Anda di halaman 1dari 20

Tugas Teori Akuntansi

(Struktur Teori Akuntansi)

Nama Kelompok :
Christian Alex Fernando Nababan (322017044)
Ferdian Chandra (322017091)
Nickholas Karjono (322017032)
Sri Rejeki Frateranta (322017131)
Viola Paramitha (322017036)
Yoshua Bryan Moidadi (322017059)
Ada tiga elemen yang telah ditentukan sebagai pengukuran dan komunikasi
yang mengungkapkan aktivitas ekonomi yaitu :
o Data yang mengungkapkan aktivitas ekonomi
o Pengukuran dari data yang mengungkapkan aktivitas ekonomi
o Komunikasi dari data yang mengungkapkan aktivitas ekonomi
Tujuan utamanya adalah untuk membentuk dalil-dalil dan prinsip-prinsip
akuntansi, serta untuk memformulasikan suatu teori akuntansi yang koheren guna
memungkinkan akuntansi memperbaiki kualitas dari pelaporan keuangan.

7.1 HAKIKAT DARI STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Dalam bab ini kita akan membahas tentang struktur organisasi teori
akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen yaitu :

Tujuan dari laporan keuangan

2a. Dalil-dalil akuntansi 2b. Konsep Teoretis dari


akuntansi

3. Prinsip-prinsip akuntansi

4. Teknik-teknik akuntansi
Penjelasannya:
1. Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan
2. Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep teoretis dari akuntansi yang
berkaitan dengan asumsi-asumsi lingkungan hakikat dari unit akuntansi
tersebut
3. Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan
dalil-dalil maupun konsep teoretis tersebut
4. Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

7.2 HAKIKAT DARI DALIL, KONSEP TEORITIS, DAN PRINSIP-


PRINSIP AKUNTANSI
1. Dalil akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau aksioma
yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap
tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi,
politik, sosial, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi
2. Konsep teoretis (theoretical concept) dari akuntansi juga merupakan
pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan
kesesuaian terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan hakikat
dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu perekonomian bebas yang
ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti
3. Prinsip-prinsip akuntansi (accounting principles) adalah aturan
pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun
konsep teoretis akuntansi, yang mengatur pengembalian teknik-teknik
akuntansi
4. Teknik akuntansi (accounting technique) adalah aturan-aturan khusus yang
diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi
tersebut.
7.3 DALIL-DALIL AKUNTANSI
7.3.1 Dalil entitas
Dalil entitas (entity postulate) menganggap bahwa setiap perusahaan adalah
suatu unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dari
perusahaan-perusahaan lain. Dalil ini mendefinisikan bidang perhatian
akuntansi dan membatasi jumlah objek, kejadian, dan atribut-atribut kejadian
yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Dalil ini juga mengakui
tanggung jawab fidusia dari manajemen kepada pemegang saham. Salah satu
cara untuk mendefinisikan suatu entitas akuntansi adalah dengan
mendefinisikan unit ekonomi yang mendefinisikan unit ekonomi yang
bertanggung jawab untuk aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif dari
unit tersebut.
7.3.2 Dalil Kelangsungan Usaha
Dalil Kelangsungan usaha (going-concern postulate) atau dalil kontinuitas
menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama
untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, jika suatu entitas memiliki masa hidup yang terbatas, laporan
yang terkait akan memberikan spesifikasi mengenai data akhir dan hakikat
likuidasi .
Dalil kelangsungan usaha juga dapat digunakan untuk mendukung teori
manfaat (benefit theory), harapan dari manfaat ini untuk di masa yang akan
datang dapat mendorong atau mendukung manajer untuk melihat situasi ke
depan dan memotivasi investor untuk membuat komitmen modal kepada suatu
perusahaan.
7.3.3 Dalil Unit Pengukuran
Dalil Unit Pengukuran (unit of measure postulate) menggagap bahwa
akuntansi adalah proses pengukuran dan pengomunikasian aktivitas perusahaan
yang dapat diukur dalam satuan uang. Dalil unit pengukuran atau dalil unit
moneter mengimplikasikan dua keterbatasan utama dari akuntansi.
7.4.3 Teori Dana

Dalam teori ini, kelompok aset dan kewajiban dan restriksi/pembatasan terkait
disebut dana yang mengatur penggunaan aset. Jadi teori dana memandang unit
terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait
mengenai penggunaan sumber daya. Persamaan akuntansinya adalah:

Aktiva = Pembatasan Aktiva

Teori dana berorientasi aset dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada
administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Teori dana ini terutama
berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba.
Teori dana juga relevan untuk organisasi laba yang menggunakan dana untuk
aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan, akuntansi untuk
kebangkrutan, dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional,
pemisahan aset dalam aset lancar atau tetap dan konsolidasi.

Berikut adalah delapan dana utama yang direkomendasikan bagi administrasi


keuangan yang bagus dari suatu unit pemerintahan :

1. Dana Umum

2. Dana Pendapatan

3. Dana Pelunasan Utang

4. Dana Proyek Modal

5. Dana Perusahaan

6. Dana Perwalian dan Agensi

7. Dana Layanan Antarpemerintah

8. Dana Pungutan Khusus


7.5 PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI :

1) Prinsip Biaya

Menurut prinsip biaya, biaya perolehan / akuisisi atau biaya historis adalah dasar
penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban,
biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran
pada saat barang tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai
setelah amortisasi.

Biaya menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk
memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga
pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip biaya
dapat diterapkan dalam pengukuran utang dan modal.

2) Prinsip Pendapatan

Prinsip Pendapatan menspesifikasi hal-hal berikut ini :

1. Hakikat dari komponen-komponen pendapatan

2. Pengukuran pendapatan

3. Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan

Pendapatan telah diinterpretasikan sebagai :

1) Arus masuk aktiva besih yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa

2) Arus keluar barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggan

3) Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh
usaha selama periode waktu tertentu
Pandangan-pandangan mengenai komponen pendapatan :

 Pandangan Luas (komprehensif)


Memasukkan semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan investasi

 Pandangan Sempit
Memasukkan hasil dari aktivitas penghasil pendapatan dan mengeluarkan laba
investasi serta keuntungan dan kerugian dari penjualan aktiva tetap. Pandangan ini
mengharuskan pemisahan yang jelas antara pendapatan dengan keuntungan dan
kerugian.

 Pengukuran pendapatan

Pendapatan diukur dalam hal ini adalah produk atau jasa yang dipertukarkan dalam
transaksi “wajar”. Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang
terdiskonto atas uang yang diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa
yang ditransfer oleh perusahaan pelanggannya.

 Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan.

Pada umunya, diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh
tahapan dari seluruh siklus operasi (yaitu selam penerimaan pesanan, produksi,
penjualan dan penagihan). Akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih
“kejadian penting” untuk penentuan waktu pendapatan dan pengakuan laba.
Dasar akrual (accrual basis) untuk pengakuan pendapatan dapat
mengimplikasikan bahwa pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi
(dalam hal dimana laba dapat dihitung secara proporsional terhadap pekerjaan atau
jasa yang telah diselesaikan)

Pendapatan secara umum diakui selama produksi dalam situasi-situasi berikut ini :
1. Pendapatan sewa, bunga, dan komisi diakui ketika diperoleh dengan adanya
perjanjian atau kontrak sebelumnya yang menspesifikasikan peningkatan
perlahan-lahan dalam klaim terhadap pelanggan.
2. Seorang individu atau sekelompok orang yang memberikan jasa profesional
atau jasa serupa dapat menggunakan basis aktual dengan lebih baik untuk
pengakuan pendapatan, dengan adanya fakta bahwa hakikat dari klaim
terhadap pelanggan adalah suatu fungsi dari proporsi jasa yang diberikan
3. Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan
konstruksi atau “persentase penyelesaian” (percentage of completion).

Persentase penyelesaian dihitung sebagai :


- Estimasi teknik dari pekerjaan yang dilakukan sampai tanggal tertentu
- Total biaya yang terjadi sampai tanggal tertentu

4. Pendapatan atas “kontrak biaya plus pembiayaan tetap” (cost plus fixed-fee
contract) lebih baik diakui menggunakan basis akrual
5. Perubahan aktiva akibat pertumbuhan menimbulkan pendapatan

Dasar kejadian penting (critical event basis) untuk pengakuan pendapatan dipicu
oleh kejadian penting dalam siklus operasi. Kejadian tersebut dapat berupa :
1. Waktu penjualan
2. Penyelesaian produksi, atau
3. Penerimaan pembayaran setelah penjualan
Dasar penjualan (sales basis) untuk pengakuan pendapatan dibenarkan karena
1. Harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti
2. Pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang, sehingga mengarah
pada pengetahuan yang objektif atas biaya yang terjadi, dan
3. Dalam hal realisasi, penjualan merupakan suatu kejadian penting

Dasar penyelesaian produksi (completion-of-production basis) untuk pengakuan


pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang stabil dan harga yang stabil untuk
komoditas standar. Dalam hal ini, proses produksi yang merupakan kejadian
penting untuk pengakuan pendapatan (bukan penjualan)
Dasar pembayaran (payment basis) untuk pengakuan pendapatan dibenarkan
ketika penjualan akan dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat
diberikan kepada produk yang akan ditransfer.
Prinsip pengaitan (matching principle) menganggap bahwa beban sebaiknya
diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait, yaitu pendapatan
diakui dalam suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait
kemudian diakui. Asosiasi ini paling baik dilakukan ketika hal tersebut
mencerminkan hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan.

Asosiasi antara pendapatan dengan beban tergantung pada salah satu dari empat
kriteria berikut ini :
1. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu
pendapatan (misalnya : harga pokok penjualan dikaitkan dengan penjualan
terkait)
2. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada
periode tersebut (misalnya : gaji pimpinan perusahaan untuk periode
tersebut)
3. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya
tersebut (misalnya : depresiasi)
4. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali dapat
ditunjukkan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki manfaat masa depan
(misalnya : beban iklan)
Biaya produksi barang jadi untuk dijual
Biaya produksi barang jadi untuk dijual umumnya meliputi bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik. Proses dua tahap digunakan untuk
mempertanggungjawabkan biaya-biaya ini :
1. Penilaian persediaan, atau penentuan biaya produk yang melekat ke produk
tersebut, dan
2. Penentuan laba, atau pengaitan biaya produk dengan pendapatan

Metode perhitungan biaya penuh (absorption full costing) memperlakukan


semua biaya produksi sebagai biaya produksi yang melekat ke produk tersebut,
dibawa ke depan dan dilepaskan sebagai biaya periode berjalan pada saat
penjualan.
Metode perhitungan biaya langsung (direct costing) hanya memperlakukan
biaya produksi variabel sebagai biaya produk dan seluruh biaya overhead
manufaktur tetap sebagai biaya periode berjalan.
Pilihan antara kedua metode tersebut telah menimbulkan kontroversi besar dalam
literatur akuntansi selama bertahun-tahun. Namun, pada umumnya diakui bahwa
perhitungan biaya langsung adalah lebih relevan bagi pengambilan keputusan
internal.
Aktiva operasi dapat didepresiasikan (depreciable operating asset) juga sering
disebut aktiva modal yang terpakai (wasting capital asset). Karena aktiva operasi
dapat didepresiasikan & diasumsi akan memberikan manfaat lebih dari satu
periode. Aktiva tersebut dikapitalisasi pada biaya akuisisinya, yang kemudian
dialokasikan menggunakan dasar logis selama umur manfaat aktiva tersebut.

Akuntansi depresiasi adalah sistem akuntansi yang bertujuan untuk


mendistribusikan biaya atau nilai dasar lainnya dari aktiva modal berwujud (jika
ada), selama estimasi masa manfaat dari unit tersebut (yang dapat berupa
sekelompok aktiva) dengan cara yang sistematis dan rasional.
Hal itu adalah proses alokasi, bukan proses penilaian. Depresiasi untuk tahun
berjalan adalah bagian dari total beban dalam sistem semacam itu yang akan
dialokasikan selama tahun tersebut.
Metode depresiasi ini sendiri dapat didasarkan pada :
1. Waktu, seperti metode garis lurus (straight line)
2. Output, seperti metode jam jasa (service-hours method) dan metode unit
output (unit-of-output method)
3. Beban depresiasi yang semakin menurun (reducing depreciation charge) ,
seperti metode jumlah angka tahun (sum of years digit), metode persentase
tetap atas jumlah dasar depresiasi yang semakin menurun (fixed percentage
on declining base amount method) dan metode saldo menurun ganda
(double-declining balance method)
4. Konsep investasi dan bunga, seperti metode anuitas (annuity method) dan
metode cadangan dana untuk pelunasan (sinking fund method)

Aktiva operasi yang tidak didepresiasikan


Kelompok utama ketiga dari aktiva dan biaya terdiri atas aktiva operasi yang tidak
didepresiasikan (nondepreciable operating asset), yang juga disebut sebagai aktiva
modal permanen (permanent capital asset), karena diasumsikan bahwa aktiva
tersebut tidak dikonsumsi selama operasi dari bisnis tersebut dilaksanakan.
Nilainya pun tidak dipengaruhi oleh aktivitas produktif dan aktiva tersebut tidak
memiliki dampak atas penentuan laba sampai dijual atau dinilai kembali. Oleh
karena itu, prinsip pengaitan tidak dapat diterapkan terhadap aktiva operasi yang
tidak didepresiasikan

Biaya penjualan dan administrasi


Biaya penjualan dan administrasi (costs of selling and administration) adalah
seluruh biaya non-manufaktur yang diperlukan untuk memelihara organisasi
penjualan dan administratif dasar. Biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya
periodik pada periode di mana biaya tersebut terjadi, baik dalam metode
perhitungan biaya langsung maupun metode perhitungan biaya penyerapan (penuh)
Prinsip Objektivitas
1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat “tidak memihak”
2. Pengukuran objektif adalah pengukuran variabel
3. Pengukuran objektif adalah hasil dari “kesepakatan di antara sekelompok
pengamat atau pengukur tertentu”
4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai
indikator dari tingkat objektivitas sistem pengukuran tertentu

Ijiri dan Jaedicke menggunakan interpretasi keempat dari objektivitas. Secara


spesifik, mereka mendefinisikan objektivitas V sebagai :

n
1
̅ )2
v = ∑(Xi − X
n
i=1

Dimana: n = Jumlah ukuran dalam kelompok referensi

Xi = Kuantitas dari laporan ukuran ke-i

̅
X = Rata-rata dari X1s atas keseluruhan ukuran dalam kelompok referensi

Teknik pengukuran A lebih objektif dibanding dengan teknik pengukuran B, karena


A menampilkan penyebaran nilai yang lebih sempit di sekitar rata-rata. Tetapi,
sebagaimana yang dipelajari sebelumnya, objektivitas tidak mencerminkan
keandalan, yang merupakan konsep yang lebih berguna bagi akuntan. Ijiri dan
Jaedicke menyarankan penggunaan rata-rata kuadrat dari deviasi terhadap target
sebagai pengukur keandalan.

Secara spesifik, mereka mendefinisikan R sebagai :


n
1
̅ )2
R = ∑(Xi − X
n
i=1
7.5.5 Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi (consistency principle) menganggap bahwa kejadian ekonomi
yang serupa sebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari
periode ke periode. Prinsip ini mengimplikasikan bahwa prosedur akuntansi yang
sama akan diterapkan kepada transaksi yang serupa sepanjang waktu. Penerapan
konsep konsistensi membuat laporan keuangan menjadi lebih dapat
diperbandingkan dan lebih berguna. Oleh karena itu, kosistensi adalah batasan
pengguna untuk memfasilitasi keputusan pengguna dengan memastikan dapat
diperbandingkannya laporan keuangan dari suati perusahaan sepanjang waktu,
sehingga meningkatkan kegunaan dari laporan tersebut.
7.5.6 Prinsip Pengungkapan Penuh
Terdapat kesepakatan umum dalam akuntansi bahwa sebaiknya terdapat
pengungkapan yang “penuh,” “adil,” dan “memadai” atas data akuntansi.
Pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan
dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian
ekonomi yang telah memengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya
mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak
menyesatkan bagi investor kebanyakan.
Prinsip tersebut diperkuat lebih lanjut lagi oleh berbagai persyaratan pengungkapan
yang ditetapkan oleh APB opinions, FASB Statement, dan SEC Accounting Release
dan persyaratan SEC lainnya. Tetapi, pengungkapan penuh adalah konsepsi
terbuka yang masih meninggalkan beberapa pertanyaan. Pertama, apa yang
dimaksud dengan pengungkapan “penuh,” “adil,” dan “memadai” ? Kedua, apa
yang sebaiknya diungkapkan sehingga “investor rata-rata yang hati-hati” tidak
akan disesatkan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini tergantung pada
penentuan yang sesuai atas pengguna, kebutuhan, tingkat keahlian, dan yang
terpenting tingkat kapabilitasnya.
7.5.7 Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme (conservatism principle) adalah suatu prinsip pengecualian
atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan
terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan andal. Prinsip konservatisme
menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang
berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak
paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih
spesifik, prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan
pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban yang sebaiknya dipilih
untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip konservatisme mengharuskan bahwa
akuntan menampilkan sikap pesimistis secara umum ketika memilih teknik
akuntansi untuk pelaporan keuangan.

7.5.8 Prinsip Materialitas


Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas (materiality principle) adalah
suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tersebut menganggap bahwa
transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan dapat
ditangani secara sangat cepat, tanpa memedulikan apakah hal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Materialitas berfungsi
sebagai pedoman implisit bagi akuntan dalam hal apa yang sebaiknya diungkapkan
dalam laporan keuangan sehingga memungkinkan akuntan tersenut untuk
memutuskan apa yang tidak penting atau apa yang tidak menjadi masalah
berdasarkan biaya pencatatan, akurasi laporan keuangan, dan relevansi bagi
pengguna.
7.5.9 Prinsip Keseragaman dan komparabilitas
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk
transaksi-transaksi yang berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu;
prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh
perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah untuk
mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi kergaman yang
diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-
perusahaan yang berbeda.
Ketepatan waktu dari laba dan konservatisme akuntansi

Ketepatan waktu dari laba akuntansi (timeliness of acounting earnings) telah


didefinisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi periode sekarang dalam
memasukkan laba ekonomi di saat periode sekarang ini. Sementara laba ekonomi
(economic income) dan laba akuntansi (accounting inome) yang sudah
dijumlahkan selama umur dari perusahaan tersebut adalah identik dan keduanya
berbeda dalam jangka pendek. Ball dkk juga menyatakan “Prinsip pengakuan oleh
karena itu menyebabkan laba ekonomi dimasukkan dalam laba akuntansi secara
terlambat dan merata seiring dengan berjalannya waktu.” Ada juga hubungan laba
akuntansi dengan laba ekonomi yang mendefinisikan ketepatan waktunya sebagai
berikut :

EARNit = a0j + aij RETit + ɛit

Oleh karena itu, sementara ketepatan waktu mengukur tingkat dimasukkannya laba
ekonomi dalam laba akuntansi kontemporer, konservastisme mengukur tingginya
ketepatan waktu dalam memasukkan nilai atau laba ekonomi negativ. Maka dari
itu asimetri konservatir juga memiliki ketepatan laba akuntasi yang diperkenalkan
dengan memodifikasi persaman sebelumnnya untuk memasukkan laba ekonomi
secara asimetris sebagai berikut :

EARNa = a0j +a 1j NEGit + a2j RETit + a3j RETit NEGit + ɛit


Kebenaran Dalam Akuntansi

Kurangnya akan keprihatinan akan kebenaran dalam akuntansi akan selalu menjadi
masalah utama dalam literatur akuntansi. Seperti keprihatinan yang dinyatakan
oleh K. MacNeal pada tahun 1939 yaitu :

Selama lebih dari empat ratus tahun sejak publikasi buku Pacioli mengenai
pembukuan dengan ayat jurnal pada tahun 1454, metode akuntansi, serta laporan
akuntansi, telah didasarkan pada kemudahan dan bukannya pada kebenaran.
Laporan keuangan hari ini terdiri atas campuran yang mengherankan dari konvensi
akuntansi, data historis dan fakta-fakta sekarang, dimana bahkan akuntan sering
kali tidak dapat membedakan antara kebenaran dan fiksi.

Pemikiran mengenai kebenaran dalam filosofi

Pengetahuan akan proposisi muncul dari kebenarannya, jika kita mengetahui suatu
prosisi, maka kita akan mengetahui bahwa hal itu adalah benar. Kebenaran
berkaitan dengan pelaporan dari kejadian atau terdapatnya kondisi masalah,
kebenaran tersebut juga dapat dinyatakan secara berbeda-beda seperti berikut

-Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai kesesuaian ketika proposisi tersebut
adalah benar jika sesuai dengan fakta.

-Hal tersebut berupa kebenaran sebagai koherensi ketika proposisi tersebut adalah
benar karena koheren dengan proposisi lain.

-Hal tersebut dapat juga berupa kebenaran sebagai apa yang berlaku
mengimplikasikan bahwa proporsi yang benar adalah apa yang berlaku.
Kemungkinan akan kebenaran dalam akuntansi

A. Kebenaran sebagai netralitas


Untuk dapat melaporkan kebenaran, akuntansi harus menghindari
dimasukkannya bias.
Untuk menghindari dimasukkannya bias dalam pengetahuan, gambaran,
komunikasi fakta, akuntan diharapkan bersikap netral.

B. Kebenaran sebagai objektivitas


Untuk menetapkan akurasi dari atribut-atribut yang diukur, akuntan telah
mengandalkan prinsip objektivitas sebagai suatu cara untuk membenarkan
prosedur pilihan mereka. Tetapi objektivitas telah memperoleh paling tidak
empat arti yang mungkin yaitu :
-Objektivitas mengacu pada kebenaran sebagai netralitas.
-Objektivitas mengacu kepada kebutuhan akan bukti sebagai pengujian atas
akurasi dari informasi tersebut
-Objektivitas mengacu pada kebutuhan akan bukti kesepakatan sebagai
pengujian atas akurasi dari informasi tersebut
-Objektivitas mengacu pada kecilnya penyebaran dari nilai pengukuran di
sekitar titik tengah atau angka rata-rata.

Manfaat objektivitas adalah dapat diterapkannya kriteria tersebut terhadap


prediksi sebelum dapat divalidasi oleh analisis korelasi, penyebarannya
dapat dinyatakan sebagai suatu kontinum dan kemampuannya untuk menguji
hipotesis hubungan dari perubahan yang disebabkan oleh modifikasi
terhadap salah satu dari parameter pengukuran seperti atribut, objek,
pengukur dan lain-lain
C. Kebeneran, Objektivitas, Dan Keandalan

Bagian informasi bisa dianggap sebagai dapat diverifikasi bedasarkan nilai kecilnya
pengukuran penyebaran di sekitar titik tengah namun pada saat yang bersamaan
menjadi kurang dapat diandalkan karena factor bias.

Keandalan mengacu pada kualitas yang memungkinkan pengguna data untuk


mengandalkannya dengan penuh keyakinan sebagai perwakilan dari apa yang
diwakili oleh data tersebut.

Istilah bias atau pemindahan adalah perbedaan sistematis antara titik tengah dari
estimasi sempel suatu parameter dengan nilai yang sebenarnya dari parameter
tersebut.

Y.iljri dan R.K jaedicke mendefinisikan keandalan sebagai tingkat objektivitas atau
verifiabilitas

Ditambah factor bias atau pemindahan jika rata rata kuadrat dari deviasi digunakan
sebagai ukuran keabdalan, maka hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Keandalan = Objektivitas + Bias77 atau Rata-Rata Kuadrat dari deviasi = Varians +


Pemindahan Atau Variasi observasi mengenai nilai sebenernya dari parameter =
variansi observasi + (nilai sebenernya – nilai tengah)2 di sekitar nilai tengah dari
observasi berikut.

