Oleh:
Nurma Juwita (S432008020)
Rut Nova Gita.S (S432008026)
Umi Khulzum (S432008030)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan-perusahaan harus
mematuhi standart-sandart yang berlaku. Misalnya saja seperti dalam
penyusunan laporan keuangan untuk UMKM mereka dapat menggunakan
SAKEMKM dalam penyusunan laporan keuangannya. Dalam perusahaan kecil
yang belum masuk dalam BEI dia bisa menggunakan SAK-ETAP sebagai
pedoman penyusunan laporan keuangannya. Begitu pula perusahaan besar yang
sudah terdaftar di BEI, dia bisa menggunakan SAK dalam penyusunan laporan
keuangannya.
Didalam PSAK, mengatur bagaimana penyajian laporan keuanganan pada
suatu bisnis. Misalnya pada PSAK No 4. Pada PSAK No 4 mengatur mengenai
bagaimana penyajian laporan keuangan tersendiri. Pada PSAK No 15 mengatur
mengenai bagaimana perlakukan investasi pada entitas asosiasi. Pada PSAK No
22 mengatur mengenai bagaimana perlakuan penyajian laporan keuangan
kombinasi bisnis. Pada PSAK No 38. Mengatur mengenai Kombinasi Bisnis
Entitas Sepengendalian. Pada PSAK No 65 mengatur bagaimana cara Penyajian
Laporan Keuangan Konsolidasian. Dalam hal ini PSAK satu dengan PSAK yang
lain saling berkaitan. oleh sebab itu kita perlu memahami semua peraturan dalam
PSAK.
B. Rumusan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana PSAK No.4 mengatur mengenai Laporan Keuangan Tersendiri?
2. Bagaimana PSAK No. 15 mengatur mengenai Investasi pada Entitas
Asosiasi?
3. Bagaimana PSAK No 22 mengatur mengenai Kombinasi Bisnis?
4. Bagaimana PSAK No. 38 mengatur mengenai Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali?
5. Bagaimana PSAK No.65 menyajikan Laporan Konsolidasian?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang
dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran mengenai peraturan yang
terdapat pada PSAK.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai contoh:
1. Pelaku pasar mempertukarkan liabilitas simpanan dan aset takberwujud
hubungan penyimpan terkait dalam transaksi pertukaran dapat diobservasi.
Oleh karena itu, pihak pengakuisisi mengakui aset takberwujud hubungan
penyimpan secara terpisah dari goodwill.
2. Pihak diakuisisi memiliki merk dagang terdaftar dan terdokumentasi tetapi
keahlian teknis yang digunakan untuk memproduksi produk bermerek
dagang tersebut tidak dipantenkan.
e. Hak yang Diperoleh Kembali
Sebagai bagian dari kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi dapat
memperoleh kembali suatu hak yang sebelumnya diberikan kepada pihak
diakuisii untuk menggunakan satu atau lebih aset pihak pengakuisisi yang
diakui atau tidak diakui. Contoh dari hak tersebut meliputi hak menggunakan
teknologi pihak pengakuisisi dengan perjanjian waralaba atau hak untuk
menggunakan teknologi pihak pengakuisisi dan perjanjian lisensi teknologi.
Hak diperoleh kembali adalah aset takberwujud terindentifikasi yang diakui
pihak pengakuisis secara terpisah dari goodwill. Jika persyaratan kontrak
menimbulkan hak yang diperoleh kembli mengguntungkan atau tidak
menguntungkan dibandingkan dengan persyaratan transaksi pasar saat ini
untuk item yang sama atau serup, maka pihak pengakuisisi mengakui
keuntungan atau kerugian di penyesuaian.
f. Kumpulan Tenaga Kerja dan Item Lain yang Tidak Teridentifikasi
Pihak pengakuisisi memasukan ke dalam goodwill nilai aset tak
berwujud yang diperoleh dan yang tidak teridentifikasi pada tanggal akuisisi.
Sebagai contoh, pihaknya dapat mendristibusikan nilai yang ada pada tenaga
kerja, yang merupakan kumpulan karyawan yang memungkinkan pihak
pengakuisisi melanjutkan operasi bisnis yang diperoleh sejak tanggal akuisisi.
Karena kumpulan tenaga kerja bukan merupakan aset teridentifkasi yang
diakui secara terpisah dari goodwill, maka nilai yang diatribusikan pada
tenaga kerja dimasukan ke dalam goodwill.
Pihak pengakuisi juga memasukan ke dalam goodwill setiap nilai yang
distribusikan pada item yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai aset pada
tanggal akuisi. Sebagai contoh, pihak pengakuisisi dapat mengatribusikan
nilai kontrak potensial yang dinegoisasikan pihak diakusisi dengan calon
pelanggan baru. Karena kontrak tersebut bukan merupakan aset tersendiri
pada tanggal akuisi, maka pihak pengakuisisi tidak mengakui kontrak
potensial tersebut secara terpisah dari goodwill.
Setelah pengakuan awal, pihak pengakuisisi mencatat aset tak
berwujud yang diperoleh pada kombinasi bisnis sesuai dengan ketentuan pada
PSAK 19. Aset Takberwujud. Tetapi, sebagaiamana dideskripsikan dalam
PSAK 19 paragraf 03, perlakuan akuntasi untuk beberapa aset tak berwujud
yang diperoleh setelah pengakuan awal diatur dalam PSAK lain.
Kriteria keteridentifikasian mengatur apakah aset takberwujud diakui
secara terpisah dari goodwill. Tetapi, kriteria tersebut tidak memberikan
pedoman untuk mengukur nilai wajar aset takberwijud. Contohnya, pihak
pengakuisisi mempertimbangkan asumsi yang digunakan oleh para pelaku
pasar ketika menetapkan harga aset tak berwujud, seperti pembaruan kontrak
yang diperkirakan di masa depan dalam mengukur nilai wajar. Pembaharuan
tersebut tidak harus memnuhi kriteria. Akan tetapi, paragraf 29 memberikan
pengecualian terhadap prinsip pengukuran nilai wajar untuk hak yang
diperoleh kembali yang diakui dalam suatu kombinasi bisnis.
g. Pengukuran Nilai Wajar Aset Teridentifikasi Tertentu Dan Kepentingan
Nonpengendali Pada Pihak Diakuisisi ( Penerapan Paragraf 18 Dan 19 )
1. Aset dengan Arus Kas yang Tidak Pasti ( Penyisihan Penilaian )
Pihak pengakuisisi tidak mengakui penyelisihan penilaian terpisah
pada tanggal akuisisi untuk aset yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
yang diukur pada nilai wajar tanggal akuisisi karena dampak
ketidakpastian arus kas di masa depan termasuk dalam pengukuran nilai
wajar.
2. Aset yang terkait dengan sewa operasi dimana pihak diakuisisi merupakan
lessor.
Dalam mengukur nilai wajar tanggal akuisisi dari aset seperti
bangunan atau paten yang terkait dengan sewa operasi yang mana pihak
diakuisisi merupakan lessor, pihak pengakuisisi harus mempertimbangkan
persyaratan dalam sewa tersebut. Dengan kata lain, pihak pengakuisisi
tidak mengakui aset atau liabilitas terpisah jika persyaratan dari sewa
operasi menguntungkan atau tidak menguntungkan jika dibandingkan
dengan persyaratan pasar sebagaimana disyaratkan dalam paragraf PP29
untuk sewa dimana pihak diakuisisi merupakan lessee.
3. Aset yang pihak pengakuisisi memiliki intensi untuk tidak menggunakan
atau menggunakan dengan cara yang berbeda dari cara pelaku pasar lain
dalam menggunakan aset.
Untuk melindungi posisi kompetitif, atau karena alasan lain, pihak
pengakuisisi mungkin memiliki intensi untuk tidak menggunakan aset
nonkeuangan yang diperoleh secara aktif, atau mungkin tidak memiliki
intensi untuk menggunakan aset tersebut sesuai dengan penggunaan
tertinggi dan terbaiknya. Sebagai contoh, mungkin pada kasus aset tak
berwujud penelitian dan pengembangan yang diperoleh yang pihak
pengakuisisi merencanakan untuk menggunakan secara defensif dengan
mencegah pihak lain menggunakannya. Akan tetapi, pihak pengakuisisi
mengukur nilai wajar aset nonkeuangan tersebut mengasumsikan
penggunaan tertinggi dan terbaik oleh pelaku pasar sesuai dengan premis
penilaian yang sesuai, baik pada awal maupun ketika mengukur nilai
wajar dikurangi biaya pelepasan untuk pengujian penurunan nilai
selanjutnya.
4. Kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi.
PSAK ini memperkenankan pihak pengakuisisi untuk mengukur
kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi pada nilai wajar pada
tanggal diakuisisi. Kadang kala pihak pengakuisisi mampu mengukur nilai
wajar kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi berdasarkan harga
kuotasian di pasar aktif saham (yaitu yang tidak dimiliki oleh pihak
pengakuisisi). Akan tetapi, dalam situasi lain, harga kuotasian dalam pasar
aktif saham tersebut mungkin tidak tersedia. Dalam situasi demikian,pihak
pengakuisisi mengukur nilai wajar kepentingan nonpengendali tersebut
menggunakan teknik penilaian lain.
h. Penentuan Bagian Transaksi Kombinasi Bisnis
Pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi mungkin telah memiliki
hubungan yang telah ada sebelumnya atau pengaturan lainnya sebelum
negosiasi bisnis dimulai, atau mereka mungkin melakuan suatu selama
negosiasi yang terpisah dari kombinasi bisnis. Pihak pengakuisisi mengakui
hanya atas imbalan yang dialihkan untuk pihak diakuisisi serta aset yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih yang dipertukarkan untuk pihak
diakuisisi sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi. Transaksi terpisah
lainnya dicatat dengan SAK yang relevan.
Contoh Transaksi Terpisah
1. Transaksi yang bertuuan untuk menyelesaikan hubungan yang telah ada
sebelumnya antara pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi.
2. Transaksi yang memerikan remunerasi kepada karyawan atau pemilik
sebelumnya dari pihak diakuisisi untuk jasa masa depan dan
3. Transaksi yang merupakan penggantian kepada pihak diakuisisi atau
pemilik sebelumnya atas pembayaran biaya terkait akuisisi yang
dikeluarkan olehpiha pengakuisisi
i. Biaya Terkait
Biaya terkait merupakan biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi
dalam rangka kombinasi bisnis. Biaya mencakup fee maelar, advis, hukum,
akuntansi, penilaian, dan fee profesional atau konsultasi lainnya; biaya
administrasi umum, termasuk biaya pemeliharaan departemen; dan biaya
pendaftaran serta penerbitan efek utuang dan efek ekuitas.
j. Akuntansi Dan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Secara umum, pihak pengakuisisi selanjutnya mengukur dan mencatat
aset yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih atau terjadi, dan instrumen
ekuitas yang diteribitkan dalam kombinasi bisnis sesuai dengan SAK yang
dapat diterapkan untuk pos-pos tersebut, tergantung pada sifatnya. Akan
tetapi, PSAK ini memberikan pedoman atas akuntasi dan pengukuran setelah
pengakuan awal untuk aset yang diperoleh, liabilitas yang telah diambil alih
atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang telah diterbitkan dalam kombinasi
bisnis sebagai berikut.
1. Hak yang diperoleh kembali
2. Liabilitas kontinjensi yang diakui pada tanggal diakuisisi
3. Aset indemnifikasi; dan
4. Imbalan kontinjensi.
k. Hak yang Diperoleh Kembali
Hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset takberwujud
diamortisasi selama sisa periode kontraktual dari kontrak yang mendasari
pemberian hak tersebut. Pihak pengakuisisi yang selanjutnya menjual hak
yang diperoleh kembali kepada pihak ketiga memasukan nilai tercatat aset
takberwujud tersebut dalam mengatur keuntungan atau kerugian dari
penjualan.
l. Liabilitas Kontinjensi
Setelah pengakuan awal dan sampai liabilitas diselesaikan, dibatalkan
atau kedaluwarsa, pihak pengakuisisi mengukur liabilitas kontinjensi yang
diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang lebih tinggi antara:
(a) Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan
(b) Pendapatan
m. Aset Indemnifikasi
Pada setiap akhir periode pelaporan selanjutnya, pihak pengakuisisi
mengukur aset indemnifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi dengan dasar
yang sama dengan liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk kepada setiap
pembatasan kontraktual atas jumlahnya dan, untuk aset indemnifikasi yang
setelah pengakuan awalnya tidak diukur pada nilai wajarnya, maka penilaian
manajemen tentang kolektibilitas aset indemnifikasi tersebut. Pihak
pengakuisisi menghentikan pengakuan aset indemnifikasi hanya ketika pihak
pengakusisi mengambil aset, menjualnya, atau kehilangan haknya.
n. Imbalan Kontinjensi
Beberapa perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang diakui pihak
pengakuisisi setelah tanggal akuisisi mungkin dihasilkan dari adanya
informasi tambahan yang didapatkan pihak pengakuisisi setelah tanggal
tersebut tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi. Akan
tetapi, perubahan yang dihasilkan dari peristiwa setelah tanggal akuisisi,
seperti pencapaian target laba, pencapaian harga saham tertentu, atau
pencapaian tonggak (milestone) dalam proyek riset dan pengembangan, bukan
merupakan penyesuaian periode pengukuran. Pihak pengakuisisi mencatat
perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang bukan merupakan
penyesuaian periode pengukuran sebagai berikut:
1. Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur
kembali dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas.
2. Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas
o. Pengungkapan
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan
dari kombinasi bisnis yang terjadi:
1. Selama periode pelaporan berjalan; atau
2. Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit.
3. Laba Per Saham
Untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali yang melibatkan
pertukaran dalam bentuk saham biasa, jumlah saham biasa yang
digunakan sebagai dasar penghitungan laba per saham adalah jumlah
gabungan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar setelah teradinya
kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut.
e. Pengungkapan
Untuk seluruh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali,
pengungkapan berikut disajikan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya kombinasi bisnis:
1. Nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi;
2. Penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entias yang
bertransaksi dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara;
3. Tanggal efektif transaksi;
4. Operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau
dihentikan akibat kombinasi bisnis tersebut;
5. Kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah
imbalan yang terjadi;
6. Jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan atau yang dilepas serta selisih
antara jumlah tercatat bisnis tersebut dan jumlah imbalan yang dialihkan
atau imbalan yang diterima; dan
7. Pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan
sebagaimana dijelaskan di paragraf 12 yang dapat memberikan informasi
minimal meliputi:
1) Ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan
sebelumnya untuk periode yang disajikan kembali;
2) Ikhtisar dari jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang
dikombinasikan;
3) Dampak penyesuaian kebijakan akuntansi;
4) Ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.
e. Kekuasaan
Investor mempunyai kekuasaan atas investee ketika investor mempunyai
hak yang ada saat ini yang memberi investor tersebut kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan, yaitu aktivitas yang secara signifikan
mempengaruhi imbal hasil investee.
Kekuasaan timbul dari hak. Terkadang, menilai kekuasaan sangat mudah,
seperti ketika kekuasaan atas investee diperoleh secara langsung dan semata-
mata dari hak suara yang diberikan oleh instrumen ekuitas seperti saham, dan
dapat dinilai dengan mempertimbangkan hak suara dari pemegang saham.
Dalam kasus lain, penilaian akan lebih kompleks dan mensyaratkan lebih dari
satu faktor yang harus dipertimbangkan, sebagai contoh ketika kekuasaan
berasal dari satu atau lebih pengaturan kontraktual.
Investor dengan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan
memiliki kekuasaan meskipun hak untuk mengarahkan belum dilaksanakan.
Bukti bahwa investor telah mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu
menentukan apakah investor memiliki kekuasaan, namun bukti tersebut tidak
dengan sendirinya dapat meyakinkan dalam menentukan apakah investor
memiliki kekuasaan atas investee.
Jika masing-masing dari dua atau lebih investor memiliki hak yang ada
saat ini yang memberi mereka kemampuan sepihak untuk mengarahkan
aktivitas relevan yang berbeda, maka investor yang memiliki kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil investee
secara signifikan, memiliki kekuasaan atas investee.
Investor dapat memiliki kekuasaan atas investee meskipun entitas lain
memiliki hak yang ada saat ini yang memberi mereka kemampuan kini untuk
berpartisipasi dalam mengarahkan aktivitas relevan, sebagai contoh ketika
entitas lain memiliki pengaruh signifikan. Akan tetapi, investor yang hanya
memiliki hak protektif tidak memiliki kekuasaan atas investee, dan sebagai
akibatnya tidak mengendalikan investee. Imbal Hasil
Investor memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan investee ketika imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut
berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari kinerja investee. Imbal hasil
investor dapat hanya positif, hanya negatif, atau positif dan negatif.
Walaupun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih
dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh, pemilik
kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau distribusi dari investee,
Hubungan antara Kekuasaan dan Imbal Hasil
Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki
kekuasaan atas investee dan eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil investor dari
keterlibatannya dengan investee.
Dengan demikian, investor yang memiliki hak pengambilan keputusan
menentukan apakah investor tersebut bertindak sebagai prinsipal atau agen.
Investor yang bertindak sebagai agen, tidak mengendalikan investee ketika
investor tersebut melaksanakan hak pengambilan keputusan yang
didelegasikan kepada investor tersebut.
f. Persyaratan Akuntansi
Entitas induk membuat laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa
lain dalam keadaan yang serupa.
Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh
pengendalian atas investee dan berakhir ketika investor kehilangan
pengendalian atas investee.
Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas
induk.
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang
tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas anak
adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik).
g. Kehilangan Pengendalian
Apabila entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka
entitas induk:
1. Menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak
terdahulu dari laporan posisi keuangan konsolidasian.
2. Mengakui sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat
sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas
anak terdahulu sesuai dengan SAK. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai
nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai)
biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi
atau ventura bersama.
3. Mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya
pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali
terdahulu.
h. Penentuan Apakah Entitas Adalah Entitas Investasi
Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi.
Entitas adalah entitas yang :
1. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan
investor tersebut jasa manajenen investasi.
2. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah
untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal
hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya.
3. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya berdasarkan
nilai wajar.
4. Entitas mempertimbangkan apakah entitas tersebut memiliki karakteristik
khusus dari entitas investasi berikut ini:
1) Memiliki lebih dari satu investasi
2) Memiliki lebih dari satu investor
3) Memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari
entitas.
4) Memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk kepentingan ekuitas atau
kepentingan serupa). tidak terdapa entitas dari pengklasifikasian
sebagai entitas investasi. Entitas investasi yang tidak memiliki
arakteristik khusus di maka tidak berarti mendiskualifikasikan seluruh
karakterisktik khusus atas memberikan pengungkapan tambahan
sebagaimana disyaratkan oleh PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain.
Jika fakta dan keadaan mengindikasikan bahwa terdapat perubahan
terhadap satu atau lebih dari tiga elemen definisi entitas investasi atau
karakteristik khusus entitas investasi, maka entitas induk menilai kembali
apakah entitas tersebut adalah entitas investasi.
Kesimpulan
1. Berdasarkan pada PSAK No.4 bila suatu entitas menyusun laporan keuangan
tersediri maka entitas induk mencatat investasi pada entitas anak, ventura
bersama dan asosiasi dengan biaya perolehan dan sesuai dengan instrumen
keuangan pengakuan dan pengukuran.
- Jika entitas induk juga bertindak sebagai investor harus mengukur
investasinya pada nilai wajar. Ketika entitas induk berhenti menjadi
entitas investasi, maka entitas mencatat perubahan dari tanggal ketika
perubahan status tersebut terjadi baik dengan biaya perolehan maupun
sesuai dengan instrumen keuangan PSAK 55.
- Entitas induk juga mengakui deviden dari entitas anak, ventura bersama
atau entitas asosiasi.
2. PSAK No 15 bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi pada
entitas asosiasi dan mengatur persyaratan penerapan metode ekuitas atas
akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.
PSAK No. 15 mengatur mengenai Investasi pada Entitas Asosiasi yaitu:
- Dalam metode ekuitas pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi
diakui sebesar biaya perolehan, dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau
dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba rugi investee setelah
tanggal perolehan. Bagian investor atas laba rugi investee diakui dalam
laba rugi investor.
- Jika keuntungan atau keugian yang sebelumnya diakui dalam penghasilan
komprehensif lain oleh investee akan direklasifikasi ke laba rugi pada saat
pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka entitas mereklasifikasi
keuntungtan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi ketika penggunaan
metode ekuitas dihentikan.
- Jika bagian kepemilikan entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama
berkurang, tetapi entitas tetap menerapkan metode ekuitas, maka entitas
mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan atau kerugian yang telah
diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait
dengan pengurangan bagian kepemilikan tersebut jika keuntungan atau
keugian tersebut disyaratkan untuk direklasifikasi ke laba rugi atas
pelepasan aset atau liabilitas yang terkait.
3. PSAK No 22 mengatur entitas baru yang yang terbentuk dalam rangka
kombinasi bisnis tidak selalu merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru
dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi
bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung yang telah ada sebelum
kombinasi bisnis diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi. Sebaliknya,
entitas baru yang mengalihkan kas atau aset lainnya atau menimbulkan
liabilitas sebagai imbalan mungkin merupakan pihak pengakuisisi.
4. PSAK No. 38 mengatur terkait transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka
reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang
sama, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atan rugi bagi
kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam
kelompok usaha tersebut.
5. PSAK No.65 bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian
laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih
entitas lain dnegan
a) Memberikan syarat entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau
lebih entitas lain anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian;
b) Mendefinisikan prinsip pengendaliàn (control) dan menetapkan
pengendalian sebagai dasar konsolidasi;
c) Menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk
mengidentifikasi apakah investor mengendalikan invester schingga
investor harus mengonsolidasi ivestee
d) Menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan
konsolidasian;
e) Mendefinisikan entitaa investani dan menetapkan pengecualian untuk
mengonaolidasikan entitas anak tertentu dari entitas investasi.