Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI, METODE AKUNTANSI, DAN TEKNIK

AKUNTANSI

Disusun Oleh Kelompok 14/Kelas A:


1. Ayub Binsar Tamado (20013010283)
2. Raihan Danurwenda (20013010288)
3. Muhammad Choirul Iqbal (20013010291)
4. Gloria Angelina Theresia (20013010292)
5. Vallery Seannanda A. (20013010293)
6. Aurelio Dicky Suwanto (20013010295)
7. Albert Jeremia B.G. Sinurat (2399100257)

TEORI AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2023
A. STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
a. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut SAK yang dikeluarkan oleh IAI, tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan. Tujuan dari laporan keuangan sendiri menurut IAI adalah
sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh
dari kejadian masa lalu.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
terhadap manajemen.
b. Asumsi Akuntansi
Asumsi akuntansi merupakan aturan yang disepakati dalam akuntansi dan
dianggap benar. Kebenaran ini berasal dari pengalaman para akuntan dalam
jangka waktu yang lama. Asumsi dasar ini bukan hanya digunakan oleh para
akuntan sebagai panduan dalam menyusun laporan keuangan saja, namun juga
digunakan oleh badan penyusun standar akuntansi dalam membuat standar
akuntansi baru. Asumsi dasar akuntansi secara umum dibagi menjadi 4 (empat),
yaitu:
1. Asumsi Entitas Akuntansi
Asumsi entitas akuntansi (accounting entity assumption) menetapkan
batasan-batasan atas pelaporan perusahaan. Artinya baik aset, kewajiban,
ekuitas, maupun pendapatan dan beban-beban dari suatu entitas,
dilaporkan secara terpisah dari pemilik atau pemegang sahamnya. Entitas
akuntansi biasanya merupakan suatu bisnis atau entitas ekonomi, seperti
perusahaan, baik berbentuk perseroan terbatas (PT), kemitraan,
perusahaan perseorangan, maupun organisasi pemerintah dan nirlaba.
2. Asumsi Unit Moneter
Dalam menyajikan laporan keuangannya, suatu perusahaan hanya boleh
menyertakan transaksi yang dapat diukur. Artinya, hanya transaksi yang
dapat dihitung dalam angka yang dapat dimasukkan ke dalam laporan
keuangan. Unit pengukurannya sendiri menggunakan satuan mata uang,
sehingga bila laporan keuangan disusun oleh perusahaan yang beroperasi
di Indonesia, maka satuan yang digunakan adalah rupiah.
3. Asumsi Kelangsungan Usaha
Asumsi kelangsungan usaha ini mengasumsikan bahwa perusahaan akan
beroperasi selamanya atau dalam jangka waktu yang tak terbatas. Dalam
kaitannya dengan laporan akuntansi, asumsi ini memiliki dampak penting
dalam hal pengukuran aset dan juga estimasi yang digunakan oleh
perusahaan.
4. Asumsi Periode Waktu
Suatu perusahaan atau bisnis dapat diasumsikan akan beroperasi
selamanya, namun pihak-pihak yang berkepentingan membutuhkan
informasi berkala mengenai kondisi keuangan perusahaan. Atas hal
tersebut, periode waktu pelaporan ditetapkan untuk memberikan informasi
keuangan pada pihak-pihak yang berkepentingan. Periode waktu
pelaporan umumnya berupa laporan keuangan triwulanan atau tahunan.

c. Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi merupakan suatu metode, prosedur, dan tata cara untuk
melakukan pencatatan transaksi keuangan. Prinsip akuntansi dibuat untuk
menyelaraskan antara pengguna akuntansi satu dengan yang lainnya sehingga
informasi yang dihasilkan dapat diperbandingkan dan memenuhi kebutuha dari
pengguna informasi tersebut.
Prinsip akuntansi di Indonesia diatur oleh IkatanAkuntan Indonesia (IAI), prinsip
akuntansi yang dipakai sebagai berikut:
1. Prinsip Entitas Ekonomi
Prinisp ini memiliki arti setiap individu dan atau organisasi yang berbadan
hukum. Dalam hal ini entitas dibagi menjadi tiga macam, yaitu
berdasarkan konsep ekonomi, berdasarkan konsep akuntansi dan
berdasarkan konsep fiskal.
2. Prinsip Periode Akuntansi
Prinsip ini memiliki arti kalau penilaian dan pelaporan keuangan entitas
suatu usaha dibatasi oleh periode waktu tertentu guna menghasilkan data
keuangan yang terukur dalam kurun waktu tertentu.
3. Prinsip Biaya Historis
Prinsip ini berarti bahwa penilaian atau pencatatan keuangan harus
didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang
atau jasa tersebut.
4. Prinsip Satuan Moneter
Prinsip ini berarti laporan keuangan hanya memiliki satu satuan nilai
moneter dan transaksi harus dinyatakan dalam satuan tersebut.
5. Prinsip Kesinambungan Usaha
Prinsip ini menganggap bahwa suatu usaha akan terus beroperasi secara
berkesinambungan.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip akuntansi yang dapat memberikan laporan data keuangan secara
lengkap dan informatif
7. Prinsip Pengakuan Pendapat
Pada prinsip ini suatu pendapatan akan diakui ketika terjadi transaksi
keuangan dan terdapat kepastian nominal dan transaksi tersebut.
8. Prinsip Mempertemukan
Prinsip ini memiliki arti bahwa membandingkan biaya yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan dengan pendapatan yang diterima oleh
perusahaan.
9. Prinsip Konsisten
Prinsip ini berarti bahwa dalam membuat laporan keuangan harus
konsistem dan tidak merubah-rubah metode, prosedur, dan kebijakan
yang digunakan
10. Prinsip Materialitas
Pada prinsip ini akuntansi mengakui adanya pengukuran dan pencatatan
data akuntansi secara material dan bernilai.

B. METODE DAN TEKNIK AKUNTANSI


a. Metode Akuntansi
Metode akuntansi mengacu pada aturan yang berbeda yang diikuti oleh
perusahaan yang berbeda untuk tujuan pencatatan dan pelaporan pendapatan dan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode akuntansi, di mana dua
metode utama termasuk metode akuntansi berbasis kas dan metode akuntansi
akrual.
Dengan kata sederhana, ini mengacu pada seperangkat aturan yang
menentukan kapan pendapatan dan beban perusahaan diakui dalam
pembukuannya. Metode yang berbeda mengarah pada representasi yang beragam
dari keuangan perusahaan, metode mana yang harus dipilih adalah keputusan
penting.
1. Metode Akuntansi Berbasis Kas
Akuntansi kas merupakan salah satu dasar akuntansi yang dapat
digunakan pelaku usaha untuk mencatat transaksi keuangannya. Dasar
akuntansi adalah waktu dokumentasi yang dipilih bisnis untuk mencatat
pendapatan dan pengeluaran mereka.
Di bawah akuntansi kas, pendapatan dan beban diakui hanya ketika
pertukaran uang tunai. Jadi, pendapatan diakui saat pelanggan
mengirimkan pembayaran, dan pengeluaran dicatat hanya setelah bisnis
membayar tagihan. Metode ini paling sering diterapkan oleh usaha kecil
dengan transaksi yang sangat sedikit dan tidak ada persediaan.

2. Metode Akuntansi Berbasis Akrual


Akuntansi akrual adalah metode akuntansi yang digunakan di bawah
metodologi pembukuan entri ganda, yang mencatat pendapatan dan
pengeluaran saat terjadi, bukan saat pertukaran uang terjadi. Metode ini
mengikuti prinsip pencocokan, yang mengatakan bahwa pendapatan dan
beban harus diakui dalam periode akuntansi yang sama.
Jadi, misalnya, jika sebuah bisnis menyediakan barang atau jasa
secara kredit, transaksi tersebut akan diakui ke dalam laporan akuntansi
pada saat penjualan, bukan saat uang tunai diterima dari klien di masa
depan. Akuntansi akrual dianggap sebagai praktik akuntansi standar untuk
sebagian besar bisnis, besar atau kecil, di seluruh industri dan dunia.
Bahkan, perusahaan publik secara hukum diwajibkan untuk menggunakan
akuntansi akrual sebagai dasar akuntansi mereka. Sedangkan usaha kecil
memiliki kebebasan memilih antara akuntansi akrual dan kas.
b. Teknik Akuntansi
Akuntansi keuangan terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan
keuangan eksternal. Tujuan penyajian laporan keuangan adalah memberikan
informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan, dan evaluasi kinerja manajerial dan
organisasional (IFAC, 2000; GASB, 1999). Beberapa teknik akuntansi keuangan
yang dapat diadopsi oleh sektor publik adalah akuntansi anggaran, akuntansi
komitmen, akuntansi dana, akuntansi kas, dan akuntansi akrual. Pada dasarnya
kelima teknik tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan
salah satu teknik akuntansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik yang lain.
Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang
berbeda-beda, maupun menggunakan kelima teknik tersebut secara bersama-sama
(Jones and Pendlebury, 2000).
Isu yang muncul dan menjadi perdebatan dalam reformasi akuntansi
sektor publik di Indonesia adalah perubahan single entry menjadi double entry
bookkeeping dan perubahan teknik atau sistem akuntansi berbasis kas menjadi
berbasis akrual. Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan
dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin
tingginya tuntutan perwujudan good public governance, perubahan tersebut
dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan karena pengaplikasian
double entry dapat menghasilkan laporan keuangan yang auditable. Cash basis
mempunyai kelebihan antara lain mencerminkan informasi yang riil dan obyektif.
Sedangkan kelemahannya antara lain kurang mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya. Teknik akuntansi berbasis akrual dinilai dapat menghasilkan
laporan keuangan yang lebih komprehensif dan relevan untuk pengambilan
keputusan.

Anda mungkin juga menyukai