RANGKUMAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi
Dosen pengampu : Ari Dwi Astono, Spd, MM
Disusun oleh :
Kelas : Akuntansi C5
Program Studi : Akuntansi
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2019
A. PENGERTIAN EKUITAS
Karena artikulasi harus dipertahankan, definisi ekuitas tidak secara semantik tapi
secara sintaktik. Artinya, ekuitas didefinisikan secara mekanik atau prosedural dalam
kaitannya dengan elemen-elemen laporan keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekuitas
tidak dapat didefinisikan secara independen terhadap aset dan kewajiban. Dan berikut ini
pengertian ekuitas menurut para ahli dan standar akuntansi:
1. Pengertian Ekuitas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI):
Pengertian ekuitas menurut PSAK, yakni dalam kerangka dasar Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), menurut Ikatan Akuntan Indonesia pengertian Ekuitas adalah :
“Equity or net asset is the residual interest in the assets of an entity that remains after
deducting its liabilities.”
Berbagai sumber lain mendefinisikan ekuitas yang tidak jauh berbeda dengan
definisi-definisi di atas. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomi masa
datang.
B. KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham
diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.
Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal setoran
tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik. Ekuitas Pemegang
Saham dan Komponennya
1. Modal Setoran, terdiri dari :
a. Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa
harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan
rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus
mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan untuk
menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal”
yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.
Tujuan penyajian modal yuridis ini adalah untuk memberi informasi
kepada para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan investasinya.
Akuntansi menganggap pengungkapan modal yuridis tersebut tidak penting
karena akuntansi lebih menekankan pada jumlah rupiah yang benar-benar disetor
oleh pemegang saham sebagai jumlah rupiah kontrak antara perseroan dengan
pemegang saham.
2. Obligasi terkonversi
Dalam hal tertentu perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik dapat
ditukarkan dengan saham biasa. Kalau hak tukar dari obligasi tersebut digunakan oleh
pemegang obligasi akan timbul perubahan status kewajiban menjadi modal setoran.
Masalah teoritisnya adalah pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah ang
diakui sebagai modal setoran ?
Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan
sebagai basis kapitalisasi, yaitu :
Nilai bawaan obligasi
Harga pasar obligasi
Harga pasar saham
4. Deviden saham
Deviden saham adalah distribusi deviden dalam bentuk saham yang sejenis
dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Permsalahan yang muncul akibat
pembagian deviden saham adalah bila dikapitalisasi, berapakah jumlah rupiah yang
dikapitalisasi menjadi modal setoran ? untuk mentasinya, alternatif penyelesaian yang
digunakan terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham.
Bila deviden saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat
dikapitalisasi, karena tidak hal beli saham dapat dianggap sebagai deviden saham
dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini dikapitalisasi ke modal
setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak beli
saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomik
yang disetorkan oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan.
6. Opsi Saham
Opsi merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-
saham berupa hak untuk membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau
ditulis oleh investor dan dijual kepada investor lain.
Terdapat 2 (dua) macam opsi yaitu sebagai berikut :
a. Call adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk membeli saham
dengan harga tertentu selama periode tertentu. Orang membeli bila mengharapkan
harga saham menaik.
b. Put adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk menjual saham
dengan harga tertentu selama periode tertentu. Orang membeli opsi bila
mengharapkan harga saham menurun.
7. Warran
Dalam PSAK No.41,IAI, mendefinisikan warran sebagai efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan
saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Pemegang
warran dapat membeli sejumlah saham dengan mengambilkan warran tersebut dan
membayar sejumlah kas tertentu.
Terdapat beberapa karakteristik dari warran, yaitu :
Berbeda dengan hak beli saham atau opsi
Terdapat beberapa jenis, seperti lepas, lekat, dan bebas
Perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis
Isu akuntansi : Bila opsi diambil, apakah harga opsi dipisahkan dengan harga
sekuritas terkait.
8. Saham treasuri
Saham treasuri adalah penarkan kembali saham yang beredar untuk sementara dan
kemudian diterbitkan kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan
kembali antara lain saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam
program opsi saham, serta saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan
lain dalam transaksi penggabungan usaha.
Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah :
Penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran
dan laba ditahan. Pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham
treasuri dijual kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua pendekatan atau konsep
yang dapat diterapkan yaitu konsep satu transaksi dan konsep dua transaksi.
Urutan penyerapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata
walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi. Urutan
perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi
asset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi.
Urutan perlidungan tersebut adalah sebagai berikut :
Karyawan dan pemerintah
Kreditor berjaminan
Kreditor tak berjaminan
Pemegang saham prioritas
Pemegang saham biasa
I. LABA KOMPREHENSIF
Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibebdakan
dan dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaksi pemilik, semua perubahan
akibat transaksi operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. Pos-pos dalam arti
luas sebagai lawan pos-pos transaksi nonpemilik meliputi pos-pos operasi utama, pos-pos
tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau laur biasa tetapi berasal dari transaksi
nonpemilik.
masalah teoritis yang ada adalah pos-pos mana saja yang dapat dilaporkan melalui
statemen laba ditahan. Terdapat 2 (dua) pendekatan untuk mengatasi permasalah tersebut,
yaitu pendekatan kinerja sekarang atau normal, dan pendekatan semua termasuk atau
surplus bersih.
FSAB menganut pendekatan semua termasuk secara penuh dengan mengenalkan apa
yang disebut laba komprehensif. Dalam pendekatan semua transaksi pos-pos penerobos
masih dilaporkan dalam statemen perubahan laba ditahan, pos-pos penerobos itu sendiri
adalah pos-pos yang dilaporkan langsung dalam statemen laba ditahan tanpa melalui
statemen laba-rugi. Penyajian laba komprehensif dapat dilakukan dengan pendekatan satu
statemen atau dua statemen.
J. KESIMPULAN