Anda di halaman 1dari 51

M □ DUL 2

Analisis Kebijakan Akuntansi terhadap


Kondisi Keuangan Perusahaan
Dr. Amilin, M.Si. ,Ak.

tJ PEND A HULUAN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

"'- alam pencatatan akuntasi yang umum dikenal adalah prinsip akrual dan
':ll::.J prinsip kas. Penggunaan kedua metode tersebut mempunyai kelebihan,
tergantung dari lingkup perusahaan yang lebih tepat digunakan dengan
pr1ns1p yang sesua1.
Bab ini menjelaskan prinsip akrual dalam laporan keuangan,
permasalahan pemakaian sistem akrual dibandingkan dengan sistem kas, dan
menjelaskan faktor makro yang memengaruhi aktivitas bisnis. Selain itu, juga
dibahas mengenai manajemen laba dan menjelaskan hal-hal yang harus
diwaspadai dalam manajemen laba.

Setelah membaca dan mempelajaii bab ini, diharapkan para mahasiswa


mampu memahami
1. prinsip akrual laporan keuangan dan per1nasalahannya,
2. manajemen laba,
3. berbagai pengaruh eksternal terhadap perusahaan, seperti inflasi,
pertumbuhan ekonomi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah.
2.2 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN e

KEGI A TAN BELAJAR 1

Prinsip Akrual Laporan Keuangan

A. BASIS KAS DAN BASIS AKRUAL

Pada dasarnya, ada dua metode untuk pencatatan transaksi dalam


akuntansi, yaitu basis kas dan basis akrual. Akan tetapi, ada juga yang
menyebutkan bahwa ada empat metode untuk pencatatan transaksi ini, yaitu
(1) basis kas (cash basis), (2) modifikasi basis kas (modified cash basis), (3)
akrual basis (accrual basis), dan (4) modifikasi basis akrual (modified
accrual basis).

1. Cash Basis
Cash basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam
akuntansi karena pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika
transaksi terjadi, yaitu saat uang benar-benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain, akuntansi cash basis adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
Cash basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah
diterima. Jika perusahaan menjual produknya tetapi uang pembayaran belum
diterima, maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak
dilakukan. Jika kas telah diterima, transaksi tersebut baru akan dicatat seperti
halnya dengan "dasar akrual". Hal ini berlaku untuk semua transaksi yang
dilakukan. Kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan
keuangan. Jika menggunakan dasar akrual, penjualan produk perusahaan
yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga
berpengaruh pada besarnya piutang dagang. Sebaliknya, jika yang dipakai
cash basis, piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang
sebenarnya terjadi. Cash basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar
berikut.
• EKS14204/MODUL 2 2.3

a. Pengakuan pendapatan
Pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat perusahaan
menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal
yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Maka
itu, dalam cash basis ken1udian muncul adanya metode penghapusan piutang
secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.

b. Pengakuan biaya
Pengakuan biaya dilakukan sesudah pembayaran secara kas. Dengan
kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran, biaya sudah diakui pada saat
itu juga. Usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis
ketimbang accrual basis. Contoh untuk usaha relatif kecil adalah toko,
warung, mall (retail), dan praktik kaum spesialis, seperti dokter, pedagang
informal, serta panti pijat yang justru sebagian memakai credit card (credit
card dikategorikanjuga sebagai cash basis).

Di samping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga


mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.

a. Keunggulan pencatatan akuntansi secara cash basis


1) Metode cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
2) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas
walaupun beban telah terjadi sehingga tidak menyebabkan
pengurangan dalam penghitungan pendapatan.
3) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
4) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
5) Laporan keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan
yang ada pada saat laporan tersebut.
6) Tidak perlunya suatu perusahaan membuat pencadangan untuk kas
yang belum tertagih.

b. Kelemahan pencatatan akuntansi secara cash basis


1) Metode cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
2) Dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.
2.4 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

3) Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal


adanya estimasi piutang tak tertagih.
4) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang relatif kecil.
5) Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
6) Sulit melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
7) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan ke
depannya karena selalu berpatokan pada kas.

2. Dasar Akuntansi Keuangan- Akrual


Laporan keuangan utamanya berbasis akrual. Standar akuntansi
mengharuskan konsep akrual. Para pendukung basis ini yakin bahwa
akuntansi basis akrual lebih unggul dibandingkan dengan akuntansi berbasis
kas, baik untuk mengukur kinerja maupun kondisi keuangan. State,nent of
Financial Accounting Concept Nomor 1 menyatakan bahwa informasi
mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya
memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas
saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang
dibatasi oleh aspek keuangan, berupa penerimaan dan pembayaran kas.
Akuntansi akrua1 menimbulkan reaksi yang sama kuat dari
penentangnya. Bagi para penentangnya, akuntansi akrual merupakan
kombinasi dari aturan yang rumit dan tidak sempurna yang menghalangi
tujuan laporan keuangan, yaitu menyajikan informasi mengenai arus kas dan
kapasitas untuk menghasilkan kas.
Bagian ini menyajikan evaluasi yang penting terhadap akuntansi akrual.
Kita akan membahas relevansi dan pentingnya akuntansi akrual, kekurangan,
dan keterbatasannya serta implikasinya dari perdebatan akrual vs arus kas
untuk analisis laporan keuangan. Akrual dan arus kas mempunyai tujuan
yang berbeda dan keduanya penting bagi analisis laporan keuangan. Agar
dapat melakukan analisis yang lebih efektif, harus dipahami konsep akuntansi
akrual terlebih dahulu.
Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan, yaitu transaksi sudah
dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau
keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang
belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain, basis akrual
digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Jadi, basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
• EKS14204/ MODUL 2 2.5

per1st1wa lainnya pada saat transaksi dan per1st1wa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual
juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar berikut.
a. Pengakuan pendapatan
W aktu pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat
perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari basil
kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang
kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Maka itu,
dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak
tertagih sebab penghasilan sudah diakui, padahal kas belum diterima.
b. Pengakuan biaya
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah
terjadi. Dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah te1jadi,
titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya
meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini,
perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep
accrual basis ini.

Di samping itu, pencatatan akuntansi dengan metode accrual basis juga


mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.

a. Keunggulan pencatatan akuntansi secara accrual basis


1) Metode accrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban,
dan ekuitas dana.
2) Beban diakui saat terjadi transaksi sehingga informasi yang
diberikan lebih andal dan tepercaya.
3) Pendapatan diakui saat terjadi transaksi sehingga informasi yang
diberikan lebih andal dan tepercaya walaupun kas belum diterima.
4) Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan
ketentuan standar akuntansi keuangan yang mengharuskan suatu
perusahaan menggunakan basis akrual).
5) Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung,
tetapi akan dihitung dalam estimasi piutang tak tertagih.
6) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat dalam masing-
masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
7) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum
diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
2.6 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

8) Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manaJemen


dalam menentukan kebijakan perusahaan ke depannya.
9) Adanya pembentukan pencadangan untuk kas yang tidak tertagih
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.

b. Kelemahan pencatatan akuntansi secara accrual basis


1) Metode accrual basis digunakan untuk pencatatan.
2) Biaya yang belum dibayarkan secara kas akan dicatat efektif sebagai
biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
3) Adanya risiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat
mengurangi pendapatan perusahaan.
4) Adan ya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
5) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang
belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

3. Contoh Pengakuan Transaksi Basis Kas dan Akrual


Suatu entitas/perusahaan/organisasi yang akuntansinya menggunakan
basis akrual akan mengakui transaksi pada saat terjadinya. Contohnya,
pembelian persediaan barang dagangan senilai Rpl0 juta pada 10 Desember
20 10 dan pembayaran atas pembelian tersebut dilakukan pada 8 Januari
20 11. Dengan menggunakan basis akrual, perusahaan mengakui bahwa
transaksi pembelian tersebut terjadi pada 10 Desember 2010 sehingga
pencatatan pun dilakukan pada 10 Desember 2010. Kalau dilihat dengan
jurnal (penerapan double entry accounting/ akuntansi berpasangan),
pencatatan tertanggal 10 Desember 2010 sebagai berikut.

Sediaan Barang Dagangan Rpl 0 juta


Utang Dagang Rpl0 juta

Pada 10 Desember 20 10, terjadi penambahan persediaan barang


dagangan senilai Rpl0 juta yang menimbulkan bertambahnya utang dagang
senilai Rpl0 juta. Akibatnya, jika perusahaan pada akhir tahun (3 1 Desember
2010) menyusun neraca basis akrual, di bagian aset (harta) bertambahlah
akun (pos/rekening) sediaan barang dagang senilai Rpl0 juta, lalu di bagian
utang (kewajiban) bertambah pula akun utang dagang senilai Rpl0 juta.
• EKS14204/ MODUL 2 2.7

Untuk menangani transaksi yang sama, jika perusahaan menerapkan


basis kas, transaksi pun diakui ketika kas dibayarkan atau diterima (jika
pada kasus penerin1aan kas). Akibatnya, pada neraca per 31 Desember 2010,
tidak ada perubahan apa pun. Transaksi baru diakui pada 8 Januari 2011.
Pengakuan transaksi melalui basis kas dicatat dengan jurnal tertanggal 8
Desember 2011 sebagai berikut.

Sediaan Barang Dagangan Rpl0 juta


Kas Rpl0 juta

Pada 8 Januari 2011 , terjadi penambahan sediaan barang dagangan


senilai Rpl0 juta yang menimbulkan berkurangnya kas senilai Rpl0 juta.
Tampak dari contoh di atas bahwa perlakuan akuntansi dengan basis berbeda
akan berdampak pada perubahan jumlah dan komposisi aset yang berbeda.
Dengan penerapan basis akrual, tampak pada neraca 31 Desember 2010 ada
sediaan barang dagangan yang bertambah senilai Rp 10 juta. Sementara itu,
jika menerapkan basis kas, sediaan barang dagangan ini akan termasuk
sediaan pada tahun 2011 (tidak ada pada neraca tahun 2010). Dengan basis
akrual, utang dagang diakui muncul pada neraca 31 Desember 2010, tetapi
dengan basis kas, utang dagang tidak muncul.
Contoh lain adalah terjadinya biaya (atau pendapatan). Ada perbedaan
timing pengakuan transaksi biaya (atau pendapatan) antara basis kas dan
basis akrual. Contoh transaksi adalah pad a 17 Desember 2010, bagian
akuntansi menerima tagihan biaya listrik senilai Rp2 juta. Pembayaran biaya
listrik dilakukan pada 5 Januari 2011.
Dengan basis akrual, biaya listrik tersebut diakui pada 17 Desember
20 10. Jika menerapkan basis kas, biaya listrik tersebut diakui pada 5 Januari
2011 (saat membayar). Akibatnya, laba perusahaan pada tahun 2010 akan
lebih rendah Rp2 juta jika menerapkan basis akrual daripada laba tahun 20 l 0
jika diterapkan basis kas. Mengapa? Karena, dengan basis akrual, perusahaan
telah mengakui biaya listrik pada tahun 2010, sedangkan dengan basis kas,
biaya tersebut baru diakui pada tahun 2011 .
Contoh-contoh di atas merupakan penggambaran sederhana bahwa
penggunaan basis yang berbeda akan berdampak pada komponen laporan
keuangan, yang kemudian dapat berdampak pada persepsi pengguna laporan
keuangan terhadap kondisi entitas penyaji laporan keuangan. Selanjutnya,
persepsi yang berbeda dapat menimbulkan keputusan yang berbeda. Oleh
2.8 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

karena itulah, penyaji laporan keuangan harus mengungkapkan basis yang


digunakan.

B. KERANGKA KONSEPTUAL-AKRUAL

1. Konsep Akrual
Suatu fitur yang menarik dai; aius kas adalah kesederhanaannya. Arus
kas mudah dipahami dan dapat dihitung secara langsung. Arus kas juga
merupakan sesuatu yang berwujud dan pasti. Kas terlihat seperti hal yang
nyata, bukan kreasi dari metode akuntansi. Sayangnya, saat akan mengukur
kapasitas perusahaan untuk menghasilkan kas, kegunaan arus kas sangat
terbatas.
Banyak transaksi usaha dilakukan berdasarkan kredit. Tambahan lagi,
perusahaan menginvestasikan miliaran rupiah pada persediaan dan aktiva
jangka panjang yang manfaatnya dapat dirasakan beberapa periode di masa
depan. Pada sekenario ini, akuntansi arus kas (bagaimana pun andalnya) tidak
dapat menyajikan gambaran yang relevan atas kinerja dan kondisi keuangan
suatu perusahaan.
Akuntansi akrual bertujuan men1berikan informasi kepada pemakai
mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di 1nasa
depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat
dicapai dengan mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa
memperhatikan apakah terdapat arus kas pada saat yang bersamaan.
Pe1nisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas difasilitasi
dengan penyesuaian akrual, yang menyesuaikan arus kas masuk dan keluar
untuk memperoleh pendapatan dan beban. Penyesuaian akrual dicatat setelah
membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan
informasi akuntansi secara material. Oleh karena itu, penilaian merupakan
bagian untuk memastikan keandalan. Bahasan berikut akan dimulai dengan
menggambarkan hubungan yang tepat antara akrual dan arus kas. Akan
diperlihatkan bahwa perbedaan utama akuntansi akrual dan kas terletak pada
perbedaan waktu pengakuan konsekuensi arus kas atas suatu aktivitas dan
kejadian usaha. Kemudian, akan dijelaskan proses akrual pengakuan
pendapatan dan beban. Selanjutnya, akan dibahas mengenai dua jenis akrual,
yaitu akrual jangka pendek dan akrual jangka panjang.
• EKS14204/MODUL 2 2.9

2. Akrual dan Arns Kas


Dalam melihat hubungan antara akrual dan arus kas, penting untuk
mengenali beberapa jenis arus kas. Arus kas operasi mengacu pada kas yang
berasal dari aktivitas operasi perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan
dampak tambahan investasi dan divestasi terhadap aktiva operasional.
Keunggulan arus kas bebas adalah mencerminkan kas yang dapat dengan
bebas digunakan untuk membayar kewajiban atau untuk pemegang saham.
Jika ahli ekonomi mengacu pada arus kas, biasanya yang dimaksud adalah
arus kas bebas, suatu konvensi yang juga digunakan pada modul ini. Angka
paling bawah pada arus kas adalah arus kas bersih yang merupakan
perubahan pada saldo akun kas (perhatikan: definisi akun kas juga mencakup
setara kas atau cash equivalent).
Berdasarkan definisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi
yang membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini
mencakup penyesuaian yang memengaruhi laba saat tidak terdapat dampak
arus kas (misalnya penjualan kredit) dan penyesuaian yang mengeluarkan
dampak arus kas terhadap laba (misalnya pembelian aktiva). Akibat dari
digunakannya jurnal berpasangan, akrual memengaruhi neraca melalui
peningkatan atau penurunan akun aktiva atau kewajiban dalam jumlah yang
sama. Dengan kata lain, suatu akrual yang meningkatkan/menurunkan laba
juga akan meningkatkan/menurunkan aktiva atau menurunkan/meningkatkan
kewajiban.
Hal-hal yang tercakup dalam akrual bergantung pada definisi arus kas.
Arti umum akrual adalah penyesuaian akuntansi yang mengubah arus kas
operasi menjadi laba bersih. Definisi ini menghasilkan identitas berikut.

Laba Bersih = Arns Kas Operasi + Akrual

Berdasarkan definisi ini, akrual terbagi menjadi akrual jangka pendek


(yang terkait dengan pos modal kerja) serta akrual jangka panjang (seperti
penyusutan dan amortisasi). Dua jenis akrual ini akan dibahas pada bagian
berikut. Perhatikan bahwa definisi akrual ini tidak mencakup akrual yang
berasal dari proses kapitalisasi dan penciptaan aktiva.
2.10 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

3. Akuntansi Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan


Pengaitan
Perbedaan antara akuntansi akrual dan akuntansi kas merupakan masalah
tepat waktu dan pengaitan (penandingan/matching). Akuntansi akrual
mengatasi masalah tepat waktu ataupun pengaitan yang selalu terdapat pada
akuntansi kas. Masalah "tepat waktu" (timing) mengacu pada kas yang tidak
selalu terjadi bersamaan dengan akti vitas usaha yang menghasilkan kas
tersebut. Misalnya, suatu penjualan terjadi pada kuartal pertama, tetapi kas
dari penjualan tersebut diperoleh pada kuartal kedua. Masalah "penandingan"
atau "pengaitan" (matching) mengacu pada arus kas masuk dan keluar yang
disebabkan oleh suatu aktivitas usaha, tetapi tidak dapat dikaitkan dengan
waktu terjadinya, misalnya honor yang diterima dari kegiatan konsultasi yang
tidak terkait dengan waktu pembayaran gaji konsultan yang beke1ja pada
proyek konsultasi tersebut.
Masalah tepat waktu dan pengaitan dengan arus kas disebabkan oleh dua
alasan. Pertama, adanya transaksi secara kredit menunjukkan bahwa saat
terjadinya transaksi sering tidak bersamaan dengan transfer kas langsung.
Transaksi kredit menyebabkan arus kas tidak dapat ditelusuri pada ak:tivitas
usaha sesuai waktu terjadinya. Terlebih lagi, meningkatnya inovasi teknologi
dan usaha (seperti internet dan e-commerce) bersama dengan instrumen
kredit yang makin runiit memperlihatkan bahwa transaksi kredit akan terus
berkembang dan menimbulkan masalah. Kedua, biaya biasanya terjadi
sebelum manfaatnya dapat diakui, terutama biaya yang terkait dengan
investasi pabrik dan peralatan. Karena itu, mengukur biaya saat terjadi kas
tidak dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja. Masalah ini
dipersulit dengan perubahan dalam usaha ke arah investasi tetap pada aktiva
tak bergerak, teknologi, serta litbang dan menjauh dari biaya variabel
manufaktur.
Perhatikan bahwa sepanjang usia perusahaan, arus kas dan laba akrual
akan menjadi sama. Ini disebabkan saat seluruh aktivitas usaha telah
diselesaikan, serta masalah tepat waktu dan pengaitan telah selesai. Namun,
seperti yang dikatakan pakar ekonomi John Maynard Keynes, "Dalamjangka
panj ang, kita semua akan mati." Pemyataan ini menekankan perlunya
mengukur kondisi keuangan dan kinerja pada jangka pendek, biasanya pada
titik-titik tertentu sepanjang usia perusahaan. Semakin pendek intervalnya,
semakin membuktikan keterbatasan akuntansi arus kas.
• EKS14204/M ODUL 2 2.11

4. Proses Akrual-Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Behan


Meskipun memengaruhi neraca dan laporan arus kas, akuntansi akrual
memiliki pengaruh khusus terhadap laporan laba rugi melalui pengakuan
pendapatan dan pengaitan beban seperti berikut.

a. Pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi. Pendapatan terjadi
ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya. Hal ini berarti
perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi saat
memperoleh kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan dapat
direalisasi saat memperoleh aktiva (biasanya piutang) yang dapat diubah
menjadi kas atau setara kas dari penyerahan barang dan jasa. Penentuan saat
pengakuan pendapatan kadang kala sulit dilakukan. Meskipun pendapatan
biasanya diakui saat terjadi penjualan (saat penyerahan barang), pendapatan
juga dapat diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai
diproduksi, atau saat kas diterima, tergantung keadaan.

b. Pengaitan beban
Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan.
Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban yang berasal dari
produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product costs) dan
diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan
bersamaan pada biaya penjualan (cost of sales), tetapi akan berada pada
akun persediaan hingga dapat dikaitkan dengan pendapatan. Behan lainnya
adalah biaya periode (period costs), biasanya dikaitkan dengan pendapatan
periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan
pemasaran suatu produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan. Biaya
periode lainnya, seperti beban administratif tidak langsung, berhubungan
dengan produksi atau penjualan barang atau jasa. Biaya ini dibebankan pada
periode terjadinya yang belum tentu merupakan saat terjadi arus kas keluar.

5. Akrual Jangka Pendek dan Akrual Jangka Panjang


Akrual jangka pendek (shortterm accrual) mengacu pada perbedaan
waktu yang pendek antara laba dan arus kas. Aktiva ini menyebabkan adanya
pos modal kerja pada neraca (aktiva lancar dan kewajiban) serta disebut juga
akrual modal kerja (working capital accrual). Akrual jangka pendek
biasanya berasal dari persediaan dan transaksi kredit yang menimbulkan
2.12 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

semua bentuk piutang dan kewajiban, seperti debitur dan kreditor transaksi
perdagangan, beban dibayar dimuka, serta penerimaan uang muka.
Akrual jangka panjang (long-term accrual) disebabkan oleh
kapitalisasi. Kapitalisasi aktiva merupakan proses penangguhan biaya yang
terjadi pada periode kini karena manfaatnya diharapkan terjadi pada periode
masa depan. Proses ini menimbulkan aktiva jangka panjang, seperti
bangunan, mesin, dan muhibah (goodwill). Biaya dari aktiva ini dialokasikan
sepanjang periode masa manfaat dan menjadi bagian terbesar akrual jangka
panjang (bahasan lebih lanjut diberikan pada Modul 4). Akuntansi untuk
jangka panjang lebih rurnit dan subjektif dibandingkan dengan akrual jangka
pendek (dengan pengecualian persediaan). Implikasi arus kas atas akrual
jangka pendek lebih terlihat dan mudah ditentukan. Karena itu, penelitian
analisis 1nenemukan bahwa akrual jangka pendek lebih berguna dalam
penilaian perusahaan (Decbow, 1994).

C. RELEVANSI DAN KETERBATASAN AKUNTANSI AKRUAL

Bahasan ini menyajikan penilaian kritis atas dampak akuntansi akrual


terhadap laporan keuangan. Berikut akan dibahas kelebihan dan kekurangan
konseptual terhadap akuntansi kas dalam pengukuran kinerja dan peramalan
arus kas masa depan.

1. Relevansi Konseptual Akuntansi Akrual


Keunggulan konseptual akuntansi akrual dibandingkan arus kas adalah
laporan laba rugi (dan neraca) berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas saat ini dan pada masa
mendatang. Baik akrual jangka pendek maupun jangka panjang memiliki
pengaruh yang penting bagi relevansi laba dibandingkan dengan arus kas
seperti penjelasan berikut.

a. Relevansi akrual jangka pendek


Akrual jangka pendek merupakan relevansi akuntansi dengan cara
mencatat pendapatan dan beban saat terjadi. Akrual ini menghasilkan angka
laba yang lebih mencerrninkan profitabilitas serta juga membuat aktiva dan
kewajiban lancar menjadi informasi kondisi keuangan yang berguna.
• EKS14204/M ODUL 2 2.13

b. Relevansi akrual jangka panjang


Untuk melihat penggunaan akrual jangka panjang, ingat bahwa arus kas
bebas dihitung dengan mengurangkan investasi pada aktiva operasi jangka
panjang dari arus kas operasi. Investasi ini menimbulkan masalah pada arus
kas bebas. Pertama, investasi ini biasanya besar dan tidak sering terjadi.
Kedua, arus kas bebas menganggap pertumbuhan modal sama dengan
penggantian modal. Investasi pada suatu proyek baru biasanya baik untuk
perusahaan. Pasar pun biasanya memberikan reaksi positif untuk pengeluaran
modal seperti itu. Namun, semua pengeluaran modal mengurangi arus kas
bebas. Masalah dengan arus kas bebas tampak jelas pada pola khusus arus
kas operasi, investasi, dan pendanaan sepanjang siklus usia perusahaan
seperti terlihat pada Tabel 2.1. Arus kas investasi akan negatif sampai di
ujung fase dewasa atau maturitas (maturity) dan arus kas keluar ini
mendominasi arus kas operasi selama fase pertumbuhan. Hal ini berarti arus
kas bebas cenderung negatif sampai usaha perusahaan mencapai maturitas.
Pada tahap akhir maturitas dan penurunan, perusahaan mendi vestasikan
aktivanya dan menghasilkan arus kas investasi yang positif. Karena itu, arus
kas be bas j uga positif. Hal ini berarti arus kas be bas akan negatif pada fase
pertumbuhan, tetapi positif pada fase penurunan, lalu memberikan pesan
berlawanan mengenai prospek suatu perusahaan. Arus kas operasi tidak
dipengaruhi oleh investasi dan dapat diabaikan.

2. Relevansi Empiris Akuntansi Akrual


Kritik atas akuntansi akrual menekankan rendahnya keandalan akrual
dibandingkan dengan arus kas yang dianggap lebih andal. Para pendukung
akrual menyatakan bahwa relevansi tambahan akuntansi akrual dapat menjadi
kompensasi rendahnya keandalan tersebut. Mereka juga melihat adanya
mekanisme institusi, seperti GAAP dan audit, yang memastikan paling tidak
tingkat keandalan minimum yang dapat diterima. Untuk melihat fungsi
akuntansi. akrual, perhatikan bagaimana laba akrual dan arus kas mengukur
kinerja keuangan suatu perusahaan.
2. 14 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN e

Tabel 2.1
Perbandingan Harga Saham, Laba Bersih, dan Arus Kas Bebas
Wal -Mart dan Kmart

TAHUN FISKAL
1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
Wal-
Mart
Harga 4,22 5,33 8,25 13,47 16,28 13,25 11,44 10,19 11 ,87 19,91
saham
Laba 0,18 0,24 0,28 0,35 0,44 0,51 0,58 0,60 0,67 0,78
bersih
Arus 0,04 (0,01) (0,05) (0,17) (0,48) (0,50) (0,19) (0,21) 0,84 0,60
kas
bebas

Kmart
Harga 18,94 16,62 15,50 24,50 23,25 19,63 13,63 5,88 11 ,13 11 ,13
saham
Laba 2,00 0,81 1,89 2,02 2,07 (2,13) (2,13) (1 ,24) (0,45) 0,51
bersih
Arus 1,76 (2,26) 0,20 (0,47) (2, 15) 1,29 1,29 0,48 0,61 1,35
kas
bebas

Semua angka per saham telah disesuaikan dengan pemecahan saham oleh Compustat.

Perhatikan dua toko ritel : Wal-Mart dan Kmart. Tabel 2.1


memperlihatkan harga saham setelah disesuaikan dengan pemecahan harga
(sp lit), laba bersih, dan arus kas bebas untuk kedua perusahaan selama
periode 10 tahun, yaitu tahun 1989- 1998. Wal-Mart dan Kmart
memperlihatkan kontradiksi yang menarik pada periode ini. Wal-Mart
merupakan perusahaan yang sedang berkembang dan kapitalisasi pasarnya
meningkat lima kali lipat sepanjang periode ini. Kmart terlihat menurun dan
mengalami penurunan kapitalisasi pasar sebesar 60% sepanjang tahun 1994-
1998. Sejak tahun 1994, Kmart telah berusaha melakukan restrukturisasi dan
memusatkan akti vitasnya, terutama melalui divestasi divisi yang tidak
menguntungkan.
Pola laba Wal-Mart sangat mencolok, yaitu laba bersih per saham
perusahaan telah meningkat empat kali lipat sepanjang 10 tahun dengan
pertu1nbuhan minimum 10% per tahun. Pola pertumbuhan laba bersih ini
• EKS14204/ MODUL 2 2.15

konsisten dengan kinerja usaha Wal-Mart, seperti tecermin pada harga


sahamnya. Sebaliknya, laba bersih per saham Kmart mencapai puncak pada
tahun 1993 dan kemudian terus menurun. Pola laba bersihnya mencerminkan
kondisi ekonomi usaha Kmart, terutama kerugian sejak tahun 1994.
Tidak seperti laba bersih, arus kas bebas tidak memberikan keterangan
mengenai aktivitas perusahaan. Arus kas bebas Wal-Mart terlihat negatif
antara tahun 1990 hingga 1996 pada periode saat kapitalisasi pasarnya
meningkat dua kali lipat. Namun, sejak tahun 1997, arus kas bebas
meningkat. Arus kas bebas Kmart memperlihatkan hubungan yang terbalik
dengan kinerja perusahaan dan harga saham. Arus kas bebas Kmart terlihat
negatif pada tiga tahun antara tahun 1990-1993 pada periode saat harga
saham Kmart meningkat hampir 50%. Namun, sejak tahun 1994, arus kas
bebas Kmart konsisten positif, sedangkan kapitalisasi pasam ya turun hingga
60%. Arus kas bebas menjadi kontraindikator atas kinerja. Saat arus kas
bebasnya negatif, Kmart menghasilkan laba dan berkembang. Namun, saat
arus kas bebas menjadi positif, Kmart dalam kondisi turun atau
pertumbuhannya melambat.
Apakah yang menyebabkan hubungan berlawanan antara arus kas bebas
dan kinerja, baik untuk Wal-Mart maupun Kmart? Untuk menjawabnya, kita
perlu melihat kembali Tabel 2.1 dan bahasan mengenai pola arus kas
sepanjang siklus perusahaan. Barangkali Wal-Mart sedang berada pada akhir
periode pertumbuhan dan memasuki fase maturitas. Sampai saat ini, Wal-
Mart menghasilkan arus kas bebas negatif karena perusahaan secara
konsisten menggunakan kas untuk berkembang dan sedang menikmati basil
usahanya. Arus kas bebas Wal-Mart mengalir pada periode terkini karena
pertumbuhannya melambat dan investasi awalnya kini menghasilkan arus kas
operasi. Perhatikan bahwa pola arus kas Wal-Mart konsisten dengan model
siklus suatu perusahaan yang berubah dari fase pertumbuhan menjadi
maturitas. Sebaliknya, Kmart mungkin berada pada fase penurunan. Seperti
telah diprediksi pada model siklus hidup, arus kas investasi Kmart sejak
tahun 1994 terlihat positif. Hal ini mencerminkan penjualan aktivanya. Arus
kas berasal dari divestasi Kmart yang memberikan arus kas bebas positif
yang besar meskipun arus kas operasi menurun pada periode tersebut.
Untuk melibat keterbatasan arus kas bebas dan keunggulan laba akrual
dalam mengukur kinerja keuangan, cobalah diprediksi kinerja Wal-Mart dan
Kmart dengan menggunakan pola laba bersih dan arus kas bebas untuk
periode ini. Bagi Wal-Mart, arus kas bebas mencerminkan perusahaan yang
2.16 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

menyedihkan-perusahaan yang hingga saat ini terus mengeluarkan kas.


Sebaliknya, laba bersih Wal-Mart mencerminkan gambaran pertumbuhan dan
keuntungan yang konsisten. Untuk Kmart, arus kas bebas mencerminkan
peningkatan usaha dengan arus kas bebas positif sejak tahun 1994. Namun,
laba bersih Kmart memperlihatkan kesulitan keuangan sejak lima tahun
terakhir. Manakah pengukuran laba akrual atau arus kas bebas yang lebih
mencerminkan realitas? Pengukuran mana yang lebih berguna untuk Anda
sebagai investor saham dalam memprediksi harga saham? Untuk menjawab
pertanyaan ini, bandingkan pengukuran kinerja dengan harga saham
perusahaan aktual sepanjang periode ini. Perbandingan ini menunjukkan
keunggulan laba bersih dibandingkan arus kas bebas dalam memprediksi
harga saham.
Satu kasus tidak langsung menjadi suatu aturan. Apakah kasus Wal-Mart
dan Kmart sedemikian unik sehingga sebenarnya arus kas bebas lebih unggul
dibandingkan laba bersih sebagai indikator nilai perusahaan? Untuk
menjawab pertanyaan ini, perhatikan hubungan harga saham dengan laba
bersih dan arus kas untuk sampel perusahaan yang besar pada periode 10
tahun terakhir. Pembuktian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Melalui
gambar tersebut, terlihat angka R kuadrat yang mencerminkan kemampuan
alat pengukur kinerja dalam menjelaskan perubahan harga saham. Perhatikan
bahwa baik pengukuran laba (laba bersih dan laba sebelum pajak)
menjelaskan harga saham dengan lebih baik dibandingkan dengan arus kas
operasi ataupun arus kas bebas. Selain itu, arus kas bersih (perubahan saldo
kas) terlihat tidak informatif.
• E KS14204/M ODUL 2 2. 17

Hubungan antara Harga Saham dan Berbagai


00
C
n:, C
Pengukuran Laba dan Arus Kas
> n:I
n:i ~70 ~ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
~ ~ 58%
n:i Gi60 +--- ---------------------
::c: ·-
5: 0 so +---
n:I ....
- - --%> - - - - - - - - - - - - - - - - -
~
CII
~o
n:,
+----, - - ---"'R,%~ - - -3-2,i
-;,- - - - - - -

...~
0
30 +----1
a. 20 +-----
10 +------ 0
0 .....___

NIRX NI OC:F FC:F


Analisis atas 2 .300 perusahaan sela ma periode 1987-1997 dari Compustat. grafik
menggambarkan R kuadrat dari regresi antara harga dan berbagai pengukuran arus
kas dan laba antarperiode. NIBX = Laba sebelum pos luar biasa dan segmen yang
dihentikan (net income before extraordinary items and dicontinued opertations); NI
= Laba bersih (net income); OCF = Arus kas operasi (operating cash flow); FCF = arus

Gambar 2. 1

Perbedaan utama antara akuntansi akrual dan akuntansi arus kas adalah
ketepatan waktu pengakuan akti vitas usaha. Laba akrual mengakui dampak
aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat. Untuk membuktikannya, lihat
hubungan antara tingkat pengembalian saham, laba bersih, dan arus kas
operasi selama beberapa dimensi waktu. Jika kita asumsikan harga saham
mendapat pengaruh dari aktivitas usaha pada waktu yang tepat, hubungan
antara tingkat pengembalian saham dan pengukuran kinerja alternatif
mencerminkan ketepatan waktu pengukuran. Gambar 2.2 memperlihatkan
bukti kemampuan laba bersih dan arus kas operasi untuk menjelaskan tingkat
pengembalian saham terhadap dimensi waktu kuartal, tahunan, dan empat
tahunan. Laba bersih mendominasi arus kas operasi untuk seluruh dimensi
waktu. Meskipun ketepatan waktu laba bersih tidak terlalu meyakinkan untuk
dimensi waktu yang pendek, hal itu tetap lebih unggul dibandingkan arus kas
operasi. Kemampuan arus kas operasi untuk menjelaskan tingkat
pengembalian saham pada dimensi waktu yang pendek (kuartal dan tahunan)
sangat buruk. Bukti ini mendukung pendapat bahwa laba akrual
mencerminkan aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat dibandingkan
dengan arus kas.
2. 18 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN e

Hubungan antara Tingkat Pengembalian Saham dan Laba


(NI) serta Aru s Kas Operasi (OCF) pada W aktu yang Berbed a
C 45 4 0
n,
•- C
- n, ,:,,:.
n, 40
.C VI
E .!!! 35
QI QI
Ill)·-
C 0 30
QI ....
0. n, 25
....n, C.
n,
20
,:,,:. 0 0
Ill) ■ OCF
C Ill)
C
15
i= n,
QI
VI
> 10 ■ NI
....C
n,
E
n, 5 0,1%
QI .r.
VI t'O
0
...
QI
0.
VI

Kuartal Tahunan Empat tahunan

Periode waktu
Sumber: Dechow,P., 1994

Gambar 2.2

Meskipun akuntansi akrual secara konseptual dan empiris lebih relevan


dibandingkan arus kas, akrual dapat menjadi pedang bermata dua. Akuntansi
akrual mengenalkan penilaian dalam akuntansi dengan berbagai estimasi dan
penyesuaian. Idealnya, adanya penilaian manajerial dapat meningkatkan
relevansi informasi ak:untansi. Namun, kenyataannya tidak sesuai kondisi
ideal. Penggunaan penilaian bisa mengurangi kualitas "dapat dibandingkan''
dan "konsistensi" atas laporan keuangan, yang dapat mengarah pada distorsi
akuntansi.
Sebagian besar kritik atas akuntansi akrual terkait mencakup
berkurangnya relevansi untuk meningkatkan keandalan. Beberapa pihak
menyarankan penggunaan akuntansi akrual yang lebih agresif untuk
mengestimasi konsekuensi ekonornis suatu aktivitas usaha dengan kriteria
yang kurang andal. Misalnya, perubahan pernakaian biaya historis rnenjadi
nilai pasar, kapitalisasi biaya litbang dan aktiva tak berwujud secara agresif,
pengungkapan interval angka dalam catatan atas laporan keuangan saat
estimasi tidak dapat dipastikan, serta mencakup ramalan laba dan arus kas
pada laporan tahunan.
• EKS14204/ MODUL 2 2.19

D. IMPLIKASI AKUNTANSI AKRUAL TERHADAP ANALISIS


LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi akrual telah tertanam dalam bisnis modern. Wall Street


melihat laba ak:rual, bukan arus kas. Telah diketahui bahwa akuntansi ak:rual
Iebih unggul dibandingkan akuntansi kas lama yang mengukur kinerja dan
kondisi keuangan serta meramalkan arus kas masa depan. N amun, akuntansi
akrual memiliki kelemahan. Apakah akuntansi akrual selalu digunakan dalam
analisis dan penilaian usaha atau haruskah diabaikan dan diganti dengan arus
kas? Jika akuntansi ak:rual digunakan, bagaimana cara mengatasi
kelemahannya? Apakah peran arus kas dalam akuntansi akrual? Pembahasan
berikut memberikan beberapa jawaban pertanyaan ini. Pembahasan dimulai
dengan rnitos dan fakta mengenai ak:rual dan akuntansi kas. Lalu, akan
dibahas peran akrual dan arus kas pada analisis laporan keuangan.

Mitos dan Fakta mengenai Akrual dan Arns Kas


Terdapat beberapa asersi mengenai akrual dan arus kas, baik positif
maupun negatif. Penting bagi analis untuk mengetahui mana yang benar dan
mana yang tidak.

a. Mitos akrual dan arus kas


Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman mengenai akuntansi
akrual, laba, dan arus kas.
1) Mitos: karena nilai perusahaan bergantung pada arus kas masa depan,
hanya arus kas kini yang relevan untuk penilaian.
Meskipun nilai perusahaan hanya tergantung dari arus kas masa depan,
tidak ada alasan untuk mengaitkan arus kas kini dengan arus kas masa
depan. Kita telah melihat bahwa laba kini merupakan prediksi arus kas
yang lebih baik dibandingkan arus kas kini. Kita juga telah melihat
bahwa laba dapat lebih baik mencerrninkan perubahan harga saham
dibandingkan arus kas.
2) Mitos: nilai perusahaan sama dengan nilai diskonto arus kas masa depan.
Kebenaran kalimat ini menimbulkan beberapa masalah. Pertama,
meskipun terdapat berbagai definisi arus kas, tidak semua definisi ini
mencerrninkan nilai perusahaan. Misalnya, nilai perusahaan tidak sama
dengan nilai sekarang arus kas operasi masa depan. Kedua, rumus dasar
menghitung nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari diskonto dividen
2.20 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN e

masa depan. Nilai sekarang arus kas bebas merupakan turunan rumus ini,
tetapi banyak definisi arus kas yang tidak tercakup. Ketiga, kita dapat
menilai perusahaan sebagai jumlah dari nilai buku kini dan diskonto sisa
laba di masa depan, terlepas dari arus kas.
3) Mitos: semua arus kas memiliki nilai relevan.
Banyak jenis arus kas yang tidak memengaruhi nilai perusahaan,
misalnya kas dari pelunasan piutang pelanggan. Selain itu, beberapa arus
kas berhubungan negatif dengan nilai perusahaan, misalnya pengeluaran
modal mengurangi arus kas bebas, tetapi biasanya meningkatkan nilai
perusahaan. Perhatikan contoh-contoh pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2
Dampak Transaksi pada Laba, Arus Kas Bebas, dan Nilai Perusahaan
Dampak pada
Nilai
Perusahaan
Transaksi Dampak pada Dampak pada Arus Kas (Nilai
Laba Bebas Sekarang
Dividen Masa
Depan)
Penjualan kredit Meningkat Tidak ada Meningkat
Pelunasan penjualan kredit Tidak ada Meningkat Tidak ada
Penurunan persediaan Menurun Tidak ada Menurun
Perubahan penyusutan dan Menurun Tidak ada Tidak ada
garis lurus
Pembelian aktiva tetap Tidak ada Menurun Tidak ada
tunai
* Jika aktiva tetap menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi dari biaya
modal, hal itu akan meninQkatkan nilai perusahaan.

4) Mitos: semua penyesuaian akuntansi akrual tidak relevan dalam hal nilai.
Hal ini benar bahwa penyesuaian "kosmetik" akuntansi, seperti metode
akuntansi alternatif untuk aktivitas usaha yang sama, tidak menghasilkan
penilaian berbeda. Namun, tidak semua penyesuaian akuntansi bersifat
"kosmetik". Tujuan utama akuntansi akrual adalah membuat
penyesuaian atas transaksi yang memiliki implikasi arus kas masa depan
meskipun tidak ada arus kas masuk a.tau keluar yang terjadi saat ini.
Perhatikan contoh penjualan kredit pada Tabel 2.2.
• EKS14204/ MODUL 2 2.21

5) Mitos: arus kas tidak dapat dimanipulasi.


Tidak hanya salah, bahkan arus kas lebih mudah dimanipulasi
dibandingkan dengan laba. Misalnya, arus kas dapat ditingkatkan dengan
menunda pengeluaran modal atau pembayaran beban. Arus kas dapat
dikurangi dengan mempercepat penagihan kas dari pelanggan.
6) Mitos: semua laba dimanipulasi.
Beberapa manajer memang melakukan manajemen laba. Frekuensi
praktik ini mungkin meningkat. N amun, tidak semua perusahaan
melakukan manajemen laba sepanjang waktu.
7) Mitos: tidak mungkin terus-menerus meningkatkan laba untuk jangka
waktu yang panjang.
Beberapa pemakai menganggap tidak mungkin meningkatkan laba dari
tahun ke tahun karena aturan akuntansi menyatakan bahwa akrual
akhirnya akan berbalik atau akuntansi akrual dan akuntansi kas akan
bertemu pada jangka panjang. Namun, banyak perusahaan yang dapat
melakukan manajemen laba secara agresif selama beberapa tahun.
Tambahan lagi, suatu perusahaan yang sedang berkembang dapat
membuat labanya meningkat selama periode yang lebih panjang karena
penyesuaian peningkatan laba tahun ini dapat melebihi penyesuaian
balik yang lebih kecil dari periode sebelumnya. Juga, beberapa
perusahaan dapat melakukan "mandi besar" (big bath) saat mereka
mengalami periode buruk untuk mengakui beban yang ditangguhkan
atau secara agresif mengakui beban masa depan. Hal ini memungkinkan
perusahaan dengan mudah membuat laba meningkat di masa depan
karena penyesuaian balik yang kecil dari periode sebelumnya.
8) Mitos: aturan akuntansi tidak relevan untuk penilaian.
Kebenaran pernyataan ini terkait dengan pembalikan atau penyelesaian
akrual. Hal ini juga benar pada jangka panjang, tetapi tidak benar untuk
jangka pendek. Dari sudut pandang praktis, aturan akuntansi
memengaruhi berbagai pengukuran, seperti laba terkini, ramalan laba,
serta nilai buku. Hal tersebut dapat memengaruhi estimasi penilaian
perusahaan. Karena itu, perlu dilakukan analisis akuntansi dan dibuat
penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan sebelum melakukan analisis dan
penilaian prospektif.
2.22 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

b. Fakta akrual dan arus kas


Logika dan bukti menjelaskan beberapa fakta mengenai akuntansi
akrual, laba, dan arus kas.
1) Fakta: akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas.
Baik secara konseptual maupun praktis, laba akrual lebih relevan
dibandingkan arus kas dalam mengukur kondisi keuangan dan kinerja
serta dalam penilaian. Perhatikan bahwa pernyataan ini tidak menentang
relevansi arus kas masa depan yang sudah jelas. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa arus kas kini kurang relevan dibandingkan dengan
laba saat ini.
2) Fakta: arus kas lebih andal dibandingkan akrual.
Pernyataan ini benar dan menyarankan bahwa arus kas dapat memainkan
peran pelengkap atas akrual. Namun, pernyataan ekstrem, seperti "arus
kas tidak dapat dimanipulasi", tidaklah benar. Saat menganalisis arus
kas, harus diingat bahwa arus kas lebih mudah diubah dibandingkan
laba.
3) Fakta: angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntasi.
Adanya metode akuntansi alternatif serta manajemen laba mengurangi
sifat "dapat dibandingkan" dan "konsistensi" angka akuntansi akrual.
Juga, aturan akuntansi yang berubah-ubah serta kesalahan estimasi dapat
menyebabkan distorsi akuntansi. Analisis keuangan dan penilaian yang
mengabaikan fakta ini dan penyesuaian akuntansi mungkin membuahkan
hasil yang salah. Misalnya, metode penilaian yang hanya menggunakan
rasio harga terhadap laba (price to earning ratio) yang dihitung
berdasarkan laba yang dilaporkan itu kurang efektif.
4) Fakta: nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual.
Beberapa orang secara salah menyatakan bahwa nilai ditentukan hanya
berdasarkan diskonto arus kas. Nilai juga dapat ditentukan dengan
menjumlahkan nilai buku kini dan diskonto sisa laba masa depan.
Analisis ini untuk memperlihatkan bahwa model penilaian berdasarkan
akuntansi lebih efektif dibandingkan dengan model diskonto arus kas.

F. HARUSKAH KITA MENGGANTI AKRUAL DENGAN ARUS


KAS?

Beberapa pendapat mengganti model penilaian berdasarkan laba akrual


dengan model arus kas. Pendapat ini beranggapan bahwa akuntansi akrual
• EKS14204/ MODUL 2 2.23

tidak ilmiah dan tidak relevan. Kas, menurut mereka, adalah raja. Namun, ini
adalah sikap yang ekstrem.
Akuntansi akrual memang tidak sempurna serta banyak aturan yang
berubah-ubah, kesalahan estimasi, dan adanya manajemen laba yang
mendistorsi akrual. Kita juga telah mengetahui bahwa akuntansi akrual lebih
baik dari arus kas pada banyak hal. Secara konseptual, hal itu lebih unggul
dan dapat digunakan. Sebagai akibatnya, mengabaikan akrual karena
kelemahannya dan hanya terfokus pada arus kas, seperti menyuruh seorang
bayi untuk mandi sendiri. Banyak informasi berharga yang terdapat pada
angka akuntansi akrual.
Pembahasan ini menganut pandangan konstruktif terhadap akuntansi
akrual, yaitu meskipun memiliki kelemahan, akrual berguna dan penting
untuk analisis keuangan. Pendekatan analisis kita adalah berhati-hati pada
kelemahan akuntansi akrual dan mengevaluasi serta menyesuaikan angka
yang disajikan pada laporan keuangan melalui proses analisis akuntansi.
Dengan proses ini, analis dapat menggali kekayaan akuntansi akrual dan pada
saat yang sama mengurangi distorsi dan kelemahannya. Arus kas juga
penting untuk analisis. Arus kas merupakan alat pemeriksa akuntansi akrual
yang andal. Laba yang secara konsisten berbeda dengan arus kas biasanya
mencerminkan kualitas yang rendah. Selain itu, analisis sumber dan
penggunaan dana (atau arus kas) penting bagi analisis keuangan yang efektif.

Penelitian Analisis

Kinerja Relatif Arus Kas dan Akrual

Kemampuan relatif arus kas dan akrual dalam menyajikan informasi


yang relevan dengan penilaian merupakan fokus utama banyak penelitian.
Salah satu lini penelitian membahas masalah ini dengan asumsi bahwa
harga saham merupakan indikator nilai intrinsik perusahaan yang terbaik.
Bukti menunjukkan bahwa baik arus kas operasi maupun akrual
memberikan informasi tambahan terkait dengan penelitian. Namun, laba
bersih yang merupakan penjumlahan akrual dan arus kas operasi lebih
unggul dibandingkan dengan arus kas operasi dalam menjelaskan tingkat
pengembalian saham. Keunggulan laba terutama terbukti pada jangka
pendek. Ingat bahwa perbedaan antara laba dan arus kas terutama terletak
pada waktu. Karena itu, pada jangka panjang (lima tahun atau lebih), laba
2.24 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

dan arus kas operasi cenderung sama. Arus kas operasi cenderung
mentiliki kinerja buruk pad.a perusahaan saat masalah waktu dan pengaitan
arus kas lebih terlihat.
Menggunakan harga saham sebagai indikator nilai intrinsik
dipertanyakan oleh bukti terakhir bahwa pasar mungkin memberikan bobot
melebihi yang seharusnya terhadap komponen akrual laba. Ini mungkin
karena penetapan (fixation) atas laba pada baris akhir. Bukti ini
memberikan indikasi bahwa arus kas operasi lebih persisten dibandingkan
akrual dan pasar terlalu tinggi menilai kemampuan akrual untuk
memprediksi keuntungan tahun depan atau pengembalian tidak normal
(abnor,nal return) dapat diperoleh melalui strategi membeli saham
perusahaan dengan akrual tertinggi.
Penelitian juga memperlihatkan laba lebih unggul dibandingkan arus
kas operasi dalam memprediksi laba masa depan. Namun, bukti yang
terkait dengan kemampuan relatif laba dan arus kas dalam memprediksi
arus kas masa depan tidak seragam. Meskipun arus kas operasi lebih
unggul dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi, terutama
pada j angka pendek, baik laba maupun arus kas operasi tetap berguna
untuk melakukan hal ini. Penelitian juga memperlihatkan kegunaan arus
kas investasi dan pendanaan untuk tujuan prediksi.
Singkatnya, meskipun para pendukung penelitian memperlihatkan
keunggulan akrual dibandingkan arus kas dalam menyajikan informasi
yang relevan dengan penilaian, baik akrual maupun arus kas memiliki
tambahan kegunaan. Karena itu, laba akrual dan arus kas harus dipandang
sebagai pelengkap, bukan pengganti. Penelitian juga memperlihatkan
bahwa kegunaan relatif akrual dan arus kas tergantung dari karakteristik,
seperti anggota industri, siklus operasi, dan posisi pada siklus hidup
perusahaan.
• EKS14204/M ODUL 2 2.25

~,
- -...-
-- -=-=-
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Apakah keunggulan pencatatan akuntansi sistem akrual?


2) Berikanlah ilustrasi untuk pengakuan transaksi basis kas dan akrual !
3) Apa perbedaan utama antara akuntansi akrual dan akuntansi arus kas?
4) Apa yang Anda ketahui mengenai akrual jangka pendek dan akrual
jangka panjang?
5) Apakah yang dimaksud dengan mitos dan fakta mengenai akrual dan
arus kas? Sebutkan !

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 2 pada bagian keunggulan pencatatan


akuntansi secara accrual basis.
2) Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 2 pada bagian pengakuan transaksi basis
kas dan akrual.
3) Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 2 pada bagian relevansi empiris
akuntansi akrual.
4) Baca Kegiatan Belajar I Modul 2 pada bagian akrual jangka pendek dan
akrual jangka panjang.
5) Baca Kegiatan Belajar I Modul 2 pada bagian mitos dan fakta mengenai
akrual dan arus kas.

-:CJ RANG KUMAN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Laporan keuangan utamanya berbasis akrual. Standar akuntansi


mengharuskan konsep akrual, baik untuk mengukur kinerja maupun
kondisi keuangan. Statement of Financial Accounting Concept Nomor I
menyatakan bahwa informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan
akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik
dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan,
berupa penerimaan dan pembayaran kas.
2.26 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

Pada dasarnya, ada dua metode untuk pencatatan transaksi dalam


akuntansi, yaitu basis kas dan basis akrual. Akuntansi cash basis adalah
basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Sementara itu, basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Proses pengakuan dalam sistem akrual adalah pengakuan
pendapatan dan pengaitan beban. Pendapatan diakui saat diperoleh dan
saat direaUsasi. Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan
produk atau jasanya. Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban
dengan pendapatan. Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau
jasa disebut biaya produk (product costs) dan diakui saat produk atau
jasa diserahkan. Se]uruh biaya produk d.isajikan bersamaan pada biaya
penjualan (cost of sales), tetapi akan berada pada akun persediaan hingga
dapat dikaitkan dengan pendapatan. Behan lainnya adalah biaya periode
(period costs), biasanya dikaitkan dengan pendapatan.
Dari pengaruhnya, akrual terbagi menjadi dua, yaitu akrual jangka
pendek dan akrual jangka panjang. Akrual jangka pendek biasanya
berasal dari persediaan dan transaksi kredit yang menimbulkan semua
bentuk piutang dan kewajiban, seperti debitur dan kreditor transaksi
perdagangan, beban dibayar di muka, dan penerimaan uang muka.
Akrual jangka panjang (long-term accrual) disebabkan oleh kapitalisasi.
Kapitalisasi akti va merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi
pada periode kini karena manfaatnya diharapkan terjadi pada periode
masa depan.

~ I TES F' □ RM AT IF' l _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Pernyataan berikut ini merupakan antisipasi yang harus didasarkan pada
pengakuan dengan akrual, kecuali ....
A. transaksi usaha dilakukan berdasarkan kredit sehingga uang cash
tidak langsung diterima
B. perusahaan berinvestasi pada persediaan dan aktiva jangka panjang
yang manfaatnya dapat dirasakan sepanjang beberapa periode di
masa depan sehingga tidak langsung dapat dinikmati
C. mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan
apakah terdapat arus kas pada saat yang bersamaan
D. pengakuan pendapatan dilakukan pada saat cash sudah diterima
• EKS14 204/M ODUL 2 2.27

2) Sebuab perusahaan menjual kendaraan sebagai bisnis utamanya. Aliran


dana yang berpengaruh terhadap arus kas operasi adalah ....
A. penjualan kendaraan dinas direktur
B. pinjaman kepada pihak ketiga untuk kendaraan antar jemput
karyawan
C. pembayaran cicilan atas penjualan kendaraan dari costumer
D. tambahan dana dari direksi untuk pembelian alat-alat service

3) Berikut ini adalah kelemaban pencatatan akuntansi akrual, kecuali ....


A. adanya risiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat
mengurangi pendapatan perusahaan
B. adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan
perusahaan
C. perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang
belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima
D. adanya pembentukan pencadangan untuk kas yang tidak tertagih
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian

4) Transaksi pembelian barang dagang secara kredit pada 10 Maret 20 12


dibayar pada 20 April 2012. Pencatatan secara akrual untuk transaksi
tersebut adalah ... .
A. 10 Maret 2012
B. 20 April 2012
C. 10 Maret dan 20 April 2012
D. 10 Maret dan 20 April 2012 sama saja

5) Yang bukan merupakan fakta tentang akuntansi akrual adalah ... .


A. akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibanding arus kas
B. angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntasi
C. nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual
D. arus kas tidak dapat dimanipulasi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir rnodul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar l.
2.28 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

Jurnlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
• EKS14204/M ODUL 2 2.29

KEGIATAN BELAJAR 2

Pengaruh lndikator Makroekonomi


terhadap Entitas Bisnis

A. PENGARUH INDIKATOR MAKROEKONOMI TERHADAP


ENTITAS BISNIS

Hampir tidak ada penyusunan manajemen strategis yang tidak


1nemperhatikan lingkungan makro. Sejak dasawarsa tujuh puluhan,
manajemen telah memahami betapa pentingnya pengaruh lingkungan makro
terhadap kegagalan atau keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Ketika
itu, manajemen mulai sadar betapa lingkungan makro lebih sering berubah
dengan tingkat kecepatan dan percepatan perubahan yang semakin meninggi.
Di sisi lain, manajemen juga mengetahui bahwa melakukan analisis
lingkungan makro sama sekali bukan pekerjaan yang mudah, bahkan teramat
sulit. Hal ini terjadi karena lingkungan makro memjliki karakteristik yang
khas.
Pertama, lingkungan makro tidak memiliki batas (boundlessness).
Sekalipun secara umum terdiri atas lingkungan ekonomi, teknologi, politik,
hukum, sosial, dan kependudukan; namun detail dari masing-masing
lingkungan amat luas, dalam, dan tanpa batas. Masing-masing memiliki
intensitas pengaruh yang berbeda-beda terhadap berbagai aspek manajemen
fungsional. Mustahil ditemukan seseorang mempunyai pengetahuan dan
kecakapan yang menyeluruh yang dapat memahamj keluasan dan kedalaman
begitu banyak aspek. Manajemen perlu menyiapkan waktu, tenaga, dan dana
yang cukup jika mereka dituntut untuk mengamati perubahan lingkungan
makro secara komprehensif dan terus-menerus. Namun, belum ada jaminan
bagi manajemen untuk mampu menemukan sebagian dari lingkungan makro
yang unik (khas) atau yang dilihatnya sebagai faktor penentu utama
keberhasilan perusahaan. Sering kali yang terjadi justru manajemen terjebak
untuk membuat daftar yang begitu panjang dan tidak mampu menemukan
urutan penting dan intensitas pengaruh msing-masing faktor. Seyogianya
manajemen berbuat sebaliknya, tanpa perlu daftar panjang, tetapi
mengandung elemen yang signifikan.
2.30 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

Kedua, lingkungan makro juga hanya memberikan sinyal yang lemah


kepada manajemen. Amat jarang ditemukan sinyal perubahan yang
transparan. Kecenderungan perubahan biasanya baru dapat dilihat dalam
jangka panjang. Kadang kala sinyal yang diberikan bertolak belakang satu
sama lain yang dapat menyulitkan pemilahan. Oleh karena itu, di samping
pengetahuan dan kecakapan, manajemen juga dituntut memiliki intuisi bisnis
yang terlatih serta terus-menerus diasah. Manajemen juga perlu menggali
sumber informasi luar yang formal dan resmi. Di banyak negara berkembang,
manajemen perlu membangun jaringan informasi secara informal, yang
biasanya berasal dari teknis bisnis, gosip, dan humor. Jika perlu, manajemen
memiliki sumber informasi dari pusat pengambilan keputusan kebijaksanaan
lingkungan makro (insider sources).
Dilihat drui kepentingan perusahaan, lingkungan makro juga memiliki
sifat tak dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali
manajerial terhadap besaran dan arah perubahan lingkungan makro. Dalam
batas-batas tertentu yang amat kecil, hanya pe1usahaan yang amat sangat luar
biasa dalam segala ukuran yang kadang kala memegang kendali lingkungan
makro. Akibatnya, manajemen tidak sepenuhnya dapat bersikap proaktif.
Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap proaktif
secara ajek dan cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak hanya
menunggu dan memberikan tanggapan terhadap perubahan lingkungan
makro. Manajemen hanya cenderung menyiapkan antisipasi bisnis. Oleh
karena itu, biasanya pilihan yang lazim adalah menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan bisnis.

B. MANAJEMENDANDAYA TAHANLABA

1. Definisi Manajemen Laba


Terdapat beberapa persyaratan untuk memenuhi definisi manajemen
laba (earnings management). Persyaratan ini penting karena akan
membedakan manajemen laba dengan salah saji dan distorsi. Manajemen
laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang diterima dengan tujuan
melaporkan hasil tertentu. Diskresi (pilihan) yang tersedia digunakan untuk
memilih dan menerapkan prinsip akuntansi terhadap tujuan tertentu dan tidak
diragukan pilihan ini berada dalam kerangka praktik yang berlaku umum. Hal
ini lebih menjadi masalah bentuk dibandingkan substansi. Pemilihan ini juga
tidak memengru·uhi transaksi aktual (seperti menunda pengeluaran pada
• EKS14204/MODUL 2 2.31

periode berikut), tetapi memengaruhi distribusi ulang atas kredit atau beban
sepanjang beberapa periode. Tujuan utama adalah menurunkan keragaman
laba sepanjang beberapa periode melalui pemindahan laba antara periode
baik dan buruk, antara periode berjalan dan masa depan, atau berbagai
kombinasi. Bentuk manajemen laba aktual sangat beragam. Beberapa bentuk
manajemen laba yang harus di waspadai mencakup hal berikut ini.

a. Perubahan metode atau asumsi akuntansi


Contoh perusahaan yang mengubah metode atau asumsi adalah Chrysler,
yang merevisi asumsi tingkat pengembalian portofolio pensiun menjadi lebih
tinggi sehingga meningkatkan laba saat penjualan turun. Lalu, Continental
Airlines memperpanjang periode penyusutan dan menambah nilai sisa
pesawat sehingga meningkatkan laba periode berikutnya.

b. Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa)


Praktik ini memindahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa dan
tidak diperkirakan yang dapat berpengaruh buruk pada tren laba.

c. Mandi besar (big bath)


Teknik ini mengakui beban periode masa depan pada masa kini jika
kinerja periode masa kini sangat buruk. Praktik ini melepaskan beban masa
depan dari laba masa depan.

d. Penurunan nilai
Penurunan nilai aktiva operasi, seperti pabrik dan peralatan, atau aktiva
tak berwujud, seperti goodwill saat hasil operasi sedang buruk, merupakan
alat manajemen laba lainnya. Perusahaan sering kali melakukan pembenaran
penurunan nilai dengan menyatakan bahwa kondisi ekonomi tidak
mendukung nilai aktiva yang dilaporkan. Contohnya adalah Cisco Systems
yang mengbapus nilai persediaan sebesar $2,25 mi.liar sebagai bagian
program restrukturisasi.

e. Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban


Teknik ini mengatur waktu pengakuan pendapatan dan beban untuk
melakukan manajemen laba, termasuk manajemen tren. Contohnya adalah
mengatur waktu pengakuan pendapatan, penjualan aktiva, pengeluaran riset,
iklan, pemeliharaan, dan perbaikan. Tidak seperti sebagian besar teknik
2.32 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

manajemen laba, keputusan ini dapat melibatkan waktu transaksi aktual.


Contohnya adalah General Electric yang melakukan saling hapus antara
keuntungan dan beban restrukturisasi untuk meratakan fluktuasi laba.

2. Insentif dan Daya Tahan Manajemen


Dampak insentif manajemen terhadap akuntansi dan analisis laporan
keuangan utamanya terbukti saat menilai daya tahan laba dan saat melakukan
analisis kredit. Pengalaman memperlihatkan bahwa sebagian manajer,
pemilik, serta karyawan memanipulasi dan mendistorsi laba yang dilaporkan
untuk tujuan pribadi. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
umumnya mudah diserang oleh banyak tekanan. Praktik ini sering kali
merupakan pembenaran individu tersebut sebagai alat bela diri. Perusahaan
yang berhasil juga sering kali berusaha mempertahankan reputasi perusahaan
dengan pertumbuhan laba melalui manajemen laba. Dampak manajemen
insentif terungkap pada kasus berikut, yaitu analisis harus mengakui insentif
bagi manajer terkait dengan laba. Awalnya, manajemen laba sering kali
dicapai dengan pelaporan laba yang terlalu rendah. Hal ini menciptakan
"cadangan" untuk dapat digunakan pada periode dengan laba rendah di masa
depan. Misalnya, Sears yang menggelembungkan cadangan piutang tak
tertagih dan menggunakan cadangan ini untuk menaikkan laba selama
beberapa tahun. Meskipun hal ini dapat diperdebatkan, hak ini bukan tujuan
pelaporan keuangan. Saat ini, kita diberikan pengungkapan penuh komponen
laba bersama dengan penjelasan manajemen. Karena itu, kita dapat membuat
rata-rata, meratakan, atau menyesuaikan laba yang dilaporkan sesuai dengan
tujuan analisis. Contoh kemungkinan adanya manajemen laba terlihat pada
General Motors (GM) seperti Ilustrasi 2.1 berikut.
• EKS14204/ MODUL 2 2.33

Ilustrasi 2.1

GM melaporakan revisi masa manfaat pabrik dan peralatan. Hal inj


mengurangi beban penyusutan dan amortisasi sebesar $ 1,2 triliun. Direktur
GM melaporkan, "GM memperoleh $3,6 miliar tahun ini, meningkat
sebesar 2 1% . . . meskipun terdapat 9% pengurangan pada penjualan di
seluruh dunia." Namun, tanpa penurunan beban penyusutan dan amortisasi
sebesar $1,2 miliar, laba akan turun. Perubahan akuntansi ini didahului
oleh cadangan tahun lalu sebesar $ 1,3 miliar karena penutupan pabrik dan
restrukturisasi. N amun, hanya $0,5 miliar dari cadangan ini yang telah
dibebankan, sedangkan sisanya tetap dapat menyerap biaya masa depan.
Setelah penggantian pemimpin berikutnya di GM, terdapat tambahan
beban sebesar $2,1 miliar sebagai biaya penutupan beberapa pabrik lagi,
termasuk pabrik yang akan ditutup beberapa tahun mendatang. Urutan
kejadian ini mengurangi kepercayaan terhadap laporan keuangan dan
manajemen. Karena itu, harus dibuat estimasi andal atas kekuatan laba
melalui teknik, seperti menghitung rata-rata, menyusun ulang, dan
menyesuaikan laba.

Dengan adanya insentif kinerja bagi manaJer dan penggunaan angka


akuntansi untuk mengandalkan dan mengawasi kinerja mereka, analis harus
menyadari adanya potensi manajemen laba dan bahkan salah saji. Analis
harus mampu mengenali perusahaan yang memiliki dorongan kuat untuk
melakukan manajemen laba, kemudian meneliti praktik akuntansi perusahaan
untuk memastikan integritas laporan keuangan.

3. Pos Laba yang Bertahan dan Sementara


Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk penilaian ekuitas
bergantung pada pemisahan komponen laba yang stabil dan bertahan
(pe rsistent) dengan komponen acak yang sementara (transitory) . Penilaian
daya tahan itu penting dalam penentuan kekuatan laba. Peramalan laba juga
bergantung pada daya tahan. Bagian penting dalam analisis adalah menilai
daya tahan komponen keuntungan dan kerugian dalam laba. Bagian ini
menguraikan bagaimana menentukan daya tahan pos tidak berulang, tidak
biasa, atau luar biasa. Juga dibahas bagaimana perlakuan pos ini dalam
evaluasi laba, kinerj a manajemen, dan peramalan laba.
2.34 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

4. Analisis dan Interpretasi Pos Sementara


Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa sebagai berikut.
a. Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan).
Proses ini melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa,
bukan pos operasi, atau tidak berulang.
b. Menentukan penyesuaian khusus untuk evaluasi ataupun peramalan
laba.

5. Menentukan Daya Tahan (Sifat Sementara) Suatu Pos


Adanya insentif bagi manajer terkait dengan pelaporan pos sementara
membuat kita harus melakukan evaluasi independen mengenai apakah suatu
keuntungan atau kerugian bersifat sementara. Kita juga harus menentukan
bagaimana penyesuaian pos tersebut. Untuk tujuan ini, pos tersebut dibag.i
dalam dua kategori besar, yaitu operasi yang tidak berulang dan non operasi
yang tidak berulang.

a. Keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang


Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas operasi, tetapi
jarang terjadi atau tidak dapat diprediksi. Pos operasi itu terkait dengan
aktivitas usaha normal. Konsep operasi normal ternyata tidak sejelas yang
diduga banyak orang. Pendapatan dan beban operasi merupakan aktivitas
yang terkait dengan jalanan pabrik. Sebaliknya, kas masuk dari penjualan
efek yang tersedia untuk dijual merupakan keuntungan atau kerugian
nonoperasi. Akan tetapi, keuntungan (atau kerugian) penjualan peralatan,
meskipun dilakukan untuk memberi tempat bagi peralatan lain, merupakan
pos nonoperasi. Konsep penting lainnya adalah frekuensi terjadinya atau
'berulang' (recurrence). Tidak ada batasan yang berlaku umum untuk
memisahkan kejadian berulang dengan yang tidak berulang. Misalnya,
kejadian biasa yang menimbulkan keuntungan atau kerugian diklasifikasikan
sebagai berulang. Suatu kejadian tidak dapat diprediksi dan jarang terjadi
diklasifikasikan sebagai tidak berulang. Namun, suatu kejadian yang jarang,
tetapi dapat diprediksi, menimbulkan masalah dalam klasifikasi. Misalnya,
tungku pembakaran bisa digunakan bertahun-tahun dan penggantiannya
sangat jarang, tetapi penggantian ini dapat diprediksi. Beberapa perusahaan
membuat cadangan untuk jenis penggantian ini.
Analisis keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang harus
mengakui sifat jarang terjadi dan pola berulang. Pos ini dianggap milik
• EKS14204/MODUL 2 2.35

periode pelaporan. Juga, harus dijawab pertanyaan mengenai operasi normal.


Misalnya, tujuan seorang tukang roti adalah membuat roti dan kue, tetapi
membeli dan menjual sekuritas untuk memperoleh keuntungan dan kerugian
dianggap di luar operasi normal atau bahkan untuk menjual mesin
pemanggang yang akan diganti dengan mesin yang lebih efisien. Interpretasi
aktivitas operasi yang terbatas ini dapat dipertanyakan. Beberapa pendapat
menyatakan bahwa tujuan manajemen adalah meningkatkan ekuitas atau nilai
saham dan bukan memanggang roti. Hal ini mencapai klasifikasi strategi dari
aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, dan aktivitas operasi. Hal tersebut
tidak dibatasi oleh pandangan operasi normal yang terbatas. Kita dapat
mengevaluasi pandangan yang lebih luas mengenai keuntungan dan kerugian
aktivitas operasi. Pandangan ini menghasilkan beberapa keuntungan dan
kerugian operasi yang tidak berulang sebagai bagian aktivitas operasi pada
periode terjadinya.
Analisis pos operasi tidak berulang tidak langsung memenuhi aturan
mekanis. Kita harus menelaah informasi dan akan menemukan beberapa pos
yang lebih bersifat berulang dibandingkan pos lain serta beberapa lebih
bersifat operasional dibandingkan yang lain. Telaahan memengaruhi
penyusunan ulang, penyesuaian, dan peramalan laba. Juga, harus dilihat
besaran suatu pos sebagai suatu faktor penting. Setelah analisis laba berulang
diselesaikan, kita perlu melihat laba rata-rata selama beberapa tahun dan
bukan hanya laba satu tahun. Melihat laba rata-rata itu penting pada
pe1usahaan dengan jumlah pos tidak berulang dan luar biasa fluktuatif. Hasil
satu tahun terlalu pendek dan terlalu acak untuk mengevaluasi kekuatan laba
perusahaan atau untuk peramalan laba. Ilustrasi 2.2 memperjelas situasi ini.

llustrasi 2.2

Beberapa tahun terakhir, kita melihat banyak beban besar untuk


reorganisasi, pengaturan ulang, atau pengelompokan ulang yang
mengurangi laba. Perusahaan yang melakukan penghapusan besar-besaran
antara lain (dalam miliaran $) adalah AT&T $2,6; Occidental Petroleum
$2; Continental Airlines $1,8; Digital Equipment $ 1; Colimbia Gas
System $0,8; General Dynamics $0,6; dan Bethlehem Steel $0,6.
Informasi yang diberikan mengenai kejadian ini sering kali terbatas, tetapi
tidak dapat disangkal perusahaan tersebut melakukan "revisi" besar-
besaran atas basil usaha yang dilaporkan sebelumnya. Tindakan ini
2.36 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

mengoreksi pelaporan laba tahun-tahun sebelumnya yang terlalu tinggi.


Analis harus waspada terhadap penghalusan agresif yang akan
menguntungkan periode masa depan dari beban yang seharusnya terjadi
pada periode tersebut.

b. Keuntungan dan kerugian nonoperasi yang tidak berulang


Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi serta terjadi di luar
operasi normal. Kejadian yang menyebabkan pos ini biasanya tidak
berhubungan, tidak diinginkan, dan tidak direncanakan, tetapi tidak selalu
seluruhnya tidak diharapkan. Aktivitas usaha itu terkait dengan risiko
kejadian merugikan atau kejutan yang tiba-tiba terjadi, apakah sifatnya alarni
atau buatan manusia. Misalnya, kerusakan fasilitas pabrik karena jatuhnya
pesawat meskipun lokasi pabrik tersebut jauh dari bandara. Contoh lain
adalah (1) kerugian yang menimbulkan korban yang tidak diasuransikan,
yang bukan risiko normal perusahaan, (2) pengambilalihan aktiva perusahaan
oleh pemerintahan asing, serta (3) kerusakan properti karena perang,
pemberontakan, atau kerusuhan sipil yang tidak diharapkan. Kejadian ini
sering kali tidak berulang, tetapi memiliki beragam kaitan dengan aktivitas
operasi. Seluruh kejadian terjadi pada kejadian usaha yang biasa. Bahkan,
kerusakan aktiva akibat bencana alam mencerminkan risiko usaha. Kejadian
unik sangat jarang ditemukan. Yang sering terlihat unik adalah gejala risiko
baru yang memengaruhi kekuatan laba dan operasi masa depan. Analis harus
mempertimbangkan kemungkinan ini. Tanpa bukti yang menyatakan
sebaliknya, pos ini dianggap luar biasa dan dikeluarkan dari hasil operasi satu
tahun tertentu. Namun, pos ini merupakan bagian dari kinerja perusahaan
jangka panjang.

6. Penyesuaian Pos Loar Biasa yang Mencerminkan Daya Tahan


Langkah kedua dalam menganalisis pos sementara adalah
mempertimbangkan dampaknya terhadap sumber daya perusahaan dan
evaluasi manajemen.

a. Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan


Setiap keuntungan dan kerugian sementara merniliki dampak ganda.
Misalnya, saat mengakui keuntungan, suatu perusahaan juga mencatat
kenaikan sumber daya. Begitu juga suatu kerugian menghasilkan penurunan
sumber daya. Karena pengembalian investasi modal mengukur hubungan
• EKS14204/MODUL 2 2.37

laba bersih terhadap sumber daya, kentungan atau kerugian sementara


memengaruhi pengukuran ini. Semakin besar pos sementara, semakin besar
dampaknya terhadap pengembalian. Jika laba dan kejadian saat ini digunakan
dalam peramalan, pos luar biasa lebih berpengaruh dibandingkan kinerja
masa lalu, yaitu kerugian sementara meningkatkan modal dan taksiran
pengembalian masa depan. Dalam peramalan profitabilitas dan pengembalian
investasi, analis harus mempertimbangkan dampak pencatatan pos sementara
dan kemungkinan kejadian masa depan yang menyebabkan pos sementara.

b. Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen


Salah satu implikasi yang sering dikaitkan dengan keuntungan dan
kerugian sementara adalah kurangnya keterkaitan mereka dengan aktivitas
usaha normal. Karena itu, pos ini jarang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja manajemen. Analis harus mempertanyakan mengapa pos ini
dikeluarkan saat mengevaluasi kinerja manajemen. Apakah aktivitas normal
dan terencana terkait dengan keputusan manajemen? Saat kita
mempertimbangkan transaksi efek, transaksi aktiva tetap, atau transaksi divisi
dan anak perusahaan, seluruhnya mencerminkan tindakan yang dilakukan
manajemen untuk tujuan tertentu. Tindakan ini biasanya membutuhkan lebih
banyak pertimbangan dibandingkan dengan keputusan operasi biasa karena
biasanya sifatnya lebih tidak lazim dan melibatkan kemampuan manajemen
seperti terlihat dalam hal berikut.

Cuplikan analisis
Standard Oil Co. melaporkan beban sementara sebesar $1,15 miliar terkait
penurunan nilai investasi di Konnecott yang tidak berhasil. Kerugian ini
menunjukkan bahwa laba tahun-tahun sebelumnya dinyatakan terlalu
tinggi dan j uga menimbulkan pertanyaan mengenai kompetensi
manajemen dalam membuat keputusan investasi yang baik.

Manajemen harus waspada terhadap risiko rintangan dan bencana alam


atau yang disebabkan manusia. Keputusan usaha adalah tanggung jawab
manajemen. Misalnya, keputusan untuk melakukan aktivitas internasional
dengan pemahaman mengenai risiko yang terkait. Keputusan untuk membeli
asuransi atau tidak merupakan keputusan operasi normal. Intinya, tidak ada
kejadian yang seluruhnya tidak diharapkan atau tidak dapat diramalkan.
Manajemen tidak terlibat atau setidaknya tidak diharapkan untuk terlibat
2.38 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

dalam aktivitas usaha yang tidak diketahui. Pengambilan keputusan


merupakan aktivitas usaha yang diharapkan terjadi. Setiap perusahaan terkait
dengan risiko melekat dan manajemen seharusnya tidak melakukan aktivitas
tanpa menimbang risiko tersebut.
Dalam penilaian hasil operasi, pemisahan antara pos normal dan
sementara sering kali tidak berarti. Pendapat manajemen mengenai kualitas
keputusannya hampir selalu terkait dengan kondisi usaha normal atau terkait
dengan itu. Hal ini terbukti pada bagian Management Discussion & Analysis
(MD&A). Namun, manajer yang baik mengantisipasi hal yang tidak
diharapkan. Saat terjadi kegagalan atau kekurangan, manajer yang buruk
sering kali berusaha "menjelaskan" untuk melemparkan tanggung jawab. Jika
keberhasilan tidak membutuhkan penjelasan, kegagalan membutuhkan
penjelasan panjang serta melemparkan kesalahan pada kejadian tidak biasa
atau tidak diharapkan. Pada ekonomi yang kompetitif, kondisi normal jarang
bisa bertahan sepanjang waktu. Manajemen dibayar untuk mengantisipasi
dan memperkirakan yang tidak biasa. Penjelasan bukan merupakan substitusi
dari kinerj a.

C. INFLASI (INFLATION)

1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu). Hal ini berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
spekulasi, sampai akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi
rendahnya tingkat harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi.
Dua yang paling sering digunakan adalah consumer price index (CPI) dan
gross domestic product (GDP) Deflator.

2. Macam-macam lnflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan,
sedang, berat, dan hiperinflasi.
a. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun.
• EKS14204/MODUL 2 2.39

b. Inflasi sedang antara 10%-30% setahun.


c. Inflasi berat antara 30%-100% setahun.
d. Hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga
berada di atas 100% setahun.

3. Sebab-sebab Terjadinya Inflasi


Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan perrnintaan dan
desakan produksi atau distribusi. Sebab pertama lebih dipengaruhi oleh peran
negara dalam kebijakan moneter (bank sentral), sedangkan sebab kedua lebih
dipengaruhi oleh peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang pemerintah, seperti fiskal, kebijakan pembangunan infrastruktur,
regulasi, dan sebagainya.
a. Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang
berlebihan. Biasanya hal ini dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan mernicu perubahan pada
tingkat harga. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. J adi, inflasi
ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment,
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar
yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh
banyak faktor, selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral
dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri
keuangan.
b. Inflasi desakan biaya terjadi ak.ibat adanya kelangkaan produksi atau
juga termasuk adanya kelangkaan distribusi walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Berkurangnya produksi bisa terjadi akibat berbagai hal, seperti adanya
masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dan
sebagainya), bencana alam, cuaca, kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tersebut, serta aksi spekulasi (penimbunan)
sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait di pasaran. Begitu
juga hal yang sama dapat te1jadi pada distribusi, dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
2.40 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

4. Dampak Inflasi
Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang.
Sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi berdampak sebagai
berikut.
a. Mendorong penanaman modal spekulatif
Inflasi mengakibatkan para pemilik modal cenderung melakukan
spekulatif. Hal ini dilakukan dengan cara membeli rumah, tanah, dan
emas. Cara ini dirasa oleh mereka lebih menguntungkan daripada
melakukan investasi yang produktif.
b. Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi
U ntuk menghindaii kemerosotan nilai uang atau modal yang mereka
pinjamkan, lembaga keuangan akan menaikkan tingkat suku bunga
pinjaman. Apabila tingkat inflasi tinggi, tingkat suku bunga juga akan
tinggi. Tingginya suku bunga akan mengurangi kegairahan penanaman
modal untuk mengembangkan usaha-usaha produktif.
c. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan
Apabila gagal mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap
ketidakpastian ekonomi. Selanjutnya, arah perkembangan ekonomi sulit
diramal. Keadaan semacam ini akan mengurangi kegairahan pengusaha
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
d. Menimbulkan masalah neraca pembayaran
Inflasi akan menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah
dai·ipada harga barang yang dihasilkan di dalam negeri. Hal ini akan
mengakibatkan impor berkembang lebih cepat daripada ekspor. Selain
itu, arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dibanding yang masuk
ke dalam negeri. Keadaan ini akan mengakibatkan te1jadinya defisit
neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.

D. PERUSAHAAN DAN KONDISI EKONOMI

Sebuah neraca menjelaskan aktiva perusahaan pada satu titik waktu


tertentu dan sumber pendanaan aktiva-aktiva tersebut. Laporan laba rugi
menggambarkan hasil operasi untuk satu periode waktu. Laba meningkatkan
aktiva, termasuk kas dan aktiva nonkas (lancar dan tak lancar). Beban
merupakan konsumsi atas aktiva (atau munculny a kewajiban). Dengan
demikian, laba bersih terkait dengan arus kas melalui penyesuaian pos-pos
neraca.
• EKS14204/MODUL 2 2.41

Perusahaan yang menguntungkan dapat mengalami kesulitan untuk


memenuhi kewajiban lancarnya dan memerlukan kas berekspansi.
Kesuksesan melalui peningkatan penjualan dapat menyebabkan masalah
likuiditas dan membatasi kas karena bertumbuhnya aktiva. Dana yang
tersedia mungkin tidak cukup untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo.
Penting untuk memisahkan kinerja antar aktivitas, terutama pemisahan antara
kinerja operasi dan keuntungan yang berasal dari aktivitas investasi dengan
aktivitas pendanaan. Semua aktivitas tersebut penting dan saling terkait,
tetapi aktivitas-aktivitas tersebut tidak sama dan mencerminkan aspek
perusahaan yang berbeda-beda. Laporan arus kas mengungkapkan implikasi
aktivitas laba terhadap kas. Laporan ini mengungkapkan aktiva yang
diperoleh dan bagaimana aktiva tersebut didanai. Laporan ini menjelaskan
bagaimana laba bersih berbeda dengan arus dari operasi. Kemampuan
menghasilkan arus kas dari operasi penting untuk keuangan yang sehat.
Tidak ada perusahan yang dapat bertahan jangka panjang tan pa menghasilkan
kas dari operasi. Kita harus menginterpretasikan arus kas dan tren tersebut
dengan hati-hati serta memahami kondisi ekonomi.
Perusahaan yang sukses ataupun yang gagal dapat mengalami masalab
arus kas dari operasi, tetapi dengan alasan yang jauh berbeda. Perusahaan
yang sukses, lalu menghadapi masalah investasi dalam piutang dan
persediaan yang meningkat untuk memenuhi permintaan pelanggan yang
meningkat, mendapati bahwa keuntungan yang meningkat berguna untuk
mendapatkan pendanaan tambahan dengan utang ataupun ekuitas.
Keuntungan ini (laba akrual positit) pada akhirnya menghasilkan arus kas
positif. Sementara itu, perusahaan yang gagal akan mengalami kekurangan
kas karena penurunan perputaran piutang dan persedian, mengalami kerugian
operasi, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut atau faktor lainnya.
Perusahaan yang gagal dapat meningkatkan arus kas dengan mengurangi
piutang dan persediaan, tetapi hal ini umumnya disertai dengan penurunan
pelayanan pada pelanggan yang menurunkan laba lebih lanjut. Faktor-faktor
tersebut merupakan tanda krisis saat ini dan di masa depan serta kekurangan
kas, termasuk penurunan kredit perdagangan serta penurunan arus kas bagi
perusahaan yang gagal memiliki implikasi yang sama sekali berbeda dengan
implikasinya bagi perusahaan yang sukses. Meskipun manajer gagal
meminjam uang, biaya dan pinjaman hanya akan memperbesar kerugian.
Profitabilitas merupakan variabel utama karena tanpa profitabilitas,
perusahaan menuju kehancuran.
2.42 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

Perubahan modal kerja operas1 Juga harus diinterpretasikan dalam


lingkungan ekonomi. Peningkatan piutang dapat menandakan permintaan
pelanggan yang meningkat atau merupakan pertanda ketidakmampuan untuk
menagih piutang tepat waktu. Sama halnya dengan persediaan, peningkatan
(terutama bahan baku) dapat menandakan antisipasi kenaikan produksi
karena meningkatnya permintaan pelanggan atau menandakan
ketidakmampuan mengantisipasi permintaan atau menjual produk dengan
akurat (terutama jika persediaan barang jadi meningkat).
Kondisi inflasi menambah kesulitan keuangan dan tantangan bagi
perusahaan. Tantangan utama meliputi penggantian aktiva tetap pada harga
yang lebih tinggi dari beban penyusutan, meningkatnya investasi dalam
piutang dan persediaan, dan kebijakan dividen yang didasarkan pada laba
yang tidak menyediakan biaya sumber daya yang digunakan dalam operasi.
Meskipun keputusan manajemen tidak harus didasarkan pada laporan
keuangan, implikasi dan pentingnya laporan keuangan tidak dapat diabaikan.
Informasi tentang bagaimana dampak tindakan manajemen dala1n kondisi
inflasi dapat dicari dalam laporan arus kas. Hal ini menyebabkan fokus pada
arus kas dari operasi setelah pengeluaran modal dan di viden.

E. SUKU BUNGA

Menurut Nopirin (1996), suku bunga adalah biaya yang harus dibayar
oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi
pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga memengaruhi keputusan
individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan
uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga
yang menghubungkan masa kini dengan masa depan. Sebagaimana harga
lainnya, tingkat bunga ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran
(Suhaedi, 2000). Tingkat suku bunga digunakan pemerintah untuk
mengendalikan tingkat harga ketika tingkat harga tinggi dan jumlah uang
yang beredar dalam masyarakat banyak.
Teori ini berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh ekonom Inggris,
John Maynard Keyness, yang telah mengkritik teori ekonomi klasik tentang
pengembangan teori tingkat suku bunga. Menurut Keyness, teori klasik
berlaku hanya untuk bunga jangka panjang. Ia mengembangkan teori
preferensi likuiditas ini untuk menjelaskan suku bunga jangka pendek.
Tingkat suku bunga, menurut Keyness, adalah harga yang dikeluarkan
• EKS14204/M ODUL 2 2.43

debitur mendorong seorang kreditor memindahkan sumber daya langka


(uang) mereka, tetapi uang yang dikeluarkan debitur mempunyai
kemungkinan adanya kerugian, berupa risiko tidak diterimanya tingkat bunga
tertentu. Dalam teori ini, terdapat dua macam investasi yang dikembangkan,
yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena
uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sementara itu,
obligasi tidak dapat digunakan untuk membeli sesuatu, kecuali kalau diubah
terlebih dahulu dalam bentuk uang tunai. Keyness mengatakan bahwa
permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional, meningkatnya
permintaan uang akan menaikkan tingkat suku bunga.
Menurut Prasetiantono (2000), jika suku bunga tinggi, otomatis orang
akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan
pengembalian yang menguntungkan. Pada posisi ini, permintaan masyarakat
untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk
mengalokasikannya dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan
tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja
pun menurun. Selanjutnya, harga barang dan j asa umum akan cenderung
stagnan atau tidak terjadi dorongan irrflasi. Sebaliknya, jika suku bunga
rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya
di bank.
Suku bunga itu ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu penawaran tabungan
dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan
adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya
berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung.
Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga.
Semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi pula minat masyarakat untuk
menabung dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi
ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.
Adapun fungsi suku bunga, menurut Sunariyah (2004:81), sebagai
berikut.
1. Daya tarik bagi para investor yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter untuk 1nengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu
sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri
2.44 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

tersebut akan meminjam dana. Maka itu, pemerintah memberi tingkat


bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah
uang beredar. Ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang
dalam suatu perekonomian.

F. NILAI TOKAR RUPIAH

Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah
perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran
saat kini atau kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara
atau wilayah. Menurut Sadono Sukirno (2004:397) , kurs adalah perbandingan
nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.
Ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar dari waktu ke waktu
menyebabkan ketidakstabilan harga saham. Kondisi 1m cenderung
menimbulkan keragu-raguan bagi investor sehingga kinerja bursa efek
menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat dari harga seku1itas atau harga saham
yang sedang terjadi, baik indeks harga saham sektoral maupun indeks harga
saham gabungan (IHSG).
Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika akan menyebabkan
utang perusahaan dari pihak eksternal dalam mata uang dolar Amerika
mengalami pembengkakan. Perusahaan membutuhkan lebih banyak kas
dalam bentuk rupiah untuk ditukarkan dalam mata uang dolar pada saat ingin
membayar kewajibannya. Kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs akan
menurunkan laba bersih perusahaan. Keadaan 1n1 tentunya tidak
menguntungkan bagi perusahaan dan investor.
Bagi perusahaan, penurunan laba akan menyebabkan penurunan citra
pasar modal. Bagi investor, penurunan laba akan menyebabkan dividen tunai
yang mereka terima mengalami penurunan juga. Investor mungkin enggan
untuk lama-lama mempertahankan kepernilikannya di perusahaan dan
menjual saham yang dimiliki. Investor akan mengalihkan dananya dalam
bentuk deposito mata uang dolar Amerika karena lebih menguntungkan bagi
investor. Aksi jual saham oleh investor dalam skala besar akan menyebabkan
penurunan nilai saham perusahaan.
• EKS14 204/M ODUL 2 2.45

~,
- _..,....
----......
~
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda 1nengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Anda sedang menganalisis daya tahan laba suatu perusahaan untuk
membuat peramalan laba yang akan dipublikasikan sesuai jasa
peramalan online yang diberikan perusahaan Anda. Laba serta
komponen laba ("laba bersih" dan "laba dari operasi berlanjut") terlihat
stabil dan menunjukkan tren pertumbuhan yang tetap. Namun, Anda
menemukan "keuntungan tidak biasa" terkait dengan tuntutan hukum
sebesar 40% dari laba saat ini. Anda juga menemukan "kerugian luar
biasa" dari biaya lingkungan hidup. Bagaimana pengungkapan ini
memengaruhi estimasi daya tahan laba Anda?
2) Setiap perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya dipengaruhi oleh
lingkungan makro yang sulit untuk dideteksi. Mengapa demikian?
3) Apakah yang dimaksud dengan manajemen laba?
4) Apa dampak inflasi terhadap perkembangan perusahaan secara umum?
5) Dalam fenomena bisnis sekarang ini, jika nilai tukar rupiah semakin
tinggi, apa pengaruhnya terhadap ekonomi Indonesia?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 2 pada bagian manajemen dan daya


tahan laba.
2) Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 2 pada bagian pengaruh indikator
makroekonomi terhadap entitas bisnis.
3) Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 2 pada bagian manajemen dan daya
tahan laba.
4) Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 2 pada bagian inflasi.
5) Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 2 pada bagian nilai tukar rupiah.
2.46 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

=O RANG Ku MAN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Keberhasilan perusahaan, selain dari faktor internal, juga


dipengaruhi faktor makro. Lingkungan makro memiliki karakteristik
yang khas. Pertama, lingkungan makro tidak memiliki batas
(boundlessness). Kedua, lingkungan m.akro juga hanya memberikan
sinyal yang le1nah kepada manajemen. Kecenderungan perubahan
biasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Dibhat dari
kepentingan perusahaan, lingkungan makro juga memiliki sifat tak dapat
dikendaEkan. Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali manajerial
terhadap besaran dan arah perubahan lingkungan makro.
Dari berjalannya operasional perusahaan serta sistem penerapan
akuntansi dan pengaruhnya dari eksternal, hal yang ingin diraih adalah
laba. Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai
mencakup perubahan metode atau asumsi akuntansi, menghapus
keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa), "mandi besar" (big
bath), penurunan nilai, serta menentukan waktu pengakuan pendapatan
dan beban.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu). Hal ini berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau spekulasi, sampai akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Menurut Nopirin (1996), suku bunga adalah biaya yang harus
dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan
imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Menurut Sadono
Sukirno (2004: 397), kurs adalah perbandingan nilai mata uang suatu
negara dengan mata uang negara lainnya. Ketidakstabilan nilai tukar
rupiah terhadap dolar dari waktu ke waktu menyebabkan ketidakstabilan
harga saham. Kondisi ini cenderung menimbulkan keragu-raguan bagi
investor sehingga kinerj a bursa efek menjadi menurun. Hal ini dapat
dilihat dari harga sekuritas atau harga saham yang sedang terjadi, baik
indeks harga saham sektoral maupun indeks harga saham gabungan
(IHSG).
• EKS14204/M ODUL 2 2.47

~ I TES FDR MAT IF 2 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Pengaruh naik turunnya profitabilitas perusahaan yang sulit dikendalikan


secara maksimal oleh perusahaan adalah ....
A. sumber daya manusia internal yang tidak disiplin
B. tingkat utang yang cenderung tinggi
C. faktor makro yang tidak dapat dideteksi
D. perusahaan yang melakukan aktivitas operasi yang rumit

2) Berikut ini adalah alasan dilakukan manajemen laba, kecuali ....


A. manaJemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak
kreditor
B. manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya, terutama pada perusahaan go public pada saat IPO
C. meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan
D. manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham
terhadap manajer

3) lnflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan,


sedang, berat, dan hiperinflasi. Pernyataan berikut ini yang benar adalah

A. inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka


10% setahun
B. inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka
20% setahun
C. inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka
30% setahun
D. inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka
40% setahun

4) Suku bunga tidak selalu berdampak negatif. Berikut ini merupakan


fungsi suku bunga, kecuali ... .
A. sebagai daya tarik bagi para investor yang mempunyai dana lebih
untuk diinvestasikan
2.48 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN e

B. suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter untuk


mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam
suatu perekonomian
C. pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol
jumlah uang beredar; ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi
uang dalam suatu perekonomian
D. suku bunga sebagai alat untuk mencari spekulasi keuntungan secara
individu

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j awaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
• E KS14204/ M ODUL 2 2.49

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1. D. Pengakuan pendapatan yang dilakukan pada saat cash sudah terima
atau dikeluarkan seluruhnya adalah dengan cash basis.
2. C. Kendaraan yang terjual merupakan bisnis utama dari perusahaan
tersebut yang berpengaruh terhadap arus kas operasi. Jadi, kas yang
diterima atau dikeluarkan bukan dari sumber bisnis utama
berpengaruh kepada arus kas investasi atau pendanaan.
3. D. Adan ya pembentukan pencadangan untuk kas yang tidak tertagih
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
4. A. Pencatatan dilakukan pada saat terjadinya tanggal pembelian atau
tanggal transaksi walaupun kas belum dibayarkan.
S. D. Arus kas tidak dapat dimanipulasi.

Tes Formatif 2
1. C. Faktor makro yang tidak dapat dideteksi.
2. C. Meningkatkan tingkat profitabili tas perusahaan.
3. A. Intlasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka
10% setahun.
4. D. Suku bunga sebagai alat untuk mencari spekulasi keuntungan secara
individu.
2.50 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN e

Glosarium

Akrual (basis, sistem, metode) : suatu sistem akuntansi yang mencatat


pendapatan dan beban pada saat transaksi terjadi, bukan
pada saat perubahan kas.

Inflasi suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan


terus-menerus (kontinu).

Manajemen laba proses intervensi dalam mengambil keputusan yang


dilakukan secara disengaja dengan maksud tertentu
terhadap proses penyusunan pelaporan keuangan dengan
tujuan untuk memaksimalkan keuntungan untuk pihak
tertentu.

Nilai tukar sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata
uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian
hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau
wilayah.

Pengakuan beban : proses pengakuan atas beban yang disajikan dalam


laporan rugi laba yang dinilai dengan menghitung
penurunan manfaat ekonomi mas a datang yang berkaitan
dengan penurunan akti va atau kenaikan kewajiban yang
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) : metode


akrual yang hanya mencatat pendapatan ketika entitas
telah secara substansial menyelesaikan proses
menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, yang dicatat
hanya pendapatan yang telah menjadi hak entitas.

Suku bunga biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman
yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi
pinjaman atas in vestasinya.
• EKS14 204/M ODUL 2 2.51

Daftar Pustaka

Bachtiar, H. 20 10. Analisis lnformasi Keuangan. Jakarta: Penerbit


Universitas Terbuka.

Fahrni, Irham. 201 1. Anailsis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hanafi, Mamduh, dan Halim A. 2009 . Analisis Laporan Keuangan.


Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Harahap, Sofyan S. 1998. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:


PT Rajagrafindo Persada.

Kasmir, Ja'far. 2010. Analisa Laporan Keuangan . Jakarta: Raj awali Press.

Mardiyanto, H. 2009. Jntisari Manajemen Keuangan: Teori Soal dan


Jawaban. Jakarta: Grasindo.

Muhammad, S. 2006) Strategi Penyehatan Perusahaan. Edisi Revisi.


Yogyakarta: UPP STim YKPN.

Subramanyan dan Jhon J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan Buku 1.


Jakarta: Salemba Empat.

Subramanyan dan Jhon J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan Buku 2.


Jakarta: Salemba Empat.

Suparmoko, M. 2000. Pokok-pokok Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE.

Somber Internet

www. iaiglobal. or. id.

http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html.

http://jurnal-sdmku.blogspot.com/2010/12/teori-preferensi-likuiditas-
ting kat. html.

http://journal.aktfebuinjkt.ac. idl?page_id= 127.

Anda mungkin juga menyukai