Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI

KONSEP DASAR AKUNTANSI KEUANGAN

Kelas B1 Teori Akuntansi (EKA 441)

Disusun Oleh:

Vanessa Irene Wisesa (2107531078)

Dosen Pengampu:

Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

PRORGAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Akuntansi


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan konsep dasar akuntansi ke dalam
Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK). Dalam rumusan tersebut
menyatakan asumsi dasar akuntansi berdasarkan atas akrual dan kelangsungan usaha
(going concern). Sedangkan menurut Paton dan Littleton berdasarkan yang dikutip oleh
Suwardjono (2005) dalam bukunya, dijelaskan bahwa konsep dasar akuntansi terdiri dari
konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kelangsungan usaha (going concern),
penghargaan sepakatan, upaya dan hasil (effort and accomplishment), harga melekat (cost
attach), bukti terverifikasi dan asumsi. Kutipan lain dari Anthony, Hawkins dan Merchant
menjelaskan bahwa konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin yaitu konsep
pengukuran unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep cost, aspek
ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandiangan, konsistensi dan
materialitas.
Konsep dasar akuntansi merupakan serangkaian aturan dasar atau juga landasna,
asumsi dan kondisi yang berlalu secara umum pada penyususnan laporan keuangan dan
wajib diterapkan dalam bisnis ataupun perusahaan. Konsep dasar akuntansi juga
merupakan rumusan konsep yang berlaku secara umum agar dapat memperoleh kesatuan
analisis, pandangan dan pendapat baik oleh penyaji informasi keuangan maupun pihak-
pihak yang memerlukannya. Bagi perusahaan, pemahaman tentang konsep ini sangat
penting supaya perusahaan terhindar dari adanya kesalahan dalam pencatatan akuntansi.
Umumnya, konsep dasar akuntansi menjadi acuan dalam menyusun standard akuntansi
yang ditunjukan bagi praktik akuntansi.
Beberapa tujuan diterapkannya konsep dasar akuntansi dan penerapannya dalam
laporan keuangan, yaitu:
1. Mempertahankan konsistensi dan kesamaan pada saat menyusun laporan keuangan.
2. Sebagai indikator penting dalam mempersiapkan data-data transaks dan menyimpan
informasi penting terkait transaksi keuangan pada bisnis.
3. Menjadi acuan untuk aturan atau asumsi umum yang harus diaplikasikan oleh entitas
bisnis yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang komprehensif
dan dapat dibandingkan dengan lainnya.
4. Pemahaman yang baik terhadap konsep dasar akuntansi membantu perusahaan agar
terhindar dari kesalahan pembuatan catatan keuangan yang dapat menyebabkan
banyak kerugian yang berujung kebangkrutan.

Ada 8 konsep dasar akuntansi yang perlu dipahami, diantara lain:

1. Konsep Dasar Akrual (Acrual Basic)


Pada konsep ini, peristiwa usaha diamati secara langsung dan dikaitkan dengan
waktu terjadinya peristiwa. Jika peristiwa tersebut sudah terjadi, pengaruhnya harus
sudah diakui tanpa melihat pembayarannya sudah dilakukan atau belum.
2. Dasar Kas (Cash Basic)
Peristiwa ekonomi atau transaksi diakui pada saat terjadinya pembayaran atau
penerimaan kas dan dicatat dalam buku akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan saat waktu/periode transaksi kas berlangsung.
3. Konsep Kesatuan Usaha
Informasi keuangan perusahaan yang hanya menginformasikan masalah keuangan
perusahaan tersebut sesuati dengan standard akuntansi yang berlaku. Keuangan
perusahaan terpisah dari pemilik, keuangan karyawan, dan dari keuangan para
direksi perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dianggap sebagai badan atau
organisasi yang berdiri sendiri.
4. Kesinambungn (Going Concern)
Perusahaan melakukan kegiatannya berjalan secara terus menerus sepanjang masa.
Dalam proses usaha tersebut, perusahaan senantiasa membuat laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan perusahaan disusun secara periodi sesuai konsep
dasar akuntanis dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi kemajuan atau
kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari tiap periode,
dapat memperoleh suatu data akurat tentang naik turunnya pendapatan dan beban.
Dari perbandingan tersebut dapat juga membuat strategi dan kebijaksanaan untuk
pengembangan perusahaan.
5. Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)
Dalam penetapan beban dan pendapatan perusahaan hanya diakui dalam periode
yang berlangsung sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah
direalisasikan. Perhitungan laba rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dalam jangka waktu yang tertentu atau periode tertentu.
6. Harga Perolehan (Cost)
Transaksi usaha yang terjadi dalam pembelian yang dilakukan perusahaan dicatat
sebesar harga perolehan barang tersebut. Contohnya, Mesin dibeli sehargar
Rp10.000.000. Mesin tersebut dipasang di pabrik, ternyata ada beban pemasangan
yang dikeluarkan sebesar Rp1.200.000. Maka, harga perolehan menjadi
Rp11.200.000 (10.000.000 + 1.200.000). Nilai tersebut yang dicatat dalam akuntansi.
Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh sebuah
barang atau jasa dalam pertukaran.
7. Konsep Dasar Periode Akuntansi
Informasi keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala. Pelaporan informasi
keuangan secara berkala ini disebut periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk
menentukan strategi dan kebijakan perusahaan terhadap masa yang akan datang
sesuai dengan konsep dasar akuntansi.
8. Pengukuran Nilai Uang
Transaksi-transaksi usaha harus dapat diukur dengan satuan uang tertentu. Demikian
juga dengan harta, utang dan modal yang terdapat dalam perusahaan. Jadi, adanya
pengukuran dengan nilai uang ini, maka seluruh kekayaan perusahaan dapat dihitung
nilainya.

B. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


Kerangka konseptual pelaporan keuangan merupakan pengaturan yang merumuskan
konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna
eksternal. Kerangka konseptual berbeda dengan PSAK sehingga tidak mendefiniskan
sebagai standard untuk pengukuran atau isu pengungkapan tertentu. Kerangka konseptual
tidak menggungguli PSAK tertentu. Jika terdapat adanya perbedaan antara PSAK dan
KKPK, maka persyaratan yang ada dalam PSAK mengungguli persyaratan yang ada
dalam Kerangka Konseptual.
1) Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep
yang melandasi akuntansi yang bida menurunakn standar-standar yang konsisten
dalam menggambarkan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan
pelaporannya. Menurut Yadiati (2007) kerangka konseptual ini disusun dengan
tujuan, yaitu : 1. Sebagai kerangka kerja yang dijadikan dasar untuk pembentukan
standard dan aturan akuntansi yang koheren, 2. Sebagai referensi dasar teori akuntansi
untuk menyelesaikan masalah-masalah praktik pelaporan keuangan yang muncul.
Saat akuntan harus berhaapan dengan masalah baru yang belum ada standard
akuntansinya, maka kerangka kerja konseptual diharapkan dapat memberian sebuah
acuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah akuntansi yang terkini.
Jadi, kerangak konseptual tidak hanya membantu profesi akuntansi dalam memahami
praktik-praktik akuntansi di masa yang akan datang. Kerangka kerja konseptua
memberikan dasar yang konsisten dan memadai bagi para penyusun standar
akuntansi, penyusun laporan keuangan, pengguna laporan keuangan, dan pihak-pihak
lainnya yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual
memang tidak akan dapat memecahkan seluruh problem akuntansi, tetapi juga
digunakan secara konsisten, maka kerangak kerja ini seharusnya dapat membantu
memperbaiki pelaporan keuangan. Terdapat 3 level dalam kerangka konseptual, yaitu:
a) First Level –Tujuan (Objectives)
First level ini sebagai landasang atau tujuan dasar dari pelaporan keuangan.
Terdapat aspek lain yaitu karakteristik kualitatif, elemen laporan keuangan,
pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Aspek tersebut membantuk
memastikan pelaporan keuangan mencapai tujuannya. Tujuan pelaporan ekuangan
adalah untuk menyediakn informasi keuangan tentang entitas pelapor yang
berguna bagi investor ekuitas saat ini dan calon investor ekuitas, pemberi
pinjaman dan kreditru lainnya dalan pembuat keputusan tentang penyediaan
sumber daya kepada entitas.Keputusan tersebut melibatkan pembelian, penjualan
atau memegang instrument ekuitas dan utang dan memberikan atau
menyelesaikan pinjaman dan bentuk kredit lainnya Informasi yang berguna untuk
keputusan bagi penyedia modal juga dapat membantu pengguna pelaporan
keuangan lain yang bukan penyedia modal.
b) Second Level – (Fundamental Concepts)
Pada level ini adanya karakteristik kualitatif dan elemen yang membuat informasi
akuntansi berguan dan unsur-unsur laporan keuangan. Karakteristik kualitatif
merupakan karakteristik yang mendasar atau meningkatkan, tergantung pada
bagaimana mereka mempengaruhi kegunaan keputusan dari informasi. Adapun
setiap karakteristik kualitatif berkontribusi pada kegunaan keputusan dari
informasi pelaporan keuangan yang meliputi Relevance, Reliability,
Comparability, Consistency. Namun, menyediakan informasi keuangan yang
berguna dibatasi oleh adanya kendala yang meluas pada pelaporan keuangan,
sehingga biaya tidak boleh melebihi manfaat dari praktik pelaporan. Sedangkan
elemen-elemen tersebut meliputi:
 Aset, Kewajiban dan Ekuitas
 Investasi oleh pemilik
 Distribusi ke pemili
 Pendapatan komprehensif
 Pendapatan dan beban
 Keuntungan dan Kerugian
c) Third Level – (Recognitions, Measurement, and Disclosure Concepts)
Level ini terdiri dari asumsi, prinsip dan batasan yang menjadi konsep
implementasi tujuan dasar pada first level. Hal tersebut menjelaskan bagiamana
perusahaan harus mengenali, mengukur dan melaporkan elemen dan peristiwa
keuangan. Juga dapat mengindentifikasi konsep sebagai asumsi dasar, prinsip dan
kendala biaya. Konsep-konsep ini menjadi pedoman dalam menanggapi isu-isu
pelaporan keuangan yang kontroversial.
2) Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah utnuk memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan
kreit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah beragam,
begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan
kemampuan mereka untuk memproses informasi. Pengguna informasi akuntansi harus
apat memperoleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional
perusahaan lewat pelaporan keuangan. Investor memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan yang disusun investee terutama dalam pembagian dividen,
sednagkan kreditor berkepentingang dalam hal pengembalian jumlah pokok pinjaman
berikut bunganya. Investor dan kreditor terutama sangat tertarik dengan arus kas
investee/debitur di masa mendatang.
Pelaporan keuangan juga seharusnya dapat memberikan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditor serta pihak-
pihak liannya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan
likuiitas serta solvabilitas. Infomrasi tersebut membantu pengguna menentukan
kondisi keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba perusahaan, yang diukur
dengan accrual accounting, umumnya memberikan dasar yang lebih baik dalam
memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang daripada informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Jadi, di dalam kerangka kerja konseptual
disebutkan bahwa kinerja perusahaan yang diberikan oleh ukuran laba dan komponen-
komponennya.
Dalam kerangka kerja konseptual disebukan bahwa proses pelaporan keuangan
meliputi:
- Identifikasi dan analisis perisitiwa dan transaksi perusahaan
- Pemilihan kebijakan akuntansi
- Aplikasi kebijakan akuntansi
- Melibatkan estimasi dan pertimbanagn akuntan secara professional.
- Pengungkapan tentang transaksi, peristiwa, kebijakan, estimasi, dan judgments.

Kerangka Konseptual akan terus direvisi berdasarkan pengalaman DSAK, IAI dalam
penggunaan kerangka konseptual tersebut. Revisi Kerangka Konseptual tidak akan
secara otomatis mengarah pada perubahan atas Standar. Setiap keputusan untuk
mengubah standard akan mengharuskan DSAK IAI untuk melalui due process dengan
menambahkan proyek ke dalam agendanya dan mengembangkan amandemen
terhadap standard tersebut. Kerangka konseptual menyediakn landasan bagi standard
yang:

- Berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan komparabilitas


internasional dan kualitas informasi keuangan , yang memungkinkan investor dan
pelaku pasar lainnya untuk membuat keputusan ekonomik berdasarkan informasi.
- Memperkuat akuntanbilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi antara
penyedia modal dan orang-orang yang telah mempercayakan uangnya ke pihak
tersebut. Standar yang berdasarkan kerangka konseptual memberikan inforasi
yang diperlukan dalam meminta pertanggungjawaban manajemen. Sebagai
sumber informasi yang dapat diperbandingkan secara global, standard tersebut
juga sangat penting bagi para regulator di seluruh dunia.
- Berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga meningkatkan
alokasi modal. Dalam bisnis, menggunakan bahasa akuntansi tunggal yang
terpercaya berasal dari Standar berdasarkan kerangka konseptual menurunkan
biaya modal dan mengurangi biaya pelaporan internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:


BPFE (SWD).

Ikatan Akuntan Indonesia (2022). Standar Akuntansi Keuangan. Diakses pada tanggal 15
September 2023 melalui
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/tentang-5-kerangka-dasar-sak-
umum#:~:text=Kerangka%20Konseptual%20Pelaporan%20Keuangan%20

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Draf Eksposur (DE)
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK). Jakarta.

Samanta, A. Utari, Ni Nengah Nari. (2022). Konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Makalah.
Diakses tanggal 15 September 2023 melalui
https://www.scribd.com/document/592261935/RMK-KELOMPOK-1-KONSEP-
DASAR-AKUNTANSI-KEUANGAN#

Anda mungkin juga menyukai