Disusun oleh :
1. Siti Latifah (2217292)
2. Agustina Risky .R. (2217293)
3. Arwin ningsih (2217298)
Kelas : Akuntansi C5
Program Studi : Akuntansi
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
201
RANGKUMAN MATERI
Terdapat dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying assumptions)
yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut antara lain
adalah Basis Akrual (Accrual Basis) dan Usaha Berlanjut (Going Concern)
Paul Grady
3. Usaha berlanjut
7. Konservatisma
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal
9. Materialitas
1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
4. Periode-periode waktu
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
13. Materialitas
1. Usaha berlanjut
2. Perioda waktu
3. Entitas akuntansi
4. Unit moneter
2. Entitas
3. Usaha berlanjut
4. Kos (biaya)
5. Aspek agenda
6. Perioda akuntansi
7. Konservatisme
8. Realisasi
9. Penandingan
10. Konsistensi
11. Materialitas
2. Kontinuitas kegiatan/usaha
3. Penghargaan sepakatan
4. Kos melekat
7. Asumsi
Beberapa daftar diatas menunjukan bahwa terdapat perbedaan tentang apa yang dimasukan
sebagai konsep dasar oleh berbagai sumber. Perbedaan dapat terjadi karena perbedaan presepsi
berbagai sumber tentang faktor lingkungan atau karena perbedaan pendefinisian makna atau
status konsep sebagai konsep dasar.
1. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik
tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Kesatuan usaha menjadi kesatuan
pelapor yang bertanggung jelas kepada pemilik dan menjadi pusat pertanggungjelasan. Statemen
keuangan merupakan medium pertanggungjelasan.
Batas Kesatuan
Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh suatu manajemen. Oleh karena
itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasankeuangan, pertimbangan
akuntansi adalah apakah secara ekonomik kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri
sendiri sebagai suatu kesatuan.
Ekuitas
Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal mrupakan
utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendifinisian
secara structural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana
didefini dalam rerangka konseptual FASB.
Pendapatan
Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai
oleh perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Pada saat terjadi pendapatan
(kenaikan asset) pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti
ekuitas bertambah. Dengan demikian bahwa pendapatan menambah ekuitas (utang kesatuan
usaha kepada pemilik).
Biaya
Biaya sebagai penurun asset menyebabkan timbulnya kewajiban. Jadi dapat dikatakan
bahwa biaya mengurangi ekuitas. Ekuitas berkurang akibat biaya berupa kos barang terjual.
2. Kontinuitas usaha
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-
tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa dating bahwa kesatuan usaha dibubarkan atau
dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus
sampai waktu yang tidak terbatas.
3. Penghargaan Sepakatan
Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti
penting melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti
penting. Kos merupakan salah satu atribut untuk mempresentasi secara tepat realitas kegiatan
perusahaan. Dibalik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa yang berwujud fisis
maupun nonfisis. Potensi tersebut adalah daya kemampuan, atau kapasitas yang kalau ditukarkan
dapat menimbulkan daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatas besarnya paling tidak
sama dengan sebelumnya dimiliki perusahaan yang dipresentasikan dalam bentuk kos.
Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal manajemen. Walaupun segala pertimbangan
dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan
yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan
hal-hal yang sangat kualitatif dan subjektif seperti: tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka
pendek, selera pribadi, kepentingan umum, peraturan pemerintah, alasan politik, dan sebagainya.
Saat Pengakuan Nilai Tambah
Realisasi pendapatan melalui penjualan sebenarnya menandai dan mengukur dua macam
kos baru sebagai bahan olahan akuntansi selanjutnya yaitu:
Kos baru sebagai pengganti kos yang melekat dana dikorbankan (keluar dari kesatuan
usaha) yang mempresentasi upaya penyedian produk atau jasa yang diserahkan kepada
pemilik produk.
Kos baru sebagai tambahan asset (laba) yang menunjukan imbalan untuk jasa modal yang
ditanamkan dan risiko yang ditanggung dalam menjalankan usaha
Wadah Penggabung
Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah, seperti kos tenaga
kerja langsung, biasanya wadah penggabungnya adalah produk. Kos yang tidak erat ikatannya
denga produk dan sukar dirunut secara praktis ke produk, seperti kos administrasi, wadah
penggabungnya adalah periode (waktu) dan akan membentuk kos perioda. Kos perioda yang
yang telah dinyatakan keluar dalam rangka penyerahan produk akan menjadi pengukur biaya,
misalnya biaya administrasi.
Aliran kos keluar merupakan pengukur upaya dan aliran kos yang masuk merupakan
pengukur hasil atau capaian. Selisih antara kedua komponen tersebut akan membentuk laba
untuk itu diperlukan basis asosiasi yang tepat dan rasional antar kedua komponen tersebut agar
laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.
Konsep ini mempunyai impilkasi terhadap interpretasi laba akuntansi. Dengan konsep ini,
laba dipandang sebagai residual atau selisih pemikiran dua elemen yang berkaitan yaitu
pendapatan dan biaya. Laba yang diperoleh dengan cara seperti ini disebut dengan laba structural
atau formal, karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapat berbeda
maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomik atau
perpajakan.
Kos Aktual
Akuntansi menandingkan upaya yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu kesatuan
usaha sehingga laba yang diperoleh adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos
yang sesungguhnya terjadi. Kos tersenut timbul karena transaksi, kejadian atau upaya yang
nyata-nyata dilakukan. Biaya sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang
nyata (real) sehingga kos hipotesis atau asumsian tidak diakui.
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa
pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa
kepihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik
yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut. Sebagai konsekuensi asas ini,
akuntansi mengakui pos-pos akruan dan tangguhan. Penghimpunan atau pengakruan dan
penangguhan adalah tahap-tahap yang sangat erat hubungannya dengan proses penandingan.
Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis yang merupakan bagian dari kos asset
yang diperhitungkan sebagai biaya. Besarnya laba perusahaan tidak boleh mempengaruhi
besarnya depresiasi oleh karena laba merupakan hasil akhir akibat penyerahan barang yang
didalamnya melekat berbagai macam jasa termasuk jasa asset tetap.
Dalam hubungan ini P&L menekankan bahwa dengan asas akrual, depresiasi bukan
merupakan proses penilaian dan juga bukan merupakan sasaran untuk menutup harga pengganti
asset tetap dari konsumen melainkan suatu langkah (prosedur) dalamproses penandingan antara
biaya dan pendapatan.
Kapasitas Menganggur
Biaya depresiasi untuk pembelian suatu peralatan perusahaan yang digunakan untuk
operasional perusahaan namun tidak sering digunakan sehingga biaya depresiasinya dapat
disamakan dengan dasar waktu tarif sewa dan seluruh kos yang telah dibayar dimuka karena
walaupun alat tersebut tidak sering digunakan tetap akan menjadi pengurang pendapatan.
Untuk menentukan laba periodik, konsep menandingkan yang berorintasi jangka panjang
akan memasukan juga:
Untung luar biasa yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau asset yang
terjadi tanpa upaya yang jelas dan direncanakan.
Rugi luar biasa yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi
akibat hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya
untuk memperoleh hasil.
4. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya sehingga
kos bersifat mudah bergerak dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali mengikuti objek
yang dilekatinya. Dasar pikiran objek ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan, dan
penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau jasa.
Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung yaitu kos yang
benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan. Kos penggantian yaitu
kos seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan
kos kesempatan. Jadi kos melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan
olahan akuntansi adalah kos yang sesungguhnya terjadi.
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rerangka memperoleh hasil
berupa pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara
konseptual pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen
variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Akuntansi tidak mendasarkan
diri pada objektivitas dan variabilitas yang mutlak melainkan pada objektivitas dan veriabilitas
relative atas dasar pertimbangan keadaan dan fakta yang melingkupi suatu transaksi atau
kejadian.
Salah satu kriteria kewajaran adalah pos-pos statemen keungan didefinisi, diukur, dinilai,
diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU untuk menentukan kesesuaian tersebut diperlukan
adanya bukti yang dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.
Objektivitas Bukti
Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian. Bukti
yang kuat adalah bukti yang dapat memberikan keyakinan tinggi akan kebenaran suatu
pernyataan. Bukti “terverifikasi” adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga
memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. “objektif” berarti
bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
Objektivitas Relatif
7. asumsi
Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam
memilih konsep yang relevan.
Kontinuitas usaha, konsep ini hanya dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada
umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu semata-mata
asusmsi dan kenyataan ini harus dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
Periode satu tahun, untuk tujuan penakaran terhadap pendapatan dan biaya yang
menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu
tahun, baik tahun kelender ataupun tahun buku/fiskal.
