Anda di halaman 1dari 5

Universitas Mpu Tantular

Nama : Awaluddin
NIM : 223403020001
Fakultas : Ekonomi - Akuntansi

TEORI AKUNTANSI
Pertemuan Ke - 3
Oleh Bpk. Maurits Sipahutar, S.E., M.M

Struktur Teori Akuntansi


Pendekatan dan metodologi apapunyang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka
acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur
pengembangan teknik akuntansi. Struktur akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan,
menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan
tujuan.
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau
aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsi-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep
teoritis akuntansi, yang mengatur perkembangan teknik-teknik akuntansi.
4. Teknik akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi untuk
memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.

Postulat-postulat Akuntansi
1. Postulat entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dar suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik
entitas. Postulat entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi
terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat merumuskan bidang perhatian akuntan
dan membatasi jumlah objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam
laporan keuangan. Selain itu, postulat juga memungkinkan akuntan membedakan antara
transaksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi
perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggungjawab pelayanan manajemen
berada pada pemegang saham.

Defenisi lain entitas akuntansi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbagai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini
lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.

2. Postulat Kelangsungan Usaha


Postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi alan terus beroperasi.
Postulat berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang
akan datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi
untuk jangka waktu yang tidak tertentu.

-1-
3. Postulat Unit Pengukur
Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan proses
mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit
pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara
yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter.
Kebertukaran barang, jasa dan modal diukur dalam satuan uang.

4. Postulat Periode Akuntansi


Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada
pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adakalanya pemakai meminta berbagai
informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka
pendek. Dari hal tersebut maka postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan
keuangan perusahaan seharusnya dingkapkan secara periodik.

Konsep-konsep Teoritis Akuntansi


1. Teori proprietari/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan
inividual atau pengoperasian pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai
pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan
keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis
kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi.
Aset-Utang = Ekuitas Pemilik

2. Teori entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pemilik
modal. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab terhadap pemilik
maupun kreditor. Menurut teori ini persamaan akuntansinya adalah
Aset=Ekuitas
Aset=Utang + Ekuitas Pemegang Saham

3. Teori Dana
Dalam teori dana kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait disebut dana yang
mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya
ekonomi [ dana ] serta kewajiban dan restriksi mengenai penggunaan sumber daya.
Persamaan akuntansinya adalah
Aset = Restriksi Aset
Teori dana berorientasi aset dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada
administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Teori dana ini terutama berguna untuk
pemerintah dan organisasi nirlaba. Teori dana juga relevan untuk organisasi laba yang
menggunakan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan [sinking
fund ], akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau
divisional, pemisahan aset dalam aset lancar atau tetap dan konsolidasi.

-2-
Prinsip-prinsip Akuntansi
1. Prinsip Kos
Menurut prinsip kos, kos pemerolehan [acquisition] atau kos historis merupakan dasar
penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasam expenses,
kos dan ekuitas. Dengan kata lain, dinilai dengan harga pertukaran pada saat barang tersebut
dibeli dan tercatat dalam laporan keuangan pada nilai atau porsi amortisasi nilai barang.
Kos menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh
barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga pertukaran adalah
ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip kos dapat diterapkan dalam
pengukuran utang dan modal.
Prinsip kos dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan usaha. Kos
perolehan adalah objektif di mana informasi yang dihasilkan dapat diuji kebenarannya. Postulat
kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan usahanya, aktivitasnya
secara tak terbatas, sehingga mengeliminasi perlunya menggunakan nilai sekrang atau nilai
likuidasi untuk penilaian aset.
2. Prinsip Revenue
a. Sifat-sifat komponen revenue, Revenue dapat diintepretasikan sebagai :
- Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa
- Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
- Poduk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu.
Terdapat perbedaan intepretasi atas sifat revenue disebabkan adanya perbedaan
pandangan tentang apa yang seharusnya masuk sebagai revenue. Pandangan revenue
yang komprehensif memasukkan semua hasil dari aktivitas bisnis dan investasi. Revenue
dianggap sebagai semua perubahan dalam aset bersih yang berasal dari aktivitas
penghasil revenue dan keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aset tetap
dan investasi. Sedangkan pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya
memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan mengeluarkan
penghasilan investasi dan keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset tetap.
b. Pengukuran revenue
Revenue diukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atau jasa dalam sebuah
transaksi yang lugas. Terdapat dua intepretasi revenue yang muncul dari konsep revenue
1. Potongan tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang
tak tertagih, memerlukan penyesuaian untuk menghitung ekuivalen kas bersih yang
sesungguhnya atau nilai diskontoan sekarang atas klaim uang dan secara konsekuen
harus dikurangkan ketika harus menghitung revenue.
2. Untuk transaksi non-kas, nilai pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar
barang/jasa yang diberikan atau diterima, mana yang lebih muda dan jelas
menghitungnya.
c. Waktu pengakuan revenue
Umumnya diakui revenue dan income yang diperoleh dalam semua tahap siklus operasi.
Namun karena ada kesulitan mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang berbeda
dari suatu siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah
peristiwa kritis dalam siklus untuk waktu pengakuan revenue daln income. Kriteria spesifik
pengakuan revenue dan income adalah :
1. Diperoleh [earned], dalam satu atau beberapa pengertian
2. Dalam bentuk yang dapat didistribusikan
3. Hasil atas konversi yang timbul dari transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal
4. Hasil dari penjualan yang sah atau proses serupa
5. Dipotong dari modal
6. Dalam bentuk aset lancar
7. Dampak kotor dan bersih pada ekuitas pemegang saham harus dapat diestimasi
dengan tingkat reliabilitas tinggi

-3-
Secara umum revenue diakui dengan dasar akrual atau dasar peristiwa kritis. Dasar peristiwa
kritis untuk pengakuab revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam siklus operasi. Peristiwa
tersebut mungkin adalah :
- Saat terjadinya penjualan
- Penyelesaian poduksi
- Penerimaan pembayaran untuk penjualan berikutnya
Dasar penjualan untuk pengakuan revenue dibenarkan karena :
1. Harga produk dapat diketahui dengan pasti
2. Pertukaran telah diakhiri dengan pengiriman barang, sehingga diperoleh pengetahuan
yang objektif akan kos yang terjadi
3. Dalam artian realisasi, penjualan merupakan peristiwa krusial
Dasar penyelesaian produksi untuk pengakuan revenue dapat dibenarkan ketika pasar
stabil dan harga stabil tersedia untuk komoditi standar. Dasar pembayaran untuk
pengakuan revenue dibenarkan ketika penjualan akan dilakukan dan ketika pengakuan
akurat yang memadai tidak dapat diberlakukan untuk produk yang ditransfer.
3. Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa ekspenses harus diakui pada periode yang sama
dengan revenue. Revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue dan
expenses yang terkait kemudian diakui.
Secara operasional, terdapat proses dua tahap untuk akuntansi expenses. Pertama kos
dikapalisir sebagai aset yang menggambarkan sekumpulan jasa atau manfaat potensial.
Kedua, setiap aset dihapus sebagai expenses untuk mengakui proporsi jasa potensial aset
yang telah dipakai untuk menghasilkan revenue selama periode tertentu. Jadi, akuntansi akrual
lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan dalam artian kapitalisasi dan alokasi dibanding
akuntansi kas.
Hubungan antar revenue dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria :
1. Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan revenue.
2. Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan periodenya
3. Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat
4. Menjadikan expenses semua kos lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat
ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang
4. Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang
digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah
menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang
digunakan.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan
dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prosedur akuntansi yang sama akan
diterapkan serupa sepanjang waktu. Namun prinsip konsistensi tidak menghalangi
perusahaann mengubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut dibenarkan dengan perubahan
keadaan, atau jika prosedur alternatif lebih baik.
Perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :
- Perubahan dalam prinsip akuntansi
- Perubahan dalam estimasi akuntansi
- Perubahan dalam entitas akuntansi

-4-
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Terdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi
yang penuh [ full ], wajar [ fair ], dan cukup [ adquate ]. Pengungkapan penuh mensyaratkan
bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa
ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi
yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor.
7. Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa
prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan
reliabel. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua atau
lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling
kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham.
8. Prinsip materialitas
Prinsip materialitas merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi seperti halnya
konservatisme. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki
dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tapat. Materialitas berlaku
sebagai petunjuk implisit bagi akuntan dalam artian apa yangs eharusnya diungkapkan dalam
laporan keungan, memungkinkan akuntan untuk memutuskan apa yang tidak penting atau apa
yang tidak menjadi masalah dalam pencatatan kos, keakuratan laporan keuangan, dan
relevansinta bagi pengguna
9. Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk item-item yang
terkait dengan perusahaan tertentu antar waktu. Prinsip keseragaman merujuk pada
penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan
adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keseragaman yang
tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

-5-

Anda mungkin juga menyukai