Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN TEORI AKUNTANSI

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN EDISI KETIGA – SUWARDJONO


TAHUN 2008

BAB 11 EKUITAS

Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisis dan konseptual antara manajemen dan pemilik.
Ekuitas pemegang saham (ekuitas) menggambarkan hubungan yuridis antara perseroan dengan para
pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua komponen penting yaitu (a) modal setoran dan (b)
laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal yuridis dan modal setoran lain.
Ekuitas didefinisi secara sintaktik sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintaktik bukan semantic karena keperluan untuk
mempertahankan artikulasi statemen keuangan. Ekuitas mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk
organisasi nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih.
Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal yaitu hal atas penyelesaian klaim, hak penggunaan
aset dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor dan
investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang terpisah dari manajemen.
Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan suatu bentuk
kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan laba ditahan merupakan modal yang
tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset, modal setoran merupakan perubahan aset dalam rangka
pendanaan (transaksi modal) segangkan laba ditahan merupakan perubahan aset dalam rangka produksi
(transaksi operasi).
Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukkan oleh keseluruhan dana
yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adanya modal yuridis atau modal saham yang sering dianggap
sebagai batas perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara
teknis. Akan tetapi, secara konseptual modal yuridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukkan
modal setoran yang harus dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang mendasarkan diri ada konsep
dasar substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah seluruh jumlah yang secara ekonomik tertanam
dalam perseroan termasuk laba ditahan.
MODAL SETORAN DAPAT BERTAMBAH karena:
1. Pemesanan saham,
2. Konversi status obligasi,
3. Konversi status saham istimewa,
4. Dividen saham, dan
5. Hak beli saham.
Transaksi yang menyangkut hal-hal tersebutmerupakan transaksi modal sehingga dapat melibatkan laba
ditahan.
MODAL SETORAN DAPAT BERKURANG karena Saham treasuri. Masalah yang berkaitan dengan
saham treasuri adalah:
a. Penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap mempengaruhi modal setoran dan laba ditahan dan
b. Pengungkapan pengarunya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual kembali.

Dua konsep dapat diterapkan dalam transaksi saham treasuri yaitu


1. konsep satu-transaksi dan
konsep ini disebut juga dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang dibayarkan dianggap seakan-akan
merupakan kos pembelian saham treasuri. Disebut satu-transaksi karena pembelian saham treasuri dan
penjualannya kembali diangga satu transaksi. Artinya, pembelian dan penjualan dianggap sebagai kesatuan
transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan transaksi saham treasuri tersebut.
2. Konsep dua-transaksi
Dengan konsep ini, pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri dianggap sebagai likuidasi ekuitas
pemegang saham sedangkan penjualan kembali saham treasuri dianggap sebagai penerbitan saham baru.
Konsep ini disebut pendekatan nilai nominal (par-value approach) karena harga penarikan atau penjualan
kembali ditandingkan dengan nilai nominal. Selisihnya, baik dalam penarikan atau penjualan, dikompensasi ke
modal setoran lain (excess of paid-in capital over par stock atau agio saham) seluruhnya atau sebatas porsi
modal setoran lain mula-mula dan selisihnya dikompensasi ke laba ditahan.

Beberapa pos yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi laba ditahan dan dilaporkan sebagai
PENYESUAI LABA DITAHAN adalah:
1. Penyesuaian periode-lalu
2. Koreksi kesalahan
3. Pengaruh perubahan akuntansi, dan
Secara umum, perubahan akibat ketiga komponen pertama diperlukan sebagai transaksi operasi sehingga
dilaporkan dalam statemen laba-rugi.
4. Kuasi-reorganisasi.
Kuasi-reorganisasi akan mempengaruhi laba ditahan secara langsung. Kuasi-reorganisasi
dilakukan apabila terdapat deficit yang cukup besar tetapii perusahaan masih berjalan baik dan
mempunyai prospek yang baik pula. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keadaan yang disebut bankrupt
secara teknis sehingga perusahaan bebas dari kemungkinan bankrupt atau pailit secara hukum yang mengarah
ke likuidasi.
Penyusunan kembali struktur ekuitas pemegang saham melalui kuasi-reorganisasi
menempatakan perusahaan dalam posisi baru berdiri (fresh start). Statemen keuangan untuk tahun
terjadinya kuasi-reorganisasi harus mengungkapkan rincian jumlah yang membentuk struktur modal yang baru.
Laba ditahan sebelum reorganisasi tidak dapat diteruskan lagi dan laba ditahan dalam neraca setelah
reorganisasi haris diberi tanggal mulai terbentuknya (tanggal reorganisasi). Kuasi-reorganisasi hanya
dapat dilakukan kalau syarat-syarat tertentu dipenuhi.

Laba Komprehensif
Pemisahan yang tegas antara transaksi operasi (nonpemilik) dan transaksi pemilik yang berakibat pemisahan secara
tegas antara modal setoran dan laba ditahan mempunyai konsekuensi bahwa segala perubahan yang berkaitan
dengan operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen laba rugi. Hal ini menjadi landasan penyajian laba
dengan:
1. Pendekatan semua-termasuk
Pendekatan ini hanya memasukkan ke dalam atatemen laba rugi pos-pos operasi yang dianggap
bertalian dengan tahun berjalan dan penggunaan aset (sumber ekonomik) untuk mencapai tujuan
utama. Pendekatan ini menekankan makna periode sekarang atau berjalan (current) dan operasi dalam arti
sempit.
2. Pendekatan kinerja sekarang
Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi operasi dalam arti luas dan transaksi
modal. Dengan kata lain, yang diperhitungkan sebagai laba dan disajikan melalui statemen laba rugi
adalah semua pos akibat transaksi nonpemilik. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar kontinuitas usaha
yang memandang statemen laba-rugi merupakan penggalan aliran operasi (pendapatan dan biaya) dalam jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai