Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 2 - Na’im Kharima Saraswati F0315057

Riantika Nur Hidayati F0315078

RERANGKA KONSEPTUAL SUATU MODEL

Tujuan pelaporan keuangan


Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan, yang
akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.

Pemakai dan kepentingannya


Kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban, kebermanfaatan, keputusan, riset
keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian social, pengendalian
alokasi sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja entitas, jadi penentuan tujuan
merupakan suatu proses yang kompleks.

Aspek Sosial Tujuan Pelaporan


Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk
mencapai tujuan individualnya juga memaksimumkan tujuan negara.

1. Tujuan Fungsional 5. Tujuan versi APB No. 4


2. Tujuan Bersama 6. Tujuan Versi Trueblood
3. Tujuan Kelompok Dominan Committee
4. Tujuan Versi ASOBAT 7. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB

Kontek lingkungan tujuan pelaporan


Tujuan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan social, lingkungan
penerapan akuntansi diberi ciri-ciri sebagai system ekonomi pasar, sistem produksi, keuangan
dan perbankan, pemisahan antara kepemilikan dan manajemen, sebagai pasar modal, sebagai
kepemilikan pribadi sumber ekonomi.

Karakteristik dan kebutuhan informasi


Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan melalui
mekanisme pelaporan keuangan lebih berkaitan dengan badan usaha, memberikan informasi
kuantitatif dan diambil salah satu saja, sebagaian besar berpengaruh pada transaksi, dan
persediaan memerlukan cost yang bermanfaat.

Fokus atau cakupan informasi


Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan
umumnya didasarkan pada keperluan pemakai eksternal, disusun atas gagasan kemampuan
perusahaan menciptakan aliran kas yang menguntungkan, dan berkaitan dengan penyediaan
informasi.

Tujuan Pelaporan Entitas Non Bisnis


Tujuan utama adalah pelaporan keuangan organisasi non bisnis harus menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain.

Karakteristik Kualitatif Informasi


1. Nilai Informasi 7. Keterandalan
2. Keterpahamian 8. Ketepatan Penyimbolan
3. Keberpautan 9. Keterujian
4. Nilai Prediktif 10. Kenetralan
5. Nilai Balikan 11. Keterbandingan
6. Ketepatwaktuan 12. Materialitas

Elemen-Elemen Statemen keuangan


1. Asset 8. Biaya
2. Kewajiban 9. Untung
3. Ekuitas atau Asset Bersih 10. Aliran Kas Dari Kegiatan Operasi
4. Investasi oleh pemilik 11. Aliran Kas dari Kegiatan Investasi
5. Distribusi ke Pemilik 12. Aliran Kas dari Kegiatan
6. Laba Komprehensif Pendanaan
7. Pendapatan

Pengukuran dan Pengakuan


Agar secara teknis penyusunan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan mudah,
diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledgers) untuk mencatat hasil pengukuran.

Pelaporan dan Statemen Keuangan


Walaupun memiliki tujuan yang sama, pelaporan keuangan (financial reporting) harus
dibedakan dengan statemen keuangan (financial statements). Pelaporan keuangan meliputi
penyampaian informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela (voluntary).
Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan
melalui seperangkat penuh statemen keuangan (wajib secara sempit atau spesifik).

Seperangkat Statemen Keuangan


Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan menentukan
jenis statemen apa saja yang membuat seperangkat penuh statemen keuangan (a full set of
financial statements).

Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang
akan dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi,
kejadian, atau keadaan untuk mempresentasi makna atau atribut (attribute) objek tersebut.

Pengakuan
Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas
(jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut
akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam statemen keuangan.
Nilai Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi
SFAC No. 7 memberi pedoman yang berisi:
1. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
2. Prinsip-prinsip umum (general principles) yang melandasi penggunaan nilai
sekarang, terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa datang, saat
terjadinya (timing), atau keduanya tidak pasti.

Pengertian Dasar
1. Saat Pengukuran
Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada saat suatu elemen
atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau keadaan.
Pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam perioda-perioda setelah pengakuan
mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah bawaan (carrying amount) baru yang
tidak berkaitan dengan jumlah-jumlah rupiah sebelumnya.
2. Penentuan Aliran Kas Masa Datang
Aliran kas masa datang umumnya harus diestimasi. Ada beberapa dasar penentuan
jumlah rupiah kas masa dating. Dasar tersebut antara lain adalah taksiran atau
estimasi terbaik (best estimate), aliran kas estimasian (estimated cash flow) dan aliran
kas harapan (expected cash flow)
3. Nilai Sekarang Aliran Kas Masa Datang
Nilai Sekarang (Present Value) adalah pengukur sekarang aliran kas masuk atau
keluar masa dating dan Nilai Sekarang Harapan (Expected Present Value) adalah
gunggung beberapa nilai sekarag berbobot-probabilitas suatu kisar aliran kas
estimasian yang mungkin terjadi
4. Nilai Wajar
Nilai wajar (Fair Value) adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek
dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan.

Tujuan Nilai Sekarang dalam Pengukuran


Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk
menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran kas
masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar.

Prinsip-Prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang dalam
mengukur asset dan kewajiban antara lain:
1. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsi-asumsi tentang
kejadian dan ketidakpastian masa dating
2. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus merefleksi asumsi-
asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas estimasian
3. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang tidak
berkaitan dengan asset atau kewajiban yang bersangkutan.
4. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang
mungkin terjadi

Manfaat dan Keterbatasan Modal


1. Transfer Teknologi
2. Pengaruh RK FASB
3. Dokumen Kebijakan
KONSEP DASAR

Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik


lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Disebut konsep dasar
karena kalau konsep tersebut dianut akan terdapat implikasi atau konsekuensi akuntansi
tertentu.

Sumber Konsep Dasar

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI): IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC. Dua konsep
dasar yang ada dalam rerangka konseptual IASC, yaitu basis akrual dan usaha berlanjut.

Paul Grady: Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang
melekat pada statemen keuangan.

Accounting Principles Board: APB menyebut konsep dasar sebagai ciri- ciri dasar dan
memuatnya dalam APB Statement No.4.

Wolk, Tearney, dan Dodd: Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap
sebagai postulatdan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan dan prinsip
berorientasi keluaran.

Anthony, Hawkins, dan Merchant: Penulis ini mendaftar sebelas konsep yang dijadikan basis
dalam membahas isi, bentuk, susunan, dan arti penting statemen keuangan.

Paton dan Littleton: Menurut Paton dan Littleton, konsep dasar merupakan konsep-konsep
dasar yang diperkenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya. Konsep dasar
yang dikemukakan olek P&L adalah sebagai berikut.

1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha


1. Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau
badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri,dan
kedudukannya terpisah dengan pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana pada
perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut
pandang akuntansi. Batas Kesatuan adalah suatu kesatuan ekonomik bukan kesatuan
yuridis.
2. Kontinuitas kegiatan/usaha
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau
pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau
penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan di masa
datang tidak pasti. Konsep ini mempunyai implikasi terhadap makna leporan periodic,
fungsi statemen laba-rugi dlam menentukan earning power jangka panjang, dan fungsi
neraca dalam hubungannya dengan penilaian terhadap asset atau sumber ekonomik
perusahaan.
3. Penghargaan sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga atau penghargaan sepakatan
yang terlibat dalam tiap tranksaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar
akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk
dan sumber ekonomi yang keluar. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi
berbagai jenis objek menjadi objek-objek homogenus yang paling objektif untuk
menyajikan hubungan antarobjek yang bermakna.
4. Kos melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya sehingga kas
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah dan digabung-gabungkan kembali
mengikuti objek yang didekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan
pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya
(effort) dalam menyediakan produk atau jasa. Produk biasanya mempunyai manfaat atau
utilitas baru yang lebih besar daripada manfaat masing-masing komponen secara terpisah.
5. Upaya dan capaian hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil
berupa pendapat. Dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. Secara konseptual,
pendapat timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapat menanggung biaya. Artinya,
begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapat dapat dikatakan telah
terbentuk pula walaupun belum terealisasi.
6. Bukti terverifikasi dan objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data
keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas
relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan
mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.
7. Asumsi
Asumsi dalam daftar konsep dasar P&L merupakan penjelasan bahwa keenam konsep
dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan asumsi tertentu dengan segala
keterbatasannya. Beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam
memiliki konsep yang relevan.
 Kontinuitas Usaha
 Periode Satu Tahun
 Kos Sebagai Bahan Olah
 Daya Beli Uang Stabil
 Tujuan Mencari Laba
Konsep Dasar Lain
Berikut ini adalah beberapa konsep yang belum dicakupi konsep dasar P&L dan cukup
penting untuk dibahas.

1. Substansi Daripada Bentuk


Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayasaan
atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan
makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya
meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi
yang berbeda.
2. Pengakuan Hak Milik Pribadi
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui
secara yuridis. Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk
mempertanggung-jawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak
lain.
3. Keanekaragaman Akuntansi Antarentitas
Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan akuntansi antarkesatuan usaha
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang
melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual.
4. Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk
mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari
ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati–hati
dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko.
5. Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data
Konsep ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai merupakan
sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi.

Manfaat Konsep Dasar

1. Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi.


2. Untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar bagi
penyusun standar.

Anda mungkin juga menyukai