Anda di halaman 1dari 25

Disusun Oleh :

Ajeng Dewi Sukmawati 115040074


Rifdah Rosyaadah 115040079
Panji Subagyo 115040080
Suci Amaliya Sari 115040091
Eka Rahmadani Fitrianty 115040095

Akuntansi 3 C
Konsinyasi :
Suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan
sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan
komisi (tertentu).

Karakteristik konsinyasi sekaligus merupakan perbedaan dari perlakuan


akuntansinya dengan transaksi penjualan, yaitu :
1. Hak milik barang yang masih berada pada pengamanat, maka barang
konsinyasinya harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat dan
tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh komisioner.
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan
dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui pendapatan, baik
bagi pengamanat maupun komisioner sampai barang tersebut dijual
kepada pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat bertanggungjawab sepenuhnya tehadapa semua biaya
yang berhubungan dengan barang konsinyasi dari mulai pengiriman
sampai komsioner berhasil menjualnya. Kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga
keaman dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu.
Alasan-alasan bagi Pengamanat (consignor) untuk Mengadakan Perjanjian
Konsinyasi
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk memperluas pasaran yang
dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor.
2. Risiko tertentu dapat dihindarkan oleh pengamanat. Barang konsinyasi
tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada komisioner.
3. Mungkin pengamanat inginmendapatkan penjual khusus dalam
perdagangan barang-barangnya, terutama untuk ternak, pertanian, dll.
4. Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dikontrol oleh
pengamanat, demikian pula terhadap jumlah barang yang siap
dipasarkan dan stock barang tersebut.

Alasan-alasan Komisioner Menerima Perjanjian Konsinyasi, antara lain :


1. Komisioner dilindungi dari kemungkinan risiko gagal untuk
memasarkan barang-barang tersebut atau keharusan menjual dengan
rugi.
2. Risiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi.
Hak dan Kewajiban yang Berhubungan dengan Perjanjian Konsinyasi

Hak hak Komisioner


1. Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang
dikeluarkam untuk enjual barang titipan tersebut, sesuai perjanjian diantara kedua
belah pihak.
2. Dalam batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan hak untuk
memberikan jaminan (garansi) terhadap kualitas barang yang dijualnya.
3. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak
memberikan syarat pembayaran kepada langganan.

Kewajiban-kewajiban Komisioner
1. Melindungi keamanan dan keselamatan barang yang diterima dari pengamanat
2. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang milik
pengamanat sesuai dengan ketentuan yag diatur dalam perjanjian.
3. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administratif tethadap
barang milik pengamanat, sehingga identitas barang dapat diketahui setiap saat.
4. Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, barang yang
berhasil dijual, dan yang masihdalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.
Contoh bentuk umum laporan Perhitungan Penjualan kepada pengamanat :

Toko "VISIANA"
Jl. Gunungsari 15
Medan
No : BK - 25
Tgl : 31 Des. 1980
Perhitungan Penjualan

Perhitungan penjualan untuk : 3 unit Meja & Kursi, Model UK - 150


Penjualan untuk :
PT WIJAYA FURNITURE
JL. DAHLIA NO.3 YOGYAKARTA

Penjualan :
3 unit Meja & Kursi, Model UK-150 Rp 1,500,000
Biaya-biaya :
Ongkos Angkut lokal Rp 75,000
Biaya Perakitan Rp 30,000
Komisi Penjualan Rp 300,000
Rp 405,000

Penerimaan :
Dikirim cek sebesar Rp 1,395,000

Sisa barang belum terjual : 7 unit


Contoh 1 :

