Anda di halaman 1dari 5

ADBI4432-3

JAWABAN MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER
2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ADBI4432/Bisnis Internasional
Tugas :1

Soal 1
Kasus:
Kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Area (FTA) merupakan salah satu bentuk
integrasi ekonomi di dunia dengan memberikan perlakukan khusus kepada negara mitra
dagang yang masuk dalam FTA. Salah satu peningkatan kerjasama ekonomi antar kawasan
ASEAN yaitu ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang diberlakukan sejak tahun
2004. Pemberlakuan FTA dapat berdampak pada perdagangan Indonesia dengan negara-
negara di kawasan ACFTA+3 berupa trade creation dan trade diversion, khususnya pada
arus impor. Hasil empiris menunjukkan bahwa setelah ACFTA diberlakukan, nilai impor
Indonesia dari negara-negara anggota ACFTA meningkat, terutama impor dari negara Cina.
Nilai impor Indonesia secara signifikan dipengaruhi secara positif oleh GDP per kapita
Indonesia, GDP per kapita mitra dagang (negara ACFTA + 3), jarak ekonomi, dan dummy
kebijakan FTA. Sementara nilai tukar riil antar negara akan memengaruhi negatif terhadap
nilai impor Indonesia (Khamila dkk, 2009)
Analisis: Jelaskan faktor penyebab berkembangnya perdagangan internasional
berdasarkan kasus tersebut beserta dampaknya terhadap Indonesia !
Jawaban
Faktor penyebab berkembangnya perdagangan internasional berdasarkan kasus diatas
Yang pertama yaitu Kerja sama antarnegara agar hubungan antar negara saling
menguntungkan selain itu juga ada Perbedaan sumber daya alam karena tidak semua negara
memiliki sumber daya alam yang sama. Sumber daya alam menjadi penting dan krusial karena
merupakan bahan baku produk tertentu.
Negara yang membutuhkan sumber daya alam itu akan mencari negara yang memiliki sumber
daya alam tersebut. Hal ini-lah yang memicu terjadinya perdagangan internasional.
Sebagai contoh, Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam. Namun, dalam urusan
pengolahan, Indonesia belum memadai sehingga mendorong Indonesia menawarkan hasil SDA
ke negara lain (ekspor) untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut.

Penghematan biaya produksi, SDM dan ilmu pengetahuan


Setiap negara memiliki kemampuan SDM dan teknologi berbeda-beda. Negara yang dibekali
dengan SDM mumpuni dan teknologi canggih mampu memproduksi barang berkualitas baik.
Sementara bagi negara dengan SDM dan teknologi kurang memadai, membeli dari negara
pembuatnya (impor) bisa menjadi lebih murah ketimbang memproduksi sendiri.

Pemenuhan kebutuhan nasional


Seperti penjelasan di atas, tidak semua negara mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri atau penduduk negaranya. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan itu, negara perlu
melakukan aktivitas perdagangan internasional berupa impor barang dan jasa dari negara lain.

Meningkatkan pemasukan negara


Ilustrasi. Tujuan meningkatkan pemasukan negara menjadi salah satu faktor pendorong
terjadinya perdagangan internasional. Aktivitas ekspor dan impor merupakan cara negara
meningkatkan pendapatan. Negara diuntungkan dari nilai pajak barang hasil ekspor dan impor
tersebut.
Memperluas pasar
Ekspansi produk ke berbagai negara juga menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya
perdagangan internasional.
Pengenalan bermacam produk berkualitas ke berbagai negara mampu memberikan keuntungan
besar dan meningkatkan hubungan kerja sama dagang yang baik antar-negara.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagai dampak dari integrasi ekonomi dengan
pemberlakuan ACFTA, nilai impor Indonesia dengan negara ACFTA+3 meningkat. Nilai
perdagangan impor Indonesia secara signifikan dipengaruhi positif oleh GDP per kapita
Indonesia, GDP per kapita mitra dagang (ACFTA+3), jarak ekonomi, serta kebijakan
ACFTA. Sementara nilai tukar antar negara berpengaruh negatif terhadap nilai impor
Indonesia.

Kebijakan ACFTA menyebabkan trade diversion pada arus impor Indonesia dari negara
non-anggota (Amerika, Jepang, dan Korea) ke negara-negara anggota dalam ACFTA.
ACFTA menyebabkan nilai impor Indonesia dengan negara non-anggota sebesar 12.74
persen lebih rendah dari tingkat perdagangan yang saat ini. Secara keseluruhan Indonesia
akan mengalami kerugian karena adanya trade diversion tersebut, dikarenakan adanya
pengurangan hambatan perdagangan mendorong peningkatan arus impor dari biaya yang
lebih rendah ke biaya yang lebih tinggi di kawasan ACFTA.

Merujuk pada hasil estimasi ada beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan. Nilai tukar
riil merupakan salah satu variabel yang memengaruhi nilai impor Indonesia diharapkan
dapat menjadi indikator kebijakan pemerintah. Kestabilan nilai tukar riil menjadi penting
untuk mengontrol nilai perdagangan. Seperti yang dilihat pada gambaran umum produk
yang diimpor Indonesia masih didominasi oleh impor migas. Maka sebaiknya peningkatan
impor yang dilakukan dalam kawasan ACFTA harus lebih selektif diarahkan pada barang-
barang impor seperti bahan baku yang dapat memiliki nilai tambah atau dapat berorientasi
ekspor. Hal ini perlu dilakukan agar dapat meningkatkan nilai tambah barang dan Indonesia
dapat mengambil opsi perdagangan dalam global value chain.

Trade diversion Indonesia di negara-negara ACFTA+3 akibat ACFTA dapat mengurangi


kesejahteraan nasional maka pemerintah perlu bernegosiasi dengan penurunan tarif negara
mitra dagang non-anggota kawasan untuk memberikan harga penawaran yang lebih rendah
atau mendekati harga penawaran dari negara anggota kawasan sehingga kesejahteraan
nasional akan meningkat. Pemerintah perlu melakukan negosiasi harga dengan negara
mitra dagang non anggota ACFTA untuk mencegah trade diversion. Kemudian untuk
menahan arus impor akibat penurunan tarif perlunya kebijakan lain di luar tarif seperti
adanya standarisasi produk yang masuk. Di sisi lain, Indonesia juga perlu belajar
menyesuaikan produknya dengan standar pasar di negara-negara ACFTA.
Pemanfaatan preferential treatment dalam kawasan dijadikan pendorong Indonesia untuk
meningkatkan produksi barang untuk substitusi impor dan meningkatkan daya saing produk
dalam negeri sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan
kegiatan ekspor.
Indonesia juga diharapkan dapat memanfaatkan kemudahan perdagangan dalam kawasan
dengan membuka akses pasar untuk produk-produk baru agar tercipta trade creation dalam
kawasan ACFTA yang kemudian akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam
peningkatan kesejahteraan Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan pengoptimalan
kesepakatan melalui kesepakatan bilateral.
Soal 2
Jelaskan perbedaan teori internalisasi dan teori keunggulan monopolistik !
Jawaban
Teori Keunggulan Monopolistik
Teori ini berasal dari disertasi Stephen Heymer tahun 1960  yang menunjukkan bahwa
investasi langsung luar negeri dilakukan oleh perubahan dalam industry oligopolistic
memiliki keunggulan teknis dan keunggulan lain atas perusahaan pribumi. Ini berarti
perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri ini harus memiliki keunggulan yang tidak
diperoleh dari perusahaan lokal. Keunggulan tersebut berupa skala ekonomi, keunggulan
teknologi, pengetahuan pemasaran, manajemen dan keuangan yang superior.

Sedangkan, Teori Internalisasi


Merupakan perluasan teori pasar tidak sempurna, yaitu untuk memperoleh laba  yang lebih
tinggi atas investasinya, sebuah perusahaan akan mentransfer pengetahuan unggulnya ke
cabang di luar negeri dari pada menjualnya di pasar terbuka. Perusahaan lebih memilih
investasi dengan anak perusahaan luar negeri dibandingkan memberikan lisensi perusahaan.
Dengan kata lain Teori ini menerangkan perusahaan meluaskan usahanya dengan
memperhitungkan transaction cost. Jika biaya transaksi lebih besar di dalam negeri, maka
produksi di luar negeri lebih menguntungkan.

Soal 3
Perbedaan dalam kondisi iklim diantara pasar-pasar perusahaan dapat mempunyai
dampak yang signifikan atas bauran produknya. Jelaskan dampak dari perbedaan
kondisi iklim antar negara yang mempengaruhi strategi bisnis internasional ! Berikan
contohnya !
Jawaban
Iklim merupakan kondisi-kondisi metereologis termasuk suhu udara, hujan/salju, dan angin
yang terdapat di suatu wilayah. Iklim mungkin merupakan elemen kekuatan fisik yang paling
penting karena iklim, lebih dari faktor manapun, menetapkan batasan-batasan mengenai
apa yang dapat dilakukan oleh manusia, baik secara fisik maupun ekonomi. Faktor-faktor
yang bukan iklim, seperti kandungan mineral, akses ke suatu wilayah, organisasi ekonomi
dan politik, tradisi budaya, ketersediaan modal dan perkembangan teknologi, adalah lebih
penting dibandingkan iklim dalam pengembangan perdagangan dan manufaktur. Implikasi
Iklim Bagi Para Pelaku Bisnis Perebedaan dalam kondisi iklim diantara pasar-pasar
perusahaan dapat mempunyai dampak yang signifikan atas bauran produknya. apabila
terdapat iklim yang ekstrem di suatu pasar dan produknya sensitif terhadap suhu udara atau
kelembaban, maka perusahaan harus memproduksi dan menyimpan dua versi yang
berbeda untuk memenuhi seluruh pasar. Semua kondisi tersebut tentu saja mempunyai
pengaruh yang sebaliknya terhadap profitabilitas.
1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai