Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATA KULIAH

TEORI AKUNTANSI

Dosen Pengampu:
Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak.

Disusun Oleh:

Anisa Diah U. H. (F1318006)


Bryan Nuga P (F1318016)
Khaira Intania M. (F1318037)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


BAB VIII
PENDAPATAN

A. Pengertian
Karakterisitik yang membentuk pengertian pendapatan antara lain :
1. Aliran Masuk atau Kenaikan Aset
2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas

Kenaikan Aset
Pendapatan timbul akibat adanya transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau
menimbulkan aliran masuk aset. Menurut Patton dan Littleton (1970,47) aset dapat bertambah
dikarenakan :
a) Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b) Laba yang berasal dari kegiatan investasi
c) Haidah, donasi, atau temuan
d) Revaluasi aset yang telah ada
e) Penyediaan atau penyerahan produk

Pendapatan sebagi kenaikan aset menggunakan konsep aliran masuk. Namun, dalam konsep
ini memiliki beberapa kelemahan karena pendapatan dianggap baru adasetelah transaksi
penjualan terjasi dalam artian pendapatan timbul karena peristiwa/transaksi saat tertentu
bukannya proses selama suatu periode. Kelamahan lainnya definisi ini mengacaukan
pengukuran(measurement) dan penentuan saat pengakuan (timing) dengan proses pencipataan
pendapatan.

1
Operasi Utama Berlanjut
Kegiatan utama berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan yang disebut
pendapatan. Kenaikan aset haruslah berasal dari kegiatan operasi bukan investasi dan
pendanaan. Dimana pengertian ‘operasi utama’ lebih dikaitkan dengan tujuan utama
perusahaan yaitu menghasilkan produk atau jasa untuk mendatangkan laba.

Penurunan Kewajiban
Pendapatan juga didefinisi dari penurunan atau pelunasan kewajiban, terjadi bila suatu entiitas
telah mengalami kenaikan aset sebelumnya yang bukan merupakan pendapatan karena
perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima.
Biasanya merupakan pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampai ada
prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan jasa.

Suatu Entitas
Adanya suatu entitas dalam definisi mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut
dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas
bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas
bersih. Jadi aset yang masuk disebut pendapatan.

Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan pendapatan adalah produk perusahaan. Dalam hal ini
pendapaan didefinisis secara fisis bukan moneter, sehingga bersifat netral terhadap saat
pengakuan. Aliran aset dari pelanggan hanya sebagai pengukur tetapi bukan pendapatan,
produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan.
Namun Kam (1990), menyatakan bahwa pendapatan adalah kejadian (yaitu kenaikan) bukan
objek itu sendiri dan kenaikan tersebut harus berkaitan dengan nilai sehingga bersifat moneter.
Walau aset merupakan objek, pendapatan berkaitan dengan kenaikan nilai aset. Sehingga,
pendapatan adalah suatu kejadian moneter naiknya nilai perusahaan karena produksi atau
penjualan produk.

2
Pertukaran
Paton dan Littleton menggunakan kata pertukaran dalam definisinya karena pada akhirnya
pendapatan harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem pembukuan.
Berbagai Bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai
bentuk dan naa apapun.
Untung
Ada banyak argumen mengenai perlu atau tidaknya pendapatan dibedakan dengan untung.
Kata kunci yang melekat pada pengertian untung :
(1) Kenaikan ekuitas
(2) Transaksi periferal atau insidental
(3) Selain yang berupa pendapatan atau investasi pemilik
FASB merinci kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung (SFAC No.6) :
a. Periferal dan Insidental
b. Transfer nontimbal-bailk
c. Penahanan Aset
d. Faktor Lingkungan

B. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga
jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Secara konseptual pendapatan hanya
dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measureability), dan keterandalan
(reliability).
Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan
bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep pembentukan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun atau terhak bersamaan
dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan
bukan sebagai hasil transaksi tertentu.
Realisasi Pendapatan
Dalam konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat

3
terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk,
baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali. Berdasarkan
konsep realisasi, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak.
Konsep realiasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai
pengakuan pendapatan yaitu:
(1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah
atau semacamnya (kontak penjualan)
(2) Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar

Kriteria Pengakuan Pendapatan


FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) (SFAC No.5):
a. Terrealisasi atau cukup pasti terealisasi
Pendapatan dikatakan telah terealisasi jika produk telah terjual atau ditukarkan dengan
kas. Dikatakan cukup pasti terrealisasi bila aset berkaitan yang diterima mudah dikonversi
menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya.
b. Terbentuk/terhak
Pendapatan dikatakan telah terbentuk jika perusahaan telah melakukan secara subtansial
kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat
pada pendapatan.
Kam (1990), mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis, yaitu :
(1) Keterukuran nilai aset
(2) Adanya suatu transaksi
(3) Proses penghimpunan secara subtansial telah selesai

C. Saat Pengakuan Pendapatan


a. Pada Saat Kontrak penjualan
Terjadi jika perusahaan telah menandatangani kontrak penjualan dan bahkan sudah
menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai memproduksi
barang(pendapatan sudah terealisasi tapi belum terbentuk). Pengakuan harus menunggu
sampai proses penghimpunan cukup selesai yaitu ditahap penjualan. Pada umumnya

4
perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi
dan jarak antara penandatanganan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang
dari satu tahun).
b. Selama Proses Produksi Secara Bertahap
Pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per perioda akuntansi) sejalan
dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat proyek selesai dan diserahkan.
Yang pertama disebut metoda persentase penyelesaian sedangkan yang terakhir disebut
metoda kontrak-selesai.
 Akresi
Akresi adalah pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah lainnya.
Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah bertambah
dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara objektif yang berkaitan
dengan operasi utama perusahaan.
 Apresiasi
Apresiasi adalah selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (nilai buku
aset terdepresiasi). Apresiasi berlaku untuk semua jenis aset tidak terbatas pada aset
yang dikategorikan sebagai produk. Paton dan Littleton menentang pengakuan
apresiasi sebagai pendapatan dengan argumen :
(1) Apresiasi bukan merupakan transaksi
(2) Apresiasi tidak objektif
 Penghematan Kos

c. Pada saat Produksi Selesai


Pendapatan diakui pada saat akhir tahap produksi. Kalau sudah ada kontrak penjualan
sebelumnya maka setara dengan pengakuan pendapatandengan metode kontrak-selesai.
Jika tidak ada kontrak sebelumnya, hanya kriteria terbentuk yang dipenuhi. Pengakuan
pendapatan atas dasar saat produk selesai di produksi dapat dianggap layak untuk industri
ekstraktif (pertambangan) termasuk pertanian.
d. Pada Saat Penjualan
Pengakuan saat penjualan merupakan yang paling umum karena kriteria penghimpunan
dan realisasi telah terpenuhi.saat penjualan merupakan saat yang kritis dalam operasi

5
perusahaan sehingga menjadi standar utama dalam pengakuan pendapatan. Namun ada hal
yang dianggap keberatan terhadap dasar tersebut antara lain :
(1) Berkaitan dengan kepastian pengukuran pendapatan akibat kos purna jual tau pasca
jual
(2) Berkaitan dengan kemungkinan atau pengembalian barang
Cara untuk mengatasi masalah diatas :
 Kembalian dan Potongan Tunai
Menurut SFAS No.48, Pendapatan dapa diakui pada saat penjualan jika:
a. Harga jual cukup pasti atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan
b. Pembeli sudah membayar kepada penjual
c. Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi pencurian
atau kerusakan fisis produk
d. Pembeli benar-benar ada secara subtantif
e. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untuk melakukan tindakan di
masa datang yang secara langsung menjadikan pembeli mampu menjual produk
bersangkutan
f. Jumlah rupaih kembalian dapat ditasir secara layak
 Kos Purnajual
Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah dengan
mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan mengkredit jumlah rupiah yang
sama kedalam suatu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
 Kerugian Piutang
Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos purna-
jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Sehingga pendapatan dapat
disajikan dalam statemen sejumlah piutang yang benar-benar dapat direalisasi.
 Transaksi Penjualan
Melalui PSAK No.23, IAI membuat ketentuan untuk dapat mengakui pendapatan dari
penjualan barang :
a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang

6
yang dijual
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir ke perusahaan tersebut
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transkasi penjualan
dapat diukur dengan andal

e. Pada Saat Kas Terkumpul


Merupakan pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas. Pengakuan ini digunakan untuk
transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah diserahkan/dilaksanakan tetapi kasnya
baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang cukup panjang. Alasan penggunaan
dasar ini adanya ketidakpastian tentang kolektabilitas atau ketertagihan piutang.
 Jasa Dikonsumsi dalam Jangka Pendek
Saat penerimaan kas dari pelanggan biasanya etrjadi hampir bersamaan dengan saat
penyerahan jasa.
 Jasa Dikonsumsi dalam Jangka Panjang
Jika jasa yang diberikan komples dan butuh waktu panjang dalam penyelesaiaannya
kemungkinan terjadi perbedaan mencolok antara jumlah rupiah pendapatan yang
diakui dalam satu perioda atas dasar akrual dengan atas dasar kas.
 Argumen Pendukung
Validitas pengakuan pendapatan dengan penerimaan kas didasarkan atas :
a. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aset yang
mempunyai daya beli murni (dapat dibelanjakan)
b. Makin lama jangka waktu untuk mengangsur makin besar kemungkinan piutang
tidak akan tertagih
c. Kos purna-jual terutama kos penagihan dan pengumpulan piutang, biasanya
lebih tinggi dibanding dengan kos purna-jual untuk penjualan kredit biasa
(jangka pendek).
 Alasan Penyanggah
Menurut Paton dan Littleton (1970), pengakuan pendapatan dasar kas kurang dapat
didukung dengan berbagai alasan berikut :

7
a. Tagihan(piutang) yang timbul akibat penyerahan jasa pada dasarnya mempunyai
kedudukan yuridis yang sama dengan piutang timbul dari penjualan barang
b. Belum tentu bahwa kemungkinan kegagalan untuk menerima pelunasan piutang
dalam perusahaan jasa lebih besar daripada perusahaan dagang sehingga
mengharuskan perusahaan jasa mengakui pendapatan atas dasar kas yang
diterima.
 Prosedur Akuntansi Dasar Kas
Penerapan dasar kas untuk mengukur pendapatan sama dengan tidak mengakui
piutang angsuran sebagai pos aset. Sehingga, pos tersebut dicatat dalam bentuk
memorandum saja.
 Biaya Administrasi dan Penjualan
Pada umumnya kos administrasi dan penjualan bukan merupakan kos yang dapat
diperlakukan seperti kos sediaan yaitu tersediaankan. Kos tersebut harus segera
dibebankan ke pendapatan sebagai biaya perioda.

D. Saat Pengakuan Penjualan Jasa


AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa, antara lain :
1. Kalau pemberian jasa atas pelaksanaan satu pekerjaan/tindakan, pendapatan harus diakui
pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan
2. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan secara bertahap,
pendapatan harus diakui selama perioda pelaksanaan pekerjaan secara proporsional
3. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan secara bertahap,
pendapatan dapat diakui saat seluruh pekerjaan selesai dengan kondisi :
a. Proporsi jasa yang dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan begitu kritisnya sehingga
seluruh pekerjaan belum dapat dikatakan selesai sebelum tahap akhir dilaksanakan
b. Jasa harus diberikan dalam beberapa tahap yang tidak dapat ditentukan dimuka selama
waktu tidak pasti dan tidak ada cara yang cukup layak untuk menentukan tingkat
penyelesaian pekerjaan.
4. Kalau terdapat tingkat ketidakpastian ang tinggi berkenaan dengan ketertagihan atau
kolektabilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui setelah kas terkumpul.
E. Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan

8
FASB meringkas pedoman umum dalam SFAC No.5 sebagai berikut :
a. Kriteria terbentuk dan terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk diserahkan atau jasa
diberikan kepada konsumer
b. Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi dan pengiriman,
pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman
c. Kalau produk dikontrak sebelum diporduksi, pendapatan dapat diakui secara bertahap
dengan metoda persentase penyelesaian pada saat terbentuk asalkan taksiran yang layak
atas hasil saat penyelesaian dan taksiran kemajuan produksi dapat diukur dengan cukup
andal
d. Kalau jasa diberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangsung secara menerus
selama suatu perioda dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan dapat diakui bersamaan
dengan berjalannya waktu
e. Kalau produk atau aset lain dapat segera terealisasi karena dapat dijual dengan harga yang
cukup pasti tanpa biaya tambahan yang berarti pendapatan dan beberapa untung atau rugi
dapat diakui pada saat selesainya produksi atau saat harga aset tersebut berubah
f. Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset nonmoneter yang tidak dapat
segera dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung/rugi diakui saat meretia telah
terhak pada saat transaksi telah selesai asal nilai wajar aset nonmoneter yang terlibat dapat
ditentukan dalam kisar layak
g. Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk, jasa, atau aset lain meragukan,
pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

F. Prosedur Pengakuan
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kagiatan internal apa yang
dapat digunakan sebagi pemicu pencatatan kedalam sistem akuntansi.

G. Penyajian
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara pendapatan
dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan pos luar biasa dan
cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.

Anda mungkin juga menyukai