Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Laporan Audit


Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang di audit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.(Boynton
Johnson Kell)
Laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.(Mulyadi)

B. Analisis Terhadap Laporan Audit
Suatu laporan standar/ laporan audit baku merupakan laporan yang lazim diterbitkan.
Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan , hasil
usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan
ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang
dilaksanakan sesuai GAAS. Laporan standar/ laporan audit baku memiliki tiga paragraf ,
yang lazim disebut paragraf pendahuluan/ pengantar, paragraf lingkup audit, dan paragraf
pendapat.
Dalam laporan tersebut terdapat 6 unsur penting pihak yang dituju, paragraph
pendahuluan/ pengantar, paragraph lingkup, paragraph pendapat, nama auditor, nomor izin
akuntan public, nomor izin kantor akuntan public, dan tanda tangan, serta tanggal laporan
audit. Berikut ini dijelaskan isi tiga unsur penting laporan audit baku :
Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini
adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kalimat
pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :

- Objek yang menjadi sasaran audit
Kami telah mengaudit...neraca...Perusahaan X ...untuk tahun tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta
laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut berisi dua hal penting
berikut ini.
1. Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas
laporan tersebut.
2. Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan
kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas.
Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan tertentu dari
perusahaan yang ditunjuk.
- Tanggung jawab auditor
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di tangan
manajemen.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan....berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor berperan untuk
melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan temuan.
Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan bagian ke
empat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengan jelas sifat audit
yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan beberapa keterbatasan audit.
Kalimat dalam paragraf ini adalah:
- Standar auditing
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan I katan
Akuntan Indonesia
Dalam konteks ini ,standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh standar GAAS dan
seluruh SAS yang dapat diterapkan.
- Penjelasan ringkas standar auditing
Standar tersebut mengharuskan kami ....audit agar memperoleh keyakinan yang
memadai ...laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Kalimat diatas menunjukkan keterbatasan penting suatu audit yaitu auditor hanya mencari
keyakinan yang memadai saja, bukan keyakinan yang absolut dan diperkenalkannya konsep
materialitas.
Suatu audit meliputi pemeriksaan ,atas dasar pengujian,bukti bukti yang mendukung
....laporan keuangan.
Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit dan pesan kepada pemakai laporannya
bahwa:
1. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas
dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern merupakan dasar menentukan jenis dan
luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan.
3. Luas pengujian dan pemiihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas
dasar pengalamannya.
4. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukyi audit, yang tidak hanya terbatas
pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informsai penguat (corroborating
information).
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi...estimasi signifikan....penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kalimat tersebut menyebutkan bahwa auditor menggunakan pertimbangan dalam menilai dan
mengevaluasi representasi laporan keuangan manajemen.
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat.
Kalimat diatas menunjukkan bentuk keterbatasan lain dari suatu audit.
Paragraf pendapat
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh
auditor untuk menyatakan pendapatnyab mengenai laporan keuangan yang disebutkannya
dalam paragraf pendahuluan/ pengantar. Dalam paragraph ini auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material,
yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut pendapat kami ,laporan keuangan yang kami sebut diatas...
Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini ,hendaknya disimpulkan bahwa pendapat
tersebut dinyatakan oleh orang orang yang profesional, berpengalaman dan ahli.
....Menyajikan secara wajar ,dalam semua hal yang material ...posisi keuangan ...hasil
usaha dan arus kas...
Konotasi yang dimaksutkan dalam kata kata secara wajar adalah bahwa penyajian laporan
keuangan telah memadai ,tanpa berat sebelah,atau distorsi.

....sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum...
Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan harus
menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.

C. Pendapat yang Dikeluarkan oleh Auditor
1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam
lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan
penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan,
konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan
memadai dalam laporan keuangan.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling
dibutuhkan oleh semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan maupun oleh
auditor.
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan(Unqulified opinion report with explanatory language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap
menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat
menerbitkan laporan audit baku.
3. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion report)
Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian dalam laporan audit.
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh
informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun
auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
tidak ditetapkan secara konsisten.
Dalam pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara konsisten.
4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse opinion report)
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya,
sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi
yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya,
sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan
keputusan.
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of opinion
report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan
audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang
menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar
adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya
ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran pelaporan keuangan
auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
D. PENYIMPANGAN DARI LAPORAN STANDAR
Dalam praktik ,dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan
auditor menerbitkan laporan standar.Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam
salah satu dari dua kategori berikut ini:

- Laporan standar dengan bahasa penjelasan.
- Jenis-jenis pendapat lain

Jenis Laporan Auditor dan kondisi-kondisinya
Kondisi
Laporan Standar
Penyimpangan dari laporan standar
Laporan standar
dengan Paragraf
penjelasan
Jenis Pendapat Lainnya
Pendapat wajar
tanpa pengecualian
Pendapat wajar
tanpa
pengecualian
Wajar
dengan
Pengecualian
Tidak
wajar
Tidak
memberikan
pendapat
Laporan keuangan sesuai dengan
GAAP,audit dilaksanakan sesuai
dengan GAAS,dan :
Tidak terdapat kondisi yang
memerlukan bahasa penjelasan
Terdapat kondisi yang
memerlukan paragraf
penjelasan(misalnya perubahan
akuntansi atau kelangsungan
usaha)





Laporan Keuangan
mengandung penyimpangan dari
GAAP



Auditor tidak mampu
mendapatkan bukti kompeten
yang cukup (pembatasan lingkup)








E. Contoh Laporan Audit
- Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Laporan Auditor Independen
No. 230500 LSI HT SA
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
P.T. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi P.T. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia
Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 1999 dan 1998, serta laporan laba rugi, perubahan
ekuitas dan arus kas konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan
keuangan Lonsum Finance BV, anak perusahaan yang dikonsolidasi iuntuk tahun yang berakhir 31
Desember 1999, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva sebesar 6,66% dari jumlah
aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1999 dan rugi bersih sebesar Rp 83.913.507 untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut.Laporan keuangan anak perusahaan tersebut diaudit oleh auditor
independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan auditor independen tersebut telah
diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk Lonsum
Finance BV, didasarkan semata-mata atas laporan auditor independen lain tersebut.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut memberikan
dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 37 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan
belum mencatat tagihan oleh lembaga keuangan tertentu sebagai akibat dari pemutusan dini kontrak
berjangka valuta asing, kontrak swap extention dengan opsi pembatalan dan kontra par forward komiditi,
seluruhnya sejumlah US$ 92.947.156 pada saat tagihan diajukan dan hasil rundingan tagihan terakhir
yang belum disepakati. Perusahaan telah merundingkan tagihan tersebut pada tahun 1998, akan tetapi
belum mencapai suatu kesepakatan sampai dengan saat ini. Menurut pendapat kami, Perusahaan
seharusnya mencatat kewajiban tersebut dalam laporan keuangan tersebut dicatat, kewajiban dan defisit
akan meningkat masing-masing sebesar Rp 659.924.807.600 dan Rp 745.900.926.900 pada tanggal 31
Desember 1999 dan 1998.
Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 12 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan
mempunyai piutang sejumlah Rp 142.446.772.308 dan wesel tagih sejumlah Rp 27.554.212.500 kepada
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 1999. Pada tanggal 1
Desember 1999, Perusahaan telah menjadualkan kembali piutang tersebut sehubungan ketidakmampuan
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa membayar piutang tersebut berikut bunganya.
Penjadualan kembali piutang tersebut tergantung hasil restrukturisasi Perusahaan dan persetujuan para
pemegang saham minoritas. Karena belum adanya kepastian hasil restrukturisasi Perusahaan dan
persetujuan para pemegang saham minoritas, kami berpendapat, bahwa Perusahaan seharusnya
mencatat penyisihan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.Bila penyisihan piutang diatas dicatat maka aktiva akan menurun sebesar Rp
170.000.984.808 dan defisit akan meningkat dalam jumlah yang sama pada tanggal 31 Desember 1999.
Dalam laporan kami bertanggal 27 April 1999, kami memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atas laporan keuangan konsolidasi tahun 1998, antara lain karena tidak dibuatnya
penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang timbul
sehubungan dengan penggunaaan deposito berjangka Perusahaan sejumlah Rp 20.000.000.000 sebagai
agunan atas hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa kepada bank, serta piutang kepada pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang berjumlah Rp 249.506.049.125 yang berasal dari
pencairan oleh bank tertentu atas deposito berjangka dan rekening giro Perusahaan yang diagunkan.
Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 39 atas laporan keuangan konsolidasi, deposito berjangka dan
piutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut telah dialihkan kepada pihak
lain dan sebagai kompensasi pembayarannya, pihak lain tersebut melepaskan hak dan kepentingan atas
sebidang tanah sesuai dengan perjanjian pendahuluan pelepasan hak dan kepentingan atas tanah.
Dengan perjanjian ini, Perusahaan memperoleh kuasa yang tidak akan berakhir oleh sebab apapun juga,
untuk melakukan tindakan-tindakan kepengurusan dan kepemilikan atas tanah tersebut. Oleh karena itu
pendapat kami sekarang atas laporan keuangan konsolidasi tahun 1998 mengenai penyisihan piutang
ragu-ragu tersebut, berbeda dengan laporan kami sebelumnya.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut,
kecuali untuk dampak belum dicatatnya kewajiban atas tagihan lembaga keuangan pada tahun 1999 dan
1998 serta tidak dibuatnya penyisihan piutang dan wesel tagih kepada pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa untuk tahun 1999 sebagaimana dijelaskan pada paragraf ketiga dan keempat
sebelumnya, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut diatas, menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan P.T. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk
dan anak perusahan tanggal 31 Desember 1999 dan 1998, dan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus
kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasi, pada tahun 1999
Perusahaan dan anak perusahaan mengubah metode akuntansi pajak penghasilan untuk disesuaikan
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46, dan secara restrospektif, menyajikan kembali
laporan keuangan konsolidasi tahun 1998 atas perubahan tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak
perusahaan dapat melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Catatan 38 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak
kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan anak perusahaan. Tingginya kurs valuta asing dan
tingkat bunga pinjaman, ketatnya likuiditas dan kesulitan keuangan yang dialami pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa berdampak buruk pada kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan
untuk melunasi pokok pinjamannya. Perusahaan dan anak perusahaan juga menangguhkan pembayaran
sebagian besar bunga pinjaman yang sudah jatuh tempo, tidak dapat memenuhi ketentuan rasio-rasio
keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman. Disamping itu, Perusahaan juga mengalami
ketidakpastian penyelesaian piutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan belum
mencapai kesepakatan atas pembayaran tagihan lembaga keuangan seperti dijelaskan dalam paragraf
ketiga dan keempat sebelumnya. Hal-hal tersebut telah menimbulkan ketidakpastian yang signifikan
mengenai kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Rencana manajemen yang konsisten dan lebih intensif sehubungan dengan masalah-masalah
tersebut diatas juga di uraikan dalam Catatan 38 atas laporan keuangan konsolidasi. Kemampuan
Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada
keberhasilan manajemen untuk melakukan restrukturisasi pinjaman dan keuangan Perusahaan secara
keseluruhan, mencapai kesepakatan atas pembayaran tagihan oleh lembaga keuangan tersebut diatas,
dan menghasilkan arus kas yang cukup dari kegiatan usaha dimasa yang akan datang.Laporan keaungan
konsolidasi belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut.
HANS TUANAKOTTA & MUSTOFA
Izin usaha / Business License No. 98.2.0240
Drs. Henky Agus Tedjasukmana
Izin / License No. 98.1.0148
23 Mei 2000 / May 23, 2000



- Pendapat Wajar tanpa Pengecualian (Laporan Audit Baku)
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi
laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

