1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (Detail tie-in). Sebagian besar pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada aged trial balance. Aged trial balance menyajikan daftar saldo-saldo dalam file induk piutang usaha pada tanggal neraca, termasuk saldo pelanggan individual yang beredar dan rincian setiap saldo pada waktu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Memperoleh aged trial balance piutang usaha dan menelusuri saldonya ke buku besar umum. b. Menggunakan perangkat lunak audit untuk memfoot dan mengcross-foot aged trial balance. c. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo kea kun pada file induk.
2. Piutang usaha yang dicatat memang ada (Keberadaan/Eksistensi)
Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling penting untuk menentukan keberadaan atau eksistensi piutang usaha yang dicatat. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Mengkonfirmasi piutang usaha dengan menggunakan konfirmasi positif, mengkonfirmasi semua jumlah yang di atas $ 100.000 dan sampel statistik lainnya. b. Melaksanakan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua. c. Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang usaha yang besar dan tidak biasa.
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)
Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan dari aged trial balance kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha. Sebagai contoh, jika klien tidak sengaja mengeluarkan sebuah piutang usaha dari nercaa saldo, satu-satunya cara yang mungkin ditempuh auditor untuk menemukannya adalah memfooting neraca saldo piutang usaha dan merekonsiliasi saldonya dengan akun pengendali pada buku besar umum. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Menelusuri lima akun dari file induk piutang usaha ke aged trial balance.
4. Piutang usaha sudah Akurat (Keakuratan)
Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling umum bagi keakuratan piutang usaha. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Mengkonfirmasi piutang usaha dengan menggunakan konfirmasi positif, mengkonfirmasi semua jumlah yang di atas $ 100.000 dan sampel statistik lainnya. b. Melaksanakan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua. c. Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang usaha yang besar dan tidak biasa.
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)
Biasanya, auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang usaha relative jauh lebih mudah dengan mereview aged trial balance untuk piutang yang material dari afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak terkait lainnya. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Mereview piutang yang tercantum pada aged trial balance untuk wesel dan piutang pihak terkait. b. Menanyai manajemen apakah ada wesel dari pihak terkait atau piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo.
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (Pisah Batas)
Salah saji pisah batas terjadi apabila transaksi periode berjalan dicatat dalam periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuan dari pengujian pisah batas, tanpa memandang jenis transaksinya, adalah untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi telah dicatat pada periode yang tepat. Tujuan pisah batas merupakan salah satu yang paling penting dalam siklus karena salah saji pisah batas dapat sangat mempengaruhi laba periode berjalan. Salah saji pisah batas dapat terjadi pada penjualan, retur dan pengurangan penjualan dan penerimaan kas. Bagi masing-masing pos tersebut, auditor memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk menentukan kelayakan pisah batas : a. Memutuskan criteria pisah batas yang tepat. b. Mengevaluasi apakah klien memiliki prosedur yang memadai yang ditetapkan untuk memastikan kelayakan pisah batas. c. Menguji apakah pisah batas sudah benar.
Prosedur audit yang dilakukan yaitu :
a. Memilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun berjalan dan 20 transaksi pertama dari tahun selanjutnya serta menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman terkait, dengan memeriksa tanggal pengiriman actual dan mengoreksi pencatatan. b. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah dicatat pada periode yang benar.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai Realisasi)
Standar akuntansi mengharuskan perusahaan menyatakan piutang usaha pada jumlah yang akhirnya akan tertagih. Nilai realisasi piutang usaha sama dengan piutang usaha kotor dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Untung menghitung penyisihan,klien mengestimasi total jumlah piutang usaha yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Tentu saja, klien tidak dapat memprediksi piutang di masa depan dengan tepat, tetapi penting bagi auditor untuk mengevaluasi apakah penyisihan klien itu masuk akal dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Menelusuri 10 akun dari aged trial balance ke file induk piutang usaha untuk menguji umur yang tepat pada neraca saldo. b. Menggunakan perangkat lunak audit untuk memfoot dan mengcross-foot aged trial balance. c. Membahas dengan manajer kredit kemungkinan penagihan piutang yang sudah lama. Memeriksa penerimaan kas selanjutnya dan file kredit atas semua piutang selama 90 hari serta mengevaluasi apakah piutang dapat ditagih. d. Mengevaluasi apakah penyisihan sudah memadai setelah melakukan prosedur audit lainnya menyangkut ketertagihan piutang.
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)
Pada umumnya, hak klien atas piutang usaha tidak menimbulkan masalah audit karena biasanya piutang memang milik klien. Akan tetapi, dalam beberapa kasus sebagian dari piutang mungkin telah digadaikan sebagai jaminan, dibebankan kepada orang lain, difactorkan, atau dijual dengan diskon. Prosedur audit yang dilakukan yaitu : a. Mereview notulen rapat dewan direksi menyangkut adanya indikasi piutang usaha yang digadaikan atau difactorkan. b. Menanyai manajemen apakah ada piutang yang digadaikan atau difactorkan.