Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“PELAPORAN SEGMEN DAN LAPORAN INTERIM”

Kelompok 11:

Clara Yunneke Tanadi (1607532037) / 33

Kadek Gita Amdika Putri (1607532038) / 34

Dicky Wahyudi Rumaday (1607532040) / 35

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
I. PELAPORAN UNTUK SEGMEN

Perusahaan besar yang terdiverifikasi dapat dipandang sebagai sebuah portofolio

aset yang beroperasi sebagai divisi atau anak perusahaan, yang sering kali memiliki

cakupan multinasional.berbagai komponen perusahaan besar dapat mempunyai tingkat

keuntungan yang berbeda, tingkatan jenis risiko yang berbeda, dan kesempatan

pertumbuhan yang berbeda. Permasalahan utama untuk akuntan adalah bagaimana

mengembangkan dan mengungkapkan informasi yang diperlukan untuk mencerminkan

perbedaan – perbedaan mendasar tersebut.

II. ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN

Secara umum kantor pusat perusahaan bukanlah segmen operasi terpisah. Selain

itu perusahaan dapat memilih untuk mengagresikan segmen operasi individual terpisah

yang mempunyai karakteristik ekonomi yang mirip. Setiap kali muncul isu pendefinisian

pendapat dari segmen atau suatu perusahaan, maka salah satu masalahnya adalah

alokasi biaya untuk masing – masing segmen.

III. INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI

Perusahaan terkena eskposur atau resiko yang berbeda terhadap tiap pasar

sumber faktor-faktor produksinya. Laporan keuangan konsolidasi menyajikan semua

faktor heterogen tersebut dalam konteks entitas tunggal. Tujuan dari pelaporan segmen

adalah untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan melihat dibalik angka total

konsolidasi ke komponen individu yang membentuk entitas tersebut.

IV. IDENTIFIKASI LAPORAN SEGMEN

Segmen industri dan segmen geografis merupakan dasar yang biasa digunakan

dalam penyajian informasi menurut segmen. Informasi segmen indusri biasanya disajikan
menurut pengelompokan umum dari produk atau jasa yang terkait atau menurut jenis

pelanggan. Informasi segmen geografis kadang-kadang disajikan menurut lokasi operasi

perusahaan, menurut pasar atau kedua-duanya.

V. INFORMASI SEGMEN SEKUNDER

PSAK 5: jika perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai pelaporan

segmen primer, maka perusahaan harus melaporkan informasi sebagai berikut:

1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal dan dihubungkan dengan lokasi

pelanggan berdasarkan wilayah

2. Nilai yang menyertai asset segmen yang dihubungkan dengan lokasi aset

berdasarkan wilayah

3. Jumlah pengeluran pada periode tertentu untuk memperoleh aset segmen yang

diperkirakan akan digunakan lebih dari 1 periode yang dihubungkan dengan aset

secara wilayah

Jika perusahaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen

primer:

1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal

2. Nilai yang menyertai aset segmen

3. Jumlah pengeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset segmen yang

diperkirakan akan digunakan lebih dari 1 periode

VI. PELAPORAN KEUANGAN INTERIM

Laporan interim yaitu laporan yang mencakup periode waktu kurang dari 1 tahun,

menyiapkan informasi tentang kemajuan kegiatan operasi entitas pada periode tertentu

sepanjang tahun. Di dalam laporan interim terdapat lapoan laba rugi, neraca, laporan
arus kas yang ringkas, dan catatan kaki terpilih dan pengungkapan lainnya untuk periode

interim yang dilaporkan, juga data komparatif untuk periode interim sebelumnya. Tujuan

pelaporan interim adalah untuk menyediakan laporan terkini dari kemajuan operasi

entitas kepada investor dan pihak lain yang berkepentingan.

VII. FORMAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Laporan keuangan interim terdiri atas pos-pos yaitu, laporan laba rugi untuk

periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama tahun fiskal sebelumnya,

neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode yang sama pada akhir

tahun fiskal sebelumnya, laporan arus kas pada akhir periode kumulatif berjalan dan

untuk periode yang sama untuk tahun sebelumnya, dan catatan atas laporan keuangan

yang menjelaskan saldo yang disajikan dalam laporan keuangan.

VIII. PERMASALAHAN AKUNTANSI

Pandangan Diskrit versus Pandangan Integral dalam Pelaporan Interim

Teori diskrit dalam pelaporan interim memandang setiap periode interim

sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi seakan-akan periode tersebut

merupakan periode akuntansi tahunan. Setiap penyesuaian akhir tahun dan

penangguhan akan ditentukan menggunakan dasar prinsip akuntansi yang sama

digunakan dalam laporan tahunan. Sedangkan, teori integral dalam pelaporan interim

memandang periode interim sebagai bagian dari periode tahunan. Berdasarkan

pandangan ini, pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan atau beban tertentu

dapat dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi

selama setahun.
Teori integral telah dipilih sebagai teori utama untuk pelaporan interim seperti yang

diwajibkan oleh PSAK 3, walaupun terdapat beberapa modifikasi terhadap teori tersebut

sehingga laporan akan semakin sesuai dengan hasil operasi selama setahun.

Peraturan Akuntansi untuk Pelaporan Interim

Terdapat peraturan akuntansi untuk pelaporan interim. Peraturan akuntansi ini

digunakan untuk standarisasi penyusunan pelaporan laba rugi interim. Di mana,

standarisasi ini diatur pada PSAK 3 dan mengacu pada PSAK 25, yakni tentang “Laba

Rugi untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan dalam Kebijakan

Akuntansi.”

IX. STANDAR PELAPORAN UNTUK LAPORAN LABA RUGI INTERIM

Pendapatan

Pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak

dapat ditangguhkan ke periode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil.

Pendapatan dan usaha musiman, seperti dalam pertanian, produk makanan, grosir atau

ritel, dan hiburan tidak dapat dimanipulasi untuk menghilangkan tren musiman.

Untuk pendapatan musiman dianggap penting oleh PSAK. Untuk memberikan

manfaat yang lebih besar pada pengguna laporan keuangan maka laporan interim harus

disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya.

Harga Pokok Penjualan dan Persediaan

Aturan umum yang digunakan adalah harga pokok penjualan interim harus

dihitung dengan biaya dan beban teralokasi yang terkait langsung sepperti pada

perhitungan harga pokok penjualan tahunan. Bagaimanapun, PSAK 3 memperbolehkan

modifikasi praktis berikut atas aturan umum tersebut, yaitu: menggunakan estimasi
persentase laba bruto, penilaian harga pokok atau harga pasar terendah, dan

sistem biaya standar.

Biaya dan Beban yang lain

Pandangan integral yang diadopsi oleh PSAK 3 terlihat lebih jelas jika terkait

dengan biaya periode. Pada umumnya adalah bahwa biaya dan beban itu harus

dibebankan pada laba rugi interim dalam periode interim di mana keduanya terjadi. Biaya

dan beban lain, selain biaya produk, harus dibebankan dengan dasar yang sama seperti

pada periode tertentu.

Pelepasan Segmen atau Pos Luar Biasa, Tidak Biasa, Jarang Terjadi, dan Bersyarat

PSAK 3 mengharuskan pengukuran dan pelaporan pos non operasi utama

menggunakan dasar yang sama seperti saat mempersiapkan laporan tahunan. Tes

material untuk pos luar biasa harus didasarkan pada estimasi atas pendapatan untuk

seluruh periode tersebut.

X. PERUBAHAN AKUNTANSI DI PERIODE INTERIM

PSAK 25 tentang “Keuntungan dan Kerugian Periode Berjalan, Kesalahan dan

Perubahan Kebijakan Akuntansi.”, secara terperinci membagi perubahan akuntansi

dalam tiga bentuk, yaitu: perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi, dan

kesalahan mendasar.

REFRENSI:
E. Baker, Richard. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai