Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI

OLEH :

KELOMPOK 04 KELAS D4

1. NI PUTU EVI ASTARI (1833121015)

2. IDA AYU MADE RADINA ANGGUN PRASASTI (1833121038)

3. I GUSTI AYU TRISKA PUSPAYANTI (1833121090)

4. ANAK AGUNG ISTRI DYAH PITALOKA (1833121172)

5. ADEK AYU DEBI TIRTA SARI (1833121178)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2021

1
RANGKUMAN MATERI KULIAH

1. Sumber Konsep Dasar


Dasar Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi
karakte- ristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Berbagai sumber atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar
yang isinya berbeda-beda. Berikut adalah daftar seperangkat konsep dasar dari
beberapa sumber.
A. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
TAT mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih
juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau
underlying assumuptions) yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual
IASC. Konsep dasar tersebut adalah:
1. Basis akrual (Accrual basis)
2. Usaha berlanjut (Going concern) Paul Grady
Grady (1965) melakukan studi untuk menginventarisasi praktik akuntansi di
Amerika untuk mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan, kebiasaan, konsep,
prinsip, praktik, metoda, dan teknik yang membentuk prinsip akuntansi berterima
umum Amerika. Grady mengidentifikasi sepuluh konsep dasar yang dianggap
melandasi praktik bisnis dan akuntansi di Amerika. Grady mendeskripsi konsen
dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan
informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan (limitations) yang melekat pada
statemen keuangan. Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah:
1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi (A
society and government structure honoring private property right)
2. Entitas bisnis spesifik (Specific business entities)
3. Usaha berlanjut (Going concern)
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (Monetary expression
in accounts)

2
5. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama (Consistency between
periods for the same entity)
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen.
(Diversity in accounting anong independent entities)
7. Konservatisma (Conservatism)
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal (Dependabilify 9 data
through internal control)
9. Materialitas (Materiality)
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
(Timeliness in financial estimates)
B. Accounting Principles Board
Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar
(basic features) dan memuatnya dalam APB Statement No.4. APB mengidentifikasi
tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya
akuntansi yaitu:
1. Entitas akuntansi (Accounting Entity)
2. Usaha berlanjut (Going concern)
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban (Measurement of economic
resources and obligations)
4. Perioda-perioda waktu (Time periods)
5. Pengukuran dalam unit uang (Mensurement in terms of money)
6. Akrual (Accrual)
7. Harga pertukaran (Exclange price)
8. Angka pendekatan (Approximation)
9. Pertimbangan (Judgment)
10. Informasi keuangan umum (General-purpose financial information)
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar (Fundamentally related
financial statements)
12. Substansi daripada bentuk (Substance over form)
13. Materialitas (Materiality)

3
C. Wolk, Tearney, dan Dodd
Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan
beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan yaitu reognition,
matching, conservatism, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip
berorientasi keluaran yaitu comparability, consistency, dan uniformity. Keempat
konsep yang dikategorikan sebagai postulat adalah :
1) Usaha Berlanjut (Going Concern)
2) Periode Waktu (Time Period)
3) Entitas Akuntansi (Accounting Entity)
4) Unit Moneter (Monetary Unit)
D. Anthony, Hawkns, dan Merchant
Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikut yang dijadikan basis dalam membahas
isi, bentuk, susunan dan arti penting statemen keuangan. Konsep dasar 1-5
dikategori sebagai pelandas statemen posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep
dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas statemen laba rugi.
Berikut 11 konsep dari Anthony, Hawkins dan Merchant :
1) Pengukuran dengan unit uang (monetary measurement)
2) Entitas (entity)
3) Usaha Berlanjut (Goind Concern)
4) Kos (Cost)
5) Aspek Ganda (Dual Aspect)
6) Periode Akuntansi (Accounting Period)
7) Konservatisme (Conservatism)
8) Realisasi (Realization)
9) Penandingan (Matching)
10) Konsistensi (Consistency)
11) Materialitas (Materiality)

2. Kesatuan Usaha

4
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau
badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam
perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut
pandang akuntansi.
Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi
berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan
kara lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor (reporting entity) yang
bertanggung jelas kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pertanggungjelasan.
Statemen keuangan merupakan medium pertanggungjelasan.
Konsep dasar ini didukung legitimasinya dari segi administrasi yang baik. Secara
administratif, pemisahan antara pemilikan dan manajemen (khususnya perusahaan
tidak berbadan hukum) merupakan praktik sehat yang sangat penting dari segi yuridis,
konsep ini sangat didukung legitimasinya dengan diakuinya bentuk badan usaha
perseroan terbatas (PT) secara hukum.
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau
badan usaha eknomi yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam
perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut
pandang akuntansi.

3. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak
ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha
akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha
tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan
atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau
penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa
datang tidak pasti.

5
Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut
konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal
ecpectation) pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang
bukan untuk mati atau dilikuidasi. Validitas harapan normal ini juga didukung secara
empiris banyaknya perusahaan yang hidup cukup lama.
Konsep ini mempunyai implikasi terhadap makna laporan periodik, fungsi
statemen laba-rugi dalam menentukan daya melaba (earning power) jangka panjang,
dan fungsi neraca dalam hubungannya dengan penilaian terhadap asset atau sumber
ekonomik perusahaan.

4. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat (price-aggregate) atau
penghargaan sepakatan (meansured consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi
atau kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi
(the basic subject matter of accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur
sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar
(biaya).
Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek
menjadi objek-objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan
antara objek yang bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah
lebih lanjut dalam sistem akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar
(basic quantitative data) dalam penyusunan berbagai laporan manajerial dan statemen
keuangan.

5. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya
sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-
gabungkan mengikuti objek yang dilekatinya. Berbagai kos mempunyai daya saling
mengikat antara satu dengan lainnya mengikuti objek-objek yang disimbolkannya. Bila
berbagai komponen digabung menjadi suau objek atau barang baru, gabungan kos yang

6
baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap
komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
Dasar pikirian konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan, dan
penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk
atau jasa. Produk biasanya mempunyai manfaat atau utilitas baru yang lebih besar
daripada manfaat masing-masing komponen secara terpisah. Dalam mengikuti aliran
tersebut, berbagai jenis kos sekedar dikelompokan menjadi kembali untuk menentukan
kos yang melekat pada produk akhir. Nilai tambahan baru yang dikandung produk
tidak dicatat.

6. Upaya dan Hasil


Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan)
tanpa uapaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan
sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan
kegiatan produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun
belum terrealisasi. Secara teknis, kesatuan usaha harus menghasilkan atau
menyediakan barang atau jasa untuk menciptakan pendapatan dengan cara
menyerahkan atau menukarkan barang atau jasa tersebut.

7. Bukti Terverifikasi dan Objektif


Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya da
keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan,
pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak
mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu
objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan
keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.

7
Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaski yang kuat dan sah.
Bukti transaski dapat timbul karena adanya transaski pertukaran antara kesatuan usaha
dengan pihak luar atau karena diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas dasar
kebijakan. Bukti transaksi internal ini adalah bukti transaksi yang biasanya dalam
penentuan jumlah rupiah tidak berdasarkan hasil tawar-menawar dengan pihak
independen.

8. Asumsi
Asumsi dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep
dasar tetapi lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam
memilih konsep yang relevan.
a. Kontinuitas Usaha
b. Perioda Satu Tahun
c. Kos Sebagai Bahan Olah
d. Daya Beli uang Stabil
e. Tujuan Mencari Laba
f. Konsep Dasar lainnya
g. Substansi Daripada Bank
h. Pengakuan Hak Milik Pribadi

9. Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi ketidak
pastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang
terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap
berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu
untuk mengurangi atau menghilangkan resiko.
Kalau akuntansi menganut konsep dasar konservatisma, dalam menyikapi
ketidakpastian, akuntansi (penyusun standar) akan menentukan pilihan perlakuan atau

8
prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan (keadaan, harapan kejadian, atau
hasil) yang dianggap kurang menguntungkan.

10. Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data


Konsep ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai
merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi. Konsep
yang diajukan Grady ini dilandasi penalaran bahwa objektivitas dalam akuntansi bukan
merupakan objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-taksiran
sehingga keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan usaha mempunyai
sistem pengendalian internal yang memadai.

11. Manfaat Konsep Dasar


Walaupun telah disinggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi
penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya
bagi penyusun standar dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda,
atau teknik yang akan dijadikan standar. Dalam tiap standar yang diterbitkan
(Statement of Financial Accounting Standards), misalnya. FASB menyertakan bagian
yang disebut Basis Penyimpulan (Basis for Conclusions) atau Background
Information) yang di dalamnya terrefleksi konsep dasar yang dianut baik secara
eksplisit maupun implisit. P&L menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi
oleh pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.


Yogyakarta: BPFE

10

Anda mungkin juga menyukai