Anda di halaman 1dari 12

EKUITAS

RANGKUMAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi
Dosen pengampu : Ari Dwi Astono, Spd, MM

Disusun oleh :

1. Albasita Nur Karima (2217297)


2. Dian Nofiana (2217307)
3. Titi Hidayati (2217315)
4. Mukhamad Windu Prakosa (60118076)

Kelas : Akuntansi C5
Program Studi : Akuntansi
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2019
A. PENGERTIAN EKUITAS
Karena artikulasi harus dipertahankan, definisi ekuitas tidak secara semantik tapi
secara sintaktik. Artinya, ekuitas didefinisikan secara mekanik atau prosedural dalam
kaitannya dengan elemen-elemen laporan keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekuitas
tidak dapat didefinisikan secara independen terhadap aset dan kewajiban. Dan berikut ini
pengertian ekuitas menurut para ahli dan standar akuntansi:
1. Pengertian Ekuitas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI):
Pengertian ekuitas menurut PSAK, yakni dalam kerangka dasar Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), menurut Ikatan Akuntan Indonesia pengertian Ekuitas adalah :

“Hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.”

2. Pengertian Ekuitas menurut Financial Accounting Standard Boards (FASB)


Menurut Financial Accounting Standard Boards (FASB) definisi ekuitas adalah:

“Equity or net asset is the residual interest in the assets of an entity that remains after
deducting its liabilities.”

3. Pengertian ekuitas menurut para ahli, Godfrey, Hodgson, dan Holmes


Godfrey, Hodgson, dan Holmes membedakan liabilitas dan ekuitas atas dasar kriteria
sebagai berikut:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim.
b. Hak penggunaan asset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian

Berbagai sumber lain mendefinisikan ekuitas yang tidak jauh berbeda dengan
definisi-definisi di atas. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomi masa
datang.
B. KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham
diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.
Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal setoran
tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik. Ekuitas Pemegang
Saham dan Komponennya
1. Modal Setoran, terdiri dari :
a. Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa
harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan
rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus
mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan untuk
menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis  merupakan jumlah rupiah “minimal”
yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.
Tujuan penyajian modal yuridis ini adalah untuk memberi informasi
kepada para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan investasinya.
Akuntansi menganggap pengungkapan modal yuridis tersebut tidak penting
karena akuntansi lebih menekankan pada jumlah rupiah yang benar-benar disetor
oleh pemegang saham sebagai jumlah rupiah kontrak antara perseroan dengan
pemegang saham.

b. Modal Setoran Lain


Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat adalah
penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak dapat
digunakan sebagai sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak sebagianpun dari
jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal setoran kecuali
jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan proses kapitalisasi
yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang dibahas dibawah ini.
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan
perubahan akibat transaksi modal. Dalam hal kenaikan modal setoran, pembedaan
ini bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan akibat transaksi modal
sebagai laba sehingga timbul kesan adanya jumlah yang tersedia untuk pembagian
dividen. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai
masalah teoretisnya adalah:
1)      Pemesanan saham.
2)      Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3)      Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar.
4)      Dividen saham.
5)      Hak beli saham.
6)      Opsi saham.
7)      Waran.
8)      Saham treasuri.

c. Modal Bentukan atau Laba Ditahan


Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu
periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu
:
1) Penyesuaian periode-lalu.
2) Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3) Pengaruh perubahan akuntansi.
4) Kuasi-reorganisasi.
Kuasi-organisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan
untuk merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai
kembali seluruh asset dan kewajibannya tanpa melalui reorganisasi secara
hukum.
2. Laba ditahan terdiri dari :
 Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
 Dividen
 Rekapitalisasi
 Defisit
 Koreksi
 Perubahan akuntansi

C. TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS


Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh
tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statement keuangan. Pada umumnya,
tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi
kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Untuk
memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang
saham tersebut minimal adalah :
1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal
setoran kepada pemegang saham.
3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.

D. PERBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN


Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari
akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba
tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian
untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan harus digabungkan
dengan modal setoran.
Perbedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting, Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba
ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya
ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting
secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap
dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat
ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu,
laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian
dividen.  
Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas
pemegang saham yaitu: laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba
yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba-rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan,
sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang
sah. Seperti juga modal setoran, laba ditahan menunjukan sejumlah hak atas seluruh
jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu. Dengan demikian untuk mengukur
seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal
setoran.
Perbedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba
ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal
untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis
karena modal setoran merupakan dana besar yang harus tetap dipertahankan untuk
menunjukan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam
likuidasi rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.

E. PERUBAHAN MODAL SETORAN


Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan
secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat
mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya adalah sebagai berikut :
1. Pemesanan saham
Pada saat perusahaan di dirikan atau melakukan penawaran publik perdana,
perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi
tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham, bila saham telah terjual dan
pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan diserahkan
kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima
perusahaan akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran.
Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus
memesan terlebih dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi
masalah adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan tersebut telah dapat diakui
sebagai modal setoran ?
Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila
memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu :

a. Tidak dapat dibatalkan


b. Pelunasan tidak terlalu lama.

2. Obligasi terkonversi
Dalam hal tertentu perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik dapat
ditukarkan dengan saham biasa. Kalau hak tukar dari obligasi tersebut digunakan oleh
pemegang obligasi akan timbul perubahan status kewajiban menjadi modal setoran.
Masalah teoritisnya adalah pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah ang
diakui sebagai modal setoran ?
Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan
sebagai basis kapitalisasi, yaitu :
 Nilai bawaan obligasi
 Harga pasar obligasi
 Harga pasar saham

3. Saham prioritas terkonversi


Saham prioritas atau saham istimewa menjadi saham biasa atas kehendak
pemegang saham. Masalah yang ada sama dengan masalah yang muncul pada
obligasi terkonversi, yatu pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui
sebagai modal setoran ? dalam mengatasi permasalahan tersebut terdapat 2 (dua)
alternatif yang dapat digunakan, yaitu :
a. Pendekatan satu-transaksi
b. Pendekatan dua-transaksi.

4. Deviden saham
Deviden saham adalah distribusi deviden dalam bentuk saham yang sejenis
dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Permsalahan yang muncul akibat
pembagian deviden saham adalah bila dikapitalisasi, berapakah jumlah rupiah yang
dikapitalisasi menjadi modal setoran ? untuk mentasinya, alternatif penyelesaian yang
digunakan terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham.

5. Hak beli saham


Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk
membeli sejumlah saham. Harga pasar hak beli ini adalah sebesar selisih harga pasar
saham dengan harga yang harus dibayar pemegang saham yang mempunyai hak beli
saham. Hal yang menjadi permasalahan adalah perlukah jumlah rupiah ini
dikapitalisasi ?

Bila deviden saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat
dikapitalisasi, karena tidak hal beli saham dapat dianggap sebagai deviden saham
dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini dikapitalisasi ke modal
setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak beli
saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomik
yang disetorkan oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan.

6. Opsi Saham
Opsi merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-
saham berupa hak untuk membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau
ditulis oleh investor dan dijual kepada investor lain.
Terdapat 2 (dua) macam opsi yaitu sebagai berikut :
a. Call adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk membeli saham
dengan harga tertentu selama periode tertentu. Orang membeli bila mengharapkan
harga saham menaik.
b. Put adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk menjual saham
dengan harga tertentu selama periode tertentu. Orang membeli opsi bila
mengharapkan harga saham menurun.

7. Warran
Dalam PSAK No.41,IAI, mendefinisikan warran sebagai efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan
saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Pemegang
warran dapat membeli sejumlah saham dengan mengambilkan warran tersebut dan
membayar sejumlah kas tertentu.
Terdapat beberapa karakteristik dari warran, yaitu :
 Berbeda dengan hak beli saham atau opsi
 Terdapat beberapa jenis, seperti lepas, lekat, dan bebas
 Perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis
 Isu akuntansi : Bila opsi diambil, apakah harga opsi dipisahkan dengan harga
sekuritas terkait.

8. Saham treasuri
Saham treasuri adalah penarkan kembali saham yang beredar untuk sementara dan
kemudian diterbitkan kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan
kembali antara lain saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam
program opsi saham, serta saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan
lain dalam transaksi penggabungan usaha.
Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah :

Penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran
dan laba ditahan. Pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham
treasuri dijual kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua pendekatan atau konsep
yang dapat diterapkan yaitu konsep satu transaksi dan konsep dua transaksi.

F. PERUBAHAN LABA DITAHAN


Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap
dipertahankan, hanya terdapat 2(dua) faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba
ditahan yaitu laba atau rugi priodik. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba
ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh beberapa
transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statmen laba-
rugi periode terjadinya transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan transaksi
modal.
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu
perideo berubah selain karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu
penyesuasian periode lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya,
pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi.

G. PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM


Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca
sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami
defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian
menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan
penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis.
Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran
pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi
rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam
keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal
pemegang saham.
Urutan penyerapan biaya, rugi dan rugi luar biasa adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan kotor
b. Laba bersih
c. Laba ditahan
d. Premium modal saham
e. Modal saham

Urutan penyerapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata
walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi. Urutan
perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi
asset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi.
Urutan perlidungan tersebut adalah sebagai berikut :
 Karyawan dan pemerintah
 Kreditor berjaminan
 Kreditor tak berjaminan
 Pemegang saham prioritas
 Pemegang saham biasa

H. PERINCIAN LABA DITAHAN


Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan
langsung kelaba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by
resourcs) dan bila ada pun kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya
atas dasar tujuan (by purpose) dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan.
Masalah teoritisnya adalah adakah manfaat merinci laba ditahan atas dasar tujuan,
misalnya dengan memecahnya menjadi cadangan, peruntukkan (appropriated), dan bebas
(unappropriated).

I. LABA KOMPREHENSIF
Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibebdakan
dan dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaksi pemilik, semua perubahan
akibat transaksi operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. Pos-pos dalam arti
luas sebagai lawan pos-pos transaksi nonpemilik meliputi pos-pos operasi utama, pos-pos
tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau laur biasa tetapi berasal dari transaksi
nonpemilik.
masalah teoritis yang ada adalah pos-pos mana saja yang dapat dilaporkan melalui
statemen laba ditahan. Terdapat 2 (dua) pendekatan untuk mengatasi permasalah tersebut,
yaitu pendekatan kinerja sekarang atau normal, dan pendekatan semua termasuk atau
surplus bersih.

FSAB menganut pendekatan semua termasuk secara penuh dengan mengenalkan apa
yang disebut laba komprehensif. Dalam pendekatan semua transaksi pos-pos penerobos
masih dilaporkan dalam statemen perubahan laba ditahan, pos-pos penerobos itu sendiri
adalah pos-pos yang dilaporkan langsung dalam statemen laba ditahan tanpa melalui
statemen laba-rugi. Penyajian laba komprehensif dapat dilakukan dengan pendekatan satu
statemen atau dua statemen.
J. KESIMPULAN

Pengertian ekuitas menurut PSAK, yakni dalam kerangka dasar Standar


Akuntansi Keuangan (SAK), menurut Ikatan Akuntan Indonesia pengertian Ekuitas
adalah : “Hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.”

Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya

Modal Setoran, terdiri dari :


a) Modal Yuridis
b) Modal Setoran Lain
c) Modal Bentukan atau Laba Ditahan
Laba ditahan terdiri dari :
 Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
 Dividen
 Rekapitalisasi
 Defisit
 Koreksi
 Perubahan akuntansi
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan
manajemen. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :
 Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
 Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal
setoran kepada pemegang saham.
 Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.
Modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk
menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam
likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan adalah
jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.  

Anda mungkin juga menyukai