tetap tidak untuk diperjualbelikan. Sumber daya alam tersebut. Sejak ditetapkannya
kewajiban penyusunan neraca sebagai bagian dari laporan keuangan pemerintah,
pengakuan/pencatatan, pengukuran/penilaian, dan penyajian serta pengungkapan aset tetap
menjadi fokus utama, karena aset tetap memiliki nilai yang sangat signifikan dan memiliki
tingkat kompleksitas yang tinggi.

3.2 Saran

Bagi mahasiswa yang ingin mempelajari materi tentang akuntansi aset tetap makalah ini
bisa menjadi salah satu bahan referensi. Namun, hendaknya tidak menjadikan makalah ini
sebagai satu-satunya sumber belajar teman-teman tetapi bisa melalui sumber atau referensi
lain.

40
Daftar Pustaka

https://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-
07/#:~:text=Pernyataan%20Standar%20Akuntansi%20Pemerintahan%20Nomor%2007%20atau
%20PSAP%2007%20adalah,PSAP)%20tentang%20Akuntansi%20Aset%20Tetap.

Prof.Erlina, Rambe Omar, Drs. Rasdianto.2015.Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual.


Jakarta: Salemba Empat

41
41
2

Anda mungkin juga menyukai