Anda di halaman 1dari 30

PSAK No.4 Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK No.

15 Investasi pada Entitas


Asosiasi, PSAK No 22 Kombinasi Bisnis, PSAK No. 38 Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali, PSAK No.65 menyajikan Laporan Konsolidasian

Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester I


Akuntansi Pelaporan dan Keuangan
Pengampu: Dr. Edy Supriyono, S.E.,M.Si.,Ak.,C.A

Oleh:
Nurma Juwita (S432008020)
Rut Nova Gita.S (S432008026)
Umi Khulzum (S432008030)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan-perusahaan harus
mematuhi standart-sandart yang berlaku. Misalnya saja seperti dalam
penyusunan laporan keuangan untuk UMKM mereka dapat menggunakan
SAKEMKM dalam penyusunan laporan keuangannya. Dalam perusahaan kecil
yang belum masuk dalam BEI dia bisa menggunakan SAK-ETAP sebagai
pedoman penyusunan laporan keuangannya. Begitu pula perusahaan besar yang
sudah terdaftar di BEI, dia bisa menggunakan SAK dalam penyusunan laporan
keuangannya.
Didalam PSAK, mengatur bagaimana penyajian laporan keuanganan pada
suatu bisnis. Misalnya pada PSAK No 4. Pada PSAK No 4 mengatur mengenai
bagaimana penyajian laporan keuangan tersendiri. Pada PSAK No 15 mengatur
mengenai bagaimana perlakukan investasi pada entitas asosiasi. Pada PSAK No
22 mengatur mengenai bagaimana perlakuan penyajian laporan keuangan
kombinasi bisnis. Pada PSAK No 38. Mengatur mengenai Kombinasi Bisnis
Entitas Sepengendalian. Pada PSAK No 65 mengatur bagaimana cara Penyajian
Laporan Keuangan Konsolidasian. Dalam hal ini PSAK satu dengan PSAK yang
lain saling berkaitan. oleh sebab itu kita perlu memahami semua peraturan dalam
PSAK.

B. Rumusan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana PSAK No.4 mengatur mengenai Laporan Keuangan Tersendiri?
2. Bagaimana PSAK No. 15 mengatur mengenai Investasi pada Entitas
Asosiasi?
3. Bagaimana PSAK No 22 mengatur mengenai Kombinasi Bisnis?
4. Bagaimana PSAK No. 38 mengatur mengenai Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali?
5. Bagaimana PSAK No.65 menyajikan Laporan Konsolidasian?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang
dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran mengenai peraturan yang
terdapat pada PSAK.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PSAK No 4 Laporan Keuangan Tersendiri


a. Tujuan:
Pernyataan ini mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas
anak, ventura dan entitas asosiasi ketika entitas induk menyajikan laporan
keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.
b. Ruang Lingkup
1. Pernyataan ini diterapkan pada entitas induk yang menyajikan laporan
keuangan tersendiri.
2. Pernyataan ini menggantikan PSAK 4 (2009): Laporan Keuangan
Konslidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
3. Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2015.
c. Istilah yang Digunakan dalam PSAK No 4
1. Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan suatu kelompok
usaha yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan
arus kas entitas induk dan entitas anaknya disajikan sebagai suatu entitas
ekonomi tunggal.
2. Laporan Keuangan Tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan
oleh entitas induk yang mencatat entitas anak, asosiasi dan ventura
bersama berdasarkan biaya perolehan atau sesuai dengan Psak 55.
3. Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi
tambahan dalam laporan konsolidasian. Entitas induk tidak dapat
menyajikan laporan keuangan untuk bertujuan umum dan minimal terdiri
dari laporan poisisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lainnya, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
d. Penyusunan Laporan Keuangan Tersendiri
Laporan keuangan disusun sesuai dengan SAK yang berlaku. Jika
entitas menyusun laporan keuangan tersendiri maka entitas induk mencatat
investasi pada entitas anak, ventura bersama dan asosiasi dengan biaya
perolehan dan sesuai dengan instrumen keuangan : pengakuan dan
pengukuran.
Jika entitas induk juga bertindak sebagai investor atau venturer
memilih, harus mengukur investasinya pada nilai wajar. Ketika entitas induk
berhenti menjadi entitas investasi, maka entitas mencatat perubahan dari
tanggal ketika perubahan status tersebut terjadi baik dengan biaya perolehan
maupun sesuai dengan instrumen keuangan PSAK 55. Entitas induk juga
mengakui deviden dari entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi.
Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya dengan
membentuk suatu entitas induk baru dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pengendalian atas entitas induk awal dengan instrumen keuangan.
2. Aset dan liabilitas kelompok usaha baru dan kelompok usaha lama adalah
sama.
3. Pemilik entitas induk awal memiliki kepentingan yang sama pada
kelompok usaha baru dan lama.
PSAK 4 mengadopsi IAS 27 kecuali :
1. Tujuan IAS 27 untuk memberikan persyaratan akuntansi dan
pengungkapan entitas pada anak.
2. Ruang lingkup untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri.
3. Penyusunan laporan keuangan tersendiri untuk tujuan public
4. Definisi referensi IFRS 9 Financial Instrument
5. Penyajian laporan keuangan tersendiri bukan tambahan atau tambahan
dari laporan konsolidasian
6. Pengecualian entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan
tersendiri
7. Tanggal efektif; dan ketentuan transisi pada saat perubahan status entitas.

B. PSAK No 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama


a. Tujuan
Bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas
asosiasi dan mengatur persyaratan penerapan metode ekuitas atas akuntansi
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.
b. Ruang Lingkup
Diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan
pengendalian bersama atau pengaruh signifikasi atas investee.
c. Definisi
1. Entitas asosiasi adalah entitas yang mana investor memiliki pengaruh
signifikan
2. Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan kelompok
usaha yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan
arus kas entitas induk dan entitas anaknya disajikan sebagai suatu entitas
ekonomi tunggal.
3. Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya
diakui sebesar biaya peolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk
perubahan pascaperolehan dalam bagian investor atas aset neto investee.
4. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam
keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak
mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut
5. Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan yang ada hanya ketika keputusan
tentang aktivitas relevan mensyaratkan peretujuan dengan suara bulat
dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian
6. Venturer bersama adalah pihak dalam ventura bersama yang memiliki
pengendalian bersama atas ventura bersama tersebut
d. Keberadaan pengaruh signifian biasanya dibuktikan dengan:
1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ
setara di investee.
2. Partisipasi dalan proses pembuatan kebijakan.
3. Adanya transaksi material antara entitas dengan investee.
4. Pertukaran personil manajerial
5. Penyediaan informasi tenis pokok
Entitas dapat memiliki waran, opsi beli saham, intsrumen
keuangan atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham
biasa, atau instrumen sejenis lain yang memiliki potensi untuk
menambah hak suara entitas  atau mengurang hak suara pihak lain atas
kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya.
Dalam metode ekuitas, pengakuan awal investasi pada entitas
asosiasi atau ventura bersama diakui sebesar biaya perolehan, dan jumlah
tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian
investor atas laba rugi investee setelah tanggal perolehan. Bagian
investor atas laba rugi investee diakui dalam laba rugi investor.
Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan
atau investee mencatat investasinya pada entitas asosiasi atau ventura
bersama dengan menggunakan metode ekuitas.
Jika keuntungan atau keugian yang sebelumnya diakui dalam
penghasilan komprehensif lain oleh investee akan direklasifikasi ke laba
rugi pada saat pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka entitas
mereklasifikasi keuntungtan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi
ketika penggunaan metode ekuitas dihentikan.
Jika bagian kepemilikan entitas pada entitas asosiasi atau
ventura bersama berkurang, tetapi entitas tetap menerapkan metode
ekuitas, maka entitas mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan
atau kerugian yang telah diakui sebelumnya dalam penghasilan
komprehensif lain yang terkait dengan pengurangan bagian kepemilikan
tersebut jika keuntungan atau keugian tersebut disyaratkan untuk
direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait.
Laporan keuangan terkini entitas asosiasi atau ventura bersama
yang tersedia digunakan oleh entitas dalam menerapkan metode ekuitas.
Jika akhir periode pelaporan entitas berbeda dengan entitas asosiasi atau
ventura bersaa, maka entitas asosiasi atau ventura bersama menyajikan
laporan keuangan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan
entitas, kecuali hal tersebut tidak praktis. Pernyataan ini menggantikan
PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi.

C. PSAK No 22 Kombinasi Bisnis


a. Tujuan
Pernyataan ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi, keandalan,
dan daya banding dari informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam
laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya. Untuk
mencpai tujuan tersebut, pernyataan ini mengatur prinsip dan persyaratan
tentang bagaimana pihak pengakuisisi.
b. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi
definisi kombinasi bisnis. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk:
1. Akuntansi pembentukan pengaturan bersama dalam laporan keuangan
pengayuran bersama itu sendiri.
2. Akuisisi atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis
3. Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali.

c. Identifikasi Pihak Pengakusisi


Dalam suatu kombinasi bisnis yang terutama disebabkan oleh
pengalihan kas atau aset lain atau timbulnya liabilitas, pihak pengakuisisi 
biasanya merupakan entitas yang mengalihkan kas atau aset lain atau
menimbulkan liabilitas
Dalam suatu kombinasi bisnis yang terutama disebabkan oleh
pertukaran kepentingan ekuitas, pihak pengakuisisi biasanya adalah entitas
yang menerbitkan kepentingan ekuitas tersebut. Akan tetapi, dalam beberapa
kombinasi bisnis, yang  biasa disebut akuisisi terbalik, entitas yang
menerbitkan ekuitas tersebut merupakan pihak diakuisisi.
Fakta dan keadaan lain yang terkait juga dipertimbangkan dalam
mengidentifikasi pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis yang disebabkan
oleh pertukaran kepentingan ekuitas, termasuk:
1. Bagian hak suara dalam entitas hasil kombinasi setelah kombinasi bisnis.
2. Keberadaan kepentingan suara minoritas yang besar dalam enittas hasil
kombinasi jika tidak ada pemilik lain atau kelompok pemilik terorganisasi
lain yang mempunyai kepentingan suara signifikan.
3. Komposisi organ pengatur entitas hasil kombinasi.
4. Komposisi manajemen senior entitas hasil penggabungan.
5. Ketentuan pertukaran kepentingan ekuitas
Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang
ukuran relatifnya (diukur dengan sebagai contoh aset, penghasilan atau laba)
yang secara signifikan lebih besar dari ukuran entitas yang bergabung lainnya
Dalam suatu kombinasi bisnis yang melibatkan lebih dari dua entitas,
penentuan pihak pengakuisisi mempertimbangkan, antara lain, entitas yang
bergabung yang berinisiatif untuk melakukan kombinasi, serta ukuran relatif
dari entitas yang bergabung
Entitas baru yang yang terbentuk dalam rangka kombinasi bisnis tidak
selalu merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk
menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah
satu entitas yang bergabung yang telah ada sebelum kombinasi bisnis
diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi. Sebaliknya, entitas baru yang
mengalihkan kas atau aset lainnya atau menimbulkan liabilitas sebagai
imbalan mungkin merupakan pihak pengakuisisi.
d. Aset Takberwujud
Pihak pengakuisisi mengakui aset takberwujud yang terindentifikasi
yang diperoleh dalam kombinasi bisnis terpisah dari goodwill. Aset
takberwujud adalah terindentifikasi jika memenuhi kriteria pemisahan atau
kriteria hukum kontraktual. Kriteria pemisahan berarti bahwa aset
takberwujud yang diperoleh dapat dipisahkan atau dibagi dari pihak diakuisisi
dan dijual, dialihkan, dilisensikan, direntalkan atau dipertukarkan baik secara
individual maupun bersama-sama dengan kontrak terkait aset terindifikasi
atau liabilitas.
Aset takberwujud yang dapat dijual, dilisensikan atau dipertukarkan
pihak pengakuisisi dengan sesuatu yang memiliki nilai memenuhi kriteria
pemisahan bahkan jika pihak pengakuisisi dengan sesuatu yang memiliki
intensi untuk menjual, melisensikan atau menukarnya. Aset takberwujud yang
diperoleh memenuhi kriteria pemisahan jika terdapat bukti transaksi
penukaran untuk jenis aset tersebut atau aset serupa, bahkan jika transaksi
tersebut jarang terjadi dan tanpa memperhatikan apakah pihak pengakuisisi
terlibat didalamnya. Sebagai contoh, daftar pelanggan dan pemesan seringkali
dilisensikam itu memenui kriteria pemisahan. Akan tetapi, daftar pelanggan
yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis tidak akan memenuhi kriteria
pemisahan jika persyaratan kerahasiaan atau persetujuan lain melarang entitas
untuk menjual, menyewakan atau mempertukarkan informasi tentang
pelanggannya.
Aset takberwujud yang tidak dapat dipisahkan secara individual dari
pihak diakuisisi atas entitas hasil kombinasi memenuhi kriteria pemisahan jika
aset tersebut dapat dipisahkan dalam kombinas dengan kontrak yang terkait,
aset liabitas atau teridentifikasi.

Sebagai contoh:
1. Pelaku pasar mempertukarkan liabilitas simpanan dan aset takberwujud
hubungan penyimpan terkait dalam transaksi pertukaran dapat diobservasi.
Oleh karena itu, pihak pengakuisisi mengakui aset takberwujud hubungan
penyimpan secara terpisah dari goodwill.
2. Pihak diakuisisi memiliki merk dagang terdaftar dan terdokumentasi tetapi
keahlian teknis yang digunakan untuk memproduksi produk bermerek
dagang tersebut tidak dipantenkan.
e. Hak yang Diperoleh Kembali
Sebagai bagian dari kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi dapat
memperoleh kembali suatu hak yang sebelumnya diberikan kepada pihak
diakuisii untuk menggunakan satu atau lebih aset pihak pengakuisisi yang
diakui atau tidak diakui. Contoh dari hak tersebut meliputi hak menggunakan
teknologi pihak pengakuisisi dengan perjanjian waralaba atau hak untuk
menggunakan teknologi pihak pengakuisisi dan perjanjian lisensi teknologi.
Hak diperoleh kembali adalah aset takberwujud terindentifikasi yang diakui
pihak pengakuisis secara terpisah dari goodwill. Jika persyaratan kontrak
menimbulkan hak yang diperoleh kembli mengguntungkan atau tidak
menguntungkan dibandingkan dengan persyaratan transaksi pasar saat ini
untuk item yang sama atau serup, maka pihak pengakuisisi mengakui
keuntungan atau kerugian di penyesuaian.
f. Kumpulan Tenaga Kerja dan Item Lain yang Tidak Teridentifikasi
Pihak pengakuisisi memasukan ke dalam goodwill nilai aset tak
berwujud yang diperoleh dan yang tidak teridentifikasi pada tanggal akuisisi.
Sebagai contoh, pihaknya dapat mendristibusikan nilai yang ada pada tenaga
kerja, yang merupakan kumpulan karyawan yang memungkinkan pihak
pengakuisisi melanjutkan operasi bisnis yang diperoleh sejak tanggal akuisisi.
Karena kumpulan tenaga kerja bukan merupakan aset teridentifkasi yang
diakui secara terpisah dari goodwill, maka nilai yang diatribusikan pada
tenaga kerja dimasukan ke dalam goodwill.
Pihak pengakuisi juga memasukan ke dalam goodwill setiap nilai yang
distribusikan pada item yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai aset pada
tanggal akuisi. Sebagai contoh, pihak pengakuisisi dapat mengatribusikan
nilai kontrak potensial yang dinegoisasikan pihak diakusisi dengan calon
pelanggan baru. Karena kontrak tersebut bukan merupakan aset tersendiri
pada tanggal akuisi, maka pihak pengakuisisi tidak mengakui kontrak
potensial tersebut secara terpisah dari goodwill.
Setelah pengakuan awal, pihak pengakuisisi mencatat aset tak
berwujud yang diperoleh pada kombinasi bisnis sesuai dengan ketentuan pada
PSAK 19. Aset Takberwujud. Tetapi, sebagaiamana dideskripsikan dalam
PSAK 19 paragraf 03, perlakuan akuntasi untuk beberapa aset tak berwujud
yang diperoleh setelah pengakuan awal diatur dalam PSAK lain.
Kriteria keteridentifikasian mengatur apakah aset takberwujud diakui
secara terpisah dari goodwill. Tetapi, kriteria tersebut tidak memberikan
pedoman untuk mengukur nilai wajar aset takberwijud. Contohnya, pihak
pengakuisisi mempertimbangkan asumsi yang digunakan oleh para pelaku
pasar ketika menetapkan harga aset tak berwujud, seperti pembaruan kontrak
yang diperkirakan di masa depan dalam mengukur nilai wajar. Pembaharuan
tersebut tidak harus memnuhi kriteria. Akan tetapi, paragraf 29 memberikan
pengecualian terhadap prinsip pengukuran nilai wajar untuk hak yang
diperoleh kembali yang diakui dalam suatu kombinasi bisnis.
g. Pengukuran Nilai Wajar Aset Teridentifikasi Tertentu Dan Kepentingan
Nonpengendali Pada Pihak Diakuisisi ( Penerapan Paragraf 18  Dan 19 )
1. Aset dengan Arus Kas yang Tidak Pasti ( Penyisihan Penilaian )
Pihak pengakuisisi tidak mengakui penyelisihan penilaian terpisah
pada tanggal akuisisi untuk aset yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
yang diukur pada nilai wajar tanggal akuisisi karena dampak
ketidakpastian arus kas di masa depan termasuk dalam pengukuran nilai
wajar.
2. Aset yang terkait dengan sewa operasi dimana pihak diakuisisi merupakan
lessor.
Dalam mengukur nilai wajar tanggal akuisisi dari aset seperti
bangunan atau paten yang terkait dengan sewa operasi yang mana pihak
diakuisisi merupakan lessor, pihak pengakuisisi harus mempertimbangkan
persyaratan dalam sewa tersebut. Dengan kata lain, pihak pengakuisisi
tidak mengakui aset atau liabilitas terpisah jika persyaratan dari sewa
operasi menguntungkan atau tidak menguntungkan jika dibandingkan
dengan persyaratan pasar sebagaimana disyaratkan dalam paragraf PP29
untuk sewa dimana pihak diakuisisi merupakan lessee.
3. Aset yang pihak pengakuisisi memiliki intensi untuk tidak menggunakan
atau menggunakan dengan cara yang berbeda dari cara pelaku pasar lain
dalam menggunakan aset.
Untuk melindungi posisi kompetitif, atau karena alasan lain, pihak
pengakuisisi mungkin memiliki intensi untuk tidak menggunakan aset
nonkeuangan yang diperoleh secara aktif, atau mungkin tidak memiliki
intensi untuk menggunakan aset tersebut sesuai dengan penggunaan
tertinggi dan terbaiknya. Sebagai contoh, mungkin pada kasus aset tak
berwujud penelitian dan pengembangan yang diperoleh yang pihak
pengakuisisi merencanakan untuk menggunakan secara defensif dengan
mencegah pihak lain menggunakannya. Akan tetapi, pihak pengakuisisi
mengukur nilai wajar aset nonkeuangan tersebut mengasumsikan
penggunaan tertinggi dan terbaik oleh pelaku pasar sesuai dengan premis
penilaian yang sesuai, baik pada awal maupun ketika mengukur nilai
wajar dikurangi biaya pelepasan untuk pengujian penurunan nilai
selanjutnya.
4. Kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi.
PSAK ini memperkenankan pihak pengakuisisi untuk mengukur
kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi pada nilai wajar pada
tanggal diakuisisi. Kadang kala pihak pengakuisisi mampu mengukur nilai
wajar kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi berdasarkan harga
kuotasian di pasar aktif saham (yaitu yang tidak dimiliki oleh pihak
pengakuisisi). Akan tetapi, dalam situasi lain, harga kuotasian dalam pasar
aktif saham tersebut mungkin tidak tersedia. Dalam situasi demikian,pihak
pengakuisisi mengukur nilai wajar kepentingan nonpengendali tersebut
menggunakan teknik penilaian lain.
h. Penentuan Bagian Transaksi Kombinasi Bisnis
Pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi mungkin telah memiliki
hubungan yang telah ada sebelumnya atau pengaturan lainnya sebelum
negosiasi bisnis dimulai, atau mereka mungkin melakuan suatu selama
negosiasi yang terpisah dari kombinasi bisnis. Pihak pengakuisisi mengakui
hanya atas imbalan yang dialihkan untuk pihak diakuisisi serta aset yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih yang dipertukarkan untuk pihak
diakuisisi sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi. Transaksi terpisah
lainnya dicatat dengan SAK yang relevan.
Contoh Transaksi Terpisah
1. Transaksi yang bertuuan untuk menyelesaikan hubungan yang telah ada
sebelumnya antara pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi.
2. Transaksi yang memerikan remunerasi kepada karyawan atau pemilik
sebelumnya dari pihak diakuisisi untuk jasa masa depan dan
3. Transaksi yang merupakan penggantian kepada pihak diakuisisi atau
pemilik sebelumnya atas pembayaran biaya terkait akuisisi yang
dikeluarkan olehpiha pengakuisisi
i. Biaya Terkait
Biaya terkait merupakan biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi
dalam rangka kombinasi bisnis. Biaya mencakup fee maelar, advis, hukum,
akuntansi, penilaian, dan fee profesional atau konsultasi lainnya; biaya
administrasi umum, termasuk biaya pemeliharaan departemen; dan biaya
pendaftaran serta penerbitan efek utuang dan efek ekuitas.
j. Akuntansi Dan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Secara umum, pihak pengakuisisi selanjutnya mengukur dan mencatat
aset yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih atau terjadi, dan instrumen
ekuitas yang diteribitkan dalam kombinasi bisnis sesuai dengan SAK yang
dapat diterapkan untuk pos-pos tersebut, tergantung pada sifatnya. Akan
tetapi, PSAK ini memberikan pedoman atas akuntasi dan pengukuran setelah
pengakuan awal untuk aset yang diperoleh, liabilitas yang telah diambil alih
atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang telah diterbitkan dalam kombinasi
bisnis sebagai berikut.
1. Hak yang diperoleh kembali
2. Liabilitas kontinjensi yang diakui pada tanggal diakuisisi
3. Aset indemnifikasi; dan
4. Imbalan kontinjensi.
k. Hak yang Diperoleh Kembali
Hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset takberwujud
diamortisasi selama sisa periode kontraktual dari kontrak yang mendasari
pemberian hak tersebut. Pihak pengakuisisi yang selanjutnya menjual hak
yang diperoleh kembali kepada pihak ketiga memasukan nilai tercatat aset
takberwujud tersebut dalam mengatur keuntungan atau kerugian dari
penjualan.
l. Liabilitas Kontinjensi
Setelah pengakuan awal dan sampai liabilitas diselesaikan, dibatalkan
atau kedaluwarsa, pihak pengakuisisi mengukur liabilitas kontinjensi yang
diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang lebih tinggi antara:
(a) Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan
(b) Pendapatan
m. Aset Indemnifikasi
Pada setiap akhir periode pelaporan selanjutnya, pihak pengakuisisi
mengukur aset indemnifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi dengan dasar
yang sama dengan liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk kepada setiap
pembatasan kontraktual atas jumlahnya dan, untuk aset indemnifikasi yang
setelah pengakuan awalnya tidak diukur pada nilai wajarnya, maka penilaian
manajemen tentang kolektibilitas aset indemnifikasi tersebut. Pihak
pengakuisisi menghentikan pengakuan aset indemnifikasi hanya ketika pihak
pengakusisi mengambil aset, menjualnya, atau kehilangan haknya.
n. Imbalan Kontinjensi
Beberapa perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang diakui pihak
pengakuisisi setelah tanggal akuisisi mungkin dihasilkan dari adanya
informasi tambahan yang didapatkan pihak pengakuisisi setelah tanggal
tersebut tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi. Akan
tetapi, perubahan yang dihasilkan dari peristiwa setelah tanggal akuisisi,
seperti pencapaian target laba, pencapaian harga saham tertentu, atau
pencapaian tonggak (milestone) dalam proyek riset dan pengembangan, bukan
merupakan penyesuaian periode pengukuran. Pihak pengakuisisi mencatat
perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang bukan merupakan
penyesuaian periode pengukuran sebagai berikut:
1. Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur
kembali dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas.
2. Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas
o. Pengungkapan
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan
dari kombinasi bisnis yang terjadi:
1. Selama periode pelaporan berjalan; atau
2. Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit.

Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan


pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari
penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan yang berhubungan
dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode tersebut atau periode
pelaporan sebelumnya.

D. PSAK No. 38 Kombinasi Bisnis Entitas sepengendali


a. Tujuan
Bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi kombinasi bisnis entitas
sepengendali.
b. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan pada kombinasi bisnis entitas sepengendali yang
memenuhi persyaratan kombinasi bisnis dalam PSAK 22: Kombinasi
Bisnis baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang
melepas bisnis. Pernyataan ini tidak mengatur kombinasi bisnis entitas yang
tidak sepengendali atau entitas yang tidak berada di bawah pengendalian
yang sama.
c. Definisi
1. Entitas anak adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas lain.
2. Entitas induk adalah suatu entitas yang mengendalikan satu atau lebih
entitas.
3. Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak
langsung (melalui satu atau lebih perantara), mengendalikan atau
dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang sama.
4. Kelompok usaha adalah entitas induk dan entitas anaknya.
5. Kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak
dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung pada entitas
induk.
6. Kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah kombinasi bisnis yang
seluruh entitas atau bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan
oleh pihak yang sama dan pengendaliannya tidak bersifat sementara.
7. Pengendalian adalah entitas induk mengendalikan entitas anak ketika
entitas induk terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan entitas anak dan memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi imbal hasil tersebut melaluikekuasaannya atas entitas
anak.
d. Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian
1. Kriteria Pengendalian
Dalam menentukan adanya pengendalian, entitas menerapkan kriteria
yang terdapat dalam PSAK 65: Laporan Keuangan Konsilidasi paragraf
05-18.
2. Sifat Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis
yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada
dalam suatu kelompok usaha yang sama, sehingga transaksi tersebut tidak
dapat menimbulkan laba atan rugi bagi kelompok usaha secara
keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha
tersebut.

Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali:


1) Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang
dimilikinya menjadi aset entitas induk yang bersangkutan.
2)  Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemilikanya dalam suatu
entitas anak ke entitas anak lain yang dimiiki oleh entitas induk.
3)  Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam
entitas anak yang dimilikinya dengan saham tambahan yang
diterbitkan oleh entitas anak lain, sehingga kepemilikan entitas induk
dalam entitas anak lain tersebut bertambah, sedangkan
persentase atas kepemilikan pemegang saham nonpengendali dalam
entitas anak tersebut berkurang.
4) Transaksi pembelian saham atau aset neto milik pemegang saham
nonpengendali merupakan transaksi yang mencakup perusahaan
substansi ekonomi kepemilikan dari pemegang saham nonpengendali
ke pemegang saham pengendali.

Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak


mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis
yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat
berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.

Entitas yang menerima bisnis, dalam kombinasi bisnis entitas


sepengendali, mengakui selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan
dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali di ekuitas dan menyajikannnya dalam pas tambahan modal
disetor.

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur


laporan keuangan dari entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya
kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif
sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-olah penggabungan tersebut
telah terjadi sejak awal periode. entitas yang bergabung berada dalam
sepengendalian.

Kebijakan akuntansi yang seragam diterapkan pada entitas yang


berkombinasi tersebut. Finder’s fees diakui sebagai beban pada periode
terjadinya, dengan satu pengecualian biaya untuk menerbitkan efek utang
dan efek ekuitas diakui sesuai PSAK 55.

Entitas yang melepas bisnis dalam pelepasan bisnis entitas


sepengendali, mengakui selisih antara imbalan yang diterima dan jumlah
tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikanya dalam pos
tambahan modal disetor.

3. Laba Per Saham
Untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali yang melibatkan
pertukaran dalam bentuk saham biasa, jumlah saham biasa yang
digunakan sebagai dasar penghitungan laba per saham adalah jumlah
gabungan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar setelah teradinya
kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut.
e. Pengungkapan
Untuk seluruh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali,
pengungkapan berikut disajikan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya kombinasi bisnis:
1. Nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi;
2. Penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entias yang
bertransaksi dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara;
3. Tanggal efektif transaksi;
4. Operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau
dihentikan akibat kombinasi bisnis tersebut;
5. Kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah
imbalan yang terjadi;
6. Jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan atau yang dilepas serta selisih
antara jumlah tercatat bisnis tersebut dan jumlah imbalan yang dialihkan
atau imbalan yang diterima; dan
7. Pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan
sebagaimana dijelaskan di paragraf 12 yang dapat memberikan informasi
minimal meliputi:
1) Ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan
sebelumnya untuk periode yang disajikan kembali;
2) Ikhtisar dari jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang
dikombinasikan;
3) Dampak penyesuaian kebijakan akuntansi;
4) Ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.

Entitas mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos


tambahan modal disetor, baik yang timbul dari penerapan Pernyataan ini
atas transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali maupun dari
transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

E. PSAK No.65 menyajikan Laporan Konsolidasian


a. Tujuan
Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu
atau lebih entitas lain.
b. Pencapaian Tujuan
Untuk mencapai tujuan diatas, Pernyataan ini (a) menberikan syarat
entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain anak)
untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian; (b) mendefinisikan prinsip
pengendaliàn (control) dan menetapkan pengendalian sebagai dasar
konsolidasi; (c) menetapkan bagaimana cara menerapkan  prinsip
pengendalian untuk mengidentifikasi apakah investor mengendalikan invester
schingga investor harus mengonsolidasi ivestee (d) menetapkan persyaratan
akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian; dan (e)
mendefinisikan entitaa investani dan menetapkan pengecualian untuk
mengonaolidasikan entitas anak tertentu dari entitas investasi.
 Tidak berhubungan dengan perayaratan akuntansi untuk kombinasi
bisnis dan dampaknys dalam konsolidasi, termasuk goodwill yang timbul dari
kombinasi bisnis.
c. Ruang Lingkup
Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas. Pernyataan ini
tidak berlaku untuk program imbalan pancakerja atau program imbalan kerja
jangka panjang lain yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja.
Entitas induk yang merupakan entitas investasi tidak menyajikan
laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk
mengukur sehuruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi.
d. Pengendalian
Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee),
menentukan apakah investor merupakan entitas induk dengan menilai apakah
investor tersebut mengendalikan investee. Investor mengendalikan investee
ketika investor terekspos atau memiliki hak atas timbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee serta memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi imbal hasil terscbut melalui kekuasaannya. Dengan demikian,
investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh
hal berikut ini:
1) Kekuasaan atas investee
2) Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee
untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.

Investor mempertimbangkan fakta dan keadaan ketika melakukan


penliaian apakah investor mengendalikan investee. Investor menilai kembali
apakah investor mengendalikan investee jika fakta dan keadaan
mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen
pengendalian.

Dua atau lebih investor secara kolektif mengendalikan investee ketika


mereka harus bertindak secara bersama-sama untuk mengarahkan aktivitas
relevan. Dalam kasus tersebut, karena tidak ada investor yang dapat
mengarahkan aktivitas tanpa kerja sama dengan investor lainnya, tidak ada
investor yang secara individual mengendalikan investee.

e. Kekuasaan
Investor mempunyai kekuasaan atas investee ketika investor mempunyai
hak yang ada saat ini yang memberi investor tersebut kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan, yaitu aktivitas yang secara signifikan
mempengaruhi imbal hasil investee.
Kekuasaan timbul dari hak. Terkadang, menilai kekuasaan sangat mudah,
seperti ketika kekuasaan atas investee diperoleh secara langsung dan semata-
mata dari hak suara yang diberikan oleh instrumen ekuitas seperti saham, dan
dapat dinilai dengan mempertimbangkan hak suara dari pemegang saham.
Dalam kasus lain, penilaian akan lebih kompleks dan mensyaratkan lebih dari
satu faktor yang harus dipertimbangkan, sebagai contoh ketika kekuasaan
berasal dari satu atau lebih pengaturan kontraktual.
Investor dengan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan
memiliki kekuasaan meskipun hak untuk mengarahkan belum dilaksanakan.
Bukti bahwa investor telah mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu
menentukan apakah investor memiliki kekuasaan, namun bukti tersebut tidak
dengan sendirinya dapat meyakinkan dalam menentukan apakah investor
memiliki kekuasaan atas investee.
Jika masing-masing dari dua atau lebih investor memiliki hak yang ada
saat ini yang memberi mereka kemampuan sepihak untuk mengarahkan
aktivitas relevan yang berbeda, maka investor yang memiliki kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil investee
secara signifikan, memiliki kekuasaan atas investee.
Investor dapat memiliki kekuasaan atas investee meskipun entitas lain
memiliki hak yang ada saat ini yang memberi mereka kemampuan kini untuk
berpartisipasi dalam mengarahkan aktivitas relevan, sebagai contoh ketika
entitas lain memiliki pengaruh signifikan. Akan tetapi, investor yang hanya
memiliki hak protektif tidak memiliki kekuasaan atas investee, dan sebagai
akibatnya tidak mengendalikan investee. Imbal Hasil
Investor memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan investee ketika imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut
berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari kinerja investee. Imbal hasil
investor dapat hanya positif, hanya negatif, atau positif dan negatif.
Walaupun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih
dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh, pemilik
kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau distribusi dari investee,
Hubungan antara Kekuasaan dan Imbal Hasil
Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki
kekuasaan atas investee dan eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil investor dari
keterlibatannya dengan investee.
Dengan demikian, investor yang memiliki hak pengambilan keputusan
menentukan apakah investor tersebut bertindak sebagai prinsipal atau agen.
Investor yang bertindak sebagai agen, tidak mengendalikan investee ketika
investor tersebut melaksanakan hak pengambilan keputusan yang
didelegasikan kepada investor tersebut.
f. Persyaratan Akuntansi
Entitas induk membuat laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa
lain dalam keadaan yang serupa.
Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh
pengendalian atas investee dan berakhir ketika investor kehilangan
pengendalian atas investee.
Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas
induk.
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang
tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas anak
adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik).
g. Kehilangan Pengendalian
Apabila entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka
entitas induk:
1. Menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak
terdahulu dari laporan posisi keuangan konsolidasian.
2. Mengakui sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat
sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas
anak terdahulu sesuai dengan SAK. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai
nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai)
biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi
atau ventura bersama.
3. Mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya
pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali
terdahulu.
h. Penentuan Apakah Entitas Adalah Entitas Investasi
Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi.
Entitas adalah entitas yang :
1. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan
investor tersebut jasa manajenen investasi.
2. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah
untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal
hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya.
3. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya berdasarkan
nilai wajar. 
4. Entitas mempertimbangkan apakah entitas tersebut memiliki karakteristik
khusus dari entitas investasi berikut ini:
1) Memiliki lebih dari satu investasi
2) Memiliki lebih dari satu investor
3) Memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari
entitas.
4) Memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk kepentingan ekuitas atau
kepentingan serupa). tidak terdapa entitas dari pengklasifikasian
sebagai entitas investasi. Entitas investasi yang tidak memiliki
arakteristik khusus di maka tidak berarti mendiskualifikasikan seluruh
karakterisktik khusus atas memberikan pengungkapan tambahan
sebagaimana disyaratkan oleh PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain.
Jika fakta dan keadaan mengindikasikan bahwa terdapat perubahan
terhadap satu atau lebih dari tiga elemen definisi entitas investasi atau
karakteristik khusus entitas investasi, maka entitas induk menilai kembali
apakah entitas tersebut adalah entitas investasi.

Entitas induk yang berhenti sebagai entitas investasi atau menjadi


entitas investasi mencatat status perubahan secara prospektif dari tanggal
perubahan status tersebut

i. Investasi Entitas: Pengecualian


Entitas investasi mengonsolidasi entitas anaknya atau menerapkan PSAK
22: Kombinasi Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian atas
entitas.  Akan tetapi, entitas investasi mengukur investasi dalam entitas anak
pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. 
Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan entitas
investasi dan tujuan utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa terkait
dengan aktivitas investasi dari entitas investasi, maka entitas investasi
mengonsolidasi entitas anak tersebut.
Entitas induk dari entitas investasi mengonsolidasi seluruh entitas yang
dikendalikannya, termasuk entitas yang dikendalikan melalui entitas anak
yang merupakan entitas investasi, entitas induk entitas itu sendiri merupakan
entitas investasi.
BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan pada PSAK No.4 bila suatu entitas menyusun laporan keuangan
tersediri maka entitas induk mencatat investasi pada entitas anak, ventura
bersama dan asosiasi dengan biaya perolehan dan sesuai dengan instrumen
keuangan pengakuan dan pengukuran.
- Jika entitas induk juga bertindak sebagai investor harus mengukur
investasinya pada nilai wajar. Ketika entitas induk berhenti menjadi
entitas investasi, maka entitas mencatat perubahan dari tanggal ketika
perubahan status tersebut terjadi baik dengan biaya perolehan maupun
sesuai dengan instrumen keuangan PSAK 55.

- Entitas induk juga mengakui deviden dari entitas anak, ventura bersama
atau entitas asosiasi.
2. PSAK No 15 bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi pada
entitas asosiasi dan mengatur persyaratan penerapan metode ekuitas atas
akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.
PSAK No. 15 mengatur mengenai Investasi pada Entitas Asosiasi yaitu:
- Dalam metode ekuitas pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi
diakui sebesar biaya perolehan, dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau
dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba rugi investee setelah
tanggal perolehan. Bagian investor atas laba rugi investee diakui dalam
laba rugi investor.
- Jika keuntungan atau keugian yang sebelumnya diakui dalam penghasilan
komprehensif lain oleh investee akan direklasifikasi ke laba rugi pada saat
pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka entitas mereklasifikasi
keuntungtan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi ketika penggunaan
metode ekuitas dihentikan.
- Jika bagian kepemilikan entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama
berkurang, tetapi entitas tetap menerapkan metode ekuitas, maka entitas
mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan atau kerugian yang telah
diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait
dengan pengurangan bagian kepemilikan tersebut jika keuntungan atau
keugian tersebut disyaratkan untuk direklasifikasi ke laba rugi atas
pelepasan aset atau liabilitas yang terkait.
3. PSAK No 22 mengatur entitas baru yang yang terbentuk dalam rangka
kombinasi bisnis tidak selalu merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru
dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi
bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung yang telah ada sebelum
kombinasi bisnis diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi. Sebaliknya,
entitas baru yang mengalihkan kas atau aset lainnya atau menimbulkan
liabilitas sebagai imbalan mungkin merupakan pihak pengakuisisi.
4. PSAK No. 38 mengatur terkait transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka
reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang
sama, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atan rugi bagi
kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam
kelompok usaha tersebut.
5. PSAK No.65 bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian
laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih
entitas lain dnegan
a) Memberikan syarat entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau
lebih entitas lain anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian;
b) Mendefinisikan prinsip pengendaliàn (control) dan menetapkan
pengendalian sebagai dasar konsolidasi;
c) Menetapkan bagaimana cara menerapkan  prinsip pengendalian untuk
mengidentifikasi apakah investor mengendalikan invester schingga
investor harus mengonsolidasi ivestee
d) Menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan
konsolidasian;
e) Mendefinisikan entitaa investani dan menetapkan pengecualian untuk
mengonaolidasikan entitas anak tertentu dari entitas investasi.

Anda mungkin juga menyukai