Anda di halaman 1dari 52

Program Audit-

Nyimas Wardatul Afiqoh, MSA., Ak., CA

1
• Sebelum dilakukan audit langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menyusun suatu program
audit, program audit memiliki dimensi yang strategis
mengingat barhasil tidaknya suatu audit sangat
tergantung kepada program yang telah disusun
sebelumnya. Oleh karena itu program audit harus
mencakup metode audit arah strategi dan cakupan
dengan memperhatikan skala prioritas terhadap
masalah-masalah potensial
Audit Program
• Berisikan seperangkat prosedur analitis atau langkah-
langkah pengumpulan dan pengujian bukti-bukti audit.
• Audit program merupakan penghubung antara survey
pendahuluan dengan pengujian dilapangan.
Sebagaimana telah dibahas sebelum ini, survey
pendahuluan dipakai untuk memahami tujuan utama
kegiatan operasi, tujuan audit yang akan dilaksanakan,
kondisi pengendalian, dan risiko/ancaman bagi
perusahaan.
3
Tujuan
Menetapkan tujuan audit, ruang lingkup, program
audit, anggaran biaya, waktu dan jadwal pelaksanaan
audit.

4
Audit program didesain dengan maksud untuk
membantu auditor dalam menentukan

✔Apa yang telah dilaksanakan


✔Kapan dilaksanakan
✔Bagaimana dilaksanakan
✔Siapa yang melaksanakan
✔Berapa lama akan dilaksanakan
Tujuan
• Pengumpulan bukti
• Penilaian kecukupan dan efektivitas kontrol
• Penilaian efisiensi, ekonomis, dan efektivitas dari
kegiatan yang direview

6
Manfaat
• Menetapkan rencana yang sistimatis untuk setiap
tahap pekerjaan audit.
• Sebagai dasar untuk pembagian tugas antara
anggota tim audit
• Merupakan alat untuk mengendalian dan evaluasi
progres pekerjaan audit yang telah dicapai
• Menjadi alat bagi Supervisor dan manager audit
untuk membandingkan apa yang telah dilaksanakan
dengan yang direncanakan 7
Manfaat
• Membantu melatih para anggota tim audit yang belum
berpengalaman.
• Mengajukan iktisar atas apa yang telah dikerjakan dalam
penugasan audit
• Membantu mengenalkan para auditor berikutnya jenis
audit yang dilaksanakan dan kebutuhan waktunya
• Memberi manfaat bagi supervisor audit untuk
mengurangi jumlah pengawasan langsung yang
dibutuhkan 8
Penyiapan Audit Program
✵Disiapkan segera setelah survei pendahuluan
✵Bersifat tentative, dapat direvisi selama proses audit
setelah dikomunikasikan dan mendapat persetujuan
dari ketua tim, pengawas, manajer atau penaggung
jawab audit.

9
Kapan audit program disiapkan
• Perencanaan terhadap penyusunan audit program tidak boleh tertunda.
• Audit program harus dipersiapkan segera setelah survey pendahuluan.
Jangan sampai audit program baru disusun pada saat audit sudah
dilaksanakan. Hal ini diperlukan agar audit program sesuai dengan
kebutuhan dan arah audit secara jelas dapat dipahami sejak awal proses
audit dllaksanakan. Namun mengingat audit program bersifat tentative,
penyesuaian dan revisi terhadap audit program dapat dilaksanakan
selama proses audit berlangsung.
• Penyusunan revisi dan penyesuaian audit program harus selalu
dikomunikasikan dan mendapat persetujuan dari ketua tim, pengawas,
manajer atau penanggung jawab audit.

Survei Pendahuluan – Analisis komponen utama unit

✵Menelaah struktur organisasi dan alur proses


kegiatan unit

✵Membuat daftar pertanyaan atas komponen yang


mempunyai peran paling penting

11
Pada tujuan audit internal yang komprehensip, lingkup program
audit internal harus mencakup semua prosedur audit untuk
pengujian sistim pengendalian manajemen dan kualitas
kinerja yang dihasilkan manajemen, terkait tujuan organisasi :
– Keandalan dan integritas informasi;
– Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum,
dan regulasi;
– Pengamanan harta;
– Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan effisien;
– Pencapaian sasaran dan tujuan untuk operasi dan program
yang ditetapkan.
Terkadang auditor diminta melakukan audit dengan pembatasan
untuk pengujian sebagian dari tujuan organisasi. Dalam hal
demikian, maka lingkup program audit disesuaikan
Tahapan Penyusunan Program:

Tanpa mengurangi legitimasi dari program audit


sebagai suatu “Rencana sistimatis” maka tahapan
penyusunan program audit harus diselenggarakan
berkembang sesuai dengan tahapan pelaksanaan
audit :
Kriteria-kriteria Program Audit
• Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan
departemen audit internal. Misalnya :
– Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan disetujui
auditee.
– Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang
mengharuskan sebaliknya.
– Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan yaitu tujuan
operasi dan kontrol yang akan diuji.
– Langkah-langkah kerja harus mencakup instuksi-instruksi positif, tidak
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan umum, yang membutuhkan
jawaban ya atau tidak, Biasanya hanya akan menghasilkan jawaban-jawaban
dangkal dan bukan analisis dan evaluasi mendalam. Apalagi, cara pertanyaan
yang butuh jawaban ya atau tidak yang membantu auditor memastikan
bahwa tidak ada tujuan audit penting yang terlewat. Sebagai langkah praktis,
auditor berpengalaman akan mencatat pertanyaan pertanyaan seperti ini
untuk memastikan bahwa mereka sudah memperhatikan aspek-aspek operasi
yang penting. Namun langkah-langkah kerja yang menuntun pada opini yang
objektif dan tidak biasa sebaiknya dalam bentuk kalimat positif.
– Jika dimungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas
relative dari langkah-langkah kerja. Jadi, bagian yang lebih penting
dalam program audit akan diselesaikan dalam waktu dan batas lain
yang ditentukan.
– Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan
munculnya inisiatif dan pertimbangan yang wajar untuk menyimpang
dari prosedur yang sudah ditetapkan atau untuk memperluas cakupan
kerja. Tetapi supervisor audit harus diinformasikan segera.
– Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber
yang tersedia bagi staf. Beri rujukan bila memungkinkan.
– Informasi yang tidak perlu harus dihindari. Masukkan hal-hal yang
diperlukan saja untuk melakukan audit. Rincian yang berlebihan akan
menghabiskan waktu orang yang menyusun program dan yang
membacanya.
– Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum
dilakukan. Perubahan signifikan juga harus disetujui terlebih dahulu.
– Jika manajemen klien meminta auditor melakukan pengujian tertentu,
hal ini harus tercakup dalam program audit jika dmungkinkan dalam
anggaran audit (atau anggaran harus dimodifikasi bila perlu).
Birokrasi Program Audit:
• Walaupun program audit MUTLAK diperlukan ADANYA, namun
harus dihindari “penyakit birokrasi” yang melemahkan kreativitas
dan kepekaan pelaksana (dhi, Auditor). Mereka menjadikan
“Program audit bukan sebagai sarana tetapi sebagai tujuan”

Filosofi :
• “Bagaimanapun, setumpuk program audit program yang disusun
secara baik sebelumnya tidak akan mampu mengakomodasi
seluruh kondisi/permasalahan dan atau bentuk antisipasi yang
perlu dilakukan auditor pada / selama pelaksanaan audit”;
• “Semakin detail program audit disusun, semakin besar resiko
birokratisasinya”
• “Untuk sampai pada pemahaman kondisi dan kesimpulan tepat,
diperlukan kreativitas dan kepekaan/kejelian dari pelaksananya”
• Pada tujuan audit internal yang komprehensip, lingkup
program audit internal harus mencakup semua prosedur
audit untuk pengujian sistim pengendalian manajemen dan
kualitas kinerja yang dihasilkan manajemen, terkait tujuan
organisasi :
• Keandalan dan integritas informasi;
• Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan
regulasi;
• Pengamanan harta;
• Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan effisien;
• Pencapaian sasaran dan tujuan untuk operasi dan program
yang ditetapkan.
Terkadang auditor diminta melakukan audit dengan pembatasan
untuk pengujian sebagian dari tujuan organisasi diatas. Dalam
hal demikian, maka lingkup program audit disesuaikan
Lingkup Program & Tujuan Audit:
Pada prinsipnya:
Pedoman Penyusunan Audit Program
1. Review audit analitis sheet, 1) Untuk memperoleh pemaha-
laporan audit, audit program man atas tujuan dari
dan KKA periode lalu terma- kegiatan yang direview dan
suk dokumen lain sebelum sistem pengendalian yang
audit berjalan, beserta sega- ada
la daftar masalah yang me- 2) Untuk mendapatkan gamba-
merlukan tindak lanjut ran latar belakang dan hasil
audit yang lalu dan relevan
untuk penentuan ruang
lingkup audit.

20
Pedoman Penyusunan Audit Program
2. Review kebijakan dan prose- 2) Untuk menentukan area
dur operasi, bagan organisasi mana yang yang dapat
dan prosedur otorisasi dari a- diidentifikasi, diukur dan
uditable unit. dinilai risiko dari unit terkait

2. Review daftar pustaka inter- 2) Untuk mendapatkan infor-


nal auditing yang sesuai de- masi terakhir mengenai
ngan bidang yang terkait teknik auditing untuk aktifi-
tas yang direview

21
Pedoman Penyusunan Audit Program
4. Siapkan flowchart atas opera- 4) Untuk mengidentifikasi seti-
si inti dari fungsi atau kegia- ap kelemahan dalam pe-
tan yang diaudit ngendalian dan untuk men-
dapatkan analisa visual
arus transaksi
5. Review standar kinerja yang
telah ditetapkan oleh manaje- 4) Untuk mendapatkan ukuran
men dan bila mungkin ban- dan penilaian efisiensi dan
dingkan dengana standar in- efektivitas operasi dan un-
dustri tuk menentukan apakah se-
suai dengan standar

22
Pedoman Penyusunan Audit Program

6) Untuk menetapkan pedo-


man bagi auditor dan waktu
7. Siapkan budget yang mengu- yang dibutuhkan untuk
raikan sumber-sumber yang memastikan efisiensi atas
diambil untuk menyelesaikan proses audit
penugasan audit

23
Pedoman Penyusunan Audit Program

8) Untuk meyakinkan bahwa


9. Buat daftrar risiko yang mate- masalah yang perlu men-
rial yang harus dipertimbang- dapat perhatian besar mem-
kan peroleh perhatian yang se-
mestinya

24
Pedoman Penyusunan Audit Program
10. Untuk risiko yang teridentifi- 8) Untuk melihat apakah pe-
kasi tentukan jenis pengenda- ngendalian yang ada dapat
lian apa yang berpengaruh mengeliminasi atau cukup
dan pengendalian tsb cukup efisien untuk mengurangi
memadai risiko yang teridentifikasi

10. Tentukan luasnya masalah 8) Untuk mengidentifikasi area


dan peluang yang signifikan mana yang mengandung
kesulitan dan menentukan
penyebab dan kemungkinan
pemecahannya

25
Kriteria Audit Program
1. Dibuat yang spesifik atau sesuai dengan penugasan audit
2. Setiap langkah kerja harus menunjukkan alasan yang
mendasari
3. Langkah kerja harus mengandung instruksi yang positif.
4. Harus menunjukkan prioritas dalam langkah-langkah
kerja.

26
Kriteria Audit Program
5. Harus cukup fleksibel untuk memungkinkan adanya
perubahan
6. Program tidak boleh kacau balau dengan informasi yang
tersedia.
7. Telah mendapatkan persetujuan sebelum digunakan
8. Jika pada awal audit, manajemen auditee meminta
auditor untuk melakukan tugas tertentu, hal ini harus
tercakup dalam audit program

27
PELAKSANAAN PENUGASAN
STANDAR KINERJA
• STANDAR 2300 – PELAKSANAAN PENUGASAN
Auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendokumentasi informasi yang memadai untuk mencapai tujuan
penugasan.
• 2310 – Identifikasi Informasi
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, handal,
relevan, dan beguna untuk pencapaian sasaran penugasan
• 2320 – Analisis dan Evaluasi
Auditor internal harus mendasarkan simpulan dan hasil penugasan pada
analisis dan evaluasi yang tepat
• 2330 – Dokumentasi Informasi
Auditor internal harus mendokumentasi informasi yang relevan untuk mendukung
simpulan dan hasil penugasan
• 2340 – Supervisi Penugasan
Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan tercapainya
ssaran,terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf
TEKNIK PENGUJIAN AUDIT
• Esensial dan diperlukan dalam penugasan audit
• Sebagian besar waktu dan pekerjaan audit meliputi pengujian
• Test of control diterapkan pada tahapan survei pendahuluan dan evaluasi
pengendalian
• Test of control dilakukan untuk memastikan kecukupan dan efektifitas
pengendalian interen
• Substantive test diterapkan pada tahapan pengujian lapangan dan pengembangan
temuan
• Substantive test untuk menguji validitas dan akurasi transaksi serta kegiatan
operasional
• Survey pendahuluan dan evaluasi pengendalian interen menyajikan informasi
penting bagi auditor namun belum cukup untuk pengambilan simpulan dan
pengembangan temuan.
• Substantive test diperlukan sebagai langkah lebih lanjut dan rinci agar auditor
memperoleh keyakinan yang memadai atas simpulan yang diambil
TEKNIK PENGUJIAN SUBSTANTIF
• Beberapa contoh teknik pengujian substantif: inspeksi, observasi, verifikasi,
vouching, scanning, interview, investigasi, penghitungan ulang, konfirmasi, dan
teknik analisis
• Teknik-teknik pengujian yang dilaksanakan harus dituangkan dalam program
audit
• Contoh
No Teknik Pengujian Langkah-langkah Pengujian
1 Observasi Lakukan pengamatan pengelolaan Bahan Baku di
gudang
2 Inspeksi Lakukan perhitungan fisik Bahan Baku di gudang

3 Penjumlahan Jumlahkan total penjualan 3 bulan pertama


4 Konfirmasi Lakukan konfirmasi piutang di atas Rp50 juta

5 Rekonsiliasi Lakukan rekonsiliasi bank untuk periode 31-12-200X

6 Verifikasi Lakukan verifikasi dokumen kontrak


7 Evaluasi Evaluasi internal control penerimaan barang di
gudang
lanjutan

• Sebelum memulai penugasan audit, auditor harus memberitahukan kapan


rencana audit dimulai
• Namun, auditor tidak perlu memberitahukan teknik audit yang akan
dilakukan
• Stock opname dan cash opname merupakan teknik audit yang tidak perlu
diinformasikan kapan akan dilakukan
• Untuk memahami kondisi yang sesungguhnya terjadi terkadang
diperlukan surprised audit namun demikian hasil audit harus
diinformasikan sejak awal untuk mengurangi sikap defensif auditee
TUJUAN DAN KRITERIA SUBSTANTIVE TEST
• Tujuan yang ingin dicapai:
- menentukan validitas transaksi dan kegiatan operasional
- memastikan jumlah atau akurasi nilai transaksi dan kegiatan operasional
• Kriteria pengujian:
- direct: berkaitan secara langsung dengan risiko yang diuji
- efficient: berkaitan langsung dengan biaya dan waktu
- feasible: berkaitan dengan kemampuan dan kapabiltas auditor
Interview
• Untuk mendapatkan ketegasan atas suatu masalah yang dikembangkan
• Auditor perlu mempetimbangkan pihak yang diinteviu, personil auditee,
pihak yang behubungan dengan auditee, atau pihak lain yang independen
• Kendala utama dalam teknik interviu adalah hambatan psikologis. Sikap
defensif dan tertutup auditee dapat menyebabkan interviu tidak efektif
INSPEKSI
• Teknik ini merupakan teknik pengujian yang tingkat kehandalannya tinggi
• Teknik ini pada dasarnya merupakan pengujian atas kuantitas dan atau
kualitas terhadap eksistensi suatu aset
VERIFIKASI
• Teknik ini merupakan pengujian untuk mendapatkan kebenaran, keakuratan,keaslian,
atau keabsahan suatu transaksi.
• Teknik ini merupakan teknik pengujian klasik yang umum dilakukan auditor
• Berdasarkan tujuannya, verifikasi ada 2 jenis, yaitu:
- vouching: untuk mengetahui kebenaran jumlah yang tercatat dengan menelusuri
kembali dokumen yang menjadi dasar pencatatan. Teknik tidak dapat digunakan untuk
memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat.
- tracing: untuk memastikan semua transaksi telah dicatat dengan menelusuri
transaksi mulai dari dokumen awal hingga catatan akhir
• Bentuk lain dari verikasi adalah:
- scanning: menguji sepintas terhadap angka/data yang ‘menarik’ dari sejumlah besar
data yang ada
- konfirmasi: meminta penegasan dari pihak luar yang terkait langsung dengan
transaksi yang diperiksa
ANALISIS
• Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan berbagai data yang
berkaitan
• Teknik ini digunakan untuk menguji kewajaran hubungan, sebab akibat,
dan trend dari berbagai komponen yang diaudit
INVESTIGASI
• Teknik ini merupakan pengujian yang sistematis untuk mengungkapkan
suatu hal untk memastikan terjadi atau tidak tejadinya penyelewengan
• Teknik ini merupakan kombinasi penggunaan teknik analisis dan
verifikasi dengan opini audit EVALUASI
• Evaluasi menunjukkan simpulan yang ditarik auditor berdasarkan
fakta/bukti yang dikumpulkan.
• Evaluasi menggambarkan professional judgement
• Evaluasi menunjukkan kematangan dan pengalaman auditor dalam
melakukan pengembangan temuan
PENGUMPULAN INFORMASI
• Informasi yang dimaksud adalah hasil audit yang dikumpulkan auditor –
evidence
• Informasi yang dikumpulkan dikategorikan dalam
- documentary evidence
- physical evidence
- analytical evidence
- testimonial evidence
• Sumber informasi:
- internal, berasal dari dan tetap berada pada tempat auditee
- internal ke eksternal, berasal dari auditee dan berada pada pihak
eksternal
- eksternal ke internal, berasal dari pihak eksternal dan berada pada
auditee
- eksternal, berasal dari eksternal dan dikirim langsung kepada auditor
PERSPEKTIF INFORMASI
• Informasi dapat dikelompokkan dalam 2 perspektif yaitu legal dan audit
• Kedua perspektif ini memiliki kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai,
yaitu pembuktian atas suatu masalah yang diidentifikasi
• Perspektif legal lebih menaruh keyakinan pada kesaksian lisan
• Perspektif audit lebih menitikberatkan keyakinan pada informasi
dokumen
lanjutan

Ditinjau dari perspektif legal, informasi dibagi menjadi:


• Informasi tingkat utama – primary/best evidence
• Informasi tingkat dua – secondary evidence
• Informasi langsung – direct evidence
• Informasi tidak langsung – circumstantial evidence
• Informasi simpulan – conclusive evidence
• Informasi opini – opinion evidence
• Informasi dukungan – corroborative evidence
• Informasi kesaksian tidak langsung – hearsay evidence
• Cukup – suficient
KRITERIA INFORMASI
Didasarkan pada fakta, memadai, dan meyakinkan sehingga setiap
auditor yang menggunakan akan sampai pada simpulan yang sama
• Kompeten – competence
Dapat dipercaya atau diandalkan
• Relevan – relevance
Mengacu pada hubungan informasi dengan penggunaannya
• Bermanfaat – useful
Informasi tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya
ANALISA DAN VALUASI
• Analisa adalah proses memahami keseluruhan dengan mengkaji bagian-
bagiannya
• Prosedur analitis dilakukan untuk menemukan adanya kualitas atau
karakter tertentu, penyebab, akibat, motivasi, atau kemungkinan yang
terjadi
• Evaluasi merupakan penilaian atau estimasi atas suatu pekerjaan dengan
menerapkan professional judgement hingga sampai pada sebuah
simpulan.
• Evaluasi menentukan tingkat signifikansi dan kemungkinan perlunya
tindakan perbaikan.
EVALUASI TEMUAN
Beberapa hal yang dipertimbangkan (Sawyer):
• Signifikansi penyimpangan
• Pihak yang dirugikan
• Tingkat kerusakan dan kemungkinan kerugian
• Kemungkinan terhambatnya pencapaian tujuan organisasi
• Apakah penyimpangan akan terjadi jika tidak dilakukan tindakan koreksi?
• Mengapa dan bagaimana penyimpangan dapat terjadi?
• Apa penyebab terjadinya penyimpangan?
• Apakah penyebab telah digambarkan secara tepat dan telah menjelaskan segala
aspek penyimpangan?
• Informasi hasil audit harus didokumentasikan
• Pimpinan fungsi audit internal harus mengendalikanDOKUMENTASI HASIL AUDIT
akses terhadap dokumentasi
hasil audit
• Pemberian informasi hasil audit – KKA harus memperoleh persetujuan dari top
management
• Pimpinan fungsi audit internal harus membuat ketentuan dan aturan tentang
penyimpanan dan retensi dokumen audit
• KKA harus disiapkan auditor dan direviu oleh manajemen audit internal
• KKA harus merekam informasi hasil audit dan analisa yang dlakukan
• KKA harus dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat usulan perbaikan yang
dilapokan
• Menyediakan dasar untuk evaluasi kualitas kerja audit internal
• Memberikan dukungan dalam hal klaim asuransi, kasus fraud, dan
tuntutan hukum
• Membantu pengembangan profesi staf audit intenal
• Menunjukkan ketaatan terhadap standar profesi
TUGAS UTAMA SUPERVISI
• Menilai bahwa tujuan audit tercapai
• Menjamin semua judgement audit yang significant telah konsisten
dengan kebijakan audit yang telah digariskan
• Menjamin temuan dan rekomendai didukung oleh bukti yang memadai
• Menjamin bahwa laporan telah menyajikan secara tepat temuan dan
rekomendasi serta cara penulisan yang memungkinkan diterima oleh
auditee
Terima Kasih
52

Anda mungkin juga menyukai