Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : GREGORIUS GUNAWAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043803386

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4432/Bisnis Internasional

Kode/Nama UPBJJ : 47/PONTIANAK

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA

ADBI4432-3
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ADBI4432/Bisnis Internasional
Tugas :1

No. Soal
1. Kasus:
Kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Area (FTA) merupakan salah satu bentuk
integrasi ekonomi di dunia dengan memberikan perlakukan khusus kepada negara mitra
dagang yang masuk dalam FTA. Salah satu peningkatan kerjasama ekonomi antar kawasan
ASEAN yaitu ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang diberlakukan sejak tahun
2004. Pemberlakuan FTA dapat berdampak pada perdagangan Indonesia dengan negara-
negara di kawasan ACFTA+3 berupa trade creation dan trade diversion, khususnya pada
arus impor. Hasil empiris menunjukkan bahwa setelah ACFTA diberlakukan, nilai impor
Indonesia dari negara-negara anggota ACFTA meningkat, terutama impor dari negara
Cina. Nilai impor Indonesia secara signifikan dipengaruhi secara positif oleh GDP per
kapita Indonesia, GDP per kapita mitra dagang (negara ACFTA + 3), jarak ekonomi, dan
dummy kebijakan FTA. Sementara nilai tukar riil antar negara akan memengaruhi negatif
terhadap nilai impor Indonesia
(Khamila dkk, 2009)

Analisis: Jelaskan faktor penyebab berkembangnya perdagangan internasional berdasarkan


kasus tersebut beserta dampaknya terhadap Indonesia !

2. Jelaskan perbedaan teori internalisasi dan teori keunggulan monopolistik !

3. Perbedaan dalam kondisi iklim diantara pasar-pasar perusahaan dapat mempunyai dampak
yang signifikan atas bauran produknya. Jelaskan dampak dari perbedaan kondisi iklim
antar negara yang mempengaruhi strategi bisnis internasional ! Berikan contohnya !
Jawab

1. Faktor penyebab berkembangnya perdagangan Internasional ASEAN-China Free Trade


Area (ACFTA) merupakan kesepakatan antara Negara negara anggota ASEAN dengan
China untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau
mengurangi hambatan-hambatan perdagangan barang baik tarif dan non tarif, peningkatan
akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, sekaligus peningkatan aspek kerjasama
ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para Pihak ACFTA dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan China. Dengan menurunnya
hambatan-hambatan tersebut serta adanya kebijakan yang mendukung, negara anggota
dapat lebih mudah dalam melakukan transaksi perdagangan internasional baik ekspor,
impor, maupun investasi luar negeri.

Dalam kaitannya dengan ACFTA, maka penyebab berkembangnya perdagangan


internasional antara lain karena berkurangnya hambatan-hambatan perdagangan yang ada
sebelumnya serta adanya peningkatan aspek kerjasama ekonomi. Misalnya hambatan tarif
seperti tarif impor, bea masuk, tarif ekspor dan hambatan nontarif seperti hambatan
kuantitatif (kuota), hambatan administrasi, dan persyaratan kandungan lokal. Dengan
berkurangnya hambatan-hambatan tersebut dan adanya kemudahan-kemudahan pada
berbagai aspek lainnya seperti kemudahan dalam investasi, maka arus perdagangan
internasional akan emakin berkembang dan meningkat. Di sisi lain, terdapat faktor yang
mendorong perdagangan internasional sebagai berikut:
 Adanya perbedaan sumber daya alam
 Perbedaan penguasaan teknologi
 Penghematan biaya produksi, SDM, dan ilmu pengetahuan
 Pemenuhan kebutuhan nasional
 Meningkatkan pemasukan Negara
 Memperluas pasar
 Peningkatan produk UMKM
 Kerja sama antar Negara

a) Dampak Positif
 Dapat mendorong dan memotivasi produsen dalam negeri

Hambatan perdagangan barang menjadi berkurang sehingga dapat memotivasi


produsen meningkatkan volume perdagangannya. Keberadaan ACFTA bisa
meningkatkan volume perdagangan karena adanya persaingan antara produsen.
Dengan demikian, produsen bisa meningkatkan volume perdagangan namun tetap
memperhatikan kualitas produknya. Jika kualitas produk meningkat, maka ada
kemungkinan suatu perusahaan akan meningkan popularitasnya di kancah ACFTA
dan dapat menguasai pasar. Penguasaan satu produk yang semakin meningkat juga
akan meningkatkan penjualan dan volume ekspor, meningkatkan keuntungan, dan
meningkatkan pemasukan bagi negara.
 Dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia

Dengan adanya kawasan perdagangan bebas, maka setiap negara dapat memenuhi
kebutuhan yang tidak dapat diproduksinya sendiri, yaitu dengan ekspor dan impor.
Indonesia dapat melakukan ekspor ke China untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri China, yang secara tidak langsung mendorong pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.

 Dari kegiatan ekspor yang dilakukan pelaku usaha Indonesia maka dapat
meningkatkan pangsa pasar dunia dari negara Indonesia.

 Meningkatkan devisa negara


Berkurangnya hambatan serta adanya kemudahan kebijakan dapat meningkatkan
volume perdagangan luar negeri dan dapat meningkatkan investasi di Indonesia
sehingga dapat berdampak pada meningkatnya devisa negara.

 Dampak perjanjian ACFTA yang positif bisa membuka peluang untuk menarik
investasi yang hasilnya bisa diputar kembali untuk melakukan ekspor pada barang
– barang ke negara yang tidak ikut serta dalam ACFTA. Dengan cara itu Indonesia
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan hubungan dengan negara lain
juga akan menjadi lebih erat.

b) Dampak negatif terhadap Indonesia


 Exploitasi besar dari China terhadap Indonesia
 Banyaknya produk impor dari China yang masuk ke Indonesia dapat menjadi
 ancaman bagi produk lokal. Selain itu, harga barang impor yang lebih murah dapat
menjadikan produk lokal menjadi sulit untuk bersaing.
 Pasar negara ASEAN dijadikan tempat pendistribusian produk cina
China semakin mendominasi distribusi produk-produk ke negara ASEAN sehingga
dapat berdampak pada berkurangnya pangsa pasar Indonesia di negara anggota
ASEAN lainnya.
 Adanya risiko deindustrialisasi (penurunan kontribusi sektor industri bagi
perekonomian nasional)
 Apabila indonesia semakin bergantung dengan produk luar dan ekonomi dikuasai
pihak asing, maka kemungkinan ekonomi Indonesia akan melemah.
 Sektor produksi manufaktur dan usaha kecil menengah juga akan beresiko
digantikan dengan komoditas impor. Hal ini akan berimbas kepada menurunnya
lapangan kerja.
 Kenaikan barang impor akan menaikkan barang produksi yang diimpor dari luar
negeri. Apabila peningkatan impor tidak diiringi dengan peningkatan ekspor,
produktifitas dalam negeri akan semakin menurun yang dapat berdampak pada
menurunnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Sumber : BMP ADBI4432 Bisnis Internasional


https://ftacenter.kemendag.go.id/acfta
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20210916090453-574-695078/7-faktor-
pendorong-terjadinya-perdagangan-internasional
https://www.researchgate.net/publication/330169080_DAMPAK_KERJASAMA
EKONOMI_ACFTAASEAN_CHINA_FREE_TRADE_AGREEMENT_TERHAD
AP_PEREKONOMIAN_INDONESIA

2. Jelaskan perbedaan teori internalisasi dan teori keunggulan monopolistik !


Perbedaan nya sebagai berikut :
a. Teori Internalitas
Merupakan pengembangan dari pengetahuan unggul, tetapi ia dapat memperoleh harga
yang lebih tinggi untuk pengetahuan itu denganmenggunakannya daripada menjualnya
di pasar terbuka. Teori internalisasi dapat dijelaskan secara singkat sebagai sebuah
teori yang melihat adanya keuntungan tambahan bagi perusahaan dengan memberikan
harga jual atas ide-ide dalam produknya. Teori ini mencoba mencari keuntungan
dengan menghubungkan antara konstruksi organisasi internal dengan lingkungan
eksternalnya. Teori ini menjelaskan cara agar perusahaan dapat memperluas jangkauan
produksinya tanpa harus membangun perusahaan di negara lain. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pembangunan perusahaan di negara lain juga akan mengeluarkan
banyak biaya untuk perpajakandan sebagainya. Sehingga akan lebih menguntungkan
bila perusahaan tersebut hanya menjual ide atas produknya kepada perusahaan lain di
luar negeri dengan syarat tertentu, seperti harga yang harus dibayarkan dan juga bentuk
organisasi yang dianjurkan (Rugman&Verbeke: 2007: 1). Contoh dari pelaksanaan
teori internalisasi adalah perusahaan sepatu di Cibaduyut yang membayar atas harga
desain sepatu bola Nike dengan model mata kaki tertutup. Perusahaan di Cibaduyut
tersebut merupakan perusahaan independen dan bukan bagian dari perusahaan Nike.
Perusahaan tersebut hanya membeli ijin untuk memakai model yang sama pada
produksi sepatunya. Teori internalisasi jelas berbeda dengan lisensi yang kemudian
menghasilkan franchise di negara lain sperti KFC dan sebagainya. Teori internalisasi
lebih menguntungkan karena perusahaan tetap akan menerima keuntungan tanpa harus
membayar berbagai biaya, serta produknya semakin meluas dengan adanya model
produk serupa dari perusahaan lain.

b. Teori keungulan Monopolistik


Teori ini dipelopori oleh stephen Hymer (1960) yang menunjukan bahwa investasi
langsung luar negeri lebih banyak terjadi dalam industry oligopolistic daripada
industry-industri yang bersaing dalam persaingan hamper sempurna. Hal ini berarti
perusahaan ini harus mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh perusahaan
local, keunggulan yang harus bersifat economies of scale, teknologi unggul atau
pengetahuan pemasaran, dan manajemen atau keunggulan yang superior. Investasi
langsung luar negeri terjadi karena ketidak sempurnaan pasar produk dan pasar
produksi.

Sumber : ADBI4432/MODUL 02
http://ziaulmuhammad.blogspot.com/2016/02/internalisasi-dalam-bisnis-
internasional.html
3. Perbedaan dalam kondisi iklim diantara pasar-pasar perusahaan dapat mempunyai dampak
yang signifikan atas bauran produknya. Jelaskan dampak dari perbedaan kondisi iklim
antar negara yang mempengaruhi strategi bisnis internasional ! Berikan contohnya !

Suhu udara dan hujan atau salju merupakan elemen kekuatan fisiknyang cukupnpenting.
Iklim merupakan factor penting karena dapat menetapkan batas – batas mengenai apa yang
dapat dilakukan oleh manusia, baik secara fisik maupun ekonomi, ketika terdapat iklim
yang ekstrim, di situ terdapat pemukiman penduduk. Akan tetapi, ketika iklim serba
memungkinkan, pada umumnya terdapat kelompok-kelompok penduduk yang besar.
Meskipun demikian, iklim tindaklah bersifat menentukan, tetapi iklim menentukan
pembangunan pemukiman di suatu wilayah. Factor yang berpengaruh seperti kandungan
mineral, akses wilayah, organisasi politik maupun organisasi budaya serta ketersediaan
biaya dan kemampuan ekonomi suatu wilayah.

Sumber : ADBI4432/MODUL 03 3.36

Anda mungkin juga menyukai