2. Materi pembelajaran
a. Konsep Dasar Akuntansi
Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam
menyusun standart akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis
postulat akuntansi inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam
penyajian maupun pelaporan keuangan entitas.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAl) dalam
Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22
dan 23 menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan akrual dan
kelangsungan usaha (Going Concern). Menurut International Financial
Reporting Standards (IFRS) asumsi dasar akuntansi adalah hanya
kelangsungan usaha. Menurut FASB terdapat empat asumsi dasar yang
mendasari struktur akuntansi yaitu :
1. Entitas Ekonomi (Ekonomic Entity)
Asumsi ini mengandung arti bahwa perusahaan dipandang sebagai
sebuah unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya dan dari
kesatuan usaha lainnya dimana akuntansi itu berada. Artinya akuntansi
hanya akan melaporkan data dan informasi yang berasal dari aktifitas
ekonomi yang dialami perusahaan. Sehingga jelas terpisah antara
aktivitas perusahaan dengan aktivitas pemilik, perusahaan lain, antar
departemen, antar devisi secara keseluruhan sebagai satu kesatuan
entitas tersendiri.
2. Keberlangsungan Usaha (Going Concern)
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki umur
panjang atau tidak akan dilikuidasi dimasa yang akan datang untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Asumsi ini tidak berlaku pada usaha yang
didirikan dengan batasan umur tertentu. Asumsi ini akan berpengaruh
terhadap prinsip penilaian atas akun-akun pada laporan keuangan.
3. Unit Moneter (unit of measuare/monetary unit)
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap transaksi yang terjadi akan
dicatat dengan menggunakan satuan uang (unit moneter) meskipun dapat
dicatat dengan satuan ukuran lainnya. Penggunaan asumsi ini
memungkinkan semua akun pada laporan keuangan dicatat dalam satu
ukuran satuan yang sama. Satuan uang yang digunakan untuk
pencatatan dan pelaporan akuntansi tergantung pada mata uang dimana
perusahaan itu berada.
4. Periode Akuntansi (Accounting Periode)
Asumsi ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun dan
disajikan secara periodik. Asumsi ini diterapkan karena perusahaan
dianggap akan beroperasi secara terus menerus dalam jangka waktu
yang tidak terbatas.
b. Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) di Indonesia adalah suatu
istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang
diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum diwilayah
tertentu pada saat tertentu. Prinsip Akuntansi adalah peraturan umum, yang
dijabarkan dari tujuan laporan keuangan atau konsep teoritis akuntansi yang
menjadi dasar dalam pengembangan tehnik akuntansi. Prinsip akuntansi
terdiri dari ;
1. Prinsip Biaya (The Cost Principle)
Prinsip ini mengharuskan setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga
pertukarannya pada saat diperoleh. Prinsip ini mengharuskan kita untuk
melakukan pencatatan terhadap biaya yang dikeluarkan baik untuk
memperoleh barang maupun jasa.