Disusun Oleh:
Raden Rizky Adi Prasetya (10090120008)
Fajri Khudaeni Ramadhan (10090120038)
Renaldhy Addarda Rediana (10090120039)
b) Teori entitas
Teori Entitas (Entity Theory) memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas tersebut. Sederhananya unit bisnis dan
bukanya pemilik, yang menjadi pusat dari kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber
daya perusahaan dan bertanggung jawab baik atas klaim pemilik maupun klaim kreditor. Aktiva
adalah hak yang menjadi milik entitas tersebut, ekuitas mencerminkan sumber daya dari aktiva
dan terdiri atas kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor maupun pemegang saham
adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda dalam hal laba,
pengendalian resiko, dan likuidasi. Teori entitas paling sesuai bagi bentuk perusahaan dari usaha
bisnis yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dampak dari teori entitas dapat ditemukan
dalam beberapa teknik akuntansi dan terminologi yang digunakan dalam praktik.
c) Teori Dana
Dalam teori dana (fund theory) adasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas,
melaikan sekelompok iktiva dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang disebut dana,
yang mengatur penggunaan aktiva tersebut. Dengan demikian, teori dana memandang unit
bisnis sebagai unit yang terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban serta
pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya ini. Suatu dana (fund) dapat
didefinisikan sebagai entitas fiskal dan akuntansi yang independen dengan sekolompok akun
”yang berimbang” (self – balancing), yang mencatatka dan / atau sumber daya lain bersama-
sama dengan seluru kewajiban, cadangan dan ekuitas terkait, yang dipisahkan dengan tujuan
untuk melaksankan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai dengan regulasi,
restriksi atau pembatasan khusus.
2.4 Prinsip – Prinsip Akuntansi Pada prinsip akuntansi ini terdapat 10 prinsip, yaitu:
a) Prinsip Materialitas
Adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Menganggap bahwatransaksi dan
kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang memiliki dampakekonomi yang signifikan dapat
ditangani secara cepat, tanpa memdulikan apakahhal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau tidak. Secaraumum otoritas akuntansi telah meninggalkan
penerapan materialitas kepadapenilaian akuntan, dan pada saat yang sama menekankan
pentingnya hal tersebut.Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional. Kebanyakan
menekankan
b) Prinsip Konservatisme
Adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsiptersebut bertindak
sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevandan andal. Menganggap ketika
mimilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yangberlaku umum, suatu preferensi
ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampakpaling tidak menguntungkan terhadap
euitas pemegang saham. Prinsip inimengharuskan akuntan memiliki sikap pesimistis
secara umumketika memilihteknik akuntansi untuk pelaporan keuangan
d) Prinsip Mencocokkan
Matching artinya mempertemukan atau mencocokkan. Prinsip dasar akuntansi ini berkaitan
dengan prinsip kedua yakni mempertemukan pendapatan. Adapun beda pendapatan harus
dicocokan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat bertransaksi. Tujuannya, untuk agar kita
dapat mengetahui, apakah sebuah perusahaan yang dihitung laporan keuangannya, dalam
situasi untung atau rugi.
e) Prinsip Konsistensi
Prinsip ini mengutamakan konsistensi dalam metode dan standar yang digunakan dalam proses
akuntansi.Sebagai contoh, jika perusahaan menggunakan sistem accrual basis, maka sistem
laporan keuangannya tidak boleh diganti-ganti.
Salah satu prinsip akuntansi yang harus dipegang yakni suatu entitas ekonomi tersebut harus
terus berjalan.Prinsip ini menganggap bahwa sebuah usaha ekonomi akan terus berjalan secara
berkesinambungan, kecuali ada peristiwa khusus yang bisa menghentikannya.
Sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku pada suatu negara, setiap transaksi yang akan
dicatat dalam akuntansi harus menggunakan satuan moneter. Maksud dari prinsip satuan
moneter adalah satuan uang atau mata uang yang digunakan dalam penghitungan laporan
keuangan.
Jangka waktu pelaporan keuangan perusahaan harus dibatasi oleh periode tertentu. Pada prinsip
akuntansi ini, dibutuhkan laporan dengan jelas kurun waktunya. Satu periode pencatatan
laporan keuangan bisa terjadi dalam kurun waktu satu bulan, tiga bulan, 4 bulan, enam bulan,
atau satu tahun.
i) Prinsip Biaya Historis
Prinsip ini mengharuskan kita untuk melakukan pencatatan terhadap biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan suatu barang. Sehingga garis besarnya, akuntan harus menghitung seluruh
transaksi keuangan, baik itu nilai barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang diperlukan untuk
memperoleh barang tersebut, sampai siap untuk dipakai.
Pendapatan adalah aliran harta yang masuk (aktiva) yang didapat dari penyerahan barang atau
jasa. Aliran yang terjadi akibat transaksi unit usaha tersebut, dihitung pada suatu periode
tertentu. Sehingga kesimpulan dari prinsip ini yaitu mengharuskan mencatat harta sebagai
pendapatan.
BAB 3
KESIMPULAN
Aturan akuntansi saat ini didasarkan pada teori akuntansi yang terdiri dari elemen hirarkis dan fungsi
sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Dapat dilihat bahwa pembentukan struktur teoretis
merupakan proses deduktif dan interaktif, yang terdiri dari pembentukan tujuan, proposisi, konsep,
prinsip, dan teknik akuntansi yang berkelanjutan. Pemahaman tentang unsur-unsur dan hubungan teori
akuntansi memastikan pemahaman tentang alasan di balik praktik aktual dan masa depan. Penyajian
laporan keuangan akuntansi hanya merupakan cerminan dari penerapan struktur teori akuntansi.
Perbaikan isi dan format pelaporan keuangan tentunya berkaitan dengan perbaikan struktur teori
akuntansi. Di bagian atas agenda badan akuntansi harus pengembangan unsur-unsur teori akuntansi
yaitu, tujuan akuntansi, proposisi lingkungan, konsep teoritis, dan prinsip akuntansi.