F. Contoh Kasus Audit
Auditor gagal mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan yang disajikan oleh klien
yang diaudit.
Hal ini dapat disebabkan karena kekurangcermatan serta kurangnya kompetensi auditor dalam
mengaudit laporan keuangan kliennya. Contoh kasus nyata yang terjadi adalah seperti yang terjadi
pada PT KIMIA FARMA pada tahun 2002. milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31
Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan
laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mu`stofa (HTM). Akan tetapi, Kementrian BUMN
dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa.
Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan
kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan
yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp
32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri
Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik
Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7
miliar. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam
daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya,
menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002.
Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian
persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian
berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan.
Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga
tidak berhasil dideteksi. Jadi, pada kasus ini, manajemen PT. KIMIA FARMA terbukti menyalahi
etika dalam pelaporan keuangannya karena telah melakukan fraud, sedangkan auditornya (HTM)
kurang profesional karena tidak sanggup mendeteksi adanya fraud yang dilakukan kliennya sehingga
tidak berhasil mengatasi risiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang
dilakukan PT KIMIA FARMA, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai SPAP dan tidak terlibat
dalam fraud tersebut. Oleh karena itu, PT KIMIA FARMA didenda besar Rp 500 juta, direksi lama PT
KIMIA FARMA terkena denda Rp 1 miliar, serta HTM yang selaku auditor didenda sebesar 100 juta
rupiah yang otomatis juga akan menurunkan kredibilitasnya sebagai akuntan publik atau auditor
yang profesional.
G. Solusi
Terjadinya penyalahsajian laporan keuangan yang merupakan indikasi dari tindakan tidak
sehat yang dilakukan oleh manajemen PT. Kimia Farma, yang ternyata tidak dapat terdeteksi oleh
akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan pada periode tersebut. Apakah hal ini merupakan
kesalahan dari akuntan publik tersebut ?
Padahal akuntan publik tersebut setelah diperiksa ternyata telah melaksanakan prosedur
audit yang sesuai dengan SPAP. Jika melihat dari SA Seksi 230 paragraf 12 yang
menyebutkan:
(12) Oleh karena pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep
pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlah penjamin dan laporannya tidak
merupakan suatu jaminan. Oleh karena itu, penemuan kemudian salah saji material, yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang ada dalam laporan keuangan, tidak berarti
bahwa dengan sendirinya merupakan bukti (a) kegagalan untuk memperoleh keyakinan
memadai, (b) tidak memadainya perencanaan, pelaksanaan, atau pertimbangan, (c) tidak
menggunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama, atau (d) kegagalan untuk
mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan auditnya pada umumnya berdasarkan
kepada sampling, makanya ketika ditemukan di kemudian hari terdapat kesalahan yang tidak
terdeteksi merupakan hal yang wajar, karena menurut SA Seksi 110 paragraf 1 menyebutkan:
(1) Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Dengan melakukan sampling, otomatis terdapat suatu risiko untuk tidak terdeteksinya
suatu kesalahan dalam laporan keuangan yang diaudit. Kalau begitu mengapa akuntan publik
tersebut dikenakan sanksi untuk membayar sebesar 100 juta karena atas risiko audit yang
tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT. Kimia
Farma tersebut ? Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut UU Pasar Modal tahun 1995, begitu menemukan adanya kesalahan, selambat-
lambatnya dalam tiga hari kerja, akuntan publik harus sudah melaporkannya ke Bapepam.
Maka jika akuntan publik yang tidak dapat mendeteksi adanya kesalahan penyajian tersebut
ternyata baru menyadari adanya kesalahan yang tak terdeteksi tersebut setelah mengeluarkan
opininya tetapi tidak segera melaporkannya dalam periode tiga hari, maka pantaslah akuntan
publik tersebut dikenakan sanksi.
Berkaitan dengan sikap Skeptisme Profesional seorang auditor, sehingga jika akuntan
publik tersebut tidak menerapkan sikap skeptisme profesional dengan seharusnya hingga
berakibat memungkinkannya tidak terdeteksinya salah saji dalam laporan keuangan yang
material yang pada akhirnya merugikan para investor.
Menurut pemaparan kasus diatas, akuntan publik tersebut setelah melalui proses
penyelidikan ternyata tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan untuk membantu
manajemen PT. Kimia Farma dalam penggelembungan keuntungan tersebut. Maka hal ini
berarti tidak adanya masalah yang berkaitan dengan independensi seorang auditor, atau
berarti auditor tersebut telah independen dalam melakukan jasa profesionalnya.

Anda mungkin juga menyukai