Fa Batu yang bertempat kedudukan di Semarang berusaha di bidang perdagangan


barang-barang elektronik. Khusus untuk pesawat T. V yang dijualnya Fa. Baru
mengadakan kerjasama daiam bentuk perjanjian konsinyasi dengan PT Jaya Electronic
Industrial and Trading Company di Jakarta. Beberapa ketentuan penting yang
berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut adalah scbagai berikut:
- Kepada Fa. Baru diberikan komisi 25% dari hasil penjualan.
- Ongkos angkut lokal yang dikeluarkan oieh Fa. Baru, seluruhnya diganti oleh pihak
pengamanat.
- Fa. Baru diberi kelonggaran untuk menentukan syarat-syarat pembayaran kepada
langganannya, akan tetapi tanggungjawab pengumpulan piutang sepenuhnya terletak
pada Fa. Baru.
- Harga jual yang ditetapkan adalah Rp 100. 000,00 untuk setiap buah pesawat T. V.

Transaksi konsinyasi selama l bulan pertama dan prosedur pembukuan pada masing-
masing cara yang dijelaskan di atas sebagai berikut:
Pencatatan pada Buku-Buku Komisioner (Consigner) Fa. Baru
Semarang
Transaksi penjualan konsinyasi Transaksi penjualan konsinyasi
Transaksi-transaksi dicatat terpisah (tidak) dicatat secara terpisah

1 September 1980
(1) Penerimaan barang komisi dari
PT jaya, berupa 100 buah pesawat TV (Memorandum)* (Memorandum)*
untuk dijual dengan harga @Rp 100.000,00
1September s/d 30 September 1980 a) Piutang Dagang (D) 10.000.000
(2) Dijual 100 pesawat TV dengan Piutang Dagang (D) 10.000.000 Penjualan (K) 10.000.000
harga @Rp 100.000,00, komisi Barang-barang b) Pembelian (D) 7.500.000
penjualan atas barang-barang komisi (K) 10.000.000 Hutang (PT Jaya)
tersebut adalah 25% (K) 7.500.000
(3) Dibayar ongkos angkat lokal untuk Barang-barang komisi (D) 50.000,00 Hutang (PT Jaya) (D) 50.000,00
100 buah TV sebesar Rp 50.000,00 Kas (K) 50.000,00 Kas (K) 50.000,00
(4) Penerimaan piutang dari
langganan atas penjualan 100 buah Kas (D) 10.000.000,00 Kas (D) 10.000.000,00
TV tersebut pada transaksi (2). Piutang Dagang (K) 10.000.000,00 Piutang Dagang (K) 10.000.000,00
30 September 1980
(5) Perhitungan komisi atas hasil penju- Barang-barang _
alan 100 buah TV (25%Rp 10.000.000 komisi (D) 2.500.000,00
= Rp 2.500.000,00) Pendapatan komisi (K) 2.500.000,00
(6) Pengiriman perhitungan hasil
penjualan 100 buah TV kepada PT Jaya Barang-barang Hutang (PT Jaya) (D) 7.450.000,00
jakarta dan sekaligus pengiriman uangnya komisi (D) 7.450.000,00 Kas (K) 7.450.000,00
sebesar Rp 7.450.000,00 Kas (K) 7.450.000,00
Contoh no. 1 rekening barang-barang komisi pada buku-buku Fa. Baru misalnya
setelah transaksi ke 6 akan menunjukkan saldo nihil seperti dibawah ini.

Barang-barang komisi PT Jaya


Tgl. Uraian No. Jumlah
Bukti D K Sisa
Penjualan 100
pesawat TV 10.000.000 10.000.000 (K)
Ongkos Angkut lokal 50.000 9.950.000 (K)
Komisi penjualan 2.500.000 7.450.000 (K)
Pengiriman Kas 7.450.000

Contoh pada akhir tahun buku 19A rekening buku besar Barang-barang Konsinyasi menunjukkan saldo
kredit sebesar Rp 100.000,00 dengan perincian sebagai berikut:
- Barang-barang Komisi dari Perusahaan X : Rp 50.000,00 (K)
- Barang-barang Komisi dari Perusahaan Y : Rp 25.000,00 (D)
- Barang-barang Komisi dari Perusahaan Z : Rp 75.000,00 (K)
Jumlah : Rp 100.000,00 (K)
Sesuai dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban keuangannya, maka komisioner harus menyajikan di
dalam neraca pada akhir tahun buku 19A, atas saldo kredit rekening Barang-barang Komisi itu
sebagai berikut:
Hutang kepada X & Z sebesar Rp 125.000,00 dan Piutang kepada Y sebesar Rp 25.000,00.
Contoh 2 :
Berdasar data pada contoh no. 1, maka dapat disusun ikhtisar jurnal transaksi penjualan konsinyasi pada buku PT
Jaya Electronic Industrial and Trading Company, jakarta menurut ke empat metode tersebut di atas sebagai
berikut :
Pencatatan pada buku-buku pengamanat
(PT JAYA, JAKARTA)
Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah
Metode Perpetual Metode Phisik
1. pengiriman 100 buah pesawat TV kepada Fa. Baru
semarang, harga pokok Rp 60.000.000 per buah Barang-barang konnsinyasi
Barang-barang konsinyasi (Fa. Baru) Rp6.000.000
(Fa. Baru) Rp 6.000.000 Pengiriman barang-barang
Konsinyas Rp 6.000.000
persediaan produk jadi Rp 6.000.000

2. dibayar ongkos angkut pengiriman sebesar Rp


40.000
Barang-barang konsinyasi Barang-barang konsinyasi
(Fa. Baru) Rp 40.000 (Fa. Baru) Rp 40.000
Kas Rp 40.000 Kas Rp 40.000
3. Diteria perhitungan penjualan atas 100 buah pesawat piutang Dagang (Fa.Baru) Rp7.450.000
TV dari Fa. Baru * Penjualan konsinyasi Rp 7.450.000
a.Mencatat hasil penjualan
piutang Dagang (Fa.Baru) Rp7.450.000
Penjualan konsinyasi Rp 7.450.000

b.Mencatat Harga Pokok Penjualan HPP Konsinyasi Rp 6.000.000


HPP Konsinyasi Rp 6.000.000 Biaya Penjualan Konsinyasi Rp 40.000
Biaya Penjualan Konsinyasi Rp 40.000 Barang-barang Konsinyasi Rp 6.040.000
Barang-barang Konsinyasi Rp 6.040.000
Metode Peropetual Metode Phisik

4. Diteria uang sebesar Rp7.450.000 dari Fa,


baru semarang , sebagai penyeelsaian atas
penjualan 100 buah pesawatTV.
Kas Rp 7.450.000 Kas Rp 7.450.000
Piutang dagang Rp 7.450.000 Piutang dagang Rp 7.450.000

5. Menutup/Memindahkan Kas saldo Pengiriman


rekening pengiriman barang-barang barang-barang konsiyasi Rp 6.000.000
konsinyasi ke Rugi-laba.** Rugi-laba Rp 6.000.000
-

*Lihat penjelasan pada pencatatan transaksi penjualan konsinyasi tindak diselenggarakan secara terpisah
**Di dalam laporan perhitungan Rugi-laba, jurnal rekening pengiriman barang-barang konsinyasi
dikurangkan dari
jumlah barang yang tersedia untuk dijua didalam menentukan besarnya HPP Reguler. Jurnal demikian
tetap dibuat
meskipun tidak ada barang yang terjual sampai akhir tahun buku yang bersangkutan.
Pencatatan pada Buku-buku Pengamanat
(PT JAYA, JAKARTA)
Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah
Metode Perpetual Metode Phisik
1. pengiriman 100 buah pesawat TV kepada Fa. Baru
semarang, harga pokok Rp 60.000.000 per buah Barang-barang konnsinyasi
Barang-barang konsinyasi (Fa. Baru) Rp6.000.000
(Fa. Baru) Rp 6.000.000 Pengiriman barang-barang
Konsinyas Rp 6.000.000
persediaan produk jadi Rp 6.000.000

2. dibayar ongkos angkut pengiriman sebesar Rp 40.000


Barang-barang konsinyasi
(Fa. Baru) Rp 40.000 Ongkos angkut penjuala Rp 40.000
Kas Rp 40.000 Kas Rp 40.000
3. Diteria perhitungan penjualan atas 100 buah pesawat TV dari
Fa. Baru
a.Mencatat hasil penjualan *
piutang Dagang (Fa.Baru) Rp7.450.000 piutang Dagang (Fa.Baru) Rp7.450.000
Hasil Penjualan Rp 7.450.000 Hasil penjualan Rp 7.450.000
b.Mencatat Harga Pokok Penjualan
HPP Rp 6.000.000 -
Barang-barang Konsinyasi Rp 6.000.000
C. Menghapus saldo rekening pengiriman Barang-barang
konsinyasi pada akhir periode tahun buku untuk
barangbarang Pengiriman barang Konsinyasi Rp 6.000.000
yang telah Barang-barangonsinyasi Rp 6.000.000
Terjual.**
-
4. Diterima uang sebesar Rp 7.450.000 Da==dari Fa. Baru
semarang, sebagai penyelesaian Atas penjualan 100 buah
pesawat TV. Kas Rp 7.450.000
Kas Rp 7.450.000 Piutang dagang (Fa. Baru) Rp &.450.000
Piutang dagang (Fa. Baru) Rp &.450.000
* Apabila dianggap perlu pencatatan hasil penjualan dapat dilakukan berdasar hasil penjualan kotor
akan tetapi harus diakui juga biaya-biaya yang dibebankan oleh komisioner, sebagai berikut :

Piutang dagang(Fa. Baru) Rp 7.450.000,00


Ongkos angkut lokal ........ Rp 50.000,00
Komisi Penjualan ............. Rp 2.500.000,00
Hasil Penjualan .....................................Rp 10.000.000,00
Dalam, hal transaksi penjualan konsiyasi dicatat secara terpisah pengakuan biaya-biaya yamg di
bebankan oleh komisioner di debit pada rekening barang-barang konsinyasi, sehingga jurnalmu
menjadi :

Piutang dagang(Fa. Baru) Rp 7.450.000,00


Barang-barang Konsinyasi Rp2.550.000,00
Barang-barang Konsinyasi ................Rp 10.000.000,00
**jurnal untuk menghapuskan saldo rekening pengiriman barang-barang konsinyasi dan rekening
barang-barang konsinyasi tidak perlu dibuat pada metode phisik, apabila pada saat pengiriman barang
tidak dicatat dalam buku jurnal; akan tetapi dalam bentuk memorendum saja.

Masalah akuntansi untuk Perjanjian penjualan konsinyasi yang belum selesai

Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dalam melampaui akhir periode akuntansi,
sedang belum seluruhnya barang-batang konsinyasi dijual oleh komisioner maka diperlukan adanya
penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat pada produk yang belum terjual
(inventoriablec cost).
Adanya penyesuaian terhadap inventoriable, cost ini penting dalam rangka
penentuan laba (rugi) produksinya. Dengan demikian laba (rugi) periodik itu akan
mencerminkan pendapatan-pendapatan dengan seluruh biaya yang bersangkutan.

Contoh 3:

Wijaya Furniture adalah prosedur meubel dan alat-alat rumah tangga yang
menjual produknya sebagian alas dasar konsinyasi. Transaksi penjualan konsinyasi
dengan salah satu konsumen yang berlangsung dalam bulan desember 1980 sbb:
Awal pengiriman 1980 :
(1) Pengiriman 10 unit meja & kursi tamu model UK-150 kepada toko Visiana
untuk dijual dengan harga Rp.600.000,00 per unit. Harga pokok produksi per unit
yaitu Rp.200.000,00 dan komisi penjualan ditetapkan 16,67% dari harga jual
dengan semua biaya yang dikeluarkan oleh komisioner menjadi tanggung jawab
sepenuhnya oleh pihak pengamat.
(2) Dibayar ongkos angkut pengiriman dan biaya pengepakan masing-masing
sebesar Rp.275.000,00 untuk ongkos angkut dan biaya pengepakan Rp 50.000,00
Akhir Desember 1980:
(3). Diterima peritungan penjualan atas 3 unit meja & kursi tamu dari Toko Vasiana
beserta sebuah cek sbg penyelesaian.
Pencatat pada buku pengamat (Wijaya Furniture)
Prosedur pembukuan selanjutnya dalam hubungan dan tujuan penutupan bukupada akhir Desember
1980 : terlebih harus dialokasikan beberapa macam biaya biaya yang imvosible terhadap 7 unit meja dan kursi
yang belum terjual sbb

Harga pokok & biaya Harga pokok penjualan Harga pokok persediaan
penjualan barang & biaya penjualan & biaya yang di
barang konsinyasi, untuk konsinyasi untuk 3 unit tangguhkan
10 unit meja & kursi. meja&kursi. pembebanannya untuk 7
unit meja dan kursi
1. Harga pokok produksi Rp 2000.000,00 Rp 600.000,00 Rp 1.400.000,00
2. Biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh
wijaya furniture
-ongkos angkut Rp 275.000,00 Rp 82.000,00 Rp 192.000,00
-biaya pengepakan. Rp 50.000,00 Rp 15.000,00 Rp 35.000,00
3. Biaya-biaya yang di
keluarkan oleh
komisioner:
-onkos angkut lokal Rp 75.000,00 Rp 22.500,00 Rp 52.500,00
-biaya perakitan Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 -
-komisi penjualan Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 -

Jumlah Rp2.730.000,00 Rp1.050.000,00 Rp 1.680.000,00


(a) Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah

Apabila transaksi penjualan konsinyasinya dicatat secara terpisah maka berdasar perhitungan penjualan atas 3
unit meja & kursi yang dibuat toko visiana dicatat sbb:
Kas...............................................................Rp.1.395.000,00
Barang-barang konsinyasi toko visiana
(ongkos angkut)..........................................Rp.75.000,00
Komisi penjual ...........................................Rp.300.000,00
Biaya perakitan...........................................Rp.30.000,00
Penjualan Konsinyasi..................................................Rp.1.800.000,00

Pencatatan dan pengakuan atas hasil penjualan konsinyasi itu kemudian diikuti dengan pencatatan terhadap
harga pokok penjualan dan biaya yang bersangkutan dengan barang-barang konsinyasi, atas dasar alokasi
seperti tersebut di atas sbb:

Harga pokok penjualan Konsinyasi ....................Rp.600.000,00


Biaya-biaya penjualan Konsinyasi ......................Rp.120.000,00
Barang-barang konsinyasi toko Visiana ...........................Rp.720.000,00
Dengan demikian apabila jurnal untuk mencatat hasil penjualan dan harga pokok serta biaya-biaya penjualan
barang barang konsinyasi tersebut dibukukan ke rekening barang-barang konsinyasi akan nampak sbb:
Barang-barang Konsinyasi Toko Visiana.

Tanggal Uraian D K Saldo


Des. Harga pokok 10 unit meja &
1 kursi ;
Model UK-150 Rp.2.000.000 Rp 2.000.000 (D)
Ongkos Angkut Rp 275.000 Rp 2.275.000 (D)
Biaya Pengepakan Rp. 50.000 Rp 2.325.000 (D)

Biaya-biaya yang
Des dikeluarkan oleh komisioner
31 (Ongkos angkut lokal) Rp 75.000 Rp 2.400.000 (D)
Harga pokok dan biaya
penjualan, untuk 3 unit yang Rp.720.000 Rp 1.680.000 (D)
terjual

Saldo debit barang konsinyasi sebesar Rp.1.680.000 adalah merupakan harga pokok dan biaya-
biaya yang melekat pada 7 unit meja dan kursi yang belum terjual sampai dengan akhir tahun
buku 1980. Dalam hal perusahaan menggunakan metode phisik, maka pada tanggal 31
Desember 1980 harus dibuat jurnal penutup untuk memindahkan saldo rekening-rekening
pengiriman barang-barang konsinyasi ke Laba-Rugi.
(b) Transaksi penjualan konsinyasi tidak dicatat secara terpisah

Apabila terhadap transaksi penjualan konsinyasi tidak diselenggarakan pembukuan secara terpisah, maka ikhtisa
transaksi untuk (penjualan) konsinyasi dengan toko visiana akan nampak sbb:

Metode perpetual Metode phisik

Pengiriman Barang:
Barang-barang konsinyasi Barang-barang konsinyasi
Toko Visiana Rp.2.000.000 Toko Visiana Rp.2.000.000
persediaan Produk jadi Rp.2.000.000 pengiriman barang-barang
konsinyasinya Rp.2.000.000
Ongkos Angkut:
Ongkos angkut penjualan Rp.275.000 Ongkos angkut penjualan Rp.275.000
Kas Rp.275.000 kas Rp.275.000
Biaya pengepakan:
Bi. Pengepakan Rp.50.000 Bi. Pengepakan Rp.50.000
Kas Rp.50.000 Kas Rp.50.000

Penjualan dan penerimaan kas:


Kas Rp.1.395.000 Kas Rp.1.395.000
Ongks angkut penjualan Rp.75.000 Ongks angkut penjualan Rp.75.000
Bi. Perakitan Rp.30.000 Biaya perakitan Rp.30.000
Komisi penjualan Rp.300.000 Komisi penjualan Rp.300.000
Hasil penjualan Hasil Penjualan Rp.1.800.000
Rp.1.800.000
Harga pokok penjualan:
Harga pokok penjualan Rp.600.000
barang-barang konsinyasi Rp.600.000
Menutup rekening Pengiriman Barang-
barang Konsinyasi yang telah terjual
Pengiriman Barang-barang
- Konsinyasi Rp 600.000,00
Barang-barang
Konsinyasi Rp 2.600.000,00

Penyesuaian & tutup buku :


Biaya Yang Ditangguhkan Pembebananya Biaya yang Ditangguhkan Pembebananya
Rp 280.000,00 Rp 280.000,00
Ongkos Angkut Rp245.000,00 Ongkos Angkut Rp 245.000,00
Biaya Pengepakan Rp 35.000,00 Biaya Pengepakan Rp 35.000,00
Pencatatan pada buku-buku Komisioner (Toko Visiana)

Bagi komisioner pencatatan secara formal (di dalam Buku Jurnal dan
rekening-rekening pembukuannya) terbatas pada barang-barang yang telah
berhasil dijual kepada pihak ketiga dan biaya-biaya yang telah dikeluarkannya.
Bagi komisioner semua biaya yang telah dikeluarkan baik untuk barang yang
telah maupun belum terjual dikurangkan terlebih dahulu dari hasil
penjualannya. Penerimaan hasil penjualan setelah dikurangi dengan
keseluruhan biaya-biaya tersebut merupakan jumlah yang terhutang baginya.
Berdasar data pada contoh no. 3 tersebut maka pencatatan yang dilakukan oleh
Toko Visiana akan tampak sebagai berikut :
Apabila transaksi konsinyasi Apabila transaksi konsinyasi
Transaksi-transaksi
dicatat secara terpisah tidak dicatat secara terpisah
Desember 1980
(1) Penerimaan 10 unit meja & kursi
dari PT Wijaya Furniture Memo Memo
(2) Penjualan tunai 3 unit meja & Kas (D) 1.800.000,00\ a. Kas (D) 1.800.000,00
kursi @ 600.000,00 komisi Barang Komisi (K) 1.800.000,00 Penjualan (K) 1.800.000,00
16,67%
b. Pembelian (D) 1.500.000,00
Hutang (PT Jaya)
(K) 1.500.000,00
(3) Dibayar ongkos angkut lokal Barang-barang Hutang (PT Jaya) (D) 75.000,00
untuk 10 unit meja & kursi Komisi (D) 75.000,00 Kas (K) 75.000,00
sebesar Rp 75.000,00 Kas (K) 75.000,00

