Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

memperoleh laba semaksimal mungkin dengan memperhatikan pangsa

pasar serta kesempatan yang ada. Untuk mencapai tujuannya maka

perusahaan berusaha melakukan penjualan secara optimal dari hasil

produksinya dengan selalu memperhatikan besarnya biaya produksi yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam aktivitas perusahaan untuk mencapai

tujuannya, para eksekutif perusahaan mendelegasikan tugas dan tanggung

jawab perusahaan dalam tingkat tertentu.

Audit manajemen ataupun pengawasan intern merupakan kebijakan

dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan

yang memadai bagi manajemen, bahwa sasaran dan tujuan penting bagi

manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Menurut Sukrisno Agoes (1996)

manajemen audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi

suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional

yang telah ditentukan manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

Umumnya auditing saat ini lebih menekankan pada pemeriksaan

internal yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi organisasi secara

keseluruhan. Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area

1
kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada

manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat

proses perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep

yang digunakan untuk maksud tersebut. Oleh karena itu penulis ingin

membahas lebih dalam lagi mengenai fungsi manajemen audit itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apa yang di maksud dengan management audit ?

2. Bagaimana management audit dapat dilaksanakan sesuai dengan

fungsinya ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari management audit

2. Untuk mengetahui management audit dapat dilaksanakan sesuai

dengan fungsinya

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Management audit

Management audit, disebut juga operational audit, functional audit,

systems audit, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu

perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang

telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efesien, dan ekonomis.

Tujuan umum dari management audit adalah untuk:

1. Menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi

dalam perusahaan;

2. Menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana,harta

lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan

ekonomis;

3. Menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective)

yang telah ditetapkan oleh top management;

4. Dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan

pengendalian intern, system pengendalian manajemen, dan prosedur

operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efesiensi,

keekonomisan, dan efektivitas dari kegitan operasi perusahaan.

3
Pendekatan audit yang biasa dilakukan dalam suatu management

audit adalah menilai efesiensi, efektivitas dan keekonomisan dari masing-

masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Misalnya fungsi penjualan

dan pemasaran , fungsi produksi, fungsi pergudangan dan distribusi, fungsi

sumber daya manusia, fungsi akuntansi, dan fungsi keuangan.

Audit prosedur yang dilakukan dalam suatu management audit tidak

seluas audit prosedur yang dilakukan dalam suatu general audit, karena

ditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan usaha perusahaan.

Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup berikut ini.

1. Prosedur penelaahan analitis (analytical review procedures), yaitu:

a. Membandingkan laporan keuangan periode berjalan dengan

periode yang lalu, menghitung kenaikan atau penurunan dalam

jumlah rupiah maupun presentase, serta menyelidiki alasan-alasan

penurunan atau kenaikan yang material;

b. Memandingkan anggaran dengan realisasinya, menghitung dan

menganalisis variance yang terjadi;

c. Membuat analisis rasio vertikal maupun horizontal;

d. Menghitung rasio likuiditas, rentabilitas dan aktivitas, untuk

tahun berjalan maupun tahun lalu, kemudian membandingkannya

dengan rasio industri.

2. Evaluasi atas management control system yang terdapat di Perusahaan

Biasanya digunakan internal control questionnaire atau flow

chart atau penjelasan naratif dan pengetesan atas bebarapa transaksi

4
perusahaan untuk menguji efektivitas dan penerapan sistem

pengendalian manajemen perusahaan.

3. Compliance test (pengujian ketaatan)

Untuk menguji apakah kriteria yang berlaku (bisa berupa

kebijakan perusahaan, peraturan pemerintah, standar profeso) sudah

ditaati oleh setiap bagian dalam perusahaan.

Management audit bisa dilakukan oleh internal auditor (di

BUMN: Satuan Pemeriksa Intern), kantor Akuntan Publik dan

management consultant. Hal yang penting adalah bahwa tim

management audit harus mencakup berbagai disiplin ilmu, misalnya

akuntan, sarjana teknik, ahli manajemen keuangan, produksi,

pemasaran, sumber daya manusia, dan lain-lain.

