Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI DALAM PENGEMBANGAN TEORI


AKUNTANSI

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi Keuangan

Dosen pengampu: EDI SUKARMANTO, S.E., M.SI.

Disusun Oleh:
Raden Rizky Adi Prasetya (10090120008)
Fajri Khudaeni Ramadhan (10090120038)
Renaldhy Addarda Rediana (10090120039)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait, yang menjadi pedoman
pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik akuntansi. Pendekatandan metodologi apapun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, kerangkaacuan yang dihasilkan didasarkan
pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen yaitu tujuan laporan keuangan, dalil dalil
akuntansi, konsep teoritis akuntansi, prinsip prinsip akuntansi dan Teknik Teknik akuntansi.
Tujuan teori akuntansi keuangan adalah untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang
konsisten dan bermanfaat bagi penggunanya, sehingga struktur teori akuntansi dimulai dengan
merumuskan tujuan pelaporan keuangan yang baru, kemudian dari tujuan tersebut apa asumsi,
konsep, prinsip, dan akhirnya akuntansi prinsip, Mereka adalah pedoman dan teknik untuk
menyiapkan laporan keuangan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk memberikan
pembenaran yang lebih baik untuk peraturan dan teknik yang ada dimulai dengan pengujian dasar
akuntansi oleh Paton.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisa dari latar belakang tersebut, maka dihasilkan beberapa masalah yang
dipaparkan pada makalah ini :

1. Apa itu hakikat struktur teori akuntansi?


2. Apa saja dalil-dalil hakikat teori akuntasi?
3. Apa saja konsep teoritis akuntansi?
4. Apa saja prinsip – prinsip akuntansi?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dari Struktur Teori Akuntansi


Kerangka acuan teori akuntansi yang dihasilkan didasarkan pada seperangkat elemen dan
hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi mencakup
pernyataan tentang tujuan laporan keuangan, pernyataan tentang proposisi dan konsep teori
akuntansi, pernyataan tentang prinsip dasar akuntansi, dan seperangkat teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi berfungsi merumuskan praktik – praktik akuntansi yang akan digunakan,
dengan elemen sebagai berikut:
a) Dalil – Dalil Akuntansi (Accounting Postulate)
Pernyataan ini diterima secara umum atas dasar kesesuaian dengan laporan keuangan yang
mencerminkan lingkungan politik, sosial dan hukum di mana akuntansi beroperasi.

b) Konsep Teoritis (Theoretical Concept)


Adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasrkan kesesuainnya
terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan
hukum di mana akuntansi harus beroperasi.

c) Prinsip – Prinsip Akuntansi (Accounting Principles)


Adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep
teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.

d) Teknik Akuntansi (Accounting Technique)


Adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.

2.2 Dalil – Dalil Akuntansi


1. Dalil Entitas (Entity Postulate)
Dalil Entitas (Entity Postulate) menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan dari perusahaan-perusahaan lain.Dalil
ini memungkinkan akuntan untuk membedakan antara transaksi bisnis dengan transaksi pribadi :
akuntan akan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan, dan bukanya transaksi dari pemilik
perusahaan. Konsep entitas berlaku untuk firma, perusahaan perseorangan, korporasi (baik
berupa perseroan maupun nonperseroan), serta perusahaan kecil dan besar. Salah satu cara
untuk mendifinisikan suatu entitas akuntansi adalah dengan mendifinisikan unit ekonomi yang
bertanggung jawab untuk aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif dari unit tersebut.

2. Dalil Kelangsungan Usaha (Going Concern Postulate)


Dalil Kelangsungan Usaha (Going Concern Postulate) atau dalil kontinuitas menganggap
bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek,
komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Dalil ini mengasumsikan bahwa entitas
tersebut tidak diharapkan akan dilikuidasi dimasa depan atau bahwa entitas tersebut akan
berlanjut sampai periode yang tidak dapat ditentukan. Laporan keuangan menyediakan
suatu pandangan mengenai situasi keuangan dari perusahaan tersebut dan hanyalah
merupakan sebagian dari serangkaian laporan kontinu. Dalil kelangsungan usaha
membenarkan penilaian aktiva menggunakan basis nonlikuidasi dan menyediakan dasar
untuk akuntansi depresiasi.

3. Dalil Periode Akuntansi (Accounting Period Postulate)


Dalil Periode Akuntansi (Accounting Period Postulate) menganggap bahwa laporan
keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kekayaan perusahaan sebaiknya
diungkapkan secara periodik. Durasi dari suatu periode dapat bervariasi, tetapi
menghasilkan periode waktu normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan
menggunakan periode akuntansi yang sesuai dengan tahun kalender, beberapa perusahaan
menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis alami. Dengan mengharuskan entitas untuk
menyediakan laporan keuangan periodik jangka pendek, dalil periode akuntansi
memberlakukan adanya akrual dan deferal (tangguhan), yang penerapanya merupakan
perbedaan utama antara akuntansi akrual dengan akuntansi kas. Setiap periode penggunaan
akrual dan deferal diharuskan dalam penyusunan posisi keuangan perusahaan dalam hal
beban dibayar dimuka, pendapatan yang belum ditagih, upah yang masih harus dibayar, dan
beban depresiasi.

4. Dalil Unit Pengukuran (Unit Of Measure Postulate)


Dalil Unit Pengukuran (Unit Of Measure Postulate) suatu unit pertukaran dan pengukuran
adalah perlu untuk menghitung transaksi dari perusahaan secara seragam. Dalil Unit
Pengukuran (Unit of Measure Postulate) menganggap bahwa akuntansi adalah proses
pengukuran dan pengomunikasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan
uang.

2.3 Konsep Teoritis Akuntansi


a) Teori Kepemilikan (Proprietary Theory)
Menurut teori kepemilikan (Proprietary Theory), entitas adalah agen, perwakilan, atau
pengaturan dimana wirausahawan individual atau pemegang saham beroperasi. Tujuan utama
dari teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari kekayaan bersih (net worth) pemilik.
Teori kepemilikan memiliki paling tidak dua bentuk, yang berbeda dalam hal siapa yang
dimasukan dalam kelompok pemilik. Dalam bentuk pertama hanya pemegang saham biasa yang
menjadi bagian kelompok pemilik sementara pemegang saham preferen dikeluarkan. Dengan
demikian dividen saham preferen dikurangkan ketika menghitung laba.

b) Teori entitas
Teori Entitas (Entity Theory) memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas tersebut. Sederhananya unit bisnis dan
bukanya pemilik, yang menjadi pusat dari kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber
daya perusahaan dan bertanggung jawab baik atas klaim pemilik maupun klaim kreditor. Aktiva
adalah hak yang menjadi milik entitas tersebut, ekuitas mencerminkan sumber daya dari aktiva
dan terdiri atas kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor maupun pemegang saham
adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda dalam hal laba,
pengendalian resiko, dan likuidasi. Teori entitas paling sesuai bagi bentuk perusahaan dari usaha
bisnis yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dampak dari teori entitas dapat ditemukan
dalam beberapa teknik akuntansi dan terminologi yang digunakan dalam praktik.

c) Teori Dana
Dalam teori dana (fund theory) adasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas,
melaikan sekelompok iktiva dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang disebut dana,
yang mengatur penggunaan aktiva tersebut. Dengan demikian, teori dana memandang unit
bisnis sebagai unit yang terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban serta
pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya ini. Suatu dana (fund) dapat
didefinisikan sebagai entitas fiskal dan akuntansi yang independen dengan sekolompok akun
”yang berimbang” (self – balancing), yang mencatatka dan / atau sumber daya lain bersama-
sama dengan seluru kewajiban, cadangan dan ekuitas terkait, yang dipisahkan dengan tujuan
untuk melaksankan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai dengan regulasi,
restriksi atau pembatasan khusus.

2.4 Prinsip – Prinsip Akuntansi Pada prinsip akuntansi ini terdapat 10 prinsip, yaitu:

a) Prinsip Materialitas
Adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Menganggap bahwatransaksi dan
kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang memiliki dampakekonomi yang signifikan dapat
ditangani secara cepat, tanpa memdulikan apakahhal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau tidak. Secaraumum otoritas akuntansi telah meninggalkan
penerapan materialitas kepadapenilaian akuntan, dan pada saat yang sama menekankan
pentingnya hal tersebut.Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional. Kebanyakan
menekankan

b) Prinsip Konservatisme
Adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsiptersebut bertindak
sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevandan andal. Menganggap ketika
mimilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yangberlaku umum, suatu preferensi
ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampakpaling tidak menguntungkan terhadap
euitas pemegang saham. Prinsip inimengharuskan akuntan memiliki sikap pesimistis
secara umumketika memilihteknik akuntansi untuk pelaporan keuangan

c) Prinsip Pengungkapan Penuh


d) Pengungkapan penuh
mengharuskan laporan
keuangan dirancang dan
disusun
e) untuk menggambarkan
secara akurat kejadian-
kejadian ekonomi yang
f) telahmemegaruhi
perusahaan selama periode
berjalan dan supaya
mengandung
g) informasi yang
mencukupi
gunamembuatnya berguna
dan menyesatkan bagi
h) investor.
Pengungkapan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusununtuk
menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yangtelahmemegaruhi
perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandunginformasi yang
mencukupi gunamembuatnya berguna dan menyesatkan bagi investor.

d) Prinsip Mencocokkan

Matching artinya mempertemukan atau mencocokkan. Prinsip dasar akuntansi ini berkaitan
dengan prinsip kedua yakni mempertemukan pendapatan. Adapun beda pendapatan harus
dicocokan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat bertransaksi. Tujuannya, untuk agar kita
dapat mengetahui, apakah sebuah perusahaan yang dihitung laporan keuangannya, dalam
situasi untung atau rugi.

e) Prinsip Konsistensi

Prinsip ini mengutamakan konsistensi dalam metode dan standar yang digunakan dalam proses
akuntansi.Sebagai contoh, jika perusahaan menggunakan sistem accrual basis, maka sistem
laporan keuangannya tidak boleh diganti-ganti.

f) Prinsip Kesinambungan Usaha

Salah satu prinsip akuntansi yang harus dipegang yakni suatu entitas ekonomi tersebut harus
terus berjalan.Prinsip ini menganggap bahwa sebuah usaha ekonomi akan terus berjalan secara
berkesinambungan, kecuali ada peristiwa khusus yang bisa menghentikannya.

g) Prinsip Satuan Moneter

Sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku pada suatu negara, setiap transaksi yang akan
dicatat dalam akuntansi harus menggunakan satuan moneter. Maksud dari prinsip satuan
moneter adalah satuan uang atau mata uang yang digunakan dalam penghitungan laporan
keuangan.

h) Prinsip Periode Akuntansi

Jangka waktu pelaporan keuangan perusahaan harus dibatasi oleh periode tertentu. Pada prinsip
akuntansi ini, dibutuhkan laporan dengan jelas kurun waktunya. Satu periode pencatatan
laporan keuangan bisa terjadi dalam kurun waktu satu bulan, tiga bulan, 4 bulan, enam bulan,
atau satu tahun.
i) Prinsip Biaya Historis
Prinsip ini mengharuskan kita untuk melakukan pencatatan terhadap biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan suatu barang. Sehingga garis besarnya, akuntan harus menghitung seluruh
transaksi keuangan, baik itu nilai barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang diperlukan untuk
memperoleh barang tersebut, sampai siap untuk dipakai.

j) Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan adalah aliran harta yang masuk (aktiva) yang didapat dari penyerahan barang atau
jasa. Aliran yang terjadi akibat transaksi unit usaha tersebut, dihitung pada suatu periode
tertentu. Sehingga kesimpulan dari prinsip ini yaitu mengharuskan mencatat harta sebagai
pendapatan.
BAB 3
KESIMPULAN

Aturan akuntansi saat ini didasarkan pada teori akuntansi yang terdiri dari elemen hirarkis dan fungsi
sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Dapat dilihat bahwa pembentukan struktur teoretis
merupakan proses deduktif dan interaktif, yang terdiri dari pembentukan tujuan, proposisi, konsep,
prinsip, dan teknik akuntansi yang berkelanjutan. Pemahaman tentang unsur-unsur dan hubungan teori
akuntansi memastikan pemahaman tentang alasan di balik praktik aktual dan masa depan. Penyajian
laporan keuangan akuntansi hanya merupakan cerminan dari penerapan struktur teori akuntansi.
Perbaikan isi dan format pelaporan keuangan tentunya berkaitan dengan perbaikan struktur teori
akuntansi. Di bagian atas agenda badan akuntansi harus pengembangan unsur-unsur teori akuntansi
yaitu, tujuan akuntansi, proposisi lingkungan, konsep teoritis, dan prinsip akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai