NIM : 041607964
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Akuntansi
Tugas :3
TUGAS TUTORIAL KE-3
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2. Banyak sedikitnya informasi yang diungkapkan semua tergantung pada keahlian dari para
pembaca laporan keuangan. Namun demikian, FASB mengatur tingkatan pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan. Sebutkan tiga konsep pengungkapan menurut tingkatnya!
Lakukan analisis perbedaan mendasar dari informasi yang disediakan dari masing-masing
konsep pengungkapan tersebut!
1) Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah
Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh
peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan
dengan benar oleh investor.
2) Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah pengungkapan yang
secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama
kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap
pembaca potensial.
3) Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah pengungkapan yang
mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini
sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.
3. Apakah ilmu keperilakuan sama dengan akuntansi keperilakuan? Jika tidak, lakukan analisis
apa perbedaannya?
llmu keperilakuan menurut American Accounting Association's Committees berdasarkan
pada behavioral science content of the accounting curriculum mencakup bidang riset apapun
yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi maupun observasi, perilaku manusia
dalam lingkungan fisik maupun sosial. Agar dapat dianggap sebagai bagian dari ilmu
keperilakuan, riset tersebut harus memenuhi dua kriteria dasar, yakni:
1) riset harus berkaitan dengan perilaku manusia, dimana tujuan utama perilaku manusia
adalah mengidentifikasi kebiasaan yang mendasari manusia dan konsekuensi yang
ditimbulkannya.
2) riset harus dilakukan secara ilmiah, dimana ada upaya sistematis untuk menggambarkan,
menghubungkan, menjelaskan dengan demikian dapat memprediksi fenomena, yaitu
kebiasaan yang dapat diobservasi.
Tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku
manusia sampai pada generalisasi perilaku manusia, yang didukung oleh bukti-bukti empiris
yang dikumpulkan melalui prosedur yang terbuka. Berelson dan Steiner berpendapat bahwa
keperilakuan dapat didefinisikan sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan langsung dengan
perilaku manusia. Dari definisi ini dapat dikatkan bahwa permasalahan inti dari ilmu
keperilakuan adalah riset ilmiah (scientific research) dan perilaku manusia (human behavior).
4. Deskripsikan hubungan antara informasi non keuangan yang dihasilkan dari akuntansi sosial
dan kondisi eksternalitas yang dihadapi oleh perusahaan!
Berbagai definisi yang diuraikan di atas memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai
berikut.
1. Penilaian dampak sosial aktivitas organisasi perusahaan.
2. Pengukuran efektivitas program-program sosial perusahaan.
3. Pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan.
4. Sistem informasi untuk menilai kinerja sosial dan ekonomi perusahaan secara menyeluruh.
5. Di Indonesia, akuntansi sumber daya manusia kurang mendapatkan perhatian. Anda sebagai
mahasiswa akuntansi, diminta untuk
menjelaskan apa itu akuntansi sumber daya manusia,
Sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengomunikasikan informasi tentang
sumber daya manusia untuk memudahkan efektivitas manajemen dalam suatu organisasi.
Hal ini merupakan perkembangan dari prinsip akuntansi berdasarkan biaya manfaat
terhadap kebutuhan organisasi untuk mengomunikasikan informasi lain dalam istilah
keuangan. Hal ini juga melibatkan pengukuran nilai ekonomi dari manusia terhadap
organisasi. Menurut Grojer dan Johansson, akuntansi sumber daya manusia adalah seluas
pertanyaan tentang filsafat sebagai teknik, dengan satu alasan untuk berbagai
pendekatan. Hal ini digarisbawahi oleh cakupan luas yang berguna terhadap akuntansi
sumber daya manusia yang secara keseluruhan meliputi:
1) Sebagai suatu alat politis, digunakan untuk menunjukkan kesalahan manajemen sumber
daya manusia, dan oleh karena itu untuk menentukan altematif investasi yang lebih kuat
dan manajemen yang lebih baik.
2) Sebagai suatu instrumen yang bersifat mendidik untuk menganalisis dan membangun
pemahaman yang lebih baik atas permasalaham personel dari perspektif yang diterapkan,
dan membangun kemampuan yang lebih balk guna menyeimbangkan nilai yang
diterapkan yang bertentangan dengan nilai•nilai yang lain.
3) Sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan guns memastikan bahwa keputusan
sumber daya manusia lebih masuk akal dari sudut pandang manajemen. Bagaimanapun
juga, penyediaan informasi yang valid dan memadai berkaitan dengan modal manusia
dalam neraca tradisional terbukti sangat sulit untuk dilakukan. Akibatnya, pendekatan
baru seperti audit akuntansi sosial dan sumber daya manusia mempertimbangkan fakta
bahwa modal manusia memiliki sifat yang secara alami berbeda dengan aset berwujud
dalam memperkenalkan perspektif yang lebih luas sehubungan dengan akuntansi sumber
daya manusia.
identifikasi bukti bahwa di Indonesia akuntansi jenis ini tidak mendapatkan perhatian,
dan
Pemangku kepentingan utama yang meliputi pemerintah, serikat buruh, pemodal, dan
karyawan terus meningkatkan kemampuannya dalam merumuskan kebijakan-kebijakan
akuntansi sumber daya manusia yang memengaruhi desain akuntansi sumber daya
manusia. Akibatnya, akan ada suatu perubahan bentuk secara perlahan-lahan dalam
kecenderungan untuk memandang akuntansi sumber daya manusia sebagai suatu alat
manajemen atau suatu sistem informasi, sehingga hal tersebut menjadi perhatian utama
dari para manajer dan pemilik modal. Oleh karena itu, pencarian akan sumber daya
manusia yang standar telah mendorong banyak peneliti untuk fokus pada
permasalahan akuntansi dan desain akun individual dalam perusahaan, sehingga
mereka gagal untuk menghubungkan peningkatan dalam akuntansi sumber daya
manusia dengan proses perubahan pada pasar pekerja serta perubahan dalam
masyarakat pada umumnya. Jadi, literatur dan riset yang ada sebagian besar fokus pada
permasalahan pengukuran teknis yang tak terukur dan model kerangka konseptual yang
digunakan untuk menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Model-model yang sedang
dikembangkan untuk perusahaan individu sebaliknya cenderung lebih diorientasikan pada
pencapaian keberhasilan perusahaan, sehingga lebih sedikitperspektif umum yang
difokuskan pada alasan teknis dan penekanan lebih diberikan pada manajemen sumber
daya manusia dibandingkan dengan yang secara umum di akui oleh para peneliti
kenapa banyak orang mengkritik perkembangan akuntansi jenis ini?
Baik oleh individu maupun oleh organisasi yang mempekerjakan mereka. Meskipun
akuntansi sumber daya manusia sangat bermanfaat, tetapi terdapat kritikan-kritikan
bahwa tidak mungkin untuk menilai dan memasukkan sumber daya manusia sebagai
suatu asset dengan alasan:
Sumber daya manusia tidak dapat dimiliki
Tidak ada model yang diterima secara umum untuk menilainya
Dalam perumusan standar akuntansi, tidak terdapat standar yang tcrpisah untuk
pelaporan sumber daya manusia.
Seperti dalam kebanyakan kasus dan metode biaya historis di mana sumber daya
manusia diperlakukan sebagai aset fisik, karakteristik dasarnya tidak sama
dengan konsep pengakuan depresiasi karena merupakan tendensi umum dari
manusia untuk semakin meningkat nilainya dengan pengalaman.