Menurut Arens (2011:825) ada tiga jenis operational audit, yaitu:

1. Functional audit berhubungan dengan satu atau lebih fungsi-fungsi

dalam suatu oerganisasi, misalnya tentang efisiensi dan efektivitas

dari fungsi penggajian dari suatu divisi atau perusahaan secara

keseluruhan,

2. Organizational audit menekankan pada seberapa efisiensi dan efektif

masing-masing fungsi dalam organisasi (depatemen, cabang atau

subsidiary) berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk

mengoordinasi kegiatan-kegiatan sangat penting dalam organizational

audit.

5
3. Special assignment timbul atas permintaan manajemen, misalnya

untuk memeriksa penyebab tidak efektifnya sistem IT,

menginvestigasi kemungkinan fraud di suatu divisi dan memberikan

rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi.

Selain itu Arens (2011: 827) menyatakan ada dua hal penting yang harus

dimiliki oleh operational auditor yaitu independensi dan kompetensi.

2.2 Perbandingan antara management audit dan financial audit

Ada beberapa perbedaan antara management audit dan financial audit,

antara lain sebagai berikut.

Management audit Financial audit


1. Bisa dilakukan oleh internal auditor 1. Harus dipimpin oleh seorang
atau management consultant. registered accountant dari sebuah
Selain itu di Indonesia management kantor akuntan publik.
audit juga bisa dilakukan oleh BPKP
dan BPK.
2. Pada akhir pemeriksaannya auditor 2. Pada akhir pemeriksaannya, auditor
memberikan laporan kepada harus memberikan pendapat
manajemen berupa temuan-temuan mengenai kewajaran laporan
audit mengenai efektivitas sistem keuangan yang telah disusun
pengendalian manajemen, apakah manajemen.
kegiatan operasi perusahaan sudah Selain itu memberikan management
dijalankan secara efesien, ekonomis, letter yang memberitahukan
dan efektif, beserta saran-saran mengenai kelemahan-kelemahan
untuk memperbaiki kelemahan- dalam pengendalian intern dan saran-
kelemahan yang ditemukan selama saran perbaikannya.
pelaksanaan menegement audit.
3. Biasanya dilakukan jika 3. Dilakukan secara rutin (setiap tahun)
management merasakan adanya
kebutuhan (misalnya jika laba terus
menurun, biaya terus meningkat,
terasa banyak terjadi pemborosan
dan kecurangan, tujuan perusahaan
yang sudah ditentukan tidak

6
tercapai).
4. Ikatan akuntan Indonesia belum 4. Pemeriksaan dilakukan dengan
menyusun standar pemeriksaan berpedoman pada Standar
untuk management audit, namun Profesional Akuntan Publik yang
BPKP dan BPK sudah memiliki disusun oleh Ikatan Akuntan
pedoman manajemen audit. Indonesia (IAI)
Di Amerika, pedoman pemeriksaan
disusun oleh GAO (government
audit officer)
5. Kriteria dalam suatu management 6. Kriteria dalam financial audit sudah
audit bisa berupa kebijakan yang jelas, yaitu ETAP/PSAK/IFRS.
ditentukan manajemen, peraturan
pemerintah, peraturan asosiasi, dan
lain-lain.

Tabel 1.1

Perbedaaan Management audit dan Financial audit

Beberapa persamaan antara management audit dan financial audit adalah:

1. Management auditor maupun financial auditor haruslah independen.

Financial auditor haruslah independen dalam faktanya (in fact)

maupun dalam tampilan (in appearance). Sedangkan management

auditor (misalnya internal auditor) mungkin dalam tampilannya

kurang independen, karena merupakan orang dalam perushaan, tetapi

dalam faktanya haruslah independen.

2. Management auditor dan financial auditor harus mengumpulkan

bukti-bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung opininya.

3. Beberapa teknik dan audit prosedur yang biasa digunakan oleh

management auditor maupun financial auditor adalah:

a. Teknik inquiry, observation, dan inspection;

7
b. Menggunakan internal control questionnaires dan flow chart atau

narrative memo untuk memperlajari sistem dan prosedur

akuntansi dan mengevaluasi internal control yang terdapat di

perusahaan;

c. Pengguna statistical sampling atau judgment sampling untuk

pemilihan sampel yang akan dites;

d. Penggunaan jasa computer specialist jika perusahaan yang diaudit

sudah menerapkan computerized accounting system.

4. Pelaksanaan audit harus dipimpin dan disupervisi oleh orang yang

mempunyai pengalaman yang cukup dibidang audit serta mempunyai

latar belakang pendidikan akuntansi.

5. Management auditor dan financial auditor harus mendokumentasikan

audit prosedur yang dilakukan, bukti-bukti yang dikumpulkan dan

temuan-temuan audit dalam kertas kerja pemeriksaan dengan rapi dan

disusun secara sistematis.

2.3 Tahapan dalam pelaksanaan management audit

Menurut Arens (2011; 828), ada tiga (3) tahapan dalam management audit,

yaitu sebagai berikut.

1. Planning

2. Evidence accumulation and evalution

3. Reporting and follow up

8
Tahapan dalam management audit menurut Leo Herbert (1979), terdiri

atas:

1. Preliminary Survey (Survei Pendahuluan)

2. Review and testing of management control system (Penelaahan dan

Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen)

3. Detailed Examination (Pengujian Terinci)

4. Report development (Pengembangan Laporan)

Berikut Penjelasannya :

1. Preliminary Survey

Tujuan dari Preliminary Survey adalah untuk mencdapatkan informasi

umum dan latar belakang dalam waktu yang singkat, mengenai semua

aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang

mmepertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh

pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek

pemeriksaan. Informasi umum dan latar belakang yang diperlukan,

misalnya:

a. Untuk organisasi : Lokasi, Manajemen, Sejarahnya, Jumlah

pegawai, Kebijakan manajemen, Kewajiban/aspek hokum, Akta

pendirian dan perubahan serta pengesahan, Kewajiban-

kewajibannya.

9
b. Untuk suatu aktivitas : Jenis aktivitas, Lokasi, Orang yang

bertanggung jawab atas aktivitas tersebut, Kebijakan menyangkut

aktivitas, Prosedur khusus untuk penyelesaian aktivitas.

c. Untuk suatu program: Tujuan program, Hubungan antar

organisasi-unit yang dibentuk untuk digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut, Kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan

program tersebut, Peraturan-peraturan administrative yang

berkaitan dengan program tersebut.

2. Review and Testing of Management Control System

Tujuan dari review and testing of management control system adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari

tentative audit objective dengan melakukan pengetesan terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem

pengendalian manajemen.

b. Untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari

perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas ke dalam detail

examination (pemeriksaan secara rinci).Istilah sistem

pengendalian manajemen yang digunakan mencakup keseluruhan

sistem dari organisasi, termasuk perencanaan, kebijakan dan

prosedur-prosedur yang ditetapkan dan praktik-praktik yang

dijalankan dalam penglolaan kegiatan-kegiatan perusahaan.

10
c. Sistem pengendalian manajemen mencakup seluruh kegiatan-

kegiatan manajemen, yang menyangkut akuntansi maupun tidak,

kegiatan manajemen di dalam maupun di luar perusahaan.

Dengan mendapatkan bukti-bukti dari masing-masing elemen dari

tentative audit objective, auditor dapat menentukan apakah tentative

audit objective tersebut dapat dijadikan firm audit objective sebagai

dasar untuk melakukan tahap berikutnya (detailed examination). Jika

auditor dapat memperoleh bukti-bukti yang kompeten dalam

melaksanakan review and testing of management control system,

berarti auditor dapat meyakinkan dirinya mengenai keandalan

informasi yang diperoleh dari sistem pengendalian manajemen.

3. Detailed Examination

Dalam tahapan ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang

cukup, kompeten, material, dan relevan untuk dapat menentukan

tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan menajemen dan pegawai

perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan terhadap

criteria dalam firm audit objective, dan bagaimana effects dari

penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Bukti-bukti yang dikumpulkan harus diikhtisarkan, masing-

masing yang berkaitan dengan criteria, causes, dan effects dalam firm

audit objectives. Dari ikhtisar tersebut harus bisa ditentukan audit

findings yang mengakibatkan terjadinya ketidakefisienan dan

11
pemborosan (ketidakhematan), yang diperlukan untuk penyusunan

laporan management audit.

4. Report Development

Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan

harus di-review oleh audit manager sebelum didiskusikan denga

auditee. Komentar dari auditee mengenai apa yang disajikan dalam

konsep laporan harus diperoleh (sebaiknya secara tertulis). Auditee

bisa saja berbeda pendapat mengenai temuan dan perbedaan pendapat

tersebut harus dicantumkan dalam laporan audit.

Setelah melakukan preliminary survey, auditor harus menentukan

tentative audit objectivenya, kemudian melakukan review and testing of

management control system untuk memastikan apakah tentative audit

objective (tujuan pemeriksaan yang berisfat sementara) dapat dijadikan

firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti). Jika ternyata

tentative audit objective tidak dapat dijadikan firm audit objective,

misalnya karena tidak didukung oleh bukti-bukti yang kompeten, maka

auditor harus menentukan atau mencari tentative audit objective yang lain.

2.4 Audit objective dalam management audit

Audit objective dalam management audit mencakup tiga elemen,

yaitu: criteria, causes, dan effects.

1. Criteria merupakan standar yang harus dipetuhi oleh setiap bagian

dalam perushaan. Standar bisa berupa kebijakan yang telah ditetapkan

12
manajemen, kebijakan perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan

peraturan pemerintah (di Amerika bisa peraturan negara bagian).

2. Causes adalah tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen atau

pegawai perusahaan, termasuk tindakan-tindakan yang seharusnya

dilakukan untuk memenuhi criteria tetapi tidak dilakukan oleh

manajemen atau pegawai perusahaan. Dengan kata lain causes adalah

tindakan-tindakan yang menyimpang standar yang berlaku.

3. Effects adalah akibat dari tindakna-tindakan yang menyimpang dari

standar yang berlaku.

Berikut ini diberikan beberapa contoh dari audit objective.

 Suatu perusahaan angkutan menentukan bahwa ban mobil yang sudah

tipis harus divulkanisir, bukan diganti dengan ban batu (criteria),

auditor menemukan bahwa terdapat pembelian ban mobil baru untuk

beberapa kendaraan angkutan (causes). Akibatnya terjadi pemborosan

kurang lebih Rp. 5.000.000 sebulan (effects).

 Sebuah koperasi primer menentukan bahwa pemilihan supplier dalam

pembelian barang dagang koperasi harus didasarkan pada: harga yang

murah, mutu barang yang baik, dan syarat pembayaran yang

menguntungkan (criteria). Auditor menemukan bahwa supplier yang

menjadi pelanggan tetap perusahaan hanya ada dua (causes).

Akibatnya harga beli barang dagangan menjadi mahal, sehingga harga

jual koperasi tidak bisa bersaing dengan perusahaan lainnya dan

barang dagangan banyak yang tidak laku dan menjadi rusak. Selain itu

13
terbukti petugas bagian pembelian memperoleh kickback commission

(effects).

 Sebuah kantor akuntan menentukan bahwa penerimaan pegawai harus

melalui seleksi yang ketat untuk menjamin diperolehnya pegawai

yang kapabel atau cakap (criteria). Dalam proses penerimaan

pegawai, bagian personalia banyak menerima surak sakti atau

katebelece (causes). Akibatnya banyak klien mengeluh karena jasa

kantor akuntan tersebut tidak memuaskan karena staff kantor akuntan

yang ditugaskan ke klien professional (effects).

2.5 Aplikasi management audit untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi,

dan ekonomis (kehematan).

Tujuan utama management audit adalah untuk menilai performance

management dan fungsi-fungsi dalam perusahaan, teruma efektivitas,

efesiensi, dan kehematan (economic) dari kegiatan usaha perusahaan.

Beberapa hal yang perlu dievaluasi oleh auditor adalah sebagai

berikut:

1. Apakah struktur organisasi dan job description yang terdapat di

perusahaan cukup baik dan bisa mendukung pencapaian tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan dan penggunaan sumber daya yang

dimiliki perusahaan secara efektif?

14
2. Apakah perusahaan memiliki management control system yang baik,

diterapkan secara efektif dan selalu ditelaah dan dimutakhirkan

sehingga selalu mengikuti perkembangan perusahaan ?

3. Apakah internal control yang terdapat di perusahaan dapat menjamin

keamanan harta dan sumber daya perusahaan ?

4. Apakah perusahaan selalu menyusun budget dan apakah selalu

dibandingkan antara realisasi dan budget, serta dianalisis variance

yang terjadi ?

5. Apakah perusahaan memiliki accounting dan operating manual dan

apalah kagiatan operasi perusahaan dilaksanakan dengan berpedoman

pada manual tersebut?

6. Laporan-laporan intern apa saja yang harus disampaikan kepada

manajemen dan apakah laporan tersebut disampaikan tepat waktu,

dianalisis lebih lanjut dan dikomentari oleh manajemen?

7. Apakah rasio-rasio untuk mengukur likuiditas, rentabilitas,

solvabilitas selalu dibuat dan dibandingkan dengan rasio industri?

Berikut ini akan dijelaskan pengertian efektif, efesien, dan ekonomis.

1. Jika suatu goal, objective, program dapat tercapai dalam batas waktu

yang ditargetkan, tanpa memedulikan bia ya yang dikeluarkan, maka

hal tersebut disebut efektif.

2. Jika dengan biaya (input) yang sama bisa dicapai hasil (output) yang

lebih besar, maka hal tersebut disebut efisien.

15
3. Jika suatu hasil (output) bisa dipereroleh dengan biaya (input) yang

lebih kecil/murah, dengan mutu output yang sama, maka hal tersebut

disebut ekonomis.

Menurut Hans Kartikahadi (1990), pengertian efektivitas, kehematan

(ekonomis), dan efesiensi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Efektivitas dimaksud bahwa produk akhir suaru kegiatan operasi telah

mencapai tujuannya baik di tinjau dari segi kualitas hasil kerja,

kuantitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan.

2. Kehematan (ekonomis) berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal)

secara berhati-hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang

terbaik.

3. Efisiensi berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi

kerugian atau pemborosa sumber daya dalam melaksanakan atau

menghasilkan sesuatu.

Sedangkan pengertian efektivitas, kehematan, dan efisiensi menurut

Ruchyat Kosasih (1999) adalah:

1. Efektivitas diartikan sebagai perbandingan masukan keluaran dalam

berbagai kegiatan, sampai dengan pencapaian tujuan yang

ditetapkan,ditinjau dari kuantitas (volume), hasil kerja, kualitas kerja

maupun batas waktu yang ditargetkan.

16
2. Kehematan diartikan sebagai cara penggunaan sumber daya

(masukan) secara hati-hati dan bijak agar diperolehbiaya yang paling

murah, tanpa merusak mutu.

3. Efisiensi diaritkan sebagai bertindak untuk membuat engorbanan yang

paling tepat dibandignkan dengan hasil yang dikehendaki. Suatu

organisasi diangap efektif oleh GAO bila bisa mencapai tujuan dengan

efisien, hemat, dan menaat peraturan yang berlaku.

Selain itu menurut Cook and Winkie (1988):

1. Economy: if the particular benefit cloud have been accomplished.

2. Efficiency: if greater benefits cloud have been achieved at the same

cost.

3. Effectivity: if the achieved benefits are in accordance with the

program’s preestabilished goals.

Fungsi-fungsi yang perlu diperiksa oleh management auditor adalah:

1. Fungsi pemasaran (marketing)

Jika program yang ditetapkan untuk bagian marketing tidak bisa

dicapai dan budget yang ditetapkan tidak bisa dipenuhi, berarti fungsi

marketing tidak berjalan efektif. Misalnya market share perusahaan

tidak bisa ditingkatkan sesuai rencana, hal ini disebabkan antara lain

karena:

a. Market research tidak berjalan sesuai rencana;

b. Market intelligence system sudah out-of-date;

17
c. Training untuk bagian marketing tidak berjalan;

d. Turn over staff bagian marketing terlalu tinggi.

2. Fungsi penjualan (sales)

Jika penjualan dalam kuantitas maupun dalam nilai rupiah

menurun, beberapa penyebabnya adalah:

a. Kurang gancarnya promosi dan advertensi;

b. Kurang giatnya bagian penjualan melakukan penertasi pasar;

c. Turunnya mutu produk perusahaan sehingga kurang bisa bersaing

dengan produk dari pesaing.

3. Fungsi produksi

Perlu diperiksa apakah terjadi pemborosan dalam fungsi produksi,

yang bisa terlihat dari beberapa hal:

a. Menumpuknya bahan baku atau terganggunya jadwal produksi

karena pemasaran tidak memperhatikan iron stock dan EOQ;

b. Banyaknya hasil produksi yang rusak atau dikembangkan

langganan karena rendahnya pengendalian mutu;

c. Mesin-mesin dan asset lainnya tidak terawat dengan baik atau

terjadi idle capacity.

4. Fungsi personalia

Perlu diperiksa dari bagian personalia apakah:

a. Rekrutmen pegawai dilakukan melalui seleksi yang ketat,

sehingga hanya calon pegawai yang memenuhi syarat yang

diterima.

18
b. Penempatan pegawai dilakukan sesuai dengan latar belakang

pendidikan dan pengalaman kerja yang sesuai.

c. Terdapat reward system yang sesuai.

5. Fungsi keuangan

Perlu diperiksa apakah:

a. Likuiditas perusahaan cukup baik;

b. Dana yang dimiliki perusahaan dikelola dengan baik (misanya

jika ada dana berlebih, dibelikan surat berharga atau

didepositokan);

c. Piutang perusahaan dapat ditagih dengan lancar.

2.4 Program audit dalam management audit

Dalam pelaksanaan management audit, auditor lebih banyak

menggunakan audit program dalam bentuk kuesioner. Kuesioer tersebut

dikelompokkan untuk masing-masing fungsi yang terdapat dalam

perusahaan. Dari jawaban-jawaban kuesioner tersebut setelah dikonfirmasi

dengan pengecekan di lapangan dan pemeriksaan bukti-bukti secara

sampling dan diskusi dengan bagian yang terkait, auditor bisa

menyimpulkan mengenai efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan dari

kegiatan masing-masing fungsi dalam perusahaan.

19
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Studi Kasus Manajemen Audit

PT QL Agrofood merupakan perusahaan penanaman modal asing

(PMA) yang bergerak di bidang peternakan ayam petelur (layer

Commercial) dan bagian dari QL Resources Berhad Malaysia, perusahaan

ini menyuplai telur untuk perusahaan modern market yaitu Mcd,

Indomaret, Pizza Hut, dan untuk sebagian pasar di jawa barat dan

jabodetabek. Perusahaan ini memiliki 2 lokasi perternakan yaitu di citarum

dan sukaluyu.

Perusahaan membutuhkan persediaan tray kertas yang cukup untuk

kemasan telur agar distribusi dapat berjalan dengan baik dan tidak ada

barang retur atau pecah, untuk itu perusahaan mengimpor tray kertas dari

Malaysia yaitu dari Eppor Pack SDN. BHD. Karena Eppor Pack memiliki

tray kertas dengan harga terjangkau dan kualitas yang bagus.

Pada awal desember 2017 Eppor Pack mengirimkan 4 kontainer tray

kertas yang berisi 4.240 Bundle yang berisikan 100 pcs / bundle (424.000)

dengan harga $ 24.613,20. Dua kontainer pertama tiba di Farm Citarum

pada hari Jum’at dan mengirimkan setengah tray kertas (1.060 bundle) ke

farm sukaluyu dengan menggunakan 1 mobil truk (2 kali pengiriman). Dan

2 kontainer kedua tiba pada hari minggu dan mengirimkan setengah tray

kertas dengan jumlah yang sama (1.060 bundle) dengan menggunakan 1

20
mobil truk (2 kali pengiriman). Namun untuk pengiriman ke 2 yaitu pada

hari minggu, supervisor gudang citarum (Bpk Nana) dan supir truk tidak

mengirimkan ke lokasi farm sukaluyu melainkan di jual ke peternakan

lain.

Pencurian yang dilakukan oleh Bpk nana ini Diketahui setelah 3

minggu kemudian, ini menunjukan bahwa tidak ada seorangpun yang

menyadari bahwa persediaan tray kertas telah di curi dan di jual oleh

karyawan perusahaan sebanyak 530 bundel / 53.000 pcs, padahal

Operasional departemen melakukan internal audit setiap minggu ke setiap

divisi untuk memastikan produksi tetap efektif, efisien dan ekonomis dan

memastikan SOP Setiap divisi di laksanakan, Stok upname telah di

lakukan oleh staf operasional setiap minggu oleh karena itu Akunting

melaksanakan kegiatan stok upname hanya pada akhir bulan. SOP

Perusahaan mengatakan bahwa Pengiriman barang harus disaksikan oleh

bagian inventory, supervisor gudang, supir, security dan dilengkapi dengan

surat jalan yang di stempel serta perhitungan pemakaian senantiasa di

update setiap hari secara sistem bukan hanya perhitungan manual saja

Awal mula pencurian ini terdeteksi dari admin farm sukaluyu yang

meminta tray kertas tambahan untuk persediaan gudang telur sukaluyu

yang sudah menipis. Purchasing tidak memberikan tambahan kertas tray

karena masing masing farm sudah dikirimkan sesuai PR (Purchase

Request) dan seharusnya cukup sampai akhir bulan januari. Purchasing

meminta akunting untuk memeriksa pemakaian tray kertas pada farm

21
sukaluyu. Akunting menyatakan bahwa persediaan di system masih

tersedia banyak sekali dan admin farm sukaluyu belum update pemakaian

dari pertengahan bulan desember. Setelah dilakukan update data

pemakaian oleh admin farm sukaluyu stok tray kertas memang tersedia

masih banyak oleh sistem Navision.

Manajemen meminta akunting dan bagian inventory untuk

menghitung ulang keberadaaan tray kertas di gudang sukaluyu untuk

menyelesaikan mengenai selisih stok data gudang (real) dan stok oleh

sistem karena bertepatan dengan closing stok akhir bulan desember .

Ternyata tray kertas hilang sebanyak kurang lebih 530.000 pcs.

Manajemen mengadakan rapat darurat mengenai hilangnya tray kertas

tersebut apakah karena kesalahan input atau kecurangan. Dalam rapat

tersebut, Admin farm sukaluyu mengakui tidak memiliki 1 DO mengenai

pengiriman tray kertas dari citarum pada bulan desember. Tetapi admin

citarum memiliki bukti DO pengiriman tray kertas dengan di tanda tangani

oleh supervisor (Bpk Nana) dan supir serta stempel satpam. Setelah di

crosscheck dengan teliti menggunakan rekaman CCTV dan buku keluar

masuk mobil farm sukaluyu dan citarum. Bahwa pihak manajemen

menemukan pencurian / kecurangan telah di lakukan oleh supir box telur

dan supervisor (Bpk Nana).

Keberadaan tray kertas yang begitu banyak membuat suvervisor

inventory sukaluyu hanya menghitung pengiriman tray kertas dari citarum

22
berdasarkan DO yang diterima yaitu 1 surat jalan pada hari minggu dan

tidak mengkomfirmasi ke bagian purchasing . Dan memang pengiriman

tray pada hari minggu tidak di saksikan oleh bagian inventori / admin farm

citarum di karenakan hari libur. Kecurangan ini di lakukan karena ada

kesempatan dan pelaku mengetahui bahwa sistem pengendalian internal

perusahaan kurang baik. Akibatnya perusahaan mengalami kerugian

sebesar $ 3.076,65 ( Rp 41.670.147,6 dengan Kurs Rp 13.544).

3.2. Analisis Kasus

1. Objek manajemen audit

Dari kronologi kasus yang telah di paparkan, kami menganalisa bahwa :

a) Kondisi, Hilangnya persediaan tray kertas

b) Kriteria, SOP Perusahaan mengatakan bahwa Pengiriman barang

disaksikan oleh bagian inventory, supervisor gudang, supir,

security & perhitungan pemakaian senantiasa di update secara

sistem

c) Sebab, Pencurian tray kertas yang dilakukan oleh Supervisor

Gudang Telur dan supir pada hari libur kerja

d) Akibat, Perusahaan mengalami kerugian Rp 41.670.147,60

e) Rekomendasi yang di berikan yaitu :

 Pengiriman tray kertas pada hari minggu (Libur) seharusnya di

tangguhkan pada hari senin untuk meminimalisir adaya

kecurangan dan memberi arahan kepada security tentang SOP

pengiriman barang

23
 Admin Farm Sukaluyu seharusnya update data pemakaian di

sistem dan manajer senantiasa mengawasi kinerja

karyawannya .

 Internal auditor seharusnya bukan dari staf operasional yang

belum mengerti penuh mengenai sistem akuntansi dan

perencanaan audit yang baik dan diganti oleh staf akunting

untuk melakukan internal auditor setiap minggu.

2. Tujuan Manajemen Audit untuk meningkatkan efektifitas,

efisiensi, dan ekonomis

Melihat dari studi kasus tersebut, Manajemen audit perusahaan

hanya bertindak apabila telah terjadi kecurangan, dan tidak melakukan

upaya untuk menghindari adanya kecurangan. manajemen audit

perusahaan tidak berfungsi dengan baik, sebagai mana ada beberapa

tahapan manajemen audit yang harus dilaksanakan yaitu Preliminary

Survey (Survei Pendahuluan) Review and testing of management

control system (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian

Manajemen), Detailed Examination (Pengujian Terinci), Report

development (Pengembangan Laporan).

Salah satunya manajemen audit/ audit operasional perusahaan tidak

melakukan survei pendahuluan untuk suatu aktivitas yaitu Jenis

aktivitas, Lokasi, Orang yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut,

Kebijakan menyangkut aktivitas, Prosedur khusus untuk penyelesaian

24
aktivitas. Tentunya kejadian ini tidak akan terjadi apabila manajemen

audit dilaksanakan sesuai prosedur dan ilmu pengetahuan.

Jauh dari kata efektif, efisien, dan ekonomis. Manajemen audit

perusahaan tidak berfungsi dengan baik untuk memaksimalkan Fungsi

dari persediaan yaitu sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering

menghadapi ketidakpastian dalam jangka waktu pengiriman dan

permintaan akan barang barang, apakah persediaan perusahaan telah

dikelola dengan benar, apakah pengiriman dan penerimaan persediaan

telah betul betul diterima dan dikirim sesuai prosedur perusahaan, dan

apakah perhitungan persediaan telah benar dihitung melalui metode

manual atau secara sistem. Bukti bahwa internal control yang terdapat

di perusahaan tidak dapat menjamin keamanan harta dan sumber daya

perusahaan.

25
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Management audit, disebut juga operational audit, functional audit,

systems audit, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu

perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang

telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efesien, dan ekonomis.

Manajemen audit perusahaan dapat berfungsi dengan baik apabila

melakukan tahapan manajemen audit yaitu Preliminary Survey (Survei

Pendahuluan) Review and testing of management control system

(Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen),

Detailed Examination (Pengujian Terinci), Report development

(Pengembangan Laporan).

4.2. Saran

Penulisan ini hanya bersifat sementara karena menganalisis suatu

kejadian yang tidak diharapkan di masa yang akan datang, Semoga

penulisan ini menjadi bagian referensi bagi semua pihak yang

membutuhkan dan tidak menjadi acuan untuk penulisan selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukirno. 2013. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik). Jakarta : Salemba Empat

27

Anda mungkin juga menyukai