Anda di halaman 1dari 6

Bab 9

Materialitas dan Risiko

Materialitas

Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan


laporan audit yang haru dikeluarkan

Gambar 9-1 ~ Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas

Materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan

• Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas (preliminary judgement


about materiality) adalah standar auditing mengharuskan auditor
memutuskan jumlah salah saji gabungan dalam laporan keuangan, yang
akan mereka anggap material pada awal audit ketika sedang
mengembangkan strategi audit secara keseluruhan
• Pertimbangan tentang materialitas yang direvisi (revised judgement
about materiality) adalah selama pelaksanaan audit, auditor sering
mengubah pertimbangan pendahuluan tentang materialitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan materialitas

• Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut


• Tolak ukur yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas
• Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas
1. Jumlah yang melibatkan kecurangan biasanya dianggap lebih penting
ketimbang kesalahan yang tidak disengaja dengan nilai dolar yang sama
2. Salah saji yang sebenernya kecil bisa menjadi material jika ada
konsekuensi yang mungkin timbul dari kewajiban kontraktual
3. Salah saji yang sebenernya tidak material dapat saja menjadi material
jika mempengaruhi tren laba
Menentukan materialitas kinerja

Materialitas kinerja (performance materiality) – jumlah materialitas untuk


segmen audit, yang ditetapkan oleh auditor sebagai kurang dari materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan

 Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas


Proses pembebanan ke setiap akun neraca jumlah salah saji yang
dianggap material bagi akun tersebut berdasarkan pertumbangan
pendahuluan auditor
 Salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement)
Aplikasi materialitas kinerja pada prosedur sampling (standar AICPA)
atau materialitas yang dialokasikan ke saldo akun tertentu (standar
PCAOB)

Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas


pada akun-akun neraca:

1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengundang lebih banyak


salah saji dibandingkan akun-akun lainnya
2. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan
3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini

Pendekatan alokasi yang dilakukan Moore menggunakan pertimbangan


pengalokasian, dengan mematuhi dua persyaratan arbriter berikut ini
ditetapkan oleh Berger and Anthony, CPA:

1. Materialitas kinerja untuk setiap akun tidak boleh melebihi 60% dari
pertimbangan pendahuluan
2. Materialitas semua tingkat materialitas kinerja tidak boleh melebihi dua
kali pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
Ada dua alasan bagi persyaratan yang kedua, yang memperbolehkan
penjumlahan materialitas kinerja melebihi materialitas secara keseluruhan:

1. Tidak mungkin bahwa semua akun mengandung salah saji sebesar


jumlah materialitas kinerja
2. Beberapa akun mungkin saja dilebihsajikan sementara akun-akun
lainnya mungkin kurang saji

Mengestimasi salah saji dan membandingkan dengan pertimbangan


pendahuluan

 Salah saji yang diketahui (known misstatement) adalah salah saji dalam
akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor
 Salah saji yang mungkin (likely misstatement) terbagi lagi menjadi dua
jenis.
1. Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen
dan auditor tentang estimasi saldo akun
2. Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu
populasi

Risiko audit

Model risiko audit untuk perencanaan

PDR = AAR / (IR x CR)

dimana:

PDR = risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)

AAR = risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)

IR = risiko inheren (inherent risk)

CR = risiko pengendalian (control risk)


Gambar 9-4 ~ Model risiko audit serta pemahaman atas bisnis dan industri
klien

Komponen model risiko audit

Tabel 9-2 ~ Ilustrasi perbedaan bukti antarsiklus

Risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk) adalah risiko bahwa
bukti audit untuk suatu tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang
melebihi materialitas kinerja

Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi salah saji
yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal

Risiko pengendalian (control risk) mengukur penilaian auditor mengenai risiko


bahwa salah saji yang material akan terjadi dalam suatu asersi dan tidak dapat
dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien

Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran
kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungking
mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar
tanpa pengecualian telah dikeluarkan

Menilai risiko audit yang dapat diterima

Risiko penugasan (engagement risk) adalah risiko bahwa auditor atau kantor
akuntan publik akan menderita kerugian setelah audit selesai, walaupun
laporan audit sudah benar
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima

1. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan


Beberapa faktor yang baik mengenai derajat ketergantungan pemakai
eksternal pada laporan keuangan:
- Ukuran klien
- Distribusi kepemilikan
- Sifat dan jumlah kewajiban
2. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah
laporan audit dikeluarkan
Beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik bahwa
probabilitasnya meningkat:
- Posisi likuiditas
- Laba (rugi) tahun-tahun sebelumnya
- Metode pembiayaan pertumbuhan
- Sifat operasi klien
- Kompetensi manajemen
3. Evaluasi auditor atas integritas manajemen
Tabel 9-3 ~ Metode yang digunakan praktisi untuk menilai risiko audit
yang dapat diterima

Menilai risiko inheren

Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren:

 Sifat bisnis klien


 Hasil audit sebelumnya
 Penugasan awal vs penugasan berulang
 Pihak-pihak yang terkait
 Transaksi nonrutin atau kompleks
 Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan
transaksi dengan tepat
 Unsur-unsur populasi
 Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang
curang dan misapropiasi aset
Hubungan risiko dengan bukti serta faktor-faktor yang mempengaruhi risiko

Gambar 9-5 ~ Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko dan risiko


dengan bukti yang direncanakan

Ada dua cara lain yang dipakai auditor untuk mengubah audit guna merespons
risiko:

1. Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman


2. Penugasan akan direview secara lebih seksama daripada biasanya

Kertas kerja perencanaan bukti untuk pengujian atas rincian saldo

Tabel 9-4 ~ Hubungan risiko dengan bukti

Merevisi risiko dan bukti

Gambar 9-7 ~ Hubungan materialitas kinerja dan risiko dengan bukti yang
direncanakan

Kesalahan sampling – hasil yang diperoleh karena auditor hanya mengambil


sampel dari suatu bagian populasi

Anda mungkin juga menyukai