Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AUDIT (MANAJEMEN LETTER DAN KLIEN

REPRESENTATIF LETTER)

LAPORAN AUDIT
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunilasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan
atas laporan keuangan yang diaudit.
Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar
pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.
Sedangkan laporan standar itu sendiri adalah laporan yang lazim diterbitkan.
Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang belaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila
auidtor telah membantu pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai
GAAS.
Laporan standar memiliki tiga paragraf yang lazim. Antara lain yaitu paragraf
pendahuluan, paragraf lingkup audit dan paragraf pendapat.
a) Paragraf Pendahuluan
Paragraf penfahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf
ini adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab
auditor. Kalimat pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :

Kami telah mengaudit...neraca...perusahaan X...untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
Kalimta diatas menunujukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan
tertentu dari perusahaan yang ditunjuk. Setiap laporan keuangan yang
disebutkan satu per satu berikut tanggal penerbitan setiap laporan keuangan
tersebut.
Laporan keuanga adalah tanggung jawab manajemen
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab ats laporan keuangan teletak
ditangan manajemen. Sebaliknya kalimat tersebut dimaksudkan juga untuk
menghilangkan pesan bahwa auditor mengembangkan representasi yang
mendasari laporan keuangan.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan ... berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor
berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan
temuan-temuan. Apabila kalimat diatas dibaca bersambung dengan kalimat
kedua, akan nampak jelas perbadaan tanggung jawab manajemen dengan
tanggung jawab auditor.
b) Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan ruang lingkup audit. Hal ini
sesuai dengan bagian ke empat standar pelaporan yang mengharuskan auditor
menunjukkan dengan jelas sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup
audit juga menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf
ini adalah

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum

Dalam konteks ini, standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh
standar GAAS dan seluruh SAS yang dapat diterapkan. Sepuluh standar
auditing tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2. Daalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanakan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunaka asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh utnuk
merencanakan audit dan menetukan sifat saat dan ruang lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan
1. Lapoaran auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau emnyatakan jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporam
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus di pandang memadai
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Lpoaran auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahw pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseuruhan tidak dapat diberikan maka
alasan haru dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggung jawab
yang dipikul oleh auditor.

Standar tersebur mengharuskan kami ...audit agar memperoleh keyakinan yang
memadai...laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Kalimat diatas menunjukkan dua keterbatasan penting suatu audit. Pertama,
pemberitahuan bahwa auditor hanya mencari keyakinan yang memadai saja,
bukan keyakinan yang absolut. Oleh karena itu kepada pembaca diinformasikan
bahwa audit memang mengandung beberapa resiko. Kedua, diperkenalkannya
kosep materialitas. Suatu audit direncanakan dan dilaksanakan untuk
menemukan salah saji yang material (meskipun tidak semuanya) dalam laporan
keuangan.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bikti yang
mendukung...laporan keuangan.
Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit. Kata0kata atas dasar
mengujian, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan audit, kurang dari 100%
bukti yang telah depriksa. Lebih jauh lagi, dasar pengujian menunjukkan adanya
resiko bahwa bukti yang tidak diperiksa mungkin justru merupakan bukti yabg
penting dalam menilai kewajaran penyajian dan pangungkapan laporan
keuangan secara keeluruhan.
Audit juga meliputi Penilaian atas prinsip akuntansi...estimasi
signifikan...penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kalimat diatas memberikanpenjelasan lebih lanjut pada sifat audit. Kalimat itu
juga menyebtukan bahwa audituor menggunakan pertimbangan dalam menilai
dan menevaluasi representasi laporan keuangan manajemen. Disebutkannya
estimasi signifikan oleh manajemen, menunjukkan bahwa laporan keuangan
tidak seluruhnya berdasarkan pada fakta.
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat.
Kalimat diatas menunjukkan bentuk keterbatasan lain dari suatu audit, dengan
mengatakan bahwa hanya dasar yamg memadai saja yang diperlukan untuk
memberikan pendapat. Konsep memadai, dan bukannya konklusif atau absolut,
adalah dasar yang konsisten dengan konsep dasar pengujian dan konsep
keyakinan yang memadai yang telah dibahas sebelumnya. Kalimat ini juga
mengandung asersi bahwa auditor telah membentuk kesimpulan positif tentang
lingkup pekerjaan audit yang dilaksanakan.
c) Paragraf pendapat

Paragraf pendapat memenuhi empat standar pelaporan. Kalimat paragraf
pendapat dijelaskan sebagai berikut.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas...
Dalam menafsirkan arti dan pentinna kalima ini, hendaknya disimpulkan bahwa
pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau orang-orang yang profesional,
berpengaaman, dah ahli. Adalah keliru untuk meafsirkan denga ungkapan
seperti, Kami menegaskan, Kami menjamin, atau Kami memastikan ( atau
positif). Bagian kedua dari alimat tersebut berkaitan dengan laporan keuangan
yang disebutkan dalam paragraf pendahuluan; sehinga judul setiap laporan tidak
diulang kembali. Pernyataan pendapat memenuhi keempat standar pelaporan.
Ada empat tipe audit yag diterbitka oleh auditor
1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian

Pendapat wajar anpa pengecualian dberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signfikan
mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterma umum dalam
penyusunan lapora keuagan, konsistensi penerapan prinsip akunansi berterima
umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laoran keuangan

Laporan audit yang berisi pendapat wajar tana pengecualian adalah laporan
yang paling dibutuhkan olh semua piha, baik oleh kien, pemakai informasi
keuangan, maupun leh audior.

Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna: (1) Bebas dari keragu-
raguan dan ketidak jujuran, (2) Lengkap informasinya. Pengertian wajar ini
tidak anya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang
ercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula ketepaan penggolonan
informasi, seperti penggolongan aktiva atau utang kedalam kelompok lancar
dan tidak anca, biaya usaha da biaya di luar usaha.

Laporan keuagan dianggap menajikan secara wajar posisi keuanan dan hasil
usaha suatu organisasi, sesuai dengan prnsip akuntansi berterima umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini:
a. Prinsip akuntansi bererima umum digunakan untuk menyusun aporan
keuangan.
b. Perubahan penerapan prinsip auntansi berterima umum dari periode ke
periode telah cukup dijelasan.
c. Informasi dlam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prnsip
akuntansi berterima umum.
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
Jika memerlukan bahasa penjelas, namun laporan keuangan tetap menyajikan
secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat
dapat menerbitkan laporan audit buku.

2. Pendapat wajar dengan pengecualian

Jika auditor menjumpai kondisi kondisi berikut ini, maka ia memberikan
pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit.
a. Lingkup auditor dibatasi oleh klien
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi kondisi yang berada diluar
kekuasaan klien maupun auditor
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten
Pendapat wajar dengan pwngecualian diberikan oleh auditor jika dalam
auditnya auditor menemukan salah satu kondisi dari yang 1 sampai 4 seperti
tersebut diatas. Pendapat ini hanya menyatakan pendapat bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar. Dalam pendapat ini auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar,
tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
3. Pendapat tidak wajar

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa
pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan
klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas
dan arus kas perusahaan klien. Auditor menyatakan pendapat tidak wajar jika ia
tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti
kompeten yang cukup sehingga dapat mendukung pendapatnya. Jika laporan
keuangan diberikan pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang
disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya,
sehingga tidak dapat dipakai oleh inormasi keuangan untuk pengambilan
keputusan.

4. Pernyataan tidak memberikan pendapat

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka
audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Kondisi yang menyebabkan
auditor tidak memberikan pendapat adalah :
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak
wajar adalah : pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor
mengetahui ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh
bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak cukup
memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia
tidak independen dalam hubungannya dengan klien.





CONTOH LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kepada Dewan Direksi dan
Pemegang saham, juve corperation

Kami mengaudit neraca perusahaan juve corperation tanggal 31 Desember 2008
serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melakukan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan
dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti bukti yang mendukung jumlah jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi segnifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan jasa yang memadai
untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan juve
corperation tanggal 31 desember 2008, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

(alesandro+diego)


Alesandro & Diego

Semarang, Jawa Tengah
15 Januari 2010



MANAGEMENT LETTER
(SURAT KOMENTAR TERHADAP PENGENDALIAN INTERN)

I. PENGERTIAN MANAGEMENT LETTER.
Managemen Letter merupakan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP), ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan
keuangannya (di audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari
pengendalian intern perusahaan (baik material maupun immaterial weaknesses)
yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan saran-saran
perbaikan dari KAP.
Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Paniy (2001), management letter adalah
suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk perbaikan
kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah mempelajari
dan mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping untuk
menyampaikan informasi-informasi yang bermanfaat kapada manajemen,
management letter juga membantu membatasi tanggung jawab akuntan public
seandainya dikemudian hari kelemahan pengendalian intern mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, KAP tidak diperbolehkan mengiklankan
kantornya atau jasa yang diberikan kantornya, karena jika hal tersebut dilakukan
berarti KAP tersebut melanggar Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
IAI.
Salah satu cara untuk mendapatkan langganan adalah bekerja sebaik mungkin
dalam memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan, sehingga jika perusahaan
tersebut puas atas jasa pemeriksaan dari KAP, diharapakan manajemen
perusahaan akan merekomendasikan kepada teman-teman usahanya untuk
menggunakan jasa KAP tersebut
Untuk mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern, akuntan public bisa
menggunakan:
a. Internal Control Questionnaires.
b. Flow Chart, menggambarkan arus dokumen dalam memproses suatu
transaksi, dari awal sampai akhir dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.
c. Menggunakan Narrative Memo (penjelasan tertulis dari system dan prosedur
akuntansi)
Dari ketiga cara tersebut, akuntan publik akan mendapatkan suatu gambaran
mengenai pengendalian intern yang ada di perusahaan secara teoritis. Hal
tersebut masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan menggunakan Complience
test (test ketaatan).
Dalam Compliance test, yang diperiksa adalah:
a. Transaksi pengeluaran kas.
b. Transaksi penerimaan kas.
c. Transaksi penjualan.
d. Transaksi pembelian.
e. Transaksi pembayaran gaji.
f. Transaksi koreksi/penyesuaian.

Dalam hal ini yang diperhatikan adalah hal-hal berikut:
a. Apakah setiap transaksi didukung oleh dokumen pendukung yang lengkap.
b. Apakah setiap transaksi diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
c. Apakah perhitungan matematis dalam dokumen pembukuan sudah benar.
d. Apakah pendebitan dan pengkreditan transaksi ke masing-masing perkiraan
buku besar sudah benar.
Setelah melakukan compliance test, akuntan public harus menarik kesimpulan
mengenai kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
pengendalian intern perusahaan. Kemudian hasil temuan tersebut harus
diberitahukan kepada manajemen perusahaan, beserta saran-saran perbaikannya
dalam sebuah surat yang disebut Manajemen Letter.

II. CARA MEMBUAT MANAGEMENT LETTER YANG BAIK.
Dalam membuat management letter, perlu diperhatikan beberapa hal penting
agar dihasilkan suatu management letter yang baik dan efektif:
a. Management letter harus tepat waktu (timely), sehingga perusahaan masih
sempat melakukan perbaikan-peraikan dalam pengendalian intern. Jika
management letter terlambat diberikan, kemungkinan besar kelemahan-
kelemahan dalam pengendalian intern sudah mengakibatkan terjadinya
kesalahan dan kecurangan yang merugikan perusahaan.
b. Management letter harus berisi saran-saran yang bermanfaat dan bisa
diterapkan.
c. Komentar dan saran-saran dalam management letter tidak boleh merupakan
sesuatu yang surprise. Untuk itu, sebelumnya konsep management letter harus
di diskusikan terlebih dahulu dengan manajemen perusahaan dan bagian yang
berkaitan dan dimintakan komentar dari manajemen.
d. Management letter harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik,
halus dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
e. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan urutan-urutan
pos neraca dan laba rugi atau menurut hal-hal yang paling penting yang
memerlukan perhatian khusus dari manajemen dan perlu penanganan secepat
mungkin.
f. Saran-saran yang diberikan harus sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan
dan harus menunjukkan kemauan baik kantor akuntan public untuk membantu
pengembangan usaha perusahaan.
g. Pada bagian akhir management letter jangan lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada manajemen dan seluruh staf perusahan, atas segala bantuan dan
kerjasama yang diberikan mereka selama akuntan public melaksanakan
pemeriksaannya.

III. MANFAAT MANAGEMENT LETTER.
Management letter mempunyai banyak manfaat untuk klien tetapi untuk KAP
dan staf (anggota tim pemeriksa) dari KAP, antara lain:
1. Untuk klien:
a. Dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian
intern perusahaannya.
b. Dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang diberikan dalam management
letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan
kecurangan di dalam perusahaan.
2. Untuk KAP:
a. Menjadikan nama kantor akuntan publik menjadi bertambah baik, karena
disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management letter
yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
b. Jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-
teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor akuntan publik tersebut.
c. Jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah jumlah
klien kantor akuntan publik.
3. Untuk staf kantor akuntan publik (anggota tim pemeriksan):
a. Jika klien kantor akuntan public bertambah, tentunya kesejahteraan pegawai
dapat lebih ditingkatkan.
b. Mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari pengendalian intern
diberbagai macam/jenis perusahaan.
c. Mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana membuat management
letter yang baik.

IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM AUDIT DALAM
MEMBUAT MANAGEMENT LETTER.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tim audit (dari KAP)
dalam membuat management letter:
1. Asisten Auditor (Junior Staf):
a. Sebagai petugas yang terjun ke lapangan (ke kantor perusahaan) setiap hari,
bertugas mengumpulkan data dan informasi yang terdapat dalam pengendalian
intern perusahaan, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan pengendalian
intern.
b. Mendokumentasikan data dan informasi tersebut beserta fotocopy bukti
pendukung dalam kertas kerja pemeriksaan, untuk ditelaah lebih lanjut oleh
senior auditornya.
2. Senior Auditor (Pimpianan Tim Pemeriksa):
a. Menelaah kertas kerja pemeriksaan yang dibuat asisten auditor, khususnya
yang berkaitan dengan informasi mengenai kelemahan pengendalian intern
perusahaan.
b. Mengumpulkan hal-hal yang bisa dimasukkan dalam management letter,
sekaligus menyusun konsep management letter.
c. Mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan bagian pajak dan
bagian management service dari kantor akuntan public, untuk mendapatkan
komentar mereka dari segi perpajakan dan system akuntansi.
d. Menyerahkan konsep management letter kepada audit supervisior/manager
untuk ditelaah.
e. Metelah ditelaah oleh atasan, melakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.
3. Audit Supervisor/Manager:
a. Menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.
b. Menyerahkan konsep management letter yang sudah diperbaiki, kepada audit
partner untuk ditelaah.
c. Setelah ditelaah audit partner dan diperbaiki (jika ada saran perbaikan dari
audit partner) mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan
manajemen perusahaan.
d. Melaporkan kepada audit partner mengenai hasil diskusi dengan manajemen
perusahaan, dan meminta persetujuan audit partner jika ada saran perubahan
dari manajemen perusahaan.
e. Memerintahkan konsep terakhir management letter untuk difinalisasi.
4. Audit Partner:
a. Menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari audit
manager dan mendiskusikannya dengan audit manager dan jika perlu dengan
audit senior.
b. Mengembalikan konsep tersebut berikut saran-saran perbaikan jika ada
kepada audit manager.
c. Menelaah kembali konsep yang sudah diperbaiki, kemudian meminta audit
manager untuk mendiskusikannya dengan manajemen perusahaan.
d. Membahas dengan audit manager, hasil diskusi konsep management letter
yang telah dilakukan oleh audit manager dengan manajemen perusahaan.
e. Menandatangani management letter yang final untuk dikirimkan kepada
manajemen perusahaan.





CONTOH MANAJEMEN LATTER (Bahasa Indonesia)
MANAGEMENT LETTER

Yogyakarta, 23 Maret 2009
No.: KAK /ML-14/III/2009
Hal: Temuan Pengendalian Intern

Yth. Pengurus
Grassroots Society Forum (GSF)
Aceh Barat
Dengan hormat,
Sebagai bagian dari audit kami atas laporan keuangan Grassroots Society Forum
(GSF) untuk proyek kerjasama dengan CAFOD No.INN094 Pengembangan
Kualitas Pendidikan di Aceh Barat sebagai Proses Pembangunan Kembali Pasca
Tsunami periode 01 Januari 2008-31 Desember 2008. Kami telah mereview
pengendalian intern GSF dan mencatat adanya kelemahan, yang menurut
pendapat kami perlu mendapat perhatian dari manajemen, sebagai berikut:

Manajemen proyek telah menggunakan sistem voucher untuk semua
transaksi, namun ada hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu voucher yang
digunakan belum bernomor urut tercetak.
Risiko:
Voucher yang tidak bernomor urut tersectak berpotensi menyulitkan dalam
mengidentifikasi apakah penerimaan ataupun pengeluaran yang terjadi telah
dibukukan berdasarkan urutan kejadiannya (kronologis). Disamping itu juga
berpotensi untuk menyulitkan dalam identifikasi apabila ada voucher yang
hilang atau tidak tercatat.
Rekomendasi:
Kami menyarankan kepada manajemen GSF untuk memberi nomor urut
tercetak pada voucher-voucher yang digunakan.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik selama ini, kami ucapkan terimakasih.
Hormat kami,



Dr. Kumalahadi, M.Si, Ak.
NIA
Bahasa Inggris
Draft
MANAGEMENT LETTER


Yogyakarta, 23 March 2009
No. : KAK /ML-14/III/2009
Subject : Internal control findings

Respected Executive Boards
Grassroots Society Forum (GSF)
Aceh Barat
Dear Sirs,
As part of our audit on the financial statement of GSF Organization for the
partnership project with CAFOD No.INN 094 Improving Quality of Education
in West Aceh as part of Post-Tsunami Rebuilding Process for the period of 1
January to 31 December 2008, we have reviewed the internal control of the
organization and noted a finding, which in our opinion, merit your attention, as
follows:

The project management has used voucher system for all the transaction.
However, there is a note to be understood for betterments i.e. the vouchers are
not in serial printed number.
Risk:
Vouchers which are not in serial printed number will potentially hard to identify
whether the receipts or payments have been filed in organized manner
(chronologically). Also, it will be hard to identify when they are lost or
unrecorded.
Recommendation:
We suggest the management of GSF to make vouchers in serial printed number.
Thank you for your kind attention, trust and cooperation.

Sincerely yours,


Dr. Kumalahadi, M.Si, Ak.
NIAP 98.1.031
Surat Pernyataan Langganan
(Client Representation Letter)
I. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER.
Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public
pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang
terdiri dari pendapat auditor (auditors opinion) mengenai kewajaran laporan
keuangan klien dan laporan keuangan yang telah diaudit, yang merupakan
tanggung jawab manajemen (klien).
Namun demikian, sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus
meminta surat pernyataan langganan (client representation letter), dan klien
harus memberikannya. Tanggal surat pernyataan langganan harus sama dengan
tanggal tanggal selesainya pemeriksaan lapangan (audit field work) dan tanggal
laporan akuntan public.
Tanggal tersebut menunjukkan sampai batas waktu mana auditor harus
menjelaskan hal-hal atau kejadian penting sesudah tanggal neraca. Surat
pernyataan langganan tersebut harus ditandatangani pejabat perusahaan (klien)
yang berwenang, biasanya Direktur Keuangan dan Akuntansi atau Direktur
Utama dan ditik diatas kop surat klien, walaupun konsep surat tersebut
disiapkan oleh kantor akuntan publik. Jadi, surat pernyataan langganan surat
yang dibuat oleh klien, ditujukan kepada kantor akuntan publik, yang berisi
pernyataan mengenai beberapa hal yang penting, antara lain :
1. Bahwa manajemen menyadari, merekalah yang bertanggung jawab terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan).
2. Bahwa semua data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang
saham serta informasi-informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit,
seluruhnya sudah diperlihatkan kepada akuntan publik dan tidak ada yang
disembunyikan.
3. Penjelasan mengenai pos-pos laporan keuangan, misalnya :
a. Piutang yang disajikan di neraca semuanya bisa tertagih atau sudah dibuatkan
penyisihan yang cukup untuk piutang yang diragukan bisa tertagih.
b. Aktiva tetap yang tercantum di neraca semuanya merupakan milik
perusahaan dan dicatat berdasarkan harga perolehannya.
c. Hutang yang tercantum di neraca betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan dan tidak ada hutang atau kewajiban kepada pihak ketiga yang
belum dicantumkan di neraca.
4. Menyatakan ada atau tidaknya aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas
kredit yang diperoleh dari bank. Jika ada aktiva yang dijadikan jaminan, harus
dijelaskan aktiva apa saja yang dijaminkan dan dijaminkan kepada siapa.
5. Menyatakan ada atau tidaknya kewajiban bersyarat (contingent liability) per
tanggal neraca. Kalau ada harus dijelaskan dalam bentuk apa. Contingent
liability adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang mungkin
terjadi, mungkin juga tidak terjadi, tergantung pada kejadian di periode yang
akan datang.
Contingent liability bisa berasal dari pendiskontoan wesel tagih atau jika ada
tuntutan terhadap perusahaan di pengadilan yang pada tanggal neraca, belum
ada keputusan hukum dari pengadilan tersebut.
6. Menyatakan ada atau tidaknya transaksi-transaksi hubungan istimewa
(related party transaction) dengan perusahaan induk ( holding company) atau
perusahaan afiliasi. Jika ada hubungan transaksi istimewa, misalnya dalam
bentuk pembelian atau penjualan barang dagangan antar perusahaan dalam satu
group, maka harus dinyatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan dengan harga
pasar yang wajar (arms length transactions), dan harus dijelaskan juga berapa
jumlah transaksi tersebut.
7. Menyatakan ada atau tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang
mempunyai pengaruh yang penting atau material terhadap kewajaran laporan
keuangan, misalnya terjadinya kebakaran sesudah tanggal neraca namun
sebelum laporan akuntan diterbitkan.

II. KEGUNAAN CLIENT REPRESENTATION LETTER.
Manfaat client representation letter bagi kantor akuntan public sangat besar
sekali. Misalnya jika ternyata klien tidak mencatat transaksi perusahaan secara
keseluruhan atau ada bukti-bukti yang disembunyikan/tidak diperlihatkan
kepada kantor akuntan, sehingga ada pihak-pihak yang menggunakan laporan
keuangan klien dan merasa dirugikan lalu mengajukan tuntutan kepada akuntan
public di pengadilan. Dalam hal ini akuntan public dapat menunjukkan surat
pernyataan langganan tersebut sebagai bukti di pengadilan, sehingga tidak bisa
disalahkan.
Jika akuntan public tidak memiliki surat pernyataan langganan, maka ia bisa
disalahkaan di pengadilan dan harus membayar ganti rugi atau dicabut izin
prakteknya oleh Menteri Keuangan jika terbukti lalai dalam melakukan
pemeriksaannya sehingga merugikan pihak lain.


III. ISI DARI CLIENT REPRESENTATION LETTER.
Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan
Public (PSA No. 17), bahwa surat pernyataan langganan (representasi tertulis)
umumnya meliputi hal-hal berikut, jika dimungkinkan :
a. Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan
laporan keuangan secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
b. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.
c. Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat pemegang saham, direksi
dan dewan komisaris.
d. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak
tercatat.
e. Informasi mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa
dan piutang atau utang antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
f. Ketidakpatuhan dengan pasal-pasal perjanjian kontrak yang mungkin
berdampak terhadap laporan keuangan.
g. Informasi mengenai peristiwa kemudian.
h. Ketidakberesan yang melibatkan manajemen dan karyawan.
i. Komunikasi dari instansi pemerintah mengenai ketidakpatuhan terhadap atau
kelemahan dalam praktik laporan keuangan.
j. Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi nilai atau klasifikasi
aktiva atau kewajiban.
k. Pengungkapan saldo kompensasi atau perjanjian yang menyangkut
pembatasan terhadap saldo kas, dan pengungkapan line-of-credit atau perjanjian
yang serupa.
l. Pengurangan kelebihan atau keusangan persediaan menjadi nilai yang dapat
direalisasikan.
m. Rugi dari komitmen penjualan.
n. Hak atas aktiva, hak gadai atas aktiva, dan aktiva yang dijaminkan.
o. Perjanjian untuk membeli kembali aktiva yang sebelumnya dijual.
p. Rugi dari komitmen pembelian untuk jumlah persediaan yang melebihi
kebutuhan atau pada harga diatas harga pasar.
q. Pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran hukum atau peraturan yang
dampaknya harus dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan
atau sebagai dasar untuk mencatat rugi bersyarat.
r. Kewajiban lain dan laba atau rugi bersyarat yang harus diungkapkan.
s. Tuntutan yang tidak diungkapkan meskipun telah diberitahukan
kemungkinannya oleh penasehat hukum klien.
t. Hak atau perjanjian pembelian kembali saham perusahaan atau modal saham
yang disisihkan untuk hak pembelian saham, warrant, konversi, atau persyaratan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai