Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan ke:

01 Fakultas
BISNIS
Akuntansi Keuangan
Internasional
Rini Novianti

Program Studi
Pembuka
Akuntansi
Daftar Pustaka

Akhir Presentasi
Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik


tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.

Kebijakan akuntansi dalam hal :


1, Pengakuan pendapatan
2, Pengakuan beban
3, Penyusutan
4, Persediaan
Tujuan Kebijakan
Akuntansi

Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan


informasi:
1. relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan
keputusan; dan
2. dapat diandalkan, dengan pengertian: mencerminkan kejujuran penyajian hasil
dan posisi keuangan organisasi; menggambarkan substansi ekonomi dari suatu
kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; netral yaitu
bebas dari berpihakan; mencerminkan kehati-hatian; dan mencakup semua hal
yang material.
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
1.dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
2.menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih relevan tentang dampak
transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.

Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan


keuangan adalah material jika, baik secara sendiri atau bersama, dapat mempengaruhi
keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan
sifat dari kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memperhatkan keadaan terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan, atau gabungan
dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi:
1.entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari
penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam
ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada; dan
2.jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal
suatu PSAK yang tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan
tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka
entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
STANDAR AKUNTANSI

Dalam proses akuntansi, seorang akuntan harus menjalankannya


sesuai standar yang berlaku. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
adalah metode dan format baku dalam penyajian informasi 
laporan keuangan suatu kegiatan bisnis.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam
prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman
dalam penyajian laporan keuangan.
SAK juga berfungsi untuk mempermudah auditor serta 
mempermudah pembaca laporan keuangan untuk memahami
dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda
beda.
4 Pilar dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) Di Indonesia
PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau International Financial Report Standard (PSAK) adalah nama lain sari
SAK yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sejak tahun 2012 lalu sampai dengan tahun 2021.
Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau
masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun
perusahaan dana pensiun).
PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan
keuangan.
Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of
Accountants) yang menjadikan IFRS sebagai standar mereka.
Selama tahun 2020, DSAK IAI telah mengesahkan 1 (satu) PSAK, 1 (satu) ISAK, 6 (enam) judul Amendemen atas PSAK, 1
(satu) Penyesuaian Tahunan 2020, dan 2 (dua) standar lain yang statusnya masih berupa Draf Eksposur (yaitu, Draf
Eksposur SAK Entitas Privat dan Draf Eksposur Amendemen PSAK 16: Aset Tetap tentang Hasil Sebelum Penggunaan
yang Diintensikan).
SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan
untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik)
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP) digunakan untuk entitas yang
akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal.
ETAP merupakan hasil penyederhanaan IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba rugi komprehensif, penilaian
untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga
perolehan.
Tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
Jika hal ini diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil dan menengah dapat membuat laporan keuangan tanpa harus
dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap laporannya tersebut.
PSAK-Syariah (Pernyataan Standar
Akuntasi Syariah)
PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan syariah seperti bank
syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya.
Pengembangan standar ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan
keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna.
SAP (Standar Akuntasi Pemerintah) Seperti
Apa Yang Berlaku Di Indonesia
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah yang diterapkan untuk entitas
pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD).
SAP dibuat untuk menjamin transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi
terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.
Standar akuntansi yang cocok untuk akuntansi desa yaitu Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
METODE AKUNTANSI
Indonesia - Dalam ilmu akuntansi, terdapat dua jenis metode pencatatan akuntansi yang digunakan, yaitu metode
pencatatan berbasis kas (cash basis) dan metode pencatatan berbasis akrual (accrual basis).
Tiap metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri dalam penggunaannya. Pengusaha dapat memilih
metode mana yang ingin mereka gunakan tergantung pada kebutuhan bisnis mereka sendiri.
A. Berbasis Kas (Cash Basis)
Konsep pencatatan akuntansi yang menggunakan basis kas dimana pengakuan pendapatan atau pengeluaran ketika terjadi
transaksi dimana uang diterima atau dikeluarkan.  Sebagai contoh, Pak Budi menagih klien sebesar 20 ribu rupiah pada
tanggal 20 Mei, namun baru menerima pembayarannya pada tanggal 5 Juni, maka Pak Budi akan melakukan pencatatan
pendapatan pada bulan Juni ketika uang diterima dan sudah di tangannya. Dengan cara yang sederhana dan tidak sulit
untuk diterapkan, metode basis kas ini banyak digunakan oleh para pemilik usaha kecil menengah.
Konsep pencatatan pada basis kas:
1.Pengakuan pendapatan
Pengakuan pendapatan dengan kas basis dilakukan saat organisasi menerima uang tunai. Dalam konsep cash basis ini, hak
penagihan utang tidak terlalu diperhatikan. Oleh karena itu, tidak ada estimasi piutang tak tertagih dan terdaoat metode
penghapusan piutang.
2.Pengakuan biaya
Pengakuan biaya dilakukan saat melakukan pembayaran secara tunai langsung, sehingga pada saat sudah melakukan
pembayaran maka biaya diakui di saat itu juga.
Berbasis Akrual (Accrual Basis)
Metode pencatatan berbasis akrual adalah teknik pencatatan akuntaasi dimana ketika terjadi pengakuan pendapatan atau
pengeluaran di masa depan maka akan dilakukan pencatatan. Sederhananya, pencatatan transaksi tetap akan dilakukan
walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Metode pencatatan ini banyak diterapkan di perusahaan
selain menguntungkan dalam mencatat segala jenis pembayaran, juga berguna untuk menilai keadaan finansial
perusahaan.
Konsep pencatatan menggunakan metode akrual:
1.Pengakuan pendapatan
Pengakuan pendapatan pada akrual basis adalah saat organinasi mempunyai hak untuk melakukan penagihan, maka akan
dilakukan pencatan, walau belum ada uang yang diterima. Kapan kas akan diterima bukan menjadi hal yang begitu
penting. Oleh karena itu sering muncul estimasi piutang tak tertagih karena pendapatan sudah diakui namun belum
menerima kas.
2.Pengakuan biaya
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar belum terjadi dan belum dilunasi. Dengan kata lain, biaya
sudah diperhitungkan terlebih dahulu sebagai kewajiban yang harus dibayar di masa depan, sehingga terdapat nama
akun accrued expenses atau beban akrual.
Perbedaan Metode Akuntansi Basis
Kas dan Basis Akrual
•Waktu Pencatatan
Perbedaan signifikan antara pencatatan basis kas dengan basis akrual adalah waktu pencatatan. Pada basis kas, pencatatan
dilakukan setelah uang diterima, sedangkan pada basis akrual, pencatatan dilakukan setelah transaksi terjadi.
•Keakuratan
Metode basis akrual dinilai lepih tepat dan akurat karena menggambarkan dimana keadaan keuangan suatu bisnis
secara real-time. Oleh karena itu metode ini lebih banyak digunakan oleh perusahaan dengan tingkat produksi dan modal
yang besar
Sedangkan basis kas khusus untuk usaha yang penerimaan dana dari hasil penjualan dalam waktu yang relatif lama
membuatnya kurang efektif digunakan sebagai pencatatan untuk jangka panjang.
•Kemudahan Penggunaan
Metode pencatatan dengan basis kas tentunya lebih mudah untuk diterapkan dikarenakan tidak banyak entri jurnal yang
dibutuhkan. Untuk Metode berbasis akrual, membutuhkan lebih banyak entri jurnal ketika transaksi terjadi.
•Arus Kas
Basis kas memberikan gambaran yang jauh lebih akurat terhadap arus kas yang masuk dan keluar, berbeda dengan basis
akrual karena harus membuat laporan arus kas secara terpisah.
•Analisis Tren
Representasi pada basis akrual lebih akurat daripada basis kas karena semua transaksi pada basis akrual tercatat. Dalam
basis kas hanya saat terjadi perpindahan dana.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai