Anda di halaman 1dari 9

A.

Obtain and Document Understanding of Internal Contol


Prosedur memperoleh pemahaman, meliputi : pengumpulan bukti tentang rancangan
pengendalian internal dan apakah pengendalian itu sudah diimplementasikan lalu
menggunakan informasi itu sebagai dasar audit terpadu.
Bukti yang digunakan auditor biasanya berupa dokumentasi, tanya jawab dengan
personil entitas, mengamati karyawan yang melakukan proses pengendalian dan melakukan
kembali dengan menelusuri satu atau beberapa transaksi melalui sistem akuntansi dari awal
sampai akhir.
Tiga jenis dokumen untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahamannya atas
perancangan pengendalian internal :

 Naratif
Yaitu uraian tertulis tentang pengendalian internal klien. Naratif yang baik menguraikan
4 hal :
a) Asal-usul setiap dokumen dan catatan dalam sistem;
b) Semua pemrosesan yang berlangsung;
c) Disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem;
d) Petunjuk tentang pengendalian yang relevan dengan penilaian risiko pengendalian
 Bagan arus
Yaitu diagram yang menunjukkan dokumen klien dan aliran urutannya dalam organisasi.
Bagan arus memiliki 2 keunggulan dibandingkan dengan naratif yaitu lebih mudah
dibaca dan lebih mudah diperbarui.
 Kuesioner pengendalian internal
Kuesioner pengendalian internal mengajukan serangkaian pertanyaan tentang
pengendalian dalam setiap area audit sebagai sarana untuk mengidentifikasi defisiensi
pengendalian internal. Dua kelemahan utama kuesioner : tidak mampu memberikan
gambaran yang menyeluruh tentang sistem klien dan tidak dapat diterapkan pada
beberapa audit, terutama yang lebih kecil.
Mengevaluasi pengimplementasian pengendalian internal
Metode yang umum digunakan :
1. Memutakhirkan dan mengevaluasi pengalaman auditor sebelumnya dengan entitas
2. Melakukan tanya jawab dengan personil klien
3. Menelaah dokumen dan catatan
4. Mengamati aktivitas dan operasi entitas
5. Melakukan penelusuran sistem akuntansi

B. Assess Control Risk


1. Menentukan Penilaian Resiko Pengendalian yang Didukung oleh Pemahaman yang
Diperoleh Dengan Mengasumsikan Pengendalian Telah Dilaksanakan
Setelah mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, Auditor membuat
penilaian awal resiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian keseluruhan auditor
terhadap resiko salah saji internal.Penilaian ini merupakan ukuran dari espektasiauditor
bahwa pengendalian internal mempu mencegah terjadinya salah saji internal atau
mendeteksi dan memperbaiki jika telah terjadi.
Auditor membuat penilaian awal materialitas untuk setiap tujuan audit terkait
transaksi untuk setiap jenis transaksi utama dari setiap siklus transaksi.sebagai contoh
dalam siklus penjualan dan penagihan, jenis transaksi yang biasanya terlibat adalah
penjualan, retur penjualan dan pengurangan harga,penerimaan kas dan penyisihan dan
penyisihan untuk piutang tak tertagih.
2. Menggunakan Matriks Resiko Pengendalian Untuk Menilai Resiko Pengendalian
Banyak auditor yang menggunakan matriks resiko pengendalian untuk membatu
mereka dalam proses mengukur resiko pengendalian.Tujuan dari penggunaan matriks
tersebut adalah memberikan cara yang mudah untuk mengorganisasikan resiko
pengendalian kesetiaptujuan pengauditan.
3. Mengidentifikasi Tujuan Audit
Langkah pertama dalam pengukuran adalah mengidentifikasi tujuan audit untuk
kelompok transaksi, salso akun serta penyajian dan pengungkapan yang diterapkan
dalam penilaian tersebut. Sebagai contoh, hal ini dilakukan untuk kelompok transaksi
dengan menerapkan tujuan audit spesifik terkait transaksi yang sudah di bahas
sebelumnya, yang dinyatakan dalam bentuk umum, untuk setiap jenis transaksi suatu
entitas.
4. Mengidentifikasi Pengendalian yang Ada
Selanjutnya, auditor menggunakan informasi yang telah dibahas dibagian
sebelumnya dalam mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman atas
pengendalian internal untuk mengidentifikasi pengendalian yang berpengaruh pada
pencapaian tujuan audit terkait transaksi. Salah satu cara bagi auditor untuk melakukan
hal tersebut yang dengan mengidentifijkasi resiko-resiko untik memenuhi setiap tujuan
audit. Misalnya, auditor dapat menggunakan pengetahuan atas sistem klien untuk
mengidentifikasi pebgendalian yang mungkin dapat mencegah keselahan ataupun
kecurangan dalam tujuan pengendalain audit teskait transaksi.
Auditor harus mengidentifikasi dan hanya memasukkan pengendalian-
pengendalian yang diperkirakan dapat berpenagaruh besat terhadap pencapaian tujuan
audit terkait transaksi.hal tersebut sering kali disebut dengan pengendalian kunci.Alasan
untuk hanya memasukkan pengendalian kunci adalah karena pengendalain kunci
tesebut akan memadai untuk pencapaian tujuan audit terkait transaksi, dan juga
memberikan efesiensi audit.
5. Menghubungkan Pengendalian Dengan Tujuan Audit Terkait
Setiap pengendalain memenuhi satu atau lebih tujuan audit. Matriks resiko
pengendalian serupa akan dilengkapi untuk tujuan audit terkait saldo serta penyajian
dan pengungkapan.Sebagi contoh pengiriman laporan tagihan bulanan kepada setiap
pelanggan memenuhi tiga tujuan dalam audit atas PT Perkakas Prima.
6. Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Kekurangan Pengendalian
Kekurangan-kekurangan yang signifikan dan kelemahan-kelemahan material
standar audit mendefinisikan tiga tingkat ketiadaan pengendalian internal, sebagai
berikut:
a. Kekurangan Pengendalian, Suatu kekurangan pengendalian terjadi jika rancangan
atau pelaksanaan pengendalian tidak memungkinkan personel perusahaan untuk
mencegah ataupun mendeteksi salah saji dengan tepat waktu. Kekurangan dalam
kecurangan muncul jika pengendalian penting tidak ada atau tidak dirancang dengan
tepat, Kekurangan dalam pelaksanaan muncul ketika pengendalian yang telah dirancang
dengan baik tidak dijalankan sebagaimana direncanakan atau jika orang yang
melaksanakan pengendalian tesebut tidak memilki dan otorisasi yang memadai.
b. Kekurangan Signifikan, Suatu Kekurangan signifikan terjadi ketiak saru atau lebuh
kekurangan pengendalian muncul sebagai akibat dari kemungkinan yang lebih kecil
bahwa suatu salah saji yang cukup meterial tidak dapat dicegah atau dideteksi,
Sehingga, untuik menjadi kekurangan yang signifikan, kemungkinan terjadinya salah
kecil dan besarannya cukup signifikan.
c. Kelemahan Material, Suatu Kelemahan material mucul jika suatu kekurangan
signifikan, dengan sendirinya atau bersama-sama dengan kekurangan signifikan lainya
melibatkan kemungkinan yang lebih dari kecil. Bahwa pengendalian internal tidak
mampu mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
7. Pendekatan Lima Langkah Dalam Mengidentifikasi Kecurangan-Kecurangan Signifikan
 Mengidentifikasi pengendalian yang ada. Karena kekurangan dan kelemahan
meterial muncul akibat ketiadaan pengendalian yang memadai, maka auditor
pertama kali harus mengetahui pengendalian mana yang sudah ada.
 Mengidentifikasi pengendalian kunci yang tidak ada. Kuesioner pengendalian
internal,bagan arus dalam penelusuran merupakan alat yang berguna untuk
mengidentifrikasi dimana terjadinya kekurangan dalam pengendalian dan
kemungkinan terdapat terjadi salah saji.
 Mempertimbangkan kemungkinan dalam pengendalian pengganti.
Pengendalian pengganti merupakan pengendalian yang ada dalam suatu sistem
yang dapat menutupi kelemahan pengendalian kunci.
 Menentukan apakah terdapat kekurangan signifikan atau kelemahan material.
Kemungkinan salah saji dan materialitasnya digunakan untuk mengevaluasi
apakah terdapat kekurangan sifnifikan atau kelemahan signifikan.
 Menentukan potensi salah saji yang dapat terjadi. Langkah ini dimaksudkan
untuk mengidentifikasi salah saji spesifik yang kemungkinan muncul akibat dari
kekurangan signifikan atau kelemahan material.
8. Menghubungkan Kekurangan Signifikan dan Kelemahan Signifikan
Dengan tujuan Audit yang terkait sama halnya seperti untuk pengendalian,
masing-masing kekurangan signifikan atau kelemahan material dapat diterapkan disatu
atau lebih tujuan audit.
9. Menilai Resiko Pengendalian untuk Setiap Tujuan Audit yang Terkait
Setelah pengendalian, kekurangan signifikan, dan kelemahan material
diidentifikasi dan kelemahan material diidentifikasi dan dihubungkan dengan tujuan
audit terkait transaksi.
Setelah melakukan penilaian awal resiko pengendalian untuk penjualan dan
penerimaan kas, auditor dapat melengkapi ketiga baris resiko pengendalian dikertas
kerja pencatatan bukti yang telah disajikan.

C. Test of Controls

 Prosedur Pengujian Pengendalian


Auditor akan menggunakan empat jenis prosedur berikut untuk mendukung
efektifitas pelaksanaan pengendalian internal. Berikut keempat jenis prosedur tersebut:
- Melakukan tanya jawab dengan personal klien yang tepat. Meskipun Tanya
jawab tidak memiliki keandalan yang tinggi sebagai sumber bukti audit
efektivitas pelaksanaan pengendalian, namun tetap dianggap tepat. Sebagai
contoh untuk menentukan apakah personel yang tidak mendapatkan
otorisasi ditolak aksesnya untuk membuka arsip-arsip computer, maka
auditor dapat melakukan tanya jawab dengan orang yang mengendalikan
data computer dan dengan orang yang mengendalikan pemberian akses
pengaman kata kunci secara online.
- Menguji dokumen, catatan, dan laporan. Banyak pengendalian yang
meninggalkan jejak bukti catatan yang jelas yang dapat digunakan dalam
menguji pengendalian. Misalnya ketika sebuah pesanan pelanggan diterima,
kemudian pesanan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat
perintah pesanan pelanggan, yang mana disetujui . auditor dapat menguji
pengendalian dengan memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan
bahwa dokumen tersebut telah lengkap dan telah sesuai dan bahwa tanda
tangan atau inisial yang diperlukan sudah ada.
- Mengamati aktivitas terkait pengendalian. Beberapa pengendalian tidak
meninggalkan jejak bukti, yang berarti bahwa tidak mungkin untuk
memeriksa dokumen untuk memastikan bahwa pengendalian telah
dilaksanakan. Sebagai contoh, pemisahan tugas bergantung pada orang
tertentu , dan biasanya tidak terdapat dokumentasi atas pemisahan tugas
tersebut.untuk pengendalian yang
tidak meninggalkan bukti dokumen, auditor biasanya mengamati
penerapannya di beberapa titik selama tahun berjalan.
- Mengerjakan ulang prosedur klien. Terdapat aktivitas terkait pengendalian
dimana tersedia dokumen dan catatan yang terkait, namun isinya tidak
memadai dengan efektif.sebagai contoh harga dalam faktur penjualan secara
otomatis didapatkan dari arsip utama daftar harga, namun tidak ada indikasi
bahwa pengendalian yang terotomatisasi tersebut didokumentasikan dalam
faktur penjualan.
 Keluasan Prosedur
Keluasan pengujian pengendalian yang diterapkan bergantung pada penilaian
awal risiko pengendalian. Jika auditor menginginkan untuk menurunkan penilaian risiko
pengendalian, makin luas pengujian atas pengendalian yang harus dilakukan maupun
keluasan pengujia atas setiap pengendalian.
Menguji Pengendalian Terkait Dengan Risiko Yang Signifikan. Risiko yang signifikan
merupakan risiko yang diyakini auditor memerlukan pertimbangan audit yang khusus.
Ketika prosedur penilaian risiko yang dilakukan auditor mengindikasikan adanya risiko
yang signifikan, auditor diharuskan untuk melakukan pengujian atas efektifitas
pelaksanaan pengendalian yang dapat
mencegah risiko-risiko tersebut dalam pengauditan di tahun berjalan.
Menguji Kurang Dari Seluruh Periode Audit. Perlu diingat bahwa laporan manajemen
atas pengendalian internal terkait dengan efektivitas pengendalian internal pada akhir
tahun fiscal. Penentuan waktu bagi auditor untuk melakukan pengujian pengendalian
dengan demikian bergantung pada sifat pengendalian dan kapan perusahaan
menerapkannya.
 Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan Prosedur Untuk Mendapatkan
Pemahaman
Terdapat dua perbedaan utama dalam penerapak kedua prosedur tersebut:
a. Dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, prosedur untuk
mendapatkan pemahaman diterapkan di semua pengendalian yang diidentifikasi
selama fase tersebut. Pengujian pengendalian, disisi lain hanya diterapkan ketika
risiko pengendalian yang dinilai tidak terpenuhi oleh prosedur yang dilakukan
untuk mendapatkan pemahaman.
b. Prosedur untuk mendapatkan pemahaman hanya dilakukan pada satu atau
beberapa transaksi atau dalam kasus pengamatan, dilakukan pada satu titik
waktu. Pengujian pengendalian dilakukan pada sampel transaksi yang lebih besar
(mungkin 20 sampai 100) dan sering kali, pengamatan dilakukan pada lebih dari
satu titik waktu.

D. Decide Planned Detection Risk and Design Substantive Tests


Penyelesaian aktivitas-aktvitas tersebut memadai pengauditan terhadap pengendalian
internal terhadap pelaporan keuangan, meskipun pelaporan tersebut tidak dapat diselesaikan
hingga auditor telah selesai mengaudit laporan keuangan.
Auditor menggunakan penilaian risiko pengendalian dan hasil pengujian pengendalian
untuk menentukan risiko audit yang dapat diterima dan pengujian substantive pengauditan
atas laporan keuangan. Auditor melakukan hal ini dengan menghubungkan penilaian risiko
pengendalian dengan tujuan audit terkait saldo untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh jenis
transaksi-transaksi utaman dengan keempat tujuan audit terkait saldo kemudian ditentukan
dengan menggunakan model risiko audit
E. Auditor Reporting On Internal Control

 Komunikasi dengan Orang-Orang yang Terkait Pada Tata Kelola Pemerintahan dan
Manajemen
Auditor harus mengomunikasikan kekurangan-kekurangan yang signifikan dan
kelemahan material secara tertulis kepada mereka yang bertanggung jawab dalam tata
kelola perusahaan setelah auditor mengetahui munculnya hal tersebut.Komunikasi
tersebut biasanta dilakukan dengan komite audit dan manajemen.
Selain hal tersebut diatas, auditor sering kali mengidentifikasi isu-isu yang terkait
pengendalian internal yang kurang sigifikan, dan juga ksempatan bagi klien untik
membuat perbaikan operasional. Hal tersebut juga harus harus dikomunikasikan kepada
klien.
 Bagian 404 Syarat Pelaporan
Laporan auditor mengenai pengendalian internal harus mencakup dua pendapat
auditor:
1) Pendapat auditor mengenai apakah penilaian manajemen terhadap keefektifan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan per akhir periode fiskal telah
dinyatakan secara wajar, dalam semua hal yang material.
2) Pendapat auditor mengenai apakah perusahaan telah menyelanggrakan, dalam
semua hal yang material, pengendalian internal yang efektif atas pelaporan
keuangan per tanggal yang disebutkan.
 Tipe Opini
a) Pendapat yang tidak memenuhi sayarat, ketika ada kondisi:
- Tidak ada kelemahan materi yang diketahui pada akhir tahun fiscal.
- Tidak ada pembatasan dalam lingkup kerja auditor.
b) Pendapat berlawanan, apabila ada satu atau lebih kelemahan materi. Auditor
harus menyatakan pendapat yang berlawanan atas berkurangnya kendali
internal.
c) Berkualifikasi atau berbeda pendapat, opini semacam ini dikeluarkan ketika audit
tidak dapat menentukan apakah ada kelemahan materi karena pembatasan pada
lingkup audit internal control atas laporan keuangan atau keadaan lainnya
dimana audit tidak dapat memperoleh bukti yang tepat.

F. Evaluating, Reporting, and Testing Internal Control for Nonpublic and Smaller Public
Companies
Mengidentifikasi dan membahas perbedaan yang paling penting dalam mengevalusi ,
melaporkan dan menguji pengendalian intenal untuk perusahaan nonpublic dan perusahaan
public yang lebih kecil.

 Persyaratan pelaporan. Auditor berfokus pada kendali internal hanya sampai taraf yang
diperlukan untuk menilai risiko dari pernyataan yang keliru secara materi dan
melakukan pemeriksaan mutu atas pernyataan keuangan. Pendekatan untuk mengaudit
perusahaan non public di bawah strandar pengesahan ini konsisten dengan pendekatan
terhadap audit terpadu dari perusahaan public dibawah standar pemeriksaan PCAOB.
 Batas pengendalian internal yang diperlukan. Ukuran sebuah perusahaan memiliki efek
yang signifikan pada sifat pengendalian internal dan pengendalian spesifik yang
diterapkan. Meskipun tidak umum untuk merumuskan kebijakan dalam buku pedoman,
sangat mungkin bagi sebuah perusahaan kecil untuk memiliki
a. Pekerja yang kompoten dan dapat dipercaya dengan garis wewenang yang jelas.
b. Prosedur yang tepat untuk otorisasi, eksekusi, dan rekaman transaksi.
c. Dokumen, catatan, dan laporan yang memadai.
d. Control fisik atas asset dan catatan.
e. Pada tingkat yang tebatas, pemeriksaan independent pada penampilan.
 Tingkat pemahaman yang diperlukan. Pemahaman yang cukup tentang pengendalian
internal untuk menilai risiko hilangnya keterangan material pada tingkat pernyataan
finansial secara keseluruhan dan pada tingkat pernyataan yang relevan.
 Menilai pengendalian resiko. Pebedaan yang paling penting dalam perusahaan non
public dalam menilai pengendalian risiko adalah penilaian pengendalian resiko maksimal
untuk setiap atau semua tujuan yang berhubungan dengan pengendalian diri ketika
pendalian internal untuk tujuan tersebut tidak ada atau tidak efektif. Karena harapan
public perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang efektif untuk semua
transaksi dan rekening yang signifikan.
 Tingkat tes pada pengendalian yang diperlukan. Auditor tidak akan melakukan tes
pengendalian yang menentukan risiko di maksimal. Ketika pengendalian risiko dinilai
dibawah maksimum, auditor mernacang dan melakukan kombinasi tes pengendaliandan
prosedur yang dapat diandalkan untuk meperoleh jaminan yang masuk akal bahwa
pernyataan keuangan itu dinyatakan secara adil.
G. Impact of IT Environment On Control Risk Assessment and Testing
Auditor menggunakan tiga cara untuk menguji keefektifan pengendalian otomatis ketika
pemeriksaan melalui computer yaitu:
a. Uji coba data untuk melakukan tes pengendalian dan bukti akan transaksi.
b. Simulasi parallel untuk pengujian yang kuat misalnya menghitung ulang transaksi dan
sejumlah catatan tambahan dari catatan keuangan.
c. Modul audit yang tertanam untuk mengidentifikasi transaksi yang tidak biasa bagi hasil
tes
Menilai Pengendalian Resiko dan Pelaporan
pada Pengendalian Internal

Qonita Sheila (023001701116)


Nadya Ramadita Chairani (023001701134)
Emir Sudarso (0230017010

Anda mungkin juga menyukai