Akuntansi 3 C
Konsinyasi :
Suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan
sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan
komisi (tertentu).
Kewajiban-kewajiban Komisioner
1. Melindungi keamanan dan keselamatan barang yang diterima dari pengamanat
2. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang milik
pengamanat sesuai dengan ketentuan yag diatur dalam perjanjian.
3. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administratif tethadap
barang milik pengamanat, sehingga identitas barang dapat diketahui setiap saat.
4. Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, barang yang
berhasil dijual, dan yang masihdalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.
Contoh bentuk umum laporan Perhitungan Penjualan kepada pengamanat :
Toko "VISIANA"
Jl. Gunungsari 15
Medan
No : BK - 25
Tgl : 31 Des. 1980
Perhitungan Penjualan
Penjualan :
3 unit Meja & Kursi, Model UK-150 Rp 1,500,000
Biaya-biaya :
Ongkos Angkut lokal Rp 75,000
Biaya Perakitan Rp 30,000
Komisi Penjualan Rp 300,000
Rp 405,000
Penerimaan :
Dikirim cek sebesar Rp 1,395,000
Transaksi konsinyasi selama l bulan pertama dan prosedur pembukuan pada masing-
masing cara yang dijelaskan di atas sebagai berikut:
Pencatatan pada Buku-Buku Komisioner (Consigner) Fa. Baru
Semarang
Transaksi penjualan konsinyasi Transaksi penjualan konsinyasi
Transaksi-transaksi dicatat terpisah (tidak) dicatat secara terpisah
1 September 1980
(1) Penerimaan barang komisi dari
PT jaya, berupa 100 buah pesawat TV (Memorandum)* (Memorandum)*
untuk dijual dengan harga @Rp 100.000,00
1September s/d 30 September 1980 a) Piutang Dagang (D) 10.000.000
(2) Dijual 100 pesawat TV dengan Piutang Dagang (D) 10.000.000 Penjualan (K) 10.000.000
harga @Rp 100.000,00, komisi Barang-barang b) Pembelian (D) 7.500.000
penjualan atas barang-barang komisi (K) 10.000.000 Hutang (PT Jaya)
tersebut adalah 25% (K) 7.500.000
(3) Dibayar ongkos angkat lokal untuk Barang-barang komisi (D) 50.000,00 Hutang (PT Jaya) (D) 50.000,00
100 buah TV sebesar Rp 50.000,00 Kas (K) 50.000,00 Kas (K) 50.000,00
(4) Penerimaan piutang dari
langganan atas penjualan 100 buah Kas (D) 10.000.000,00 Kas (D) 10.000.000,00
TV tersebut pada transaksi (2). Piutang Dagang (K) 10.000.000,00 Piutang Dagang (K) 10.000.000,00
30 September 1980
(5) Perhitungan komisi atas hasil penju- Barang-barang _
alan 100 buah TV (25%Rp 10.000.000 komisi (D) 2.500.000,00
= Rp 2.500.000,00) Pendapatan komisi (K) 2.500.000,00
(6) Pengiriman perhitungan hasil
penjualan 100 buah TV kepada PT Jaya Barang-barang Hutang (PT Jaya) (D) 7.450.000,00
jakarta dan sekaligus pengiriman uangnya komisi (D) 7.450.000,00 Kas (K) 7.450.000,00
sebesar Rp 7.450.000,00 Kas (K) 7.450.000,00
Contoh no. 1 rekening barang-barang komisi pada buku-buku Fa. Baru misalnya
setelah transaksi ke 6 akan menunjukkan saldo nihil seperti dibawah ini.
Contoh pada akhir tahun buku 19A rekening buku besar Barang-barang Konsinyasi menunjukkan saldo
kredit sebesar Rp 100.000,00 dengan perincian sebagai berikut:
- Barang-barang Komisi dari Perusahaan X : Rp 50.000,00 (K)
- Barang-barang Komisi dari Perusahaan Y : Rp 25.000,00 (D)
- Barang-barang Komisi dari Perusahaan Z : Rp 75.000,00 (K)
Jumlah : Rp 100.000,00 (K)
Sesuai dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban keuangannya, maka komisioner harus menyajikan di
dalam neraca pada akhir tahun buku 19A, atas saldo kredit rekening Barang-barang Komisi itu
sebagai berikut:
Hutang kepada X & Z sebesar Rp 125.000,00 dan Piutang kepada Y sebesar Rp 25.000,00.
Contoh 2 :
Berdasar data pada contoh no. 1, maka dapat disusun ikhtisar jurnal transaksi penjualan konsinyasi pada buku PT
Jaya Electronic Industrial and Trading Company, jakarta menurut ke empat metode tersebut di atas sebagai
berikut :
Pencatatan pada buku-buku pengamanat
(PT JAYA, JAKARTA)
Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah
Metode Perpetual Metode Phisik
1. pengiriman 100 buah pesawat TV kepada Fa. Baru
semarang, harga pokok Rp 60.000.000 per buah Barang-barang konnsinyasi
Barang-barang konsinyasi (Fa. Baru) Rp6.000.000
(Fa. Baru) Rp 6.000.000 Pengiriman barang-barang
Konsinyas Rp 6.000.000
persediaan produk jadi Rp 6.000.000
*Lihat penjelasan pada pencatatan transaksi penjualan konsinyasi tindak diselenggarakan secara terpisah
**Di dalam laporan perhitungan Rugi-laba, jurnal rekening pengiriman barang-barang konsinyasi
dikurangkan dari
jumlah barang yang tersedia untuk dijua didalam menentukan besarnya HPP Reguler. Jurnal demikian
tetap dibuat
meskipun tidak ada barang yang terjual sampai akhir tahun buku yang bersangkutan.
Pencatatan pada Buku-buku Pengamanat
(PT JAYA, JAKARTA)
Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah
Metode Perpetual Metode Phisik
1. pengiriman 100 buah pesawat TV kepada Fa. Baru
semarang, harga pokok Rp 60.000.000 per buah Barang-barang konnsinyasi
Barang-barang konsinyasi (Fa. Baru) Rp6.000.000
(Fa. Baru) Rp 6.000.000 Pengiriman barang-barang
Konsinyas Rp 6.000.000
persediaan produk jadi Rp 6.000.000
Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dalam melampaui akhir periode akuntansi,
sedang belum seluruhnya barang-batang konsinyasi dijual oleh komisioner maka diperlukan adanya
penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat pada produk yang belum terjual
(inventoriablec cost).
Adanya penyesuaian terhadap inventoriable, cost ini penting dalam rangka
penentuan laba (rugi) produksinya. Dengan demikian laba (rugi) periodik itu akan
mencerminkan pendapatan-pendapatan dengan seluruh biaya yang bersangkutan.
Contoh 3:
Wijaya Furniture adalah prosedur meubel dan alat-alat rumah tangga yang
menjual produknya sebagian alas dasar konsinyasi. Transaksi penjualan konsinyasi
dengan salah satu konsumen yang berlangsung dalam bulan desember 1980 sbb:
Awal pengiriman 1980 :
(1) Pengiriman 10 unit meja & kursi tamu model UK-150 kepada toko Visiana
untuk dijual dengan harga Rp.600.000,00 per unit. Harga pokok produksi per unit
yaitu Rp.200.000,00 dan komisi penjualan ditetapkan 16,67% dari harga jual
dengan semua biaya yang dikeluarkan oleh komisioner menjadi tanggung jawab
sepenuhnya oleh pihak pengamat.
(2) Dibayar ongkos angkut pengiriman dan biaya pengepakan masing-masing
sebesar Rp.275.000,00 untuk ongkos angkut dan biaya pengepakan Rp 50.000,00
Akhir Desember 1980:
(3). Diterima peritungan penjualan atas 3 unit meja & kursi tamu dari Toko Vasiana
beserta sebuah cek sbg penyelesaian.
Pencatat pada buku pengamat (Wijaya Furniture)
Prosedur pembukuan selanjutnya dalam hubungan dan tujuan penutupan bukupada akhir Desember
1980 : terlebih harus dialokasikan beberapa macam biaya biaya yang imvosible terhadap 7 unit meja dan kursi
yang belum terjual sbb
Harga pokok & biaya Harga pokok penjualan Harga pokok persediaan
penjualan barang & biaya penjualan & biaya yang di
barang konsinyasi, untuk konsinyasi untuk 3 unit tangguhkan
10 unit meja & kursi. meja&kursi. pembebanannya untuk 7
unit meja dan kursi
1. Harga pokok produksi Rp 2000.000,00 Rp 600.000,00 Rp 1.400.000,00
2. Biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh
wijaya furniture
-ongkos angkut Rp 275.000,00 Rp 82.000,00 Rp 192.000,00
-biaya pengepakan. Rp 50.000,00 Rp 15.000,00 Rp 35.000,00
3. Biaya-biaya yang di
keluarkan oleh
komisioner:
-onkos angkut lokal Rp 75.000,00 Rp 22.500,00 Rp 52.500,00
-biaya perakitan Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 -
-komisi penjualan Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 -
Apabila transaksi penjualan konsinyasinya dicatat secara terpisah maka berdasar perhitungan penjualan atas 3
unit meja & kursi yang dibuat toko visiana dicatat sbb:
Kas...............................................................Rp.1.395.000,00
Barang-barang konsinyasi toko visiana
(ongkos angkut)..........................................Rp.75.000,00
Komisi penjual ...........................................Rp.300.000,00
Biaya perakitan...........................................Rp.30.000,00
Penjualan Konsinyasi..................................................Rp.1.800.000,00
Pencatatan dan pengakuan atas hasil penjualan konsinyasi itu kemudian diikuti dengan pencatatan terhadap
harga pokok penjualan dan biaya yang bersangkutan dengan barang-barang konsinyasi, atas dasar alokasi
seperti tersebut di atas sbb:
Biaya-biaya yang
Des dikeluarkan oleh komisioner
31 (Ongkos angkut lokal) Rp 75.000 Rp 2.400.000 (D)
Harga pokok dan biaya
penjualan, untuk 3 unit yang Rp.720.000 Rp 1.680.000 (D)
terjual
Saldo debit barang konsinyasi sebesar Rp.1.680.000 adalah merupakan harga pokok dan biaya-
biaya yang melekat pada 7 unit meja dan kursi yang belum terjual sampai dengan akhir tahun
buku 1980. Dalam hal perusahaan menggunakan metode phisik, maka pada tanggal 31
Desember 1980 harus dibuat jurnal penutup untuk memindahkan saldo rekening-rekening
pengiriman barang-barang konsinyasi ke Laba-Rugi.
(b) Transaksi penjualan konsinyasi tidak dicatat secara terpisah
Apabila terhadap transaksi penjualan konsinyasi tidak diselenggarakan pembukuan secara terpisah, maka ikhtisa
transaksi untuk (penjualan) konsinyasi dengan toko visiana akan nampak sbb:
Pengiriman Barang:
Barang-barang konsinyasi Barang-barang konsinyasi
Toko Visiana Rp.2.000.000 Toko Visiana Rp.2.000.000
persediaan Produk jadi Rp.2.000.000 pengiriman barang-barang
konsinyasinya Rp.2.000.000
Ongkos Angkut:
Ongkos angkut penjualan Rp.275.000 Ongkos angkut penjualan Rp.275.000
Kas Rp.275.000 kas Rp.275.000
Biaya pengepakan:
Bi. Pengepakan Rp.50.000 Bi. Pengepakan Rp.50.000
Kas Rp.50.000 Kas Rp.50.000
Bagi komisioner pencatatan secara formal (di dalam Buku Jurnal dan
rekening-rekening pembukuannya) terbatas pada barang-barang yang telah
berhasil dijual kepada pihak ketiga dan biaya-biaya yang telah dikeluarkannya.
Bagi komisioner semua biaya yang telah dikeluarkan baik untuk barang yang
telah maupun belum terjual dikurangkan terlebih dahulu dari hasil
penjualannya. Penerimaan hasil penjualan setelah dikurangi dengan
keseluruhan biaya-biaya tersebut merupakan jumlah yang terhutang baginya.
Berdasar data pada contoh no. 3 tersebut maka pencatatan yang dilakukan oleh
Toko Visiana akan tampak sebagai berikut :
Apabila transaksi konsinyasi Apabila transaksi konsinyasi
Transaksi-transaksi
dicatat secara terpisah tidak dicatat secara terpisah
Desember 1980
(1) Penerimaan 10 unit meja & kursi
dari PT Wijaya Furniture Memo Memo
(2) Penjualan tunai 3 unit meja & Kas (D) 1.800.000,00\ a. Kas (D) 1.800.000,00
kursi @ 600.000,00 komisi Barang Komisi (K) 1.800.000,00 Penjualan (K) 1.800.000,00
16,67%
b. Pembelian (D) 1.500.000,00
Hutang (PT Jaya)
(K) 1.500.000,00
(3) Dibayar ongkos angkut lokal Barang-barang Hutang (PT Jaya) (D) 75.000,00
untuk 10 unit meja & kursi Komisi (D) 75.000,00 Kas (K) 75.000,00
sebesar Rp 75.000,00 Kas (K) 75.000,00
31 Desember 1980
PT JAYA JAKARTA
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Untuk bulan September 1980
Penjualan Penjualan
Konsinyasi Reguler Jumlah
Biaya Usaha :
Biaya Penjualan Rp 2.590.000,00 Rp 3.025.000,00 Rp 5.615.000,00
Biaya Administrasi & Umum - Rp 5.635.000,00 Rp 5.635.000,00
Jumlah biaya usaha Rp 2.590.000,00 Rp 8.660.000,00 Rp 11.250.000,00
Laba usaha Rp 1.410.000,00 Rp 2.340.000,00 Rp 3.750.000,00
PT JAYA JAKARTA
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Untuk bulan September 1980
Biaya Usaha
Biaya penjualan Rp 3.025.000,00
Biaya administrasi & umum Rp 5.635.000,00
Jumlah biaya usaha Rp 8.660.000,00
Laba Usaha Rp 3.750.000,00