Kos sebagai bahan olah, penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi
didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan
menunjukan nilai wajar pada saat terjadinya.
Daya beli uang stabil, konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukan
nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.
Tujuan mencari laba, konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang
ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang
dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang
sebagai organisasi untuk menghasilkan laba.
Konsep dasar lain, menyangkut konsep dasar dari sumber lain yang terpaut.
Substansi daripada bentuk, konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu
konsep di tingkat perekayasaan atau dalam menetapkan standar ditingkat penyusunan
standar akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu onjek atau kejadian
daripada makna yuridisnya meskipun makna yuridisnya menghendaki atau menyarankan
perlakuan akuntansi yang berbeda.
Merupakan konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha. Pengaruh
transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-piutang dengan pemilik
serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan, untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan
nyaman digunakanlah sistem berpasangan.
9. Persamaan akuntansi
10. Artikulasi
Artikulasi sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha.
Dengan artikluasi akan selalu dapat ditunjukan bahwa laba dalam statemen laba rugi akan sama
dengan laba dalam statemen berubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen
perubahan ekuitas akan sam dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca
11. Laporan Periodik
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha terus untuk maju dan
berkembang untuk mengukur seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan
mak perusahaan tersebut akan membuat laporan mengenai perusahaan secara periodic. Jika
perusahaan tidak membuat laporan secara periodik sangat sulit untuk menentukan keputusan
lebih lanjut.
Pendapatan dan biaya untuk satu periode dituangkan dalam statemen laba rugi periodic
sehingga statemen laba rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan
keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba. Orang cenderung mengartikan
bahwa laba besar dalam suatu periode merupakan indicator kesuksesan manajemen pada periode
tersebut padahal laba yang besar sebenarnya hasil dari penjualan yang besar akibat dari
kampanye produk secara besar-besaran pada beberapa periode sebelumnya sehingga apa yang
ditunjukkan oleh pelaporan periodic tersebut harus diuji dengan kejadian-kejadian atau fakta-
fakta yang akan terjadi pada periode-periode berikutnya.
P&L menggunakan istilah cost untuk menunjukkan penghargaan sepakatan karena cost
terlanjur mempunyai makna umum acquisition cost dari sudut pandang pihak yang memperoleh
sumber ekonomik. Istilah cost sebenarnya cukup tepat untuk menyatakan price-aggregate atau
measured consideration karena alasan-alasan berikut:
Dari segi pembeli, istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak dapat
menyatakan hal yang sama dari kedua bela pihak dalam suatu pertukaran,
keterbatasan ini tidak menimbulkan masalah karena akuntansi menganut konsep
kesatuan usaha. pandanagan dari pihak penjual (sebagai pihak luar) dianggap tidak
relevan lagi.
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui
secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik dan
asset karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. Salah satu
bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban mempertanggungjawabkan kekayaan yang
dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.
Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metoda) akuntansi antar kesatuan
usaha merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi
dan karakteristik kesatuan usaha individual. Akuntansi tidak berusaha untuk menekankan
keseragaman mutlak tetapi lebih menekankan pada penentuan pedoman-pedoman umum yang
memberikan keleluasaan untuk memilih perlakuan yang paling sesuai dengan kondisi masing-
masing kesatuan usaha dalam batas-batas yang realistik sehingga pembandingan antarkesatuan
usaha masih tetap memberikan makna yang cukup berarti.
Konservatisme
Konsep dasar yang menjadi landasan penentu perlakuan akuntansi dalam kondisi
ketidakpastian. Secara umum akuntansi menghadapi pilihan untuk mengakui pendapatan atau
rugi yang kepastiannya bergantung pada keadaan masa datang karena menganut konservatisme
akuntansi pada umumnya segera mengakui rugi tetapi menunda pengakuan pendapatan.
• Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis pada tingkat perekayasaan, penetapan
standar, atau penerapan standar.
• Terrefleksi di basis penyimpulan (basis for conclusion) dalam rerangka konseptual
sebagai hasil perekayasaan.
• Terrefleksi di latar belakang penyimpulan (background information) dalam pernyataan
standar akuntansi.
• Terrefleksi di kebijakan akuntansi (accounting policy) perusahaan dalam buku pedoman
akuntansi.