(𝑋i −𝑋)2 =
∑𝑁
𝑖=𝑙 𝑁

Di mana

Xi = observasi ke-I yang digunakan sebagai estimasi dari parameter X* yang sebenarnya

X = nilai tengah dari Xi

X* = nilai sebenarnya dari parameter yang diestimasikan 66


Semakin besar penyebaran ukuran maka semakin mungkin keputusan yang tidak benar

didasarkan pada ukuran tersebut karena kesalahan pengambilan sampel yang di

kandungnya.semakin besar pemindahan maka semakin mungkin keputusan yang tidak

benar di ambil karena nilai yang di perkirakan dari ukuran tersebut tidak sama dengan

ukuran yang lebih benar dari atribut itu.

D.Kebenaran, Objektivitas, dan Kekerasan.

Bagian ini adalah perbadingan antara berbagai kelompok akuntan yang berbeda.

Hubungan tersebut adalah antara objektivitas dengan tingkat kekerasan. Dalam pengertian

bahwa kelompok akuntan yang berbeda menghasilkan sekelompok ukuran dengan titik

tengah u yang sama dan varian


62 yang sama dengan adanya netralitas tentang hal

kepentingan mereka atas hasil dari pengukuran tersebut, tetapi tingkat kekerasan

mengasumsikan lingkungan kompetentif yang sedemikian rupa sehingga insentif yang

berbeda.

e. Kebenaran dan peran akuntansi


Jenis kebenaran yang disampaikan dalam praktik dan wacana akuntansi dapat
bersifat kontinjen terhadap peran yang sebenarnya diamainlan dalam organisasi.
Tentu saja terdapat peran tradisional sebagai alat bantu yang berguna bagi
pengambilan keputusan yang rasional dengan pandangan untuk mengukur efisiensi
dan efektivitas organiasional. Kebenaran dalam akuntansi pada konteks tradisional
ini adalah untuk untuk menyediakan angka-angka akuntansi yang berguna dan
diketahui berdasarkan aturan-aturan yang berbasis teknis.

f. Mustahilnya kebenaran dalam akuntansi


Kebenaran dalam akuntansi mengimplikasikan kebutuhan untuk menghindari
kerahasiaan. Kerahasiaan (secrecy) adalah tindakan menutupi fakta atau menahan
informasi mengenai hal tersbut atau bukti mengenai hal tersebut agar tidak sampai
ke publik yang berkepentingan yang dapat memperoleh manfaat dari mengetahui
hal tersebut. Pertimbangan moral akan berlawanan dengan kerahasiaan.

Kesimpulan

Aturan-aturan akuntansi yang ada saat ini didasarkan pada fondasi teori akuntansi.
Fondasi ini terdiri atas elemen-elemen yang bersifat hierarki yang berfungsi sebagai
kerangka referensi atau struktur teoritis. Dalam makalah ini, kita memandang
formulasi dari struktur teoritis semacam itu sebagai proses yang dedukatif dan
interaktif, yang terdiri atas formulasi yang suksesif atas tujuan, dalil, konsep, prinsip,
dan teknk akuntansi.

Suatu pemahaman atas elemen-elemen ini dan hubungan dari teori akuntansi
menjamin suatu pemahaman atas rasional di balik praktik aktual dan masa dapan.
Laporan keuangan yang disajikan dalam lapoan akuntansi frmal hanyalah cerminan
dari penerapan struktur teoritis akuntansi. Memperbaiki kandungan dan format dari
laporan keuangan tentu saja terkait untuk mempebaiki struktur teoritis dari
akuntansi. Yang paling terdepan dari agenda badan akuntansi sebaiknya merupakan
formulasi dari elemen-elemen teori akuntansi-yaitu, tujuan akuntansi, dalil
lingkungan, konsep teoritis, dan pinsip akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai