Anda di halaman 1dari 7

BAB 7 PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK

Salah satu tugas pokok pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat(public
service). Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui dua sumber,yaitu :

1.Pajak

jika pelayanan publik dibiayai dengan pajak,maka setiap wajib pajak harus membayar tanpa
memperdulikan apakah dia menikmati secara langsung jasa publik tersebut atau tidak.

2.Pembebanan langsung kepada masyarakat.

Jika pelayanan publik dibiayai melalui pembebanan langsung,maka yang membayar hanyalah
mereka yang memanfaatkan jasa pelayanan publik tersebut,sedangkan yang tidak
menggunakan tidak diwajibkan untuk membayar.

1 . PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL

Dalam memberikan pelayanan publik,pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif untuk


pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik
pemerintah. Beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanan misalnya :

a) penyediaan air bersih

b) transportasi publik

c) jasa pos dan telekomunikasi

d) energi dan listrik

e) perumahan rakyat

f) fasilitas rekreasi

g) pendidikan

h) jalan tol

*pembebanan tarif pelayanan publik kepada konsumen dapat dibenarkan karena beberapa
alasan yaitu:

A) adanya barang privat dan barang publik


-Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa
tersebut hanya dinikmati secara individual oleh masyarakat yang membelinya,sedangkan yang
tidak mengkonsumsi tidak dapat menikmati barang/jasa tersebut.

Contoh : makanan,listrik,telepon dsb.

-barang publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang dan jasa
tersebut dinikmati oleh seluruh a=masyarakat secara bersama-sama.

Contoh : pertahanan nasional,pengendalian penyakit,jasa polisi dsb.

Pada tataran praktik terdapat kesulitan dalam membedakan barang puvlik dengan brang privat.
Beberapa sebab sulitnya membedakan barang publik dengan barang privat antara lain :

1. Batasan antara barang publik dan barang privat sulit untuk ditentukan.

2. Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang/jasa publik,tapi dalam penggunaannya
tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa elemen pembebanan langsung.

3. Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan


pajak karena pembebanan tarif lebih mudah pengumpulannya.

B) efisiensi ekonomi

ketika setiap individu bebas menentukan berapa banyak barang/jasa yang mereka ingin
konsumsi,mekanisme harga memiliki peranan penting dalam mengalokasikan sumber daya
melalui :

1 . pendistribusian permintaan

2 . pemberian insentif untuk menghindari pemborosan

3 . pemberian insentif pada suplier berkaitan dengan skala produksi

4 . penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan


persediaan jasa.

Tanpa adanya suatu mekanisme harga,permintaan dan penawaran tidak mungkin menuju titik
keseimbangan sehingga alokasi sumber daya tidak efisien,seperti : penyediaan air,obat obatan
dsb.

Mekanisme pembebanan tarif pelayanan merupakan salah satu cara untuk menciptakan
keadilan dalam distribusi pelayanan publik.mereka yang memanfaatkan pelayanan publik lebih
banyak akan membayar lebih banyak pula. Pembebanan tarif pelayanan akan mendorong
efisiensi ekonomi karena setiap orang dihadapkan pada masalah pilihan karena adanya
kelangkaan sumber daya. Jika diberlakukan tarif,maka setiap orang dipaksa berpikir ekonomis
dan tidak boros.

C) Prinsip keuntungan

ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang,pembebanan langsung kepada mereka yang
menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip bahwa yang tidak menikmati
manfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada mereka yang
diuntungkan dengan pelayanan tersebut.

Pembebanan tarif pelayanan publik pada dasarnya juga menguntungkan pemerintah karena
dapat digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pemerintah.hanya saja pemerintah
tidak boleh melakukan maksimasi keuntungan,bahkan lebuh baik menetapkan harga dibawah
full cost,memberikan subsidi atau memberikannya secara gratis.