31 Desember 1980

a. Perhitungan komisi atas hasil a. Barang barang


penjualan barang-barang komisi komisi (D) 300.000,00 -
sebesar 164% x 1.800.000,00 = Rp Pendapatan Komisi
300.000,00 (K) 300.000,00
b. Pengiriman perhitungan dan b. Barang barang b. Hutang (PT Jaya ) 1.395.000,00
sekaligus pengiriman cek hasil Komisi (D) 1.395.000,00 Kas (K) 1.395.000,00
penjualan 3 unit meja & kursi Kas (K) 1.395.000,00
dipotong ongkos-ongkos penjualan
dan komisi kepada PT Wijaya
Furniture sebesar Rp 1.395.000,00
Proses pencatatan selanjutnya, yaitu penutupan rekening-rekening nominal ke
rekening Rugi-Laba serta pemindahan saldo laba atau rugi ke Laba Yang
Ditahan (Retained Earnings) dilakukan seperti biasa.

Barang-barang Konsinyasi Yang Dikembalikan

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat


(consignor), maka rekening Barang-barang Konsinyasi harus dikredit dengan
harga pokok barang-barang yang bersangkutan. Biaya-biaya yang
berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut.
biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), harus
dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya
yang terjadi itu tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang-barang
yang dikembalikan atau tidak periu ditangguhkan pembebanannya, karena
tidak memberikan manfaatnya di masa yang akan datang.
Penyajian laba (rugi) Penjualan Konsinyasi didalam
Laporan Perhitungan Rugi -Laba

Laba (rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan di dalam Laporan


Perhitungan Rugi-Laba bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data
hasil penjualan; harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang
bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan reguler. Akan
tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup
penting dalam kegiatan distribusinya, maka data hasil penjualan, harga pokok
penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan
secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan reguler.
Kemungkinan lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi di
dalam Laporan Perhitungan Rugi-Laba adalah melaporkan sebesar laba (rugi)
penjualan konsinyasi tanpa menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang
bersangkutan.
Apabila cara ini ditempuh pada umumnya laba (rugi) penjualan konsinyasi
ditambahkan (dikurangkan) dari Laba Kotor penjualan reguler sebagai berikut:

PT JAYA JAKARTA
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Untuk bulan September 1980

Penjualan Penjualan
Konsinyasi Reguler Jumlah

Hasil penjualan Rp 10.000.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 35.000.000,00


Harga Pokok Penjualan Rp 6.000.000,00 Rp 14.000.000,00 Rp 20.000.000,00
Laba Kotor Penjualan Rp 4.000.000,00 Rp 11.000.000,00 Rp 15.000.000,00

Biaya Usaha :
Biaya Penjualan Rp 2.590.000,00 Rp 3.025.000,00 Rp 5.615.000,00
Biaya Administrasi & Umum - Rp 5.635.000,00 Rp 5.635.000,00
Jumlah biaya usaha Rp 2.590.000,00 Rp 8.660.000,00 Rp 11.250.000,00
Laba usaha Rp 1.410.000,00 Rp 2.340.000,00 Rp 3.750.000,00
PT JAYA JAKARTA
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Untuk bulan September 1980

Hasil Penjualan Rp 25.000.000,00


Harga Pokok Penjualan Rp 14.000.000,00
Laba Kotor Penjualan Rp 11.000.000,00
Laba Penjualan Konsinyasi Rp 1.410.000,00
Rp 12.410.000,00

Biaya Usaha
Biaya penjualan Rp 3.025.000,00
Biaya administrasi & umum Rp 5.635.000,00
Jumlah biaya usaha Rp 8.660.000,00
Laba Usaha Rp 3.750.000,00

Anda mungkin juga menyukai