2.ARGUMEN TERHADAP PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN

Dasar pembebanan langsung (direct charging) tarif pelayanan :

Suatu jasa, barang public ataupun barang privat mungkin tidak diberikan kepada setiap orang,
sehingga tidak adil bila biayanya dibebankan kepada semua masyarakat melalui pajak,
sementara mereka tidak menikmati jasa tersebut. Suatu pelayanan mungkin membutuhkan
sumber daya yang mahal atau langka, sehingga konsumsi publik harus hemat.Terdapat variasi
dalam kinsumsi individual yang lebih berhubungan dengan pilihan daripada kebutuhan.Suatu
jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang menguntungkan dan untuk memenuhi
kebuutuhan domestic secara individual maupun industrial.

Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan public atas suatu
jasa apabila jenis dan standar pelayanannya tidak dapat ditentukan secara tegas.

-Terdapat argumen yang menentang pembebanan tarif pelayanan, yaitu :

-Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan.

Yang miskin tidak mampu untuk membayar.

3. PRINSIP DAN PRAKTEK PEMBEBANAN

Sebagian barang dan jasa yang disediakan pemerintah lebih sesuai dibiayai dengan
pembebanan tarif. Semakin dekat suatu pelayanan terkait dengan barang privat, semakin
sesuai barang tersebut dikenai tarif. Namun batasan identifikasi barang privat dan public
kadang sulit dan harus dilakukan dengan dasar per pelayanan.

Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal seringkali sulit dijumpai. Pelayanan
gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang kualitas pelayanan menjadi sangat
rendah. Misalnya pemberian pelayanan kesehatan gratis biasanya kualitasnya kurang
memuaskan.

4 .KEGUNAAN PEMBEBANAN DALAM PRAKTIK

Praktik pembebanan pelayanan public berbeda untuk setiap negara antara jasa yang disediakan
langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh perusahaan milik negara dan antar
pemerintah dan daerah. Pemerintah memperoleh penerimaan dari beberapa sumber, antara
lain :

-Pajak

-Pembebanan langsung kepada masyarakat (charging for service)

-Laba BUMN atau BUMD

-Penjualan asset milik pemerintah

-Utang

-Pembiayaan defisit anggaran atau mencetak uang

Pada umumnya, kita mengharapkan bahwa penyediaan barang publik seharusnya diiberikan
secara gratis atau dibiayai pajak. Sementara itu, penyediaan barang privat ditarik sebesar harga
pemulihan biaya totalnya (full cost recovery prices). Untuk merit good sebagian disediakan
melalui pajak dan sebagian lain melalui tarif

5 . PENETAPAN HARGA PELAYANAN : HARGA YANG HARUS DIBEBANKAN.

Pemerintah harus memutuskan besaran harga pelayananyang dibebankan pada masyarakat.


Aturan yang biasa dipakai adalah bahwa beban (charge) dihitung sebesar total biaya untuk
menyediakan pelayanan tersebut (full cost recovery).

Empat kesulitan menghitung biaya total :

1.Tidak tahu secara tepat besarnya biaya total (full cost) untuk menyediakan suatu pelayanan.

2.Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi.

3.Tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar.

4.Penentuan biaya yang harus diperhitungkan.

Apakah hanya memasukkan biaya operasi langsung (Current Operations Cost) atau ditambah
dengan biaya modal (Capital Cost).Ahli ekonomi umumnya menganjurkan untuk
mempergunakan marginal cost pricing, yaitu tarif yang dipungut seharusnya sama dengan biaya
untuk melayani konsumen tambahan (Cost of Serving the Marginal Consumer).Harga tersebut
adalah harga yang juga berlaku dalam pasar persaingan untuk pelayanan tersebut.

Marginal cost princing mengacu pada harga pasar yang paling efisien (Economically Efficient
Price), karena pada tingkat harga tersebut (Cateris Paribus) akan memaksimalkan manfaat
ekonomi dan penggunaan sumber daya yang terbaik.

Masyarakat akan memperoleh peningkatan output dari barang atau jasa sampai titik dimana
marginal cost sama dengan harga.

Penetapan harga pelayanan publik dengan menggunakan marginal cost pricing setidaknya
harus mempertimbangkan :

1.Biaya operasi (variabel operating cost).

2.Semi variabel operhead cost seperti biaya modal atas aktiva yang digunakan untuk
memberikan pelayanan.

3.Biaya penggantian atas aset modal yang digunakan dalam penyediaan pelayanan

4.Biaya penambahan aset modal yang digunakan untuk memenuhi tambahan permintaan.

6 .PERMASALAHAN MARGINAL COST PRICING

Masalah-masalah dalam penggunaan marginal cost princing :

1.Sulit memperhitungkan secara tepat marginal cost untuk jasa-jasa tertentu, dalam praktek
kadang biaya rata-rata (average cost) digunakan sebagai pengganti walaupun hal ini
menyimpang dari syarat ekonomi dan efisiensi.

2.Penentuan harga seharusnya didasarkan pada biaya marginal jangka pendek (short run MC)
atau biaya marginal jangka panjang (long run MC).

3.Marginal cost princing bukan berarti full cost recovery.

4.Konsep kewajaran digunakan untuk :

a.Hanya mereka yang menerima manfaat yang membayar.

b.Semua konsumen membayar sama tanpa memandang perbedaan biaya dalam menyediakan
pelayanan tersebut.

5.Eksternalitas konsumsi, seperti manfaat kesehatan umum dari air bersih untuk minumdan
mandi dapat secara signifikan merubah “efisiensi harga” yang ditentukan oleh marginal cost.
6.Pertimbangan ekuitas mensyaratkan yang kaya membayar lebih, paling tidak untuk jasa
seperti air, demana terdapat beberapa macam bentuk diskriminasi harga (seperti tarif
progresif) yang mungkin digunakan.

7 . KOMPLEKSITAS STRATEGI HARGA

A) Two-part tariffs

banyak kepentingan publik dipungut dengan two-part tariff,yaitu fixed charge untuk menutupi
biaya overhead atau biaya infrastruktur dan variable charge yang didasarkan atas besarnya
konsumsi.

B) Peak-load tariffs

Pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi. Permasalahannya adalah beban tertinggi
untuk periode puncak harus menggambarkan higher marginal cost(seperti telpon dan
transportasi umum)

C) Diskriminasi harga

Hal ini adalah salah satu cara untuk mengakomodasikan pertimbangan keadilan (equity) melalui
kebijakan penetapan harga. Jika kelompok dengan pendapatan berbeda dapat diasumsikan
memiliki pola permintaan yang berbeda,pelayanan yang diberikan kepada kelompok yang
berpendapatan rendah dapat disubsidi silang dengan kelompok dengan pendapatan tinggi. Hal
tersebut tergantung dari kemampuan mencegah orang kaya menggunakan pelayanan yang
dimaksudkan untuk orang miskin.

D) D) Full cost recovery

harga pelayanana didasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk menghasilkan pelayanan.
Penetapan harga berdasarkan biaya penuh atas pelayanan publik perlu mempertimbangkan
keadialan(equity) dan kemampuan publik untuk membayar.

E) Harga diatas marginal cost

Dalam beberapa kasus,sengaja ditetapkan harga diatas marginal cost,seperti tarif parkir
mobil,adanya beberapa biaya peijinan atau licence fee.

8 . TAKSIRAN BIAYA

Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya adalah mendasarkan
pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal ini ,elibatkan beberapa pertimbangan sebagai
berikut :

-Opportunity cost untuk staff,perlengkapan dll


-Opportunity cost of capital

-Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukan value to society
(opportunity cost)

-Pooling,ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu

-Cadangan inflasi

Pelayanan menyebabkan unit ketja harus memiliki data biaya yang akurat agar dapat
mengestimasi marginal cost,sehingga dapat ditetapkan harga pelayanan yang tepat. Prinsip
biaya memberikan dasar yang bermanfaat untuk penentuan harga di sektor publik. Marginal
cost pricing bukan merupakan satu-satunya dasar untuk penetapan harga di sektor publik.

Anda mungkin